SKRIPSI
Oleh:
Nurifa Febriani
2012310698
SURABAYA
2017
ii
MOTTO
TRUE”
“ Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
❤ ALLAH SWT, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini
dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada
❤ PAPA dan MAMA saya (Bapak NUR AHMAD dan Ibu HANIFAH), yang
telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti
untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a
yang paling khusuk selain do’a yang terucap darimu maa paa. Ucapan terimakasih
saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan kalian, karena itu terimalah
❤ Ibu Nurmala Ahmar selaku Dosen pembimbing yang super baik hati, Bapak
Ibu Penguji Dan Pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan
pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih
banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.
semangat yang menggebu, terimakasih dan sayang ku untuk kalian. Yey akhirnya
iv
animu ini Sarjana. sekarang giliran si kecil satu ini kesayangan kakak tuti dan ani
(ABDIL). satu lagi broo... kebayangkan gimana bahagianya big-bos kita dirumah
ABANG YANTO, KAK INDRA betapa bahagianya bisa menjadi salah satu
bagian dari kalian. Terima kasih atas segenap cinta, kasih sayang, semangat,
nasihat, juga kritikan yang tiada henti. Kalianlah tempatku pulang kala aku
kebingungan.
❤ Tim OCI (Cavic, Ade, Amal, Rifa) yang super duper kompak, nyebelin…
bro!!! Bakalan rindu kerja bareng kalian, semoga kesuksesan selalu menyertai kita
semua.
kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa,
tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan
manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita
persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.
Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu
KATA PENGANTAR
v
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya, skripsi yang berjudul
waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian
skripsi ini. Oleh karena itu penulis juga ucapkan terima kasih kepada:
2. Bapak Dr. Lutfi, SE., M.Fin. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas Surabaya.
vi
6. Bapak Muhammad Bisyri Effendi, S Si.,M.Si selaku co. dosen pembimbing
ini.
kekurangan yang mendasar pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk hasil
Terima kasih, akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
Penulis
Nurifa Febriani
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN MOTTO..............................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
ABSTRAK / RINGKASAN.................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
viii
2.2.2 Laba Rugi dan Pendapatan Komperhensif lain......................27
ix
4.2.3 Metode Penyajian Other Comprehensive Income (OCI).......69
4.4 Pembahasan............................................................................76
BAB V PENUTUP..........................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 Grafik Status Penyajian Other Comprehensive Income Imbalan Kerja
............................................................................................................58
Gambar 4.5 Grafik Status Penyajian Other Comprehensive Income Lindung Nilai
Arus Kas.............................................................................................62
Gambar 4.6 Grafik Status Penyajian Other Comprehensive Income Revaluasi Aset
Berwujud dan Tidak Berwujud...........................................................64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ANALISIS PENYAJIAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SEKTOR ANEKA INDUSTRI PERIODE 2012-2016
NURIFA FEBRIANI
2012310698
STIE Perbanas Surabaya
Email: 2012310698@students.perbanas.ac.id
Sawah Laut Sawah Mulya Sangkapura Bawean-GRESIK
ABSTRAK
Penyajian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada sektor
aneka industri yang dibahas pada penelitian ini difokuskan pada penyajian
komponen-komponen other comprehensive income (OCI). Perkembangan nilai
OCI dari tahun ke tahun bergerak secara fluktuatif, Selisihkurs menujukkan
penyajian komponen OCI paling banyak yaitu sebesar 84 dari kurun waktu 4
tahun lebih.
xiv
ANALYSIS PRESENTATION OF OTHER COMPREHENSIVE INCOME
ON COMPANIES LISTED ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
IN ANEKA INDUSTRY SECTOR
2012-2016 PERIOD
NURIFA FEBRIANI
2012310698
STIE Perbanas Surabaya
Email: 2012310698@students.perbanas.ac.id
Sawah Laut Sawah Mulya Sangkapura Bawean-GRESIK
ABSTRACT
xv
BAB I
1 PENDAHULUAN
Berdirinya suatu perusahaan selalu memiliki sebuah tujuan, dan salah satu
tujuan tersebut maka manajemen pada suatu perusahaan harus bekerja keras untuk
dapat mencapai tujuan perusahaan tersebut. Di era globalisasi seperti saat ini
menjadikan dunia bisnis menjadi sangat luas dan melibatkan banyak pihak, tidak
merupakan laporan yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh para
pengguna laporan keuangan, oleh sebab itu dalam pengukuran dan penyajian
laporan keuangan haruslah akurat dan relevan agar tidak menyesatkan para
harus berdasarkan standar akuntansi yang berlaku yang telah menjadi sebuah
aturan yang baku. Setiap perusahaan yang telah go publik harus menyampaikan
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan telah diaudit oleh akuntan publik.
Salah satu standar pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional yaitu
1
2
Accounting Standards (IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yang
berkualitas.
menjual sahamnya kepada publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Otoritas
penuh kepada semua industri yang Go Public. Sebelumnya pada laporan keuangan
Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia, hal ini menjadi sebuah
tantangan bagi para regulator untuk mewujudkannya. Bagi perusahaan yang ada di
3
Indonesia bukan hal yang mudah untuk melakukan transformasi dari Standar
(IFRS) dilakukan dengan secara bertahap untuk diadopsi secara penuh oleh semua
sebelumnya mengacu pada Rule Based (berbasis aturan) menjadi Principal Based
Perubahan yang paling terlihat dalam laporan laba rugi yang menjadi laporan laba
rugi komprehensif. Mulai tahun 2011, pos luar biasa tidak lagi diperbolehkan.
Karena tidak ada hal yang luar biasa (extraordinary). Pada tahun 2011,
4
kejadian kebakaran atau bencana alam dicatat sebagai kerugian luar biasa pada
akun yang terbakar. Sekarang, jika terjadi kebakaran atau bencana alam dan aset
Selain tidak adanya lagi pos luar biasa, saat ini muncul pendapatan
karena peningkatan ekuitas yang bukan karena transaksi oleh pemilik. Pos-pos
yang menampung hasil revaluasi nilai wajar ini belum terealisasi (unrealized),
maka tidak cocok masuk ke laba-rugi. Pos-pos ini juga tidak dimasukkan ke
ekuitas karena memenuhi definisi pendapatan. Oleh karena itulah, pos-pos ini
berasal dari :
1. PSAK No. 10 tentang penjabaran laporan mata uang asing ke mata uang
pelaporan.
2. PSAK No. 16 tentang revaluasi aset tetap ke nilai wajarnya.
3. PSAK No. 24 tentang program imbalan pasti yang terkait perubahan
asumsi aktuaria.
4. PSAK No. 50 tentang investasi tersedia untuk dijual.
5. PSAK No. 55 tentang aktivitas lindung nilai dari cash flow.
struktur laporan laba rugi yang bagian dalam laporan secara utuh. Sangat penting
laporan laba rugi untuk disajikan secara tepat dan benar untu informasi mengenai
untuk semua sektor bisnis bagi perusahaan yang Go Public. Pada sektor aneka
industri seperti mesin & alat berat, otomotif, tekstil & garmen, alas kaki, kabel,
tersebut mempunyai daya saing yang sangat tinggi dan akan menjadi industri yang
Perusahaan memiliki yang tercatat pada laporan laba rugi yang menggambarkan
bahwa arus kas dimasa yang akan datang untuk menilai pekembangan bisnis di
sektor industri barang konsumsi. Investor maupun calon investor sangat perlu
kerugian yang belum ataupun telah terealisasi seperti selisih kurs mata uang asing,
revaluasi aset tetap berwujud dan yang tidak berwujud, penyesuaian program
imbalan kerja / pensiun, investasi asset keuangan yang tersedia untuk dijual,
lindung nilai arus kas, dan bagian entitas asosiasi dan ventura bersama yang
laporan keuangan memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara, salah
satunya yaitu membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas
masa depan. Sektor industri yang ada di Indonesia yang telah Go Public harus
perusahaan lainnya harus mempunyai daya saing yang tinggi agar menarik
perhatian investor. Laba perusahaan yang tercatat dalam laporan laba rugi
perusahaan sangat memberikan gambaran bagi arus kas dimasa depan untuk
menilai perkembangan bisnis pada sektor tersebut. Bagi investor atau calon
Financial Reporting Standar (IFRS) tidak bias lepas dari sebuah laporan
perusahaan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
Reporting Standar (IFRS) secara penuh. Pada sektor industri barang konsumsi
perusahaan sangat penting dalam penyajian sebuah laporan arus kas yang belum
return nilai saham sektor aneka industri. Saat ini pertumbuhan aneka industri terus
membaik, Karena sifatnya konsumtif dan disukai banyak orang. Dari sebanyak
lima dari enam emiten terbesar mencatatkan peningkatan pada emiten indeks
contributor terbasar di semua sektor. Semua saham dari emiten ini akan menjadi
sebuah pilihan yang tepat karena hingga kini masih memperlihatkan potensi
peningkatan.
Tumbuhnya aneka industri menjadikan semua perusahaan ini banyak
perhatian dari para investor lokal maupun investor internasional, sehingga bukan
dari kinerja operasionalnya saja tetapi kinerja pelaporan yang baik dan
agar laporan yang akan dihasilkan menjadi transparasi serta mengikuti standar
pentin bagi semua perusahaan agar kinerja pelaporannya akan terus terjaga.
tumbuh sehingga tidak hanya investor lokal tetapi investor internasional juga akan
tertarik berinvestasi.
Penelitian tentang other comprehensive income(OCI) pernah dilakukan oleh
Bratten et al. (2016), Ahmar dan Mulyadi (2016). Brettenet al. (2016)
Bursa Efek Indonesia (BEI). Jordan and Clark (2014) menemukan terdapat
dan hanya sedikit perusahaan yang melaporkan dalam sebuah pernyataan terus
menerus dengan laba bersih. Wahyu dan Praptoyo (2014) menemukan bahwa
diteliti oleh Chambers (2011). Sedangkan Fredzal dan Szytya (2013) menemukan
melakukan penelitian ini pada perusahaan aneka industri yang Go Public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan uraian penulis tertarik untuk
kurs mata uang asing pada sektor aneka industri tahun 2012-2016 ?
2. Apakah terdapat perbedaan nilai Other Comperhensive Income (OCI)
revaluasi aset tetap berwujud dan tidak berwujud pada sektor aneka industri
tahun 2012-2016 ?
3. Apakah terdapat perbedaan nilai Other Comperhensive Income (OCI)
tahun 2012-2016 ?
4. Apakah terdapat perbedaan nilai Other Comperhensive Income (OCI)
perubahan investasi aset keuangan tersedia untuk dijual pada sektor aneka
selisih kurs mata uang asing pada sektor aneka industry tahun 2012-2016 ?
8. Apakah terdapat perbedaan penyajian Other Comperhensive Income (OCI)
revaluasi aset tetap berwujud dan tidak berwujud pada sektor aneka industri
tahun 2012-2016 ?
9. Apakah terdapat perbedaan penyajian Other Comperhensive Income (OCI)
tahun 2012-2016 ?
10. Apakah terdapat perbedaan penyajian Other Comperhensive Income (OCI)
perubahan investasi aset keuangan tersedia untuk dijual pada sektor aneka
lindung nilai arus kas pada sektor aneka industri tahun 2012-2016 ?
12. Apakah terdapat perbedaan penyajian Other Comperhensive Income (OCI)
memberikan informasi bagi para investor sehingga perlu dilakukan penelitian ini.
kurs mata uang asing pada sektor aneka industri tahun 2012-2016
2. Menganalisis perbedaan nilai Other Comperhensive Income (OCI)
revaluasi aset tetap berwujud dan tidak berwujud pada sektor aneka
tahun 2012-2016
4. Menganalisis perbedaan nilai Other Comperhensive Income (OCI)
perubahan investasi aset keuangan tersedia untuk dijual pada sektor aneka
lindung nilai arus kas pada sektor aneka industri tahun 2012-2016
6. Menganalisis perbedaan nilai Other Comperhensive Income (OCI)
selisih kurs mata uang asing pada sektor aneka industri tahun 2012-2016
8. Menganalisis perbedaan penyajian Other Comperhensive Income (OCI)
revaluasi aset tetap berwujud dan tidak berwujud pada sektor aneka
tahun 2012-2016
12
perubahan investasi aset keuangan tersedia untuk dijual pada sektor aneka
lindung nilai arus kas pada sektor aneka industri tahun 2012-2016
12. Menganalisis perbedaan penyajian Other Comperhensive Income (OCI)
investor.
BAB I PENDAHULUAN
13
Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan
Penulisan.
sistematis.
DATA
Bab ini berisikan sub bab Gambaran Subyek Penelitian, Analisis Data, dan
dan kriteria sampel yang akan diteliti. Analisis Data menjelaskan tentang
analisis deskripstif variabel yang diteliti dan hasil uji hipotesis yang telah
diajukan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yaitu jawaban atas rumusan masalah dan
merupakan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti baik secara
teoritik, meteodologis, ataupun teknis. Sub bab terakhir yaitu saran yang
2 TINJAUAN PUSTAKA
“Kegunaan dari nilai wajar untuk meramalkan pendapatan masa depan Bank bukti
Account Stud (2016) 21:280-315. Hasil penelitian ini adalah keuntungan ataupun
kerugian atas sekuritas tersedia untuk dijual secara positif dikaitkan dengan
di masa depan.
Peneliti menemukan bahwa pengukuran nilai wajar meningkatkan nilai
masa depan, bertentangan kritik bahwa nilai wajar akuntansi memaksa bank untuk
(OCI) memprediksi kinerja masa depan bank. Penelitian ini pun mengkaji apakah
penelitian ini yaitu terdiri dari semua bank, baik publik dan swasta, yang memiliki
14
15
data laporan FR Y-9_C tersedia pada Bank Perusahaan Holding Database dikelola
oleh Federal Reserve Bank of Chicago selama 2001 – 2013. Database Bank
laporan FR Y-9_C oleh BHCs. Laporan FR Y-9_C berisi informasi dari neraca dan
laporan laba rugi dan berbasis risiko langkah-langkah modal, serta jadwal
pelaporan lainnya.
menekankan pada prediksi OCI pada masa depan. Perbedaan keduan pada objek
2012-2015 berdasarkan kurun waktu dan sub sektor industri. Hasil dari penelitian
penyajian komponen OCI selama kurun waktu observasi. Sampel penelitian ini
sejumlah 2001 data tahun perusahaan terkait penyajian dan nilai akun other
comprehensice income.
16
Persamaan pada penelitian ini dengan peneliti terdahulu terletak pada tujuan
3) Tjandra (2014)
2010)), FAS 158 dan ED PSAK 24 Revisi 2013 Imbalan Paskakerja Program
imbalan kerja berdasarkan PSAK dan FAS yang diterapkan oleh akuntan
aktuaris berdasar PSAK 24(Revisi 2010) dan FAS terhadap nilai kini imbalan
pasti dan nilai wajar aset menunjukan bahwa tidak ada perbedaan hasil
24(Revisi 2010) dengan metode pendekatan koridor untuk pembukuan lokal dan
ini adalah sampel pada penelitian ini menggunakan PT. HBS sedangkan penelitian
Indonesia.
17
pendapatan tersebut merupkan bagian dari laporan laba rugi yeng mengarah pada
penyesuaian pada laba bersih dalam rangka untuk memperoleh laba/rugi bottom-
dengan item OCI pada pendapatan komprehensif. pada penelitian ini menemukan
lebih menekankan pada pendekatan FASB. Perbedaan keduan terletak pada objek
kembali atas program manfaat pasti, (3) Keuntungan dan kerugian yang timbul
dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri, (4) Keuntungan
dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk
dijual”, (5) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai
cara yaitu terpisah dengan laporan laba rugi, gabungan dengan laporan laba rugi,
laporan laba (rugi) periode dan laba (rugi) komprehensif gabungan yaitu laporan
laba rugi digabung dengan laporan laba rugi komprehensif yang hasil akhirnya
uang asing, imbalan kerja, lindung nilai, sekuritas tersedia untuk mdijual,
keduan pada objek penelitian yang digunakan, serta teknik analisis yang dipakai.
6) Deol (2013)
Deol (2013) meneliti tentang investigasi keputusan penggunaan laporan laba
OCI yaitu keuntungan kerugian atas sekuritas tersedia untuk dijual, keuntungan
kerugian atas lindung nilai arus kas dan keuntungan dan kerugian atas selisih kurs
penjabaran mata uang asing perusahaan anak di luar negeri, imbalan pasti dan
asosiasi dengan perkiraan analisis laba dengan sampel perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Toronto dengan pendekatan multivariat regresi. bahwa agregat OCI
Exchange” dalam jurnal ISSN 1822–7260 SOCIAL SCIENCES. 2013. Nr. 4 (82).
Hasil penelitian ini adalah penelitian empiris ini telah menunjukkan bahwa ada
tidak ada korelasi yang jelas antara varian presentasi dari pernyataan CI dan
ukuran perusahaan, maupun varian dan nilai dengan tanda (negatif verifikasi dari
hipotesa H1) atau OCI. Umumnya, 2/3 dari perusahaan besar, yang terdaftar di
WSE, yaitu termasuk dalam WIG20 dan mWIG40, telah memilih terpisah
8) Lestari (2013)
Penelitian Lestari yang berjudul “ Konvergensi International Financial
ini adalah peralihan kepada konvergensi IFRS diharapkan akan membawa dampak
konvergensi IFRS maka akan tercipta suatu pelaporan yang seragam, sehingga
21
Indonesia.
Perbedaan pada penelitian ini sampel penelitian, pada penelitian ini
In Europe” tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apakah
harus dialokasikan kembali.Hasil dari penelitian ini tidak ditemukan bukti yang
utang dalam pengaturan Eropa.Hasil yang kuat untuk beberapa kontrol tentu
tegas, non-linier, dampak dari insentif pelaporan, dan untuk awal pengadopsian
IFRS.Sampel pada penelitian ini dengan berfokus pada yang lebih besar dari 16
Negara Eropa.
antara lain terdapat pada sampel 16 negara di eropa, sedangkan pada penelitian ini
adanya elemen laba komprehensif lainnya seperti selisih kurs mata uang asing,
imbalan kerja, lindung nilai, sekuritas tersedia untuk mdijual, revaluasi aset,
uang asing, imbalan kerja, lindung nilai, sekuritas tersedia untuk mdijual,
penyajian dan metode penyajian. Perbedaan keduan pada objek penelitian yang
bank.
2 Ahmar dan Ada perbedaan penyajian OCI dan nilai OCI selama
share.
5 Wahyu dan Investigasi tentang penyajian OCI di laporan keuangan
terpisah, ekuitas.
No Nama Peneliti Rangkuman
6 Deol (2013) Agregat OCI relevan dalam memprediksikan
akan naik.
9 Goncharov & Pemberlakuan penyajian OCI pada 16 negara di Eropa
Comperhensive Income (OCI) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari penyajian
selisih kurs mata uang asing, revaluasi aset tetap berwujud dan aset tidak
sekuritas, lindung nilai arus kas, dan bagian dari entitas dan ventura bersama yang
dalam PSAK No. 10 yang menjelaskan tentang keuntungan atau kerugian atas
penjabaran laporan keuangan entitas terhadap perubahan nilai kurs asing, PSAK
No. 16 dan PSAK No. 19 yang menjelaskan tentang revaluasi nilai aset terhadap
26
nilai wajarnya, PSAK No. 24 yang menjelaskan tentang keuntungan atau kerugian
atas program imbala pasti, PSAK No. 50 yang menjelaskan tentang keuntungan
atau kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang di kategorikan sebagai
dari aset yang tersedia untuk dijual dari kegiatan investasi, dan PSAK No. 55 yang
menjelaskan tentang keuntungan atau kerugian instrumen lindung nilai dari cash
flow .
untuj suatu periode tertentu. Komponen yang ada pada laporan pendapatan
rugi komprehensif adalah pelaporan yang digunakan untuk penyajian secara total
Didalam laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba
operasi, dan laba bersih dapat digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja
sebelumnya.
27
setiap transaksi. Namun penggunaan nilai mata uang asing kadang tidak terlepas
dari transaksi asal tidak dominan untuk setiap transaksi. Didalam hal pelaporan,
nilai matauang asing harus di konversi kedalam mata uang rupiah. Akibat dari
pengkonversian mata uang asing kedalam mata uang rupiah ini dapat
pada pelaporan menggunakan fair value terhadap pengukuran aset tetap berwujud.
dalam nilai wajar pabrik dan peralatannya biasanya menggunakan nilai pasar yang
ditentukan oleh penilai (appraisal), sedangkan untuk nilai wajar tanah dan
bangunan ditentukan juga oleh penilai profesional. Pada penilaian yang dilakukan
oleh penilai profesional seringkali muncul kenaikan ataupun penurunan dari nilai
aset tetap berwujud tersebut. Atas kenaikan dan penurunan tersebut yang
keuangan sebagai nilai yang dapat diukur. Pengukuran terhadap aset tetap tidak
berwujud dengan cara pendekatan biaya dimana biaya perolehan awal dicatat
dicatat sebagai nilai wajar dengan menggunakan penilaian dari penilai dalam
pasar aktif. Nilai yang tercatat pun mempunyai perhitungan yang wajar dengan
melihat nilai ekonomis dimasa depan. Dalam pendekatan penilaian atau revaluasi
aset tetap tidak berwujud dicatat apabila ada kenaikan terhadap nilai aset tetap
tidak berwujud akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi
lain dengan mengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus
revaluasi.
Menurut PSAK 16 model revaluasi mencatat jika jumlah tercatat aset
komperhensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi
sedangkan kenaikan diakui dalam laba rugi sebesar penurunan nilai aset yang
sama akibat revaluasi yang pernah akibat sebelumnya dalam laba rugi. Sedangkan
jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi maka penurunan tersebut diakui
tersebut.
Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain
penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai
terwujud sebagai aset non moneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik. Laporan
posisi keuangan yang dicatat akan menunjukan saldo yang akan terus menurun
tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba
ketika asset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini dapat meliputi pemindahan
ekuitas dengan nama “Surplus Revaluasi Aset Teap”. Surplus revaluasi asset tetap
adalah nama lain dari OCI terkait dengan revaluasi asset tetap atau asset tidak
berwujud. Dapat disimpulkan dari pernyataan tersebut bahwa OCI bisa muncul
atas OCI tersebut sama halnya yang diperlukan dalam PSAK umum, hal ini sesuai
asset tetap dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat asset
dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan oleh entitas. Dalam hal ini, surplus
revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar perbedaan antara jumlah
dan beban yang muncul dari perusahaan untuk para pekerjanya. Pada pengukuran
diharapkan sangat mungkin terjadi. Besar kecilnya kewajiban yang muncul diukur
imbalan pasti jumlah neto sebagai beban atau penghasilan dalam laporan laba rugi
mengklasifikasikan aset keuangan dengan dapat diukur dengan nilai wajar melalui
laporan laba rugi, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo,
pinjaman yang diberikan dan piutang serta aset keuangan yang dikalsifikasikan
dalam kelompok yang tersedia untuk dijual. Dalam investasi aset tersedia dijual
dimiliki hingga jatuh tempo dan dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi.
Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok tersedia
untuk dijual (termasuk efek yang diklasifikasikan sebagai asset lancer) yang harus
dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah, dan tidak
boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tersebut direalisasi.
Baik PSAK 55 atau SAK ETAP, OCI dapat muncul dari investasi dikategori
tentang lindung nilai, definisi tentang lindung nilai adalah perjanjian yang
tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau tanggal-tanggal tertentu dimasa
depan. Tujuan terhadap lindung nilai adalah untuk memastikan keuntungan dan
kerugian atas instrumen lindung nilai dan jenis lindung nilai diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif periode yang sama. Aset dari perusahaan akan
dibandingan dengan tingkat resiko nilai lindung arus kas secara langsung. Dalam
hal ini dapat dilihat bahwa dari nilai aset perusahaan secara keseluruhan akan
underlying items? Acuan akuntansi yang bisa dipakai adalah tergantung peraturan
yang ditetapkan oleh otoritas yang mengatur entitas tersebut, misalnya Badan
Perkreditan Rakyat (BPR) yang berada dibawah naungan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dapat menggunakan aturan yang digunakan oleh OJK tersebut (Ahalik,
2015 : 107).
merupakan entitas anak ataupun bagian pertisipasi dalam ventura bersama. Nilai
Dalam hal metode ekuitas investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan dapat
bertambah serta berkurang pada saat mengakui bagian laba atau rugi setelah
tanggal perolehan.
Jenis entitas atau kerjasama lain dalam metode ekuitas adalah perjanjian
aktivitas ekonomi secara bersama namun patuh pada pengendalian bersama. Pada
investasi yang lebih besar sehingga akan mencatat sebagai investasi pada entitas
34
lain. Model pencatatan tersebut atas pendapatan bagian yang dihasilkan dicatatkan
Implementasi IFRS
2012-2016
Penyajian OCI
Implementasi IFRS
2012-2016
Nilai OCI
Other
Komponen
Comprehensive Gabungan
OCI
Income
Melaporkan OCI
Pada Laporan
Perubahan Ekuitas
36
Gambar: diolah
Kerangka Pemikiran
komponen pada Other Comprehensive Income (OCI) sektor aneka industri, maka
kurs mata uang asing pada sektor aneka industri pada tahun 2012-2016
H2 : Terdapat Perbedaan nilai Other Comprehensive Income (OCI) program
yang tersedia untuk dijual pada sektor aneka industri pada tahun 2012-
2016
H4 : Terdapat Perbedaan nilai Other Comprehensive Income (OCI) lindung
nilai arus kas pada sektor aneka industri pada tahun 2012-2016
H5 : Terdapat Perbedaan nilai Other Comprehensive Income (OCI) revaluasi
asset berwujud dan tidak berwujud pada sektor aneka industri pada tahun
2012-2016.
H6 : Terdapat Perbedaan nilai Other Comprehensive Income (OCI) asosiasi
Selisih kurs mata uang asing pada sektor aneka industri pada tahun 2012-
2016
H8 : Terdapat Perbedaan status penyajian Other Comprehensive Income (OCI)
program imbalan kerja pada sektor aneka industri pada tahun 2012-2016.
37
investasi tersedia untuk dijual pada sektor aneka industri pada tahun
2012-2016
H10 : Terdapat Perbedaan status penyajian Other Comprehensive Income (OCI)
lindung nilai arus kas pada sektor aneka industri pada tahun 2012-2016
H11 : Terdapat Perbedaan status penyajian Other Comprehensive Income (OCI)
revaluasi asset berwujud dan tidak berwujud pada sektor aneka industri
asosiasi arus kas pada sektor aneka industri pada tahun 2012-2016
BAB III
3 METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yaitu
didapat dari laporan keuangan hasil publikasi seluruh aneka industri. Sumber data
ini adalah laporan keuangan periode 2012-2016 diperoleh melalui Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan khususnya pada tahun 2016 menyajikan data triwulan satu
dan kedua.
Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitaif yaitu metode
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas mengacu
penelitian dan juga variabelnya bersifat akibat dimana data penelitiannya berupa
& Mulyadi pada tahun 2016 dan penelitian ini juga berfokus pada penyajiannya
dimana Other Comprehensive Income (OCI) disajikan dalam tiga cara yaitu
terpisah dengan laporan laba rugi, gabungan dengan laporan laba rugi, dan
38
39
Batasan pada penelitian ini adalah pada objek sektor aneka industri dalam
kurs mata uang asing, revaluasi aset tetap berwujud dan yang tidak berwujud,
tersedia untuk dijual, lindung nilai arus kas, dan bagian entitas asosiasi dan
ventura bersama. Batasan waktu pada penelitian ini 5 tahun, yaitu dari periode
2012-2015, khusus untuk 2016 pengamatan dilihat dari triwulan pertama dan
kedua.
Perubahan Selisih Kurs Mata Uang Asing, Aset Tetap Berwujud Dan Tidak
Nilai Arus Kas, Asosiasi dan Other. Komponen-komponen OCI nantinya akan
2016, namun pada tahun 2016 pada penelitian ini lebih berfokus pada Triwulan
pertama dan kedua sebagaimana pada tahun 2012-2016 adalah setelah indonesia
yang berasal dari antara lain revaluasi aset tetap (PSAK 16), penjabaran laporan
keuangan mata uang asing ke mata uang pelaporan (PSAK 10), perubahan
aktuarial dalam imbalan kerja manfaat pasti (PSAK 24), perubahan nilai wajar
dalam investasi yang tersedia untuk dijual (PSAK 55), serta perubahan nilai wajar
terhadap lindung nilai arus kas (PSAK 55) (Ahalik, 2015:8).Analisis pada riset ini
juga melakukan kajian perkembangan nilai komponen OCI didasarkan pada sektor
aneka industri untuk mengetahui perkembangan nilai komponen OCI dari tahun
Cara mengukur untuk komponen nilai OCI diukur dari nilai OCI yang di
sajikan pada setiap komponen yang ada di laporan keuangan dengan melihat
berapa nilai OCI yang tertera dalam laporan laba rugi komprehensif. Cara
pengukuran ini mengacu pada riset yang pernah dilakukan Ahmar dan Mulyadi
implementasi IFRS tahun 2012. Tujuan dari pendapatan komperhensif lain adalah
suatu perusahaan untuj suatu periode tertentu. Komponen yang ada pada laporan
laporan laba rugi komprehensif adalah pelaporan yang digunakan untuk penyajian
operasi, dan laba bersih dapat digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja
sebelumnya.
Cara mengukurnya adalah dengan menggunakan metode scoring dengan
skor 1 dan 0.Jika skor 1 diberikan untuk perusahaan yang menyajikan komponen
pengukuran penyajian OCI pada penelitian ini mengacu pada penelitian yang
Pada laporan laba rugi terdapat 3 metode penyajian yaitu diantaranya adalah
metode gabungan, metode terpisah dan metode ekuitas. Metode gabungan yaitu
42
komponen OCI. Metode ekuitas adalah segala perubahan dalam ekuitas yang
terjadi pada suatu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan
distribusi kepada pemilik. Sedangkan untuk lain-lain adalah metode dimana dalam
mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Wahyu dan Praptoyo (2016).
ukuran elemen populasi tertentu yang dipilih. Adapun populasi yang digunakan
pada penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan emiten pada sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat komponen
bahwa purpose sampling adalah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika
43
sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Sedangkan kriteria yang
(2012-2016)
dokumentasi dan juga data yang di ambil untuk diolah dan disajikan laporan
2012-2016, khusus pada 2016 diambil dari Triwulan pertama dan kedua. Data
yang diperoleh dengan menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI),dalam
hal ini adalah para emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
Comperhensive Income (OCI) sektor aneka industri ini dengan mentabulasi nilai
komponen Other Comperhensive Income (OCI) seperti selisih nilai kurs mata
44
uang pada sektor aneka industri. Tabulasi ini dilakukan dengan menggunakan
yang pertama selisih kurs mata uang asing (OCI 1), revaluasi aset tetap berwujud
dan tidak berwujud (OCI 2), program imbalan kerja (OCI 3), perubahan investasi
aset keuangan tersedia untuk dijual (OCI 4), lindung nilai (OCI 5), untuk sektor
aneka industri.
1. Uji Normalitas
menggunakan tingkat signifikansi (α) lima persen (0.05). artinya ketika tingkat
signifikansi kurang dari 0.05 maka sampel tersebut tidak berdistribusi normal
sedangkan ketika tingkat signifikansi lebih dari 0.05 maka sampel tersebut
berdistribusi normal.
2. Analisi Depkritif
1. Deskripsi nilai OCI pertahun yaitu tahun 2012-2015, tahun 2016 triwulan
3. Uji Beda
1. Pengujian pertam: Uji beda nilai OCI berdasarkan tahun terdiri dari H1-H6.
2. Pengujian kedua: Uji beda status penyajian berdasarkan tahun terdiri dari
H7-H12.
(H6-H10). Kelompok hipotesis ke-2 tersebut untuk menguji nilai OCI, tahapan
diuji adalah nilai OCI, data dikatakan normal jika signifikan ≥ 0,5 dan
3. Jika data normal maka uji beda dilakukan dengan uji One Way Anova.
6. Melakukan interpretasi.
Pengujian kelompok pertama yaitu perbedaan status OCI dari tahun 2012-
2016.Pengujian diolah dengan Uji Camer V T-test karena data yang diuji berupa
Standar (IFRS) sebagai standar pelaporan yang dipakai. Perubahan nama dan
atau kerugian investasi aset keuangan tersedia untuk dijual (PSAK-55SEC) dan
47
48
OTOMOTIF DAN KOMPONEN BRAM Indo Kordsa Tbk d.h Branta Mulia
Tbk.
OTOMOTIF DAN KOMPONEN LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo
Enterprises Tbk.
Sumber : www.sahamok.com
50
Nilai OCI adalah penghasilan yang diperoleh dari aktivitas diluar aktivitas
other comprehensive income adalah penghasilan yang berasal dari antara lain
revaluasi aset tetap (PSAK 16), penjabaran laporan keuangan mata uang asing ke
mata uang pelaporan (PSAK 10), perubahan actuarial dalam imbalan kerja
manfaat pasti (PSAK 24), perubahan nilai wajar dalam investasi yang tersedia
untuk dijual (PSAK 55), serta perubahan nilai wajar terhadap lindung nilai arus
kas (PSAK 55) (Ahalik, 2015:8). Analisis pada riset ini juga melakukan kajian
mengalami perbedaan.
Pada Tabel 4.2 perkembangan nilai OCI terlihat bahwa nilai OCI
Terlihat pada tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2014 merupakan
banyak. Kerugian paling banyak terjadi pada komponen OCI lindung nilai arus
kas yaitu sebesar Rp. -7.210.000.000. Sedangkan pada tahun 2013 dan tahun
karena pada pada pendapatan komprehenseif lain yang tertinggi terdapat pada
dilihat pada Tabel 4.2 diatas pada tahun 2012 merupakan nilai rata-rata OCI
sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada nilai selisihkurs pada tahun 2015
dimana pada tahun tersebut nilai OCI selisih kurs sebesar Rp 958.000.000.
52
Comprehensive Income (OCI) imbalan kerja. dapat dilihat dari tabel tersebut,
bahwa tahun 2016 triwulan kedua merupakan nilai rata-rata OCI terbesar yang
sedangkan nilai rata-rata terendah yang terdapat pada komponen imbalan kerja
yaitu pada tahun 2015, dimana pada tahun tersebut nilai OCI imbalan kerja
sebesar Rp 0.
Comprehensive Income (OCI) aset tersedia untuk dijual. dapat dilihat dari tabel
tersebut, bahwa tahun 2016 triwulan kedua merupakan nilai rata-rata OCI
komponen aset tersedia untuk dijual yaitu pada tahun 2014, dimana pada tahun
berwujud dan tidak berwujud dapat dilihat pada Tabel 4.2 diatas pada tahun 2012
merupakan nilai rata-rata OCI terbesar yang ada di komponen OCI selisih kurs
revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud pada tahun 2015 dimana pada tahun
pada Tabel 4.2 diatas pada tahun 2013, tahun 2016 triwulan satu dan 2016
triwulan kedua merupakan nilai rata-rata OCI terbesar yang ada di komponen OCI
53
pada nilai asosiasi pada tahun 2012 dimana pada tahun tersebut nilai OCI selisih
1. Selisih Kurs
Tabel Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data.3
Status Penyajian-Komponen Selisih Kurs
TAHUN
Kriteria Total
2012 2013 2014 2015 20161 20162
SELISIH 31 32 29 39 32 32 195
TIDAK
KURS MENYAJIKAN
12.3% 12.7% 11.5% 15.5% 12.7% 12.7% 77.4%
11 10 13 3 10 10 57
MENYAJIKAN
4.4% 4.0% 5.2% 1.2% 4.0% 4.0% 22.6%
42 42 42 42 42 42 248
TOTAL
16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 100.0%
Sumber: Diolah
Gambar Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data.3
Diagram Status Penyajian Selisih Kurs
ataupun kerugian selisih kurs, secara keseluruhan pada aneka industri tahun
2012 sampai 2016 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah
42 perusahaan.
Other Comprehensive Income (OCI). pada tahun pada tahun 2013 terdapat 10
menyajikan.
55
perusahaan dengan jumlah persentase 10,1% tidak menyajikan, dan pada tahun
begitupun juga pada tahun pada tahun 2016 Triwulan kedua terdapat 10
menyajikan.
56
2. Imbalan Kerja
Kriteria TAHUN
TIDAK 40 40 40 42 40 39 241
IMBALAN
MENYAJIKAN
KERJA
16.1% 16.1% 14.5% 16.9% 16.1% 16.1% 95.6%
MENYAJIKAN 2 2 2 0 2 3 10
Total 42 42 42 42 42 42 252
Sumber: Diolah
Gambar Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data.4
Grafik Status Penyajian Other Comprehensive Income Imbalan Kerja
ataupun kerugian imbalan kerja, secara keseluruhan pada aneka industri tahun
2012 sampai 2016 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah
42 perusahaan.
Dari jumlah tersebut pada tahun 2012-2014 dan 2016 triwulan pertama
Other Comprehensive Income (OCI). sedangkan pada tahun 2015 tidak ada
16.9% tidak menyajikan, dan pada tahun pada tahun 2016 triwulan kedua
TAHUN
Kriteria Total
2012 2013 2014 2015 20161 20162
SEKURITAS
35 37 37 38 37 37 216
TERSEDIA TIDAK
UNTUK MENYAJIKAN
14.2% 15.0% 13.0% 15.4% 15.0% 15.0% 87.4%
DIJUAL
7 5 5 4 5 5 31
MENYAJIKAN
2.8% 2.0% 2.0% 1.6% 2.0% 2.0% 12.6%
42 42 37 42 42 42 247
Total
17.0% 17.0% 15.0% 17.0% 17.0% 17.0% 100.0%
Sumber: Diolah
Gambar Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data.5
Grafik Status Penyajian Other Comprehensive Income Sekuritas Tersedia
Untuk Dijual
ataupun kerugian sekuritas tersedia untuk dijual, secara keseluruhan pada aneka
industri tahun 2012 sampai 2016 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
perusahaan dengan jumlah persentase 15,4% tidak menyajikan, pada tahun pada
TAHUN
Kriteria Total
2012 2013 2014 2015 20161 20162
LINDUNG 39 41 40 42 41 41 240
TIDAK
NILAI ARUS
MENYAJIKAN
KAS 15.7% 16.5% 16.4% 16.9% 16.5% 16.5% 96.8%
3 1 2 0 1 1 8
MENYAJIKAN
1.2% .4% .8% .0% .4% .4% 3.2%
42 42 38 42 42 42 248
Total
16.9% 16.9% 15.3% 16.9% 16.9% 16.9% 100.0%
Sumber: Diolah
Gambar Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data.6
Grafik Status Penyajian Other Comprehensive Income Lindung Nilai Arus
Kas
ataupun kerugian lindung nilai arus kas, secara keseluruhan pada aneka industri
tahun 2012 sampai 2016 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
berjumlah 42 perusahaan.
menyajikan.
62
dengan jumlah persentase 14,5% tidak menyajikan, pada tahun pada tahun
jumlah persentase 16,9% tidak menyajikan, pada tahun pada tahun 2016
TAHUN
Kriteria Total
2012 2013 2014 2015 20161 20162
REVALUASI
ASET 37 39 36 40 39 39 225
TIDAK
BERWUJUD
MENYAJIKAN
DAN TIDAK 15.0% 15.8% 12.6% 16.2% 15.8% 15.8% 91.1%
BERWUJUD
5 3 6 2 3 3 22
MENYAJIKAN
2.0% 1.2% 2.4% .8% 1.2% 1.2% 8.9%
42 42 37 42 42 42 247
Total
17.0% 7.0% 15.0% 17.0% 17.0% 17.0% 100.0%
Sumber: Diolah
Gambar Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data.7
Grafik Status Penyajian Other Comprehensive Income Revaluasi Aset
Berwujud dan Tidak Berwujud
ataupun kerugian selisih kurs, secara keseluruhan pada aneka industri tahun
2012 sampai 2016 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah
42 perusahaan.
menyajikan.
persentase 16.2% tidak menyajikan, pada tahun pada tahun 2016 Triwulan
5. Asosiasi
TAHUN
Kriteria Total
2012 2013 2014 2015 20161 20162
39 39 41 42 39 39 239
TIDAK
ASOSIASI
MENYAJIKAN
15.5% 15.5% 16.3% 16.7% 15.5% 15.5% 94.8%
3 3 1 0 3 3 13
MENYAJIKAN
1.2% 1.2% .4% .0% 1.2% 1.2% 5.2%
42 42 42 42 42 42 252
Total
16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 100.0%
Sumber: Diolah
ataupun kerugian selisih kurs, secara keseluruhan pada aneka industri tahun
2012 sampai 2016 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah
42 perusahaan.
Dari jumlah tersebut pada tahun 2012, 2013, 2016TW1 dan 2016TW2
mengalami nilai transaksi keuntungan dan kerugian yang sama yaitu terdapat 3
6. Lain - Lain
TAHUN
Kriteria Total
2012 2013 2014 2015 20161 20162
42 35 42 42 35 37 232
TIDAK
LAIN-LAIN
MENYAJIKAN
16.7% 13.9% 16.7% 16.7% 13.9% 15.9% 92.1%
0 7 0 0 7 5 20
MENYAJIKAN
.0% 2.8% .0% .0% 2.8% 2.4% 7.9%
42 42 42 42 42 42 252
Total
16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 100.0%
Sumber: Diolah
Gambar Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data.9
Grafik Status Penyajian Other Comprehensive Income Lain-lain
tahun 2012 sampai 2016 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
berjumlah 42 perusahaan.
Dari jumlah tersebut pada tahun 2012, 2014, dan tahun 2015 mengalami
nilai transaksi keuntungan dan kerugian yang sama yaitu terdapat 0 perusahaan
Sedangkan pada tahun pada tahun 2013 dan tahun 2016 triwulan
pertama juga terjadi nilai transaksi kerugian dan keuntungan yang sama yaitu
tidak menyajikan. begitupun juga pada tahun pada tahun 2016 Triwulan kedua
tidak menyajikan.
TAHUN
Metode Total
2012 2013 2014 2015 20161 20162
41 41 36 42 41 41 247
GABUNGAN
16.3% 16.3% 14.3% 16.7% 16.3% 16.3% 98.0%
1 1 1 0 1 1 5
TERPISAH
.4% .4% .4% 0% .4% .4% 2.0%
0 0 0 0 0 0 0
EKUITAS
.0% .0% .0% .0% .0% .0% .0%
0 0 0 0 0 0 0
LAIN-LAIN
.0% .0% .0% .0% .0% .0% .0%
42 42 42 42 42 42 252
Total
16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 16.7% 100.0%
Sumber: Diolah
Gambar Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data.10
Grafik Metode Penyajian OCI
1. Gabungan
Dalam pendekatan ini, laba bersih tradisional adalah sub total sementara
total laba komprehensif ditunjukkan sebagai total akhir. Laporan gabungan ini
memiliki keunggulan karena tidak perlu membuat laporan keuangan baru. Akan
tetapi, menyembunyikan laba bersih sebagai sub total dalam laporan merupakan
salah satu kelemahannya (Wahyu & Praptoyo, 2014:11). Disajikan dalam tabel
4.10 diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012-2016 triwulan kedua rata-rata
perusahaan yang terdapat pada sektor aneka industri yang terdiri dari mesin & alat
berat, otomotif & komponennya, tekstil & garmen, alas kaki, kabel serta
elektronika.
70
Terpisah
Disamping itu, hubungan antara laporan laba rugi tradisional dengan laporan laba
rugi komprehensif terlihat jelas karena laba bersih merupakan titik awal dalam
terpisah. Dapat dilihat tabel diatas bahwa pada tahun 2012-2016 triwulan kedua
terpisah dengan presentase 4%. Pada tahun 2015 tidak ada satupun perusahaan
2. Ekuitas
saham dan total ekuitas pemegang saham selama tahun berjalan. Laporan ekuitas
untuk setiap akun dan total ekuitas pemegang saham (Wahyu & Praptoyo,
2014:12).
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat penyajian dari tahun ke tahun
pada Other Comprehensive Income (OCI) dengan metode ekuitas dari total 42
71
Comprehensive Income (OCI) dengan metode ekuitas karena pada tahun 2012-
gabungan.
3. Lain-lain
terdapat pada Other Comprehensive Income (OCI) seperti PSAK 10 selisih kurs
mata uang asing, PSAK 16 & 19 revaluasi aset tetap berwujud dan yang tidak
investasi aset keuangan yang tersedia untuk dijual, PSAK 55 HED lindung nilai
arus kas, dan PSAK 15 bagian entitas asosiasi. Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat penyajian dari tahun ke tahun pada Other Comprehensive Income (OCI)
dengan metode ekuitas dari total 42 perusahaan aneka industri tidak satupun
lain karena pada tahun 2012-2016 triwulan kedua semua perusahaan lebih banyak
setiap variabel. Normalitas data digunakan untuk menentukan alat uji beda yang
digunakan. Uji normalitas dubutuhkan untuk uji beda nilai OCI tidak untuk
penyajian OCI. Jika distribusi data tidak normal maka alat uji yang digunakan
adalah uji beda lebih dari 2 sampel (Kruskal-WallisT-Test). Apabila distribusi data
normal maka alat uji yang digunakan adalah One Way Anova. Kelompok yang
dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu kelompok observasi dalam tahun dan
sedangkan tahun 2016 meliputi triwulan pertama dan triwulan kedua. Rangkuman
Pada Tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa hasil dari uji normalitas
kerja, perubahan investasi aset tersedia dijual, lindung nilai arus kas, revaluasi
aset berwujud dan tidak berwujud, asosiasi, lain-lain seluruhnya tidak normal.
Dengan ini maka data dilakukan uji beda dengan menggunakan Kruskal Wallis.
tahun 2012-2015, sedangkan tahun 2016 triwulan pertama dan triwulan kedua.
Rangkuman hasil uji beda nilai sebagaimana tampak pada tabel berikut:
Simpulan pada tabel 4.12 diatas terkait hasil uji beda nilai Other
komponen selisih kurs, imbalan kerja, perubahan investasi aset tersedia dijual,
lindung nilai arus kas, revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud, asosiasi, lain-
lain. Komponen imbalan kerja (PSAK 24) hasil simpulan ada beda karena Asymp.
Sig.dibawah 0,05.
aset tersedia dijual (PSAK 55 SEC), lindung nilai arus kas (PSAK 55 HED),
revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud (PSAK 16&19), asosiasi (PSAK 15),
dan lain-lain hasil simpulan tidak ada beda karena Asymp. Sig.diatas 0,05.
yaitu tahun 2012-2015, sedangkan tahun 2016 triwulan pertama dan triwulan
kedua. Rangkuman hasil uji beda penyajian sebagaimana tampak pada tabel
berikut:
Comprehensive . Sig.
Income (OCI)
lain tahun 2012-2016, selisih kurs (PSAK 10) dengan Asymp. Sig.0,168, imbalan
kerja (PSAK 24) dengan Asymp. Sig 0.739, perubahan investasi aset tersedia
dijual (PSAK 55 SEC) dengan Asymp. Sig 0.957, lindung nilai arus kas (PSAK 55
HED) dengan Asymp. Sig0.533, revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud
(PSAK 16&19) dengan Asymp. Sig 0.643, asosiasi (PSAK 15) dengan Asymp. Sig
4.4 Pembahasan
Cara mengukur untuk komponen nilai OCI diukur dari nilai OCI yang di
sajikan pada setiap komponen yang ada di laporan keuangan dengan melihat
76
berapa nilai OCI yang tertera dalam laporan laba rugi komprehensif. Cara
pengukuran ini mengacu pada riset yang pernah dilakukan Ahmar dan Mulyadi
(2016).
Dapat dilihat pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai OCI mengalami
tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2014 merupakan tahun dimana
paling banyak terjadi pada komponen OCI lindung nilai arus kas yaitu sebesar
Rp. -7.210.000.000. Sedangkan pada tahun 2013 dan tahun 2016 triwulan1
dengan total Rp. 124.000.000.000. Hal ini di sebabkan karena pada pada
Menurut Ahalik (2015:15) penjabaran mata uang asing ke mata uang asing
maka laporan keuangan perusahaan anak harus dijabarkan terlebih dahulu ke mata
di posisi kredit, apabila rugi, maka menghasilkan OCI di sisi debit. OCI dari
PSAK 10 ini masuk dalam kategori yang akan diklarifikasi ke dalam laba rugi.
Hasil pada komponen Other Comprehensive Income (OCI) selisih kurs ini dapat
dilihat pada tabel 4.2 diatas pada tahun 2012 merupakan nilai rata-rata OCI
77
sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada nilai selisihkurs pada tahun 2015
dimana pada tahun tersebut nilai OCI selisih kurs sebesar Rp 958.000.000.
imbalan kerja yang menghasilkan OCI berasal dari program imbalan pasti yaitu
berupa keuntungan dan kerugian actuarial yaitu perubahan atas nilai kini dari
dari perbedaan antara asumsi actuarial awal dengan apa yang secara actual
iuran pasti atau program imbalan pasti. Dapat dilihat dari Tabel 4.2 tersebut,
bahwa tahun 2016 triwulan kedua merupakan nilai rata-rata OCI terbesar yang
sedangkan nilai rata-rata terendah yang terdapat pada komponen imbalan kerja
yaitu pada tahun 2015, dimana pada tahun tersebut nilai OCI imbalan kerja
sebesar Rp 0.
melalui laporan laba rugi, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang serta aset keuangan yang
untuk dijual. Pada tabel 4.2 menjelaskan informasi tentang komponen Other
Comprehensive Income (OCI) aset tersedia untuk dijual. dapat dilihat dari tabel
tersebut, bahwa tahun 2016 triwulan kedua merupakan nilai rata-rata OCI
komponen aset tersedia untuk dijual yaitu pada tahun 2014, dimana pada tahun
Revaluasi aset adalah penilaian kembali aset yang dimiliki suatu entitas
dapat memilih model biaya atau model revaluasi sebagai dasar menilai aset
aset berwujud dan tidak berwujud dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas pada tahun
2012 merupakan nilai rata-rata OCI terbesar yang ada di komponen OCI selisih
nilai revaluasi aset berwujud dan tidak berwujud pada tahun 2015 dimana pada
merata. Adanya keuntungan atau kerugian dalam invetsasi pada asosiasi menurut
kemampuan memprediksi arus kas dan kegiatan operasi satu tahun mendatang.
Artinya apabila dilihat dari investasi pada asosiasi perusahaan dapat memprediksi
pada tabel 4.2 diatas pada tahun 2013, tahun 2016 triwulan satu dan 2016 triwulan
kedua merupakan nilai rata-rata OCI terbesar yang ada di komponen OCI asosiasi
asosiasi pada tahun 2012 dimana pada tahun tersebut nilai OCI selisih kurs
sebesar Rp -29.800.000.
80
implementasi IFRS tahun 2012. Didalam laporan laba rugi yang menyajikan
informasi laba kotor, laba operasi, dan laba bersih dapat digunakan untuk menilai
selisih kurs pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dari sampel
yang diteliti (aneka industri). Hasil penelitian terkait dengan perbedaan status
pengamatan. Status pengamatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status
bukti bahwa selisih diantara yang menyajikan dan tidak menyajikan cukup jauh
dari 22.6% berstatus menyajikan dan 77.4% berstatus tidak menyajikan. Hal ini
dapat diartikan bahwa penyajian selisih kurs yang disebabkan terkait pelaporan
keuangan tidak dialami setiap perusahaan atau dengan kata lain perusahaan yang
kerja pada aneka industri menunjukkan bahwa selisih antara yang menyajikan dan
tidak menyajikan dalam laporan laba rugi komprehensif lain cukup jauh total
keseluruhan dari tahun 2012-2016 triwulan kedua untuk yang menyajikan 4.4%
81
dan tidak menyajikan 95.6%. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan tidak
banyak yang menyajikan karena perusahaan akan menyajikan jika ada selisih
tersedia untuk dijual pada aneka industri untuk yang tidak menyajikan 87.4% dan
untuk yang menyajikan sebesar 12.6%. Terkait dengan uraian diatas dapat
diartikan bahwa perusahaan yang memiliki investasi aset tersedia untuk dijual dan
harus dilakukan penyesuaian pada akhir periode karena penilaian nilai wajarnya
berubah.
Status penyajian pada komponen OCI lindung nilai arus kas dalam laporan
laba rugi komprehensif lain dalam menyajikan dan tidak menyajikan cukup jauh
terkait dengan komponen lindung nilai arus kas yang tidak menyajikan sebesar
96.8% dan untuk yang menyajikan sebesar 3.2%. Hasil dari penelitian ini dapat
diartikan bahwa perusahaan yang memiliki akun lindung nilai arus kas karna ada
penilaian nilai wajar namun hanya sedikit dibandingkan yang tidak memiliki.
Hasil penelitian terkait komponen status penyajian revaluasi aset
berwujud dan tidak berwujud. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
menyajikan sebesar 91.1% dan untuk yang menyajikan sebesar 8.9%. Hasil dari
penelitian ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang memiliki akun revaluasi aset
berwujud dan tidak berwujud lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak
memiliki, karena perusahaan yang menilai kembali aset yang dimiliki hanya
sedikit.
Pada pembahasan terkait status penyajian OCI komponen asosiasi tidak
jauh berbeda dengan pembahasan komponen revaluasi aset tetap berwujud dan
tidak berwujud. Karena pada komponen asosiasi ini juga masih banyak
82
perusahaan yang tidak menyajikan. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa
Pada laporan laba rugi terdapat 3 metode penyajian yaitu diantaranya adalah
metode gabungan, metode terpisah dan metode ekuitas. Metode gabungan yaitu
komponen OCI. Metode ekuitas adalah segala perubahan dalam ekuitas yang
terjadi pada suatu periode kecuali yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan
distribusi kepada pemilik. Sedangkan untuk lain-lain adalah metode dimana dalam
metode terpisah 3 untuk metode ekuitas dan 4 untuk lain-lain. Metode penyajian
mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Wahyu dan Praptoyo (2016).
terpisah 2.0% dan metode ekuitas 0%. Berdasarkan hasil observasi tersebut
sampel yang diamati adalah metode gabungan. Pada metode gabungan posisi
other comprehensive income menjadi satu dengan laporan laba rugi komprehensif,
metode gabungan ini memiliki keunggulan karena tidak perlu membuat laporan
keuangan baru. Akan tetapi, menyembunyikan laba bersih sebagai sub total dalam
83
Praptoyo, 2014:11).
BAB V
5 PENUTUP
5.1 Simpulan
melihat perkembangan setiap tahunnya, tidak hanya itu penelitian ini bertujuan
metode terpisah, gabungan dan Ekuitas. Penyajian laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain pada sektor aneka industri yang ini difokuskan
Penyajian OCI merupakan penyajian yang berasal dari selisih lebih dan atau
selisih kurang terkait nilai selisih kurs, imbalan kerja, sekuritas yang tersedia
untuk dijual, lindung nilai, penilaian asosiasi. Riset ini merupakan pengembangan
dari riset sebelumnya mengenai Other Comprehensive Income (OCI) dan juga
84
85
sehingga menjadikan riset ini menjadi penting Informasi yang dibutuhkan oleh
banyak pihak baik internal perusahaan dalam memprediksi arus kas, investor
keuangan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Jumlah emiten aneka industri
Sampel yang diuji sebanyak 252 data tahun. Deskripsi other comprehensive
tabulasi silang (croostabs) uji beda untuk nilai OCI dimulai dengan uji normalitas
data. Hasil uij normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal
sehingga alat uji yang dilakukan yaitu uji Kruskall-Wallis. Berdasarkan analisis
sebagai berikut.
1. Nilai OCI komponen selisih kurs menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
2. Pada komponen OCI imbalan kerja menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai
4. Pada tahun 2012-2016 triwulan kedua hasil dari nilai komponen lindung
6. Hasil dari nilai komponen OCI asosiasi menunjukkan bahwa tidak ada beda
7. Hasil dari status penyajian komponen selisih kurs menunjukkan bahwa tidak
8. Pada tahun 2012-2016 triwulan kedua hasil dari status penyajian komponen
10. Status penyajian komponen lindung nilai arus kas menunjukkan bahwa tidak
11. Hasil dari status penyajian komponen OCI revaluasi asset berwujud dan
tidak berwujud menunjukkan bahwa tidak ada beda selama tahun 2012-2016
triwulan kedua.
12. Hasil dari status penyajian komponen OCI asosiasi menunjukkan bahwa
dikenai pajak.
nilai OCI dimana nilai OCI meskipun secara riil bukan berupa kas namun
informasi OCI.
4 Akademisi
88
selanjutnya.