Anda di halaman 1dari 1

Michelle Evangeline 00000020335

Brain Drain adalah fenomena global yang banyak terjadi di belahan dunia ketiga
seperti Indonesia. Jika dikaitkan dengan Sumber Daya Manusia, Brain Drain sering
dikatakan sebagai ilmuwan atau orang-orang pintar yang berkeinginan untuk
memperluas kemampuan mereka dengan berpindah ke negara yang mereka anggap
bisa menerima dan mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Terkadang
mereka tidak hanya pindah ke negara lain, tapi mereka pindah kewarganegaraan dan
tidak mau untuk kembali ke negara asalnya.

Solusinya memberikan kesempatan bagi penerus bangsa (anak-anak muda) untuk


mengembangkan potensi mereka. Pemerintah seharusnya memberikan fasilitas yang
mereka butuhkan untuk bisa tumbuh berkembang. Kita juga bisa belajar dari India
yang berhasil mengubah fenomeno Brain Drain negara mereka menjadi Brain Gain.
Contohnya dengan menyediakan berbagai lapangan kerja baru di bidang manufaktur
dan teknologi, tetapi juga meningkatnya reputasi berbagai lembaga tinggi pendidikan
di bidang IT dan manajemen. Di samping itu, pengelolaan institusi-institusi swasta
tidak lagi dipersulit oleh campur tangan pemerintah yang selama ini dirasa cukup
dominan.

Faktor penyebab Brain Drain


Faktor penarik adalah faktor yang berasal dari negara tujuan:
1. Memperoleh prospek ekonomi dan kehidupan yang lebih baik
2. Fasilitas yang ditawarkan juga sangat kompetitif dan lebih bagus

Sedangkan faktor pendorong yaitu faktor dari negara asal:


1. Negara asalnya masih berkembang jadi takut tidak bisa mengembangkan ilmu
dan keahliannya.
2. Rendahnya pendapatan dan fasilitas penelitian.
3. Keinginan untuk memperoleh kualifikasi dan pengakuan yang lebih tinggi.
4. Adanya diskriminasi dalam hal penentuan jabatan dan promosi.
5. Faktor non ekonomi, misalnya seperti agama dan ras.
6. Tidak adanya penghargaan dari pemerintah, dan lain sebagainya.

Dampak negatif Brain Drain


1. Brain drain akan memperlemah struktur ketenagakerjaan, dimana hal ini
merupakan faktor utama penghambat industri untuk maju. Sehingga
pembangunan ekonomi negeri asal pun tidak berkembang.
2. Semakin lebarnya jarak antara orang miskin dan orang kaya.
3. Brain drain menguras uang negara asal. Banyak sekali orang-orang pintar atau
ilmuwan yang dibiayai oleh negaranya untuk belajar ke luar negeri untuk
mengembangkan kemampuannya. Namun setelah selesai masa pendidikannya,
mereka malah tidak mau kembali.
4. Brain drain berarti kerugian besar pada modal sumber daya manusia. Apalagi
umumnya yang diterima di luar negeri merupakan sumberdaya berkualitas.
Walaupun menikmati gaji tinggi, mereka umumnya minim sekali mengirim
uang ke negeri asalnya dibandingkan emigran berpendidikan rendah. Ikatan
mereka dengan negeri asalnya juga mengendur, karena secara umum mereka
tinggal menetap (settled) di negeri baru mereka.
5. Orang-orang terbaik yang pindah ke luar negeri pasti akan digantikan oleh
orang yang memiliki kemampuan yang sama yang umumnya minta bayaran
berkali lipat lebih mahal. Yang terjadi selanjutnya adalah proses inefisiensi
perekonomian dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai