PENDAHULUAN
Maraknya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, gempa, tsunami dan
lain-lain, akhir-akhir ini telah memperparah kondisi sosial, ekonomi dan
lingkungan di tanah air kita. Pencemaran lingkungan, penggundulan hutan
pengungsian dan wabah penyakit serta Kejadian Luar Biasa (KLB) telah terjadi di
sebagian besar Negara kita. Konflik sosial yang berkepanjangan telah
menimbulkan kerusakan dan pertikaian, stress, gangguan jiwa dan kemiskinan.
1. Apa definisi dari desa siaga, desa siaga sehat jiwa dan community mental
heatlth nursing ?
2. Apa sasaran dalam pengembangan desa siaga?
3. Bagaimana criteria desa siaga?
4. Apa visi dan misi desa siaga?
5. Apa indicator keberhasilan desa siaga?
6. Bagaimana konsep desa siaga sehat jiwa?
1
7. Apa tujuan dari desa siaga?
8. Bagaimana pengelolaan dalam desa siaga sehat jiwa?
9. Bagaimana peran perawat desa siaga sehat jiwa?
10. Apa saja Indikator keluarga sehat?
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Definisi dari desa siaga, desa siaga sehat jiwa dan community mental
heatlth nursing
2. Sasaran dalam pengembangan desa siaga
3. Kriteria desa siaga
4. V isi dan misi desa siaga
5. Indicator keberhasilan desa siaga
6. Konsep desa siaga sehat jiwa
7. Tujuan dari desa siaga
8. Pengelolaan dalam desa siaga sehat jiwa
9. Peran perawat desa siaga sehat jiwa
10. Indikasi keluarga sehat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan (bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan) di desanya (Depkes RI, 2006 dalam Efendi, 2009).
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-
kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa.
1. Pihak yang dapat memengaruhi individu dan keluarga, yaitu tokoh masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat (LSM), kader dan media massa.
2. Pihak-pihak yang dapat memberi dukungan atau bantuan, yaitu pejabat atau dunia
usaha.
3
(poskesda). Poskesda disini merupakan suatu upaya bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang minimal melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti berikut:
5. Kegiatan lain-lain misalnya promosi untuk sadar gizi, perilaku hidup bersih dan
sehat, penyehatan lingkungan, dan kegiatan pengembangan.
1. Sasaran Primer
2. Sasaran Sekunder
3. Sasaran Tersier
4
2.3. Kriteria Desa Siaga
Agar sebuah desa menjadi Desa Siaga maka desa tersebut harus memiliki
forum desa / lembaga kemasyarakatan yang aktif dan adanya sarana /
akses pelayanan kesehatan dasar. Dalam pengembangannya Desa Siaga akan
meningkat dengan membagi menjadi 4 Kriteria Desa Siaga (Pahlevi, 2012) :
1. Tahap Bina
Pada tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, namun telah
ada forum / lembaga masyarakat desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja,
misalnya kelompok rembug desa, kelompok yasinan atau persekutuan doa, dan
sebagainya. Demikian juga Posyandu dan Polindesnya mungkin masih pada
tahap pertama. Pembinaan intensif dari petugas kesehatan dan petugas sektor
lainnya sangat diperlukan, misalnya dalam bentuk pendampingan saat ada
pertemuan forum desa untuk meningkatkan kinerja forum dengan pendekatan
PKMD.
2. Tahap Tumbuh
Pada tahap ini forum masyarakat desa telah aktif lamdari anggota forum
untuk mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat selain posyandu ,
Demikian juga Polindes dan Posyandu sedikitnya sudah pada tahap madya.
3. Tahap Kembang
Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif dan
mampu mengembangkan UKBM-UKBM sesuai kebutuhan masyarakat dengan
5
biaya berbasis masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini masyarakat menghadapi
bencana dan kejadian luar biasa telah dilaksanakan dengan baik, demikian juga
dengan sistem pembiyaan kesehatan berbasis masyarakat.
4. Tahap Paripurna
Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria Desa Siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku
hidup bersih dan sehat. Masyarakatnya sudah mandiri dan siaga tidak hanya
terhadap masalah kesehatan yang mengancam , namun juga terhadap
kemungkinan musibah / bencana non kesehatan. . Pendampingan dari Tim
Kecamatan sudah tidak diperlukan lagi.
Desa siaga tidak hanya sekedar konsep yang bertengger di atas awan.
Dengan mengacu visi Departemen Kesehatan agar rakyat indonesia dapat
mewujudkan kesehatan secara mandiri, perlu dilakukan tindakan - tindakan nyata.
Sebagai contoh, pembentukan Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes ) yang bertujuan
agar setiap desa mampu mengidentifikasi dan mencegah bencana, wabah, kurang
gizi dan persoalan - persoalan lain. Poskesdes diharapkan pula untuk
merevitalisasi upaya - upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti posyandu,
pos obat desa, ambulans desa, bank daerah desa, kelompok pemakai air dan
koperasi jamban.
6
2.4. Visi dan Misi Desa Siaga
1. Visi
2. Misi
1. Indikator masukan
7
g. Ada/tidaknya alat komunikasi yang telah lazim dipakai masyarakat yang
dimanfaatkan untuk mendukung penggerakan surveilans berbasis masyarakat
misal: kentongan, bedug, dll.
2. Indikator Proses
Indikator proses adalah indikator untk mengukur seberapa aktif upaya yang
dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga Indikator
proses terdiri atas hal - hal sebagai berikut :
3. Indikator Keluaran
d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan
PHBS.
4. Indikator Dampak.
8
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak
dari hasil kegiatan desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses
terdiri dari atas hal-hal sebagai berikut.
1. Tujuan umum
a. Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap
masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan) didesanya.
2. Tujuan khusus
9
2.7. Desa Siaga Sehat Jiwa
Desa Siaga Sehat jiwa merupakan salah satu program CMHN (Community
Mental Health Nursing) yang bertujuan untuk (Meru, 2011) :
10
Community Mental Health Nursing (CMHN)
Salah satu program dan produk dari CMHN tersebut adalah membentuk
desa siaga sehat jiwa dengan tujuan dilakukannya pendidikan kesehatan jiwa
untuk masyarakat sehat, pendidikan kesehatan jiwa untuk resiko masalah
psikososial, resiko jiwa untuk mengalami gangguan jiwa, terapi aktivitas dan
rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri, serta askep bagi keluarga pasien
gangguan jiwa
11
mendasarkan pada prinsip – prinsip pelayanan keperawatan yang holistik dan
komprehensif. Keperawatan jiwa yang holistik dan komprehensif yakni
pendekatan pelayanan yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosial kultural,
dan spiritual dalam hubungannya dengan prevensi primer, sekunder dan tersier.
1. Kemitraan
Kemitraan lintas sektor adalah bentuk kerjasama yang dibangun antara tenaga
kesehatan, khususnya perawat CMHN dengan sektor terkait baik pemerintah
maupun non pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa di
masyarakat yang dilakukan melalui kesepakatan bersama tentang peran dan
tanggung jawab nasing-masing.
12
Pelaksanaan kemitraan lintas sektor dapat dilakukan di Tingkat Kabupaten,
Tingkat Kecamatan maupun di Tingkat Desa dengan cara menggalang kerjasama
dengan berbagai sektor baik pemerintah maupun swasta dalam mencari dukungan
(dana, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah setempat) dalam mendukung
pelaksanaan program CMHN.
2. Pemberdayaan
Rekruitmen kader adalah suatu proses pencarian dan pemikatan para calon
kader yang mempunyai kemampuan dalam mengembangkan Desa Siaga Sehat
13
Jiwa.. Proses awal dalam merekruit kader adalah dengan melakukan sosialisasi
tentang pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa disertai dengan kriteria kader yang
dibutuhkan. Adapun kriteria kader sebagai berikut :
2) Perawat CMHN menjelaskan tentang kriteria kader dan jumlah kader yang
dibutuhkan untuk tiap desa dan dusun.
4) Kader yang telah direkruit mengisi biodata dalam formulir (Lampiran 1) yang
telah disediakan untuk proses seleksi selanjutnya.
2) Kader terpilih mengisi surat pernyataan bersedia sebagai kader kesehatan jiwa
dan bersedia menjalankan program CMHN ( lampiran 2 )
14
Setiap kader yang akan melaksanakan program kesehatan jiwa akan melalui
masa orientasi yaitu mengikuti sosialisasi program CMHN dan pelatihan kader
kesehatan jiwa . Orientasi yang dilakukan juga mencakup informasi budaya kerja
Desa Siaga Sehat Jiwa dan informasi umum tentang visi, misi, program,
kebijakan dan peraturan. Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal selama
2 hari, praktik lapangan selama 3 hari, dan praktik kerja (implementasi Desa Siaga
Sehat Jiwa ).
5) Rujukan kasus
3. Menejerial
15
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang dilakukan oleh banyak
orang sehingga ilmu manajemen perlu diterapkan dalam bentuk manajemen
keperawatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan, dan bantuan
terhadap pasien.
a. Pengorganisasian
1) Struktur organisasi
16
2.10. Peran Perawat Desa Siaga Sehat Jiwa
1. Perawat Pelaksana
Peran perawat pendidik cukup luas, tetapi secara khusus pada perawat jiwa
adalah dalam rangka menjalankan fungsi independen pendidikan
kesehatan/keperawatan bagi klien dan keluarga agar mampu menjalankan lima
fungsi keluarga sehat jiwa dan mengembangkan kemampuan penyelesaian
masalah. Aktifitas keperawatan yang dapat dijalankan sesuai dengan fungsi
keluarga yang meliputi peningkatan kemampuan mengenal masalah, mengambil
keputusan, kemampuan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
psikososial atau gangguan jiwa, memodifikasi lingkungan klien dan keluarga yang
dapat mendukung penyelesaian masalah dan kemampuan dalam menggunakan
fasilitas atau sumber-sumber di lingkungan sekitar klien yang dapat dijadikan
sebagi sumber koping dalam menyelesaikan masalah kesehatan jiwa.
3. Perawat Koordinator
17
menjalankan fungsi rujukan kasus gangguan jiwa maupun masalah psikososial
yang menjadi asuhannnya.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya dua
belas indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua
belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
18
BAB III
PENUTUP
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu
untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat
seperti kurang gizi, penyakit me
nular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, kejadian bencana,
kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-
royong.
Inti dari kegiata Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau
dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu dalam pengembangannya
diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi
(memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa
proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
19
Daftar Pustaka
Apsari, Afirtha Diah dan Heri Purnomo. (2010). Pencanangan Desa Siaga Sehat
Jiwa. Diakses tanggal 11 April 2013 di
http://www.jogjatv.tv/berita/24/11/2010/pencanangan-desa-siaga-sehat-jiwa.
Efendi, Ferry. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Meru, Ijam. 2011. Community Mental Health Nursing. Diakses pada tanggal 14 April
2013 di http://ijammeru.blogspot.com/2011/04/tutor-community-mental-health-
nursing.html.
Pahlevi, Muhamad Reza. (2012). Konsep Dasar Desa Siaga. Diakses pada tanggal
12 April 2013 di http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/07/konsep-
dasar-desa-siaga.html
Yogyatv. (2010). Pencanangan Desa Siaga Sehat Jiwa. Diakses pada tanggal 12
April 2013 di http://www.jogjatv.tv/berita/24/11/2010/pencanangan-desa-
siaga-sehat-jiwa.
Yuni, Azmi. (2010). Efektifitas Pengembangan Desa Siaga Sehat Jiwa (Dssj)
Terhadap Sikap Masyarakat Tentang Masalah Kesehatan Jiwa Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kasihan Ii Bantul Yogyakarta. Diakses pada tanggal 12
April 2013 di http://publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/article/view/2537.
20