Anda di halaman 1dari 10

BAB I

1.1. LATAR BELAKANG

Metabolisme adalah pengubahan zat-zat makanan menjadi energi di dalam tubuh.


Pada proses metabolisme ini di samping enzim-enzim sebagai pemegang peran utama,
juga ion-ion anorganik sangat memainkan peranan penting. Setiap ion anorganik
mempunyai fungsi metabolik sendiri-sendiri di samping ianya turut pula dimetabolisir.
Ion yang ada dalam tubuh antara lain natrium, kalium, kalsium. Semuanya
sangat dibutuhkan tubuh. Natrium merupakan ion positif yang dominan dalam
cairan ekstraseluler. Volume cairan ekstraseluler diatur keseimbangannya melalui
mekanisme homeostasis. Fungsi natrium bagi tubuh antara lain membantu
mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa dalam cairan ekstraseluler,
sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas, empedu, dan keringat,
berperan penting dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf, dan memainkan peranan
khusus dalam penyerapan karbohidrat.
Ion-ion anorganik yang ada dalam tubuh berasal dari senyawa ektrolit yang
terdapat dalam makanan. Senyawa elektrolit ini larut dalam cairan tubuh
(intraseluler dan ekstraseluler) dalam bentuk ion positif (kation) dan ion negatip
(anion). Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya
tetap stabil adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan
konstannya cairan tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan
pertukaran kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler
Ion-ion yang terdapat dalam tubuh dibagi atas dua golongan. Golongan
pertama disebut dengan "mayor phisiological ions", yaitu ion-ion yang terdapat
dalam tubuh dalam jumlah yang banyak. Termasuk ke dalam golongan ini adalah
ion-ion khlorida, fosfat, karbonat, K, Na, Ca dan Mg. Golongan kedua disebut
dengan "trace ions", yaitu ion-ion yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang
sedikit. Termasuk ke dalam golongan ini adalah ion-ion Fe, In, Yodium, Cu, Co,
Mn, Cr, Se, F dan sulfat. Ion-ion yang termasuk dua golongan inilah yang
"esensial" bagi tubuh. Disebut demikian karena ion-ion inilah yang dijumpai
mempunyai fungsi metabolik yang jelas di dalam tubuh.

1
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Di samping itu ada lagi beberapa ion yang termasuk trace ions yang
terdapat dalam tubuh tetapi tidak esensiel bagi tubuh. Ini disebabkan fungsi
metaboliknya tidak jelas dan terdapatnya di dalam tubuh pun dalam keadaan
isidentil. Termasuk di dalam ini antara lain ion-ion Cd, Li, Ni, V, Ag, Au, Al, As,
Sr, Pb, Rb, Si, Ti dan B.

1.2.Rumusan dan Pembatasan Masalah


Ion-ion yang dibahas dalam penulisan ini adalah ion-ion oksigen, seng, besi,
dan tembaga yang meliputi :

1. Bagaimana cara penyimpanan ion-ion tersebut dalam tubuh?


2. Bagaimana cara transport ion-ion tersebut dalam tubuh ?

1.3.Tujuan

Adapun penulisan ini bertujuan untuk mengetahui cara penyimpanan ion dalam
tubuh serta cara transportasi ion dalam tubuh.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. OKSIGEN

Pada mamalia, 𝑂2 (diambil secara respirasi) dibawa dalam aliran darah


oleh hemoglobin dan disimpan dalam jaringan dalam mioglobin. Myoglobin6
adalah protein Fe (17 kg.mol-1) yang mengkoordinasikan 𝑂2 secara reversibel dan
mengendalikan konsentrasinya dalam jaringan. Molekul tersebut mengandung
beberapa daerah “heliks”, yang menyiratkan mobilitas, dengan kelompok Fe
porphyrin tunggal yang terletak di celah antara heliks E dan F.

Deoxymyoglobin (Mb) berwarna kebiruan merah dan mengandung Fe (II); adalah


keadaan oksidasi yang mengikat 𝑂2 untuk memberi oksimoglobin merah terang
yang sudah dikenal (oxyMb). Oksidasi ini dapat terjadi dengan reaksi redoks
penginduksi substitusi ligan dan dimana ion Cl menggantikan 𝑂2 sebagai
superoksida.

Dalam jaringan normal, enzim (methaemoglobin reductase) tersedia untuk


mengurangi bentuk yang terpenuhi kembali ke bentuk Fe (II). Fe dalam
deoxymyoglobin adalah vekoordinat, high spin, dan terletak di atas bidang cincin.
Bila 𝑂2 mengikatnya lalu dikoordinasikan sampai ujung ke atom Fe, struktur
elektroniknya disesuaikan oleh ligan histidin F heliks (Gambar 27.15).

3
Hemoglobin (Hb, 68 kg mol-1) adalah protein transport 𝑂2 yang ditemukan di sel
khusus yang dikenal sebagai eritrosit (sel darah merah). Hemoglobin adalah
protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen
dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah.
Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru- paru ke jaringan-
jaringan.

Pada banyak organisme, seperti arthropoda dan moluska, 𝑂2 diangkut oleh


protein haemosianin Cu, yang, tidak seperti hemoglobin, bersifat ekstraselular,
seperti yang umum terjadi pada protein Cu.

2.2. Seng ( Zn )

Zn membentuk kompleks yang lebih stabil dengan donor yang lebih lunak
,sehingga biasanya ditemukan terkoordinasi dalam protein melalui histidin dan
sistein. Tidak seperti Ca dan Mg, peran Zn adalah sebagai suatu katalitik.

4
Seng jari adalah fitur struktural protein yang dihasilkan dengan koordinasi
Zn dengan residu histidin dan sistein spesifik . Faktor transkripsi adalah protein
yang mengenali daerah DNA dan dengan kontrol tertentu ,banyak protein ikatan
DNA mengandung domain berulang yang dilipat oleh ikatan Zn dan bentuk
lipatan karakteristik yang dikenal sebagai 'jari Zn‘ (gambar 27,9) . Satu sisi jari
menyediakan dua donor sistein-S dan sisi lainnya menyediakan dua histidine-N
donor dan lipatan sebagai heliks. Setiap 'jari' membuat kontak dengan basis DNA
spesifik (gambar 27.10)

Urutan residu karakteristik untuk motif Zn-jari adalah :

–(Tyr,Phe)–X–Cys–X2–4–Cys–X3–Phe–X5–Leu–X2–His–X3–5–His–

dimana asam amino X adalah variable

Berikut adalah transport Zn :

• Mineral Seng diabsorpsi dengan bantuan proses difusi dalam duodenum dan
jejenum bagian atas. Zat-zat yang membantu absorpsi mineral antara lain
asam-asam amino terutama histidin dan sistein, asam sitrat, asam pikolonik
pada tikus dan air susu manusia.

• Zat-zat lain yang mempengaruhi absorpsi mineral Seng adalah monosakarida


dan komponen-komponen EDTA.

• Seng yang masuk ke dalam tubuh mula-mula diserap oleh hati dengan
konsentrasi tinggi. Kemudian Seng terikat dalam darah merah dan
terakumulasi dalam tulang, otot, ginjal dan pankreas.
5
• Seng yang diabsorpsi berikatan dengan albumin dan 30 - 40 % dibebaskan ke
dalam sirkulasi darah yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan lain.

2.3. Besi ( Fe )

Tubuh manusia mengandung sekitar 2 sampai 4 gram besi. Lebih dari 65% zat
besi ditemukan di dalam hemoglobin dalam darah atau lebih dari 10% ditemukan
di mioglobin, sekitar 1% sampai 5% ditemukan sebagai bagian enzim dan sisa zat
besi ditemukan di dalam darah atau ditempat penyimpanan. Jumlah total besi
ditemukan dalam orang tidak hanya terkait berat badan tetapi juga pengaruh dari
berbagai kondisi psikologi termasuk umur, jenis kelamin kehamilan dan status
tingkat pertumbuhan. Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat
di dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.
Didalam tubuh sebagian besar Fe terkonjugasi dengan protein dan terdapat dalam
bentuk ferro atau ferri. Bentuk aktif zat besi biasanya terdapat sebagai ferro,
sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai ferri(misalnya dalam bentuk storage).
Besi, mempunyai beberapa tingkat oksidasi yang bervariasi dari Fe 6+ menjadi Fe2-
, tergantung pada suasana kimianya. Hal yang stabil dalam cairan tubuh manusia
dan dalam makanan adalah bentuk ferri (Fe3+) dan ferro (Fe2+).

Bentuk-bentuk konjugasi Fe adalah:

Hemoglibin; mengandung bentuk ferro. Fungsi hemoglobin adalah


mentranspor CO2 dari jaringan keparu-paru untuk dieksresikan kedaam udara
pernapasan dan membawa O2 dari paru-paru ke sel-sel jaringan. Hemoglibin
terdapat pada erytrocyt.

Myoglobin; terdapat dalam sel-sel otot, mengandung Fe bentuk ferro. Fungsi


myoglobin adalah dalam proses kontraksi otot.

Transferrin; mengandung Fe bentuk ferro. Transferrin merupakan konjugat Fe


yang berfungsi mentransporFe tersebut didalam plasma darah dari tempat
penimbunan Fe ke jaringan-jaringan (sel) yang memerlukan (sumsum tulang
dimana terdapat jaringan hemopoletik).

6
Beberapa fungsi Besi dalam tubuh.

a. Alat angkut oksigen


Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin (molekul protein mengandung
besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam otot. Hemoglobin dalam darah
membawa oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Miogloboin berperan
sebagai reservoir oksigen: menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam
sel-sel otot.

b. Metabolisme energi

Fungsi besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme


energi.

c. Kemampuan belajar

Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari
transport besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin. Defisiensi besi
berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem
neurotransmitter. Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang yang
dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya konsentrasi, daya ingat,
dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa sakit meningkat, fungsi
kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.

d. Sistem kekebalan

Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respon kekebalan sel
oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut,
yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA. Berkurangnya
sistesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang
membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.

SUMBER

Sumber besi ialah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber
yang lainnya ialah telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan

7
beberapa jenis buah. Beberapa makanan yang lebih popular yang secara
keseluruhan merupakan sumber besi yang baik adalah daging merah, tiram dan
kerang, kacang (lima,laut), dark green, sayur daun-daunan, dan buah kering.
Sebagai tambahan untuk sejumlah besi alami ditemukan pada makanan, makanan
seperti roti, roti kadet, paset, sereal, kersik, dan tepung yang difortifikasi dengan
besi. Besi alami, besi askorbat, besi karbonat,besi sitrat, besi fumarat, besi
glukonat, besi laktat, besi pirofosfat, dan besi sulfat disediakan dan digunakan
untuk fortifikasi makanan.

2.4. Tembaga ( Cu )

Tembaga adalah mineral ketiga yang paling banyak terdapat dalam tubuh, dan
membantu melindungi sistem kardiovaskular, tulang, dan saraf. tembaga
diperlukan untuk membuat enzim agar arteri terhindar dari pengerasan atau
mungkin pecah, dan untuk produksi fosfolipid, yang membantu membentuk
selubung myelin yang mengelilingi saraf. Tubuh juga harus memiliki tembaga
untuk menghasilkan antioksidan yang kuat, Superoxide Dismutase (SOD).

.Tembaga membantu mengatur fungsi lisil oksidase, enzim yang


diperlukan untuk pembentukan kolagen dalam tulang, jaringan ikat, dan kulit.
Banyak krim topikal dirancang untuk mengencangkan dan mengembalikan
elastisitas kulit yang berisi peptida tembaga sebagai bahan aktif.

Tembaga membantu tubuh melawan penyakit kardiovaskuler. Karena


meningkatkan kadar kolesterol yang rendah, dan menghambat perkembangan
aterosklerosis dan aneurisma aorta dengan menjaga kolagen dan serat elastin tetap
sehat. Gangguan irama jantung (aritmia) dan tekanan d–arah tinggi sering
dikaitkan dengan tidak adanya mineral tembaga dalam makanan. Tembaga juga
membantu mensuplai jantung dengan darah yang sehat. Ia bekerja sama dengan
zat besi dalam respirasi dan sintesis hemoglobin. Bahkan, tembaga diyakini
diperlukan untuk penyimpanan penggunaan, dan pelepasan besi dibutuhkan untuk
memproduksi hemoglobin dalam sel darah merah, karena itu tembaga kadang-
kadang digunakan untuk mengobati anemia.

8
Sekitar 50 persen dari kandungan tembaga pada tubuh ditemukan dalam
tulang dan otot. Tembaga adalah pengobatan umum untuk rheumatoid arthritis
dan osteoporosis-karena membantu meningkatkan kolagen yang sehat di dalam
tubuh, tembaga dapat meredakan nyeri sendi dan meminimalkan kehilangan
densitas mineral tulang. Dalam pengobatan tradisional untuk arthritis sering
menggunakan gelang tembaga untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Teori
di balik obat ini adalah bahwa tembaga dari gelang diserap melalui kulit. cara
modern adalah dengan menggunakan suplemen tembaga, sehingga memastikan
konsumsi dalam jumlah yang konsisten. Tembaga juga merupakan bagian dari
senyawa ceruloplasmin dan SOD, antioksidan yang dapat membantu mengurangi
gejala radang sendi.

Transportasi Tembaga :
Ion Tembaga memasuki sel melalui reseptor CTR1 dengan afinitas tinggi.
Reseptor CTR2 memediasi pelepasan tembaga dari vesikula intraseluler.
Tembaga intraselular terikat oleh berbagai pengiring tembaga dan diangkut ke
berbagai protein di situs intraselular berikut: COX17 memberikan tembaga ke
CCO di mitokondria; CCS mengirimkan tembaga ke sOD1 sitosolik; dan ATOX1
memberikan tembaga ke tembaga-ATPase di aparatus Golgi. Tembaga
disekresikan dari sisi basolateral dan apikal melalui ATP7A-mediated dan
ATP7B-mediated exocytosis.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam tubuh manusia terdapat banyak senyawa organologam yang


memiliki peranan penting dalam sistem metabolisme. Pentingnya logam dalam
sistem biologi ini meliputi sistem peredaran darah, peranan logam dalam fungsi
otak , pentingnya logam di dalam obat-obatan, didalam tulang, pengantar
ransangan pada syaraf, penyerapan logam pada ginjal, kontraksi jantung, dalam
hemoglobin dan dalam biologi lingkungan.

Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk
komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan
dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan
konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam
tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat
kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat
menyebabkan penyakit defisiensi

B. Saran

Sedemikian pentingnya pemenuhan kebutuhan mineral esensial dalam


metabolisme tubuh sehingga :

1. Diperlukan proses pengkajian secara khusus tentang senyawa organologam


terutama dalam menghadapi paparan radikal bebas akibat polusi yang akan
mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh.
2. Karena mineral essensial ini tidak diproduksi dalam tubuh tapi diperoleh
lewat makanan maka prinsip “Ecogreen” dan “back to nature” adalah salah
satu upaya terbaik yang untuk memperoleh bahan mineral yang sehat.
3. Perlu adanya sosialisasi yang terus menerus dari pihak-pihak yang terkait
tentang pemenuhan mineral essensial ini kepada masyarakat.
10

Anda mungkin juga menyukai