Anda di halaman 1dari 5

1.

Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan oliguri
b. Perubahan perfusi jaringan ginjal berhubungan dengan perubahan imunologik ginjal
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
d. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya edema
e. Intoleransi aktivitas berhubungna dengan anemia
f. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertensi sistemik
g. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis metabolik

3. Intervensi keperawatan
a. Kelebihan volume cairan b.d oliguri
Tujuan : pasien akan mempertahankan keseimbangan antara intake dan output
Kriteria evaluasi : dalam jangka waktu 1 x 24 jam jumlah urine yang dihasilkan 1500–
2500 cc
Intervensi
1. Kaji edema perifer, timbang BB, ukur TTV, tiap 6-8 jam ukur intake dan output
tiap 24 jam.
R/ : untuk memntukan apakah da retensi cairan atau tidak
2. Batasi intake natrium dan cairan
R/ : membatasi retensi cairan
3. Berikan diuretik sesuai anjuran
R/ : untuk mengeluarkan cairan yang tertahan
4. Berikan kardiac glycosit jika dianjurkan
R/ : mencegah gagal jantung kongestif

b. Perubahan perfusi jaringan ginjal b.d injuri imunologik pada ginjal


Tujuan : pasien akan mempertahankan fungsi ginjal yang abnormal
Kriteria evaluasi: dalam jangka waktu 6 – 8 jam perfusi jaringan ginjal kembali
normal yang ditandai dengan tanda – tanda vital kembali normal
Intervensi :
1. Kaji tekanan darah tiap 6 – 8 jam, intake dan output tiap 24 jam, edema, dan data –
data laboratorium.
R/ : gagal ginjal akut mungkin ditujukan dengan azotemia, anemia, hiperkalemia,
asidosis.
2. Berikan obat anti hipertensi sesuai anjuran, diit rendah potasium,dan berikan obat
konfulsan.
R/ : untuk mengontrol gejala uremik dan komplikasi kardiovaskuler
3. Jaga kebersihan jalan nafas, siapkan suction.
R/ : serangan dapat terjadi karena kurangnya perfusi oksigen ke otak
4. Monitor status volume cairan setiap 1 – 2 jam, monitor urine output (N : 1 – 2
ml/kgBB/jam).
R/ : Monitor sangat perlu karena perluasan volume cairan dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat.
5. Kaji status neurologis (tingkat kesadaran, refleks, respon pupil) setiap 8 jam.
R/ : Untuk mendeteksi secara dini perubahan yang terjadi pada status neurologis,
memudahkan intervensi selanjutnya.
6. Atur pemberian diuretic : Esidriks, lasix sesuai order.
R/ : Diuretic dapat meningkatkan eksresi cairan.

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual, muntah


Tujuan : pasien akan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
Kriteria evaluasi : dalam jangka waktu 1 x 24 jam pasien dapat makan 3x sehari dan
menghabiskan porsi yang diberikan.
Intervensi :
1. Monitor intake makanan, anoreksia, nausea dan vomiting, dan anjurkan untuk
makan sedikit tapi sering.
R/ : memastikan intake kalori yang adekuat untuk mencegah metabolisme protein
di jaringan untuk menghasilkan energi
2. Batasi intake protein dan potasium jika diperlukan
R/ : untuk mengurangi kerja ginjal dan mungkin mengurangi akumulasi dari
potasium dan ion hidrogen.
3. Kaji kehilangan berat badan
R/ : kehilangan protein yang mungkin terjadi
4. Sediakan makan dan karbohidrat yang tinggi.
R/ : Diet tinggi karbohodrat biasanya lebih cocok dan menyediakan kalori
essensial.
5. Sajikan makan sedikit-sedikit tapi sering, termasuk makanan kesukaan klien.
R/ : Menyajikan makan sedikit-sedikt tapi sering, memberikan kesempatan bagi
klien untuk menikmati makanannya, dengan menyajikan makanan kesukaannya
dapat menigkatkan nafsu makan

d. Resiko kerusakan integritas kulit b.d. adanya edema


Tujuan : pasien akan mempertahankan integritas kulit yang normal selama perawatan
Kriteria evaluasi: dalam jangka waktu 1 x 24 jam pasien dapat melakukan aktivitas
sesuai dengan kondisinya, dapat beristirahat dengan cukup (6-8 jam/hari), TTV dalam
keadaan normal.
Intervensi :
1. Atur posisi pasien tiap 1 – 2 jam sesuai kondisinya
R/ : dalam jangka waktu 2 jam maka akan terjadi nekrosis pada daerah yang
tertekan
2. Support daerah edema dengan bantal
R/ : penekanan lama dan keras pada daerah edema akan mempercepat terjadinya
luka lecet
3. Gunakan lotion bila kulit kering
R/ : mencegah kulit yang pecah – pecah akibat edema
4. Lakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
R/ : aktivitas dapat memperlancar sirkulasike seluruh tubuh dan memberikan cukup
O2 dan nutrisi pada seluruh organ termasuk kulit dapat mempertahankan
integritasnya.
5. Hindari pemakaian pakaian yang ketat
R/ : dapat menyebabkan penekanan pada kulit yang menyebabkan dekubitus.

e. Intoleransi terhadap aktifitas b.d anemia


Tujuan : pasien akan mempertahankan aktifitasnya selama perawatan serta pasien
dapat istirahat dengan cukup
Kriteria evaluasi : dalam jangka waktu 1 x 24 jam pasien dapat melakukan aktifitas
sesuai kondisinya, dapat beristirahat dengan cukup (6 – 8 jam / hari ), TTV dalam
keadaan normal
Intervensi :
1. Anjurkan untuk bedrest
R/ : melakukan aktifitas saat edema berat dapat meningkatkan metabolisme
sehingga terjadi tekanan intravaskular yang dapat memperburuk kondisi pasien
akibat edema
2. Buat jadwal/periode istirahat setelah aktivitas.
R/ : Dengan periode istirahat yang terjadual menyediakan energi untuk
menurunkan produksi dari sisa metabolisme yang dapat meningkatkan stress pada
ginjal.
3. Sediakan/ciptakan lingkungan yang tenang, aktivitas yang menantang sesuai
dengan perkembangan klien.
R/ : Jenis aktivitas tersebut akan menghemat penggunaan energi dan mencegah
kebosanan.
4. Buat rencana/tingkatan dalam keperawatan klien agar tidak dilakukan pada saat
klien sementara dalam keadaan istirahat pada malam hari.
R/ : Tingkatan dalam perawatan/pengelompokan dapat membantu klien dalam

f. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertensi sistemik


Tujuan : mempertahankan curah jantung
Kriteria evaluasi : TD dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan
sama dengan waktu pengisian kapiler
1. Observasi TD dan frekuensi jantung
R/ kelebihan volume cairan, hipertensi meningkatkan kerja jantung
2. Kaji warna kulit, membran mukosa dan dasar kuku
R/ pucat mungkin menunjukan vasokontriksi dan anemia
3. Pertahankan tirah baring atau dorong istirahat yang adekuat, berikan bantuan
dengan perawatan dan aktivitas yang diinginkan
R/ menurunkan konsumsi oksigen dan kerja jantung
4. Awasi pemeriksaan laboratorium contoh elektrolit
R/ ketidakseimbangan dapat mengganggu sistem konduksi elektrikal dan fungsi
jantung
5. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
R/ pengobatan yang efektif untuk meningkatkan curah jantung

g. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan respon asidosis metabolik


Tujuan : Pola napas efektif dengan bunyi napas normal
Kriteria evaluasi :
Tidak mengalami tanda sianosis/dispnea
1. Awasi frekuensi/ upaya pernapasan
R/ perubahan pada pernapasan menunjukkan adanya penekanan ekspansi paru
2. Auskultasi bunyi napas
R/ menentukan apakah ada kelebihan cairan diparu
3. Tinggikan kepala tempat tidur
R/ memudahkan ekspansi dada
4. Kaji ualng GDA
R/ perubahan pada PaO2/PaCO2 menunjukkan adanya masalah paru
5. Berikan O2 sesuai indikasi
R/ memaksimalkan oksigen untuk penyerapan vaskuler

Anda mungkin juga menyukai