Seringkali reaksi substitusi dan eliminasi terjadi secara bersamaan pada pasangan
pereaksi nukleofil dan substrat yang sama. Reaksi mana yang dominan, bergantung pada
kekuatan nukleofil, struktur substrat, dan kondisi reaksi. Pada sebagian besar reaksi
eliminasi organik, minimal satu hidrogen dilepaskan membentuk ikatan rangka dua.
Dengan kata lain akan terbentuk molekul tak jenuh. Hal tersebut memungkinkan bahwa
sebuah molekul melangsungkan reaksi eliminasi reduktif, dimana valensi atom pada
molekul menurun dua. Jenis reaksi eliminasi yang penting melibatkan alkil halida, dengan
gugus pergi (leavig group) yang baik, bereaksi dengan basa lewis membentuk alkena.
Contoh reaksi eliminasi :
B) Reaksi Eliminasi Pada Alkil Halida
Pada dasarnya Reaksi Eliminasi pada Alkil Halida ini menganut pada Aturan
Zaitsev, yakni dimana pada eliminasi HX dari alkil halida, produk alkena yang lebih
tersubstitusi adalah produk yang dominan, sebagai contoh :
Perbedaan Reaksi Eliminasi dan subsitusi pada Alkil halide, pada reaksi eliminasi
akan menghasilkan alkena dan dapat berkompetisi dengan subsitusi dan menurunkan
jumlah produk, khususnya untuk SN1, yaitu dapat dilihat berikut ini :
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwasannya reaksi eliminasi dapat dibagi
menjadi 2 yakni, Reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2 (bimolekuler), sedangkan
reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1 (unimolekuler). Berikut ini akan dijelaskan
mengenai mekanisme dari reaksi E2 dan reaksi E1, yakni sebegai berikut :
a) Mekanisme Reaksi E2
Pada dasarnya mekanisme reaksi E2 ini merupakan reaksi eliminasi
bimolekuler dimana reaksi E2 hanya terjadi dari satu langkah atau hanya terjadi
proses satu tahap yakni, dimana ikatan karbon-hidrogen dan karbon-halogen
terputus membentuk ikatan rangkap C=C. Reaksi E2 dilangsungkan oleh alkil
halida primer dan sekunder. Reaksi ini hampir sama dengan reaksi SN2.
Reaksi E2 secara khusus menggunakan basa kuat untuk menarik hidrogen asam
dengan kuat. Nukleofil bertindak sebagai basa dan
mengambil proton (hidrogen) dari atom karbon yang bersebelahan dengan
karbon pembawa gugus pergi. Pada waktu yang bersamaan, gugus
pergi terlepas dan ikatan rangkap dua terbentuk.
b) Mekanisme Reaksi E1
pada mekanisme Reaksi E2 ini merupakan reaksi eliminasi
unimolekuler. Mekanisme E1 mempunyai tahap awal yang sama dengan
mekanisme SN1. Pada dasarnya reaksi E1 terdiri dari dua langkah mekanisme
yaitu ionisasi dan deprotonasi. Yang dimaksud Ionisasi adalah putusnya
ikatan hidrogen-halogen membentuk intermediet karbokation, sedangkan yang
dimaksud dengan Deprotonasi adalah pelepasan sebuah protn (kation
hydrogen H+) dari sebuah molekul, membentuk konjugat basa. Reaksi E1
biasanya terjadi pada alkil halida tersier. Reaksi ini berlangsung tanpa kuat,
melainkan dengan basa lemah (dalam suasana asam dan suhu tinggi). Reaksi
E1 mirip dengan reaksi SN1, karna sama sama menggunakan reaksi intermediet
karbokation. Tahap lambat atau penentuan ialah tahap ionisasi dari substrat
yang menghasilkan ion karbonium.
1) Tahapan Ionisasi
2) Tahapan Deprotonasi
Dari uraian diatas terdapat perbedaan energi yang dihasilkan dari masing-masing reaksi,
baik dari reaksi E2 dan pada reaksi E1, yakni dapat dilihat sebagai berikut :
O+ H
O H H+ HSO4-
-H2O
H
step 2
+
step 3 -H
HSO4-
+ H2SO4
1. Kestabilan ion karbonium yang terbentuk : makin stabil ion karbonium, makin mudah
terjadi E1
2. Kekuatan basa : makin kuat basanya makin mudah terjadi E2
3. Struktur RX : makin mudah X lepas, makin mudah terjadi E2 oleh faktor induksi dan
faktor crowded dan keasaman H𝛽
PERMASALAHAN :
1. Mengapa secara khusus reaksi pada E2 menggunakan basa kuat untuk menarik hydrogen
asam ? sedangkan pada mekanisme reaksi E1 tidak menggunakan basa kuat dalam
reaksinya ?
2. Bisakah saudara jelaskan mengapa pada mekanisme reaksi E2 hanya terjadi pada alkil
halide primer dan sekunder, sedangkan pada mekanisme reaksi E1 terjadi pada alkil tersier
? tolong jelaskan
3. pada dasarnya produk eliminasi mengikuti aturan Zeitsev, dimana alkena yang lebih stabil
akan dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan alkena yang kurang stabil. Mengapa
hal demikian dapat terjadi ? tolong jelaskan.