Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Pendahuluan

1.1Latar belakang masalah


Gambaran hukum di indonesia ini sangatlah
memprihatinkan. Hukum di perlukan agar kebijakan
negara dapat memperoleh bentuk resmi yang bersifat
mengikat dan dapat dipaksakannya hukum. Seiring
berjalannya waktu dan perkembangan zaman,
kebudayaan manusia mengalami perkembangan pula.
Lembaga kepolisian, kehakiman,kejaksaan,dan pengacara
merupakan hukum yang berhubungan erat dengan sistem
hukum yang di tata. Peraturan perundang-undangan tidak
hanya membawa perbaikan tetapi membingungkan dan
membebani kehidupan masyarakat, sehingga membuat
masyarakat menjadi apatis.

1.2 Perumusan masalah


1. Apa pengertian hukum sebagai kaidah?
2. Jelaskan jenis hukum sebagai kaidah yang berjalan di
indonesia?
3. Kasus apa yang berkaitan dengan hukum sebagai kaidah
di indonesia?

1
BAB II
Pembahasan
2.1 pengertian hukum sebagai kaidah
Kaidah secara etimologi berasal dari bahasa arab
yang berarti dasar, fondasi, peraturan dan prinsip.
Menurut Punadi Purbacakara, kaidah adalah patokan atau
pedoman untuk berperilaku.
Dapat kita simpulkan bahwa kaidah merupakan
pedoman yang berupa peraturan tentang cara berperilaku
atau bertindak yang harusnya dilakukan oleh masyarakat
tersebut. Secara kaidah atau norma dapat di gambarkan
sebagai aturan atau tingkah laku. Atau sesuatu yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam keadaan
tertentu. Namun, ada juga yang mengatakan kaidah
sebagai petunjuk yang mengikat. Kaidah memiliki fungsi
untuk mengatur kepentingan dalam bermasyarakat.
Kaidah juga berfungsi memberikan jalan keluar
terhadap terjadinya persoalan kepentingan dalam
masyarakat. Kaidah atau norma menurut isinya ada 2
macam yaitu perintah dan larangan. Perintah merupakan
keharusan bagi seorang untuk berbuat sesuatu. Larangan
merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat
sesuatu, karena akibatnya dipandang tidak baik.
Atas definisi di atas, maka kaidah atau norma
sangat berguna untuk memberikan petunjuk pada
manusia bagaimana harus bertindak dalam masyarakat
serta perbuatan mana yang harus dijalankan dan
perbuatan mana yang harus dihindari yang akan
mewujudkan kedamaian dan ketertiban dalam
masyarakat.

2
2.2 Jenis hukum sebagai kaidah.
Sebagai mana di jelaskan di sebelumnya bahwa kaidah
merupakan pedoman hidup. Sementara itu kehidupan
manusia secara umum dapat dibagi menjadi dua aspek
yaitu aspek hidup pribadi dan antar pribadi.
Untuk aspek hidup pribadi diatur melalui kaidah:
- Kaidah kepercayaan atau agama yang berguna untuk
mencapai kesucian pribadi atau kehidupan beriman.
- Kaidah kesusilaan yang berguna untuk kebaikan
pribadi atau kebersihan hati nuraini dan akhlak.
Sedangkan untuk aspek hidup antar pribadi diatur
melalui kaidah:
- Kaidah kesopanan yang dimaksud untuk mencapai
kesedapan hidup bersama
- Kaidah hukum yang di maksud untuk mencapai
kedamaian hidup bersama.
Keempat kaidah tersebut memiliki arti yang secara
detail, yaitu:
1). Kaidah kesusilaan atau moral.
Kaidah kesusilaan dalam arti yang sempit yaitu etika
atau moral. Namun, disini lebih kepada etika atau moral
yang berhubungan dengan manusia langsung karena
menyangkut kehidupan pribadi manusia. Pendukung
kaidah kesusilaan adalah nurani individu.
Ciri kaidah kesusilaan adalah otonom, diikuti atau
tidaknya aturan tergantung sikap manusia tersebut. Apa

3
bila melanggar menyebabkan batin atau hati nurani
individu tersiksa.
2).Kaidah agama
Kaidah agama adalah aturan tingkah laku yang
diyakini pleh penganutnya sebagai berasal dari tuhan.
Para pemeluk agama mengakuidan berkeyakinan bahwa
peraturan hidup berasal dari tuhan dan merupakan
tuntutan hidup untuk ke jalan yang benar.
Kaidah agama memiliki sifat yang mendunia
(universal). Pelanggaran kaidah agama akan mendapat
sanksi yang berupa hukuman neraka. Kaidah agama di
bedakan menjadi kaidah agama yang mengatur hubungan
manusia dengan tuhannya, dan kaidah yang mengatur
hubungan sesama manusia.
Ciri dari kaidah ini yaitu sanksinya bersifat pribadi
seperti dosa ketika melakukan hal yang di langgar oleh
agama. Kaidah ini bersumber dari tuhan.
3). Kaidah kesopanan
Kaidah kesopanan atau yang sering dikenal dengan
tatakrama adalah peraturan hidup yang timbul dari
pergaulan segolongan manusia dalam masyarakat.Kaidah
kesopanan didasarkan atas kebiasaan, kepatutan, atau
kepantasan yang berlaku dalam masyarakat.
Kaidah ini ditaati sebagai sebagai pedoman yang
mengatur tingkah laku manusia terhadap sekitarnya.suatu
golongan dapat menetapkan baik atau tidaknya seseorang
dalam menjalankan kaidah kesopanan. Salah satu
perbedaannya dengan kaidah kesusilaan/moral adalah
bahwa kaidah kesopanan justru ditujukan kepada sikap
lahir manusia, demi penyempurnaan dan ketertiban

4
masyarakat. Sanksi bagi pelanggaran kaidah kesopanan
adalah berwujud teguran, celaan, cemooh, pengucilan.

4).Kaidah hukum
kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir batin
manusia. Tidak mempermasalahkan baik atau buruknya
sikap batin manusia. Kaidah hukum bersifat memaksa,
kaidah ini juga memiliki peraturan perundang- undangan
yang resmi di tujukan kepada manusia yang melanggar
aturan tanpa memandang kaya atau miskinnya
manusia(adil).kaidah hukum sebagai salah satu kaidah
sosial mempunyai dua sifat alternatif, yaitu :
a. bersifat imperatif, artinya wajib ditaati.Kaidah ini tidak
dapat dikesampingkan dalam suatu keadaan
koknkret(nyata), hanya para pihak yang membuat
perjanjian,
b. bersifat fakultatif, yaitu tidak mengikat atau wajib ditaati.
Ini merupakan kaidah hukum yang dapat dikesampingkan
oleh perjanjian yang di buat para pihak.

5
2.3 Kasus yang melanggar hukum sebagai kaidah di
Indonesia (LGBT)
Pernikahan sejenis atau yang sering di kenal LGBT
(lesbian,gay,biseksual,transeksual/transgender) yang
merupakan perilaku yang menyimpang dalam kaidah
agama, kaidah kesusilaan dan kaidah hukum.
LGBT saat ini lebih dari sekedar sebuah identitas,
pelanggengan Same Sex Attraction (SSA). Perilaku
LGBT dimulai dari suatu preferensi Homoseksual,
kemudian mewujudkannya, lalu pada akhirnya melekat
dalam bentuk perjuangan untuk di terima sebagai
perilaku normal dalam membentuk keluarga.
Keberadaan LGBT di Indonesia tidak sesuai dengan
pasal yang ada. Tepatnya pasal 1 Undang-undang no. 1
tahun1974 tentang perkawinan.
“perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara
seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri dengan
tujuan membentuk keluarga(rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang MahaEsa”
Namun, disisi lainnya, komunitas LGBT serta
pendukung LGBT menuntut kebebasan/HAM mengenai
perilaku LGBT. Dari sisi sosial perbuatan inii merupakan
perbuatan yang menyimpang dari segi agama maupun
hukum. Pada sekarang ini fenomena LGBT menjadi
kontroversional yang tak berujung.

6
Pada ajaran islam LGBT itu dikenal dengan 2
sebutan yaitu Liwath(gay), sihaaq(lesbian). Hukumnya
LGBT dalam islam yaitu haram karena Allah
menciptakan manusia berpasang-pasangn.
Perilaku menyimpang ini menimbulkan bahaya
yang luar biasa baik dalam moral, aqidah, akhlak,
maupun kehidupan sosialnya. Haramnya perbuatan
LGBT tentu bukan tanpa sebab. Dimana perilaku
perbuatan semacam ini selain menyalahi hukum islam
dan fitrahnya sebagai manusia. LGBT juga merupakan
dosa yang sangat besar, bahkan lebih besar dari perbuatan
zina.
LGBT juga akan mendapat siksaan yang sangat
pedih dari Allah , dimana semua umatnya dibinasakan
dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
Dari segi kesehatan LGBT juga akan terkena
penyakit kelamin yang ganas. Karena LGBT cenderung
bergonta-ganti pasangan.
Perilaku LGBT mungkin bukanlah suatu hal yang
baru dalam kehidupan masyarakat kini. Dulunya perilaku
ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Namun,
sekarang sudah semakin banyak bahkan sampai
dilakukan secara terang-terangan.
Faktor LGBT:
- Fktor lingkungan
Faktor ini bisa memicu terjadinya LGBT, misalnya
karena salah pergaulan dalam berteman. Adanya
budaya barat yang masuk ke Indonesia juga dapat
menyebabkan penyimpangan perilaku LGBT ini
terjadi.

7
- Faktor keluarga
Apabila anak mendapat perlakuan kekerasan oleh
orangtuannya maka akan menyebabkan LGBT.
Contohnya ; anak perempuan yang mendapat
perlakuan kasar dari ayahnya maka ia akan befikir
untuk membenci lawan jenisnya , alhasil ia menjadi
LGBT. Oleh itulah orang tua harus berwaspada dalam
mendidik anak.

8
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu
hukum sebagai kaidah mencakup 4 materi yaitu
kaidah sosial, kaidah kesopanan, kaidah agama,
kaidah hukum.
Suatu permasalahan yang bersangkutan dalam ilmu
hukum sebagai kaidah adalah kasus
LGBT(lesbian,gay,biseksual,transgender) . iini
menyangkut dengan kaidah hukum, kesusilaan , dan
agama.
LGBT merupakan perbuatan yang nantinya
mendapat dosa yang sangat besar.
3.2 Saran
Pada dasarnya manusia membutuhkan peraturan
hidup supaya tidak ada perselisihan selamanya.
Masyarakat juga harusnya sadar untuk saling
mengingatkan sesama manusia tentang haramnya
LGBT.
Peran orang tua dalam kasus LGBT juga di
perlukan secara hati-hati agar anak tidak terjerumus
dalam komunitas LGBT.

9
3.3 Daftar Pustaka
- http://tugas-hukum.blogspot.com/2014/10/bab-4-
kaidah-hukum-dan-kaidah-sosial.html?m=1
- https://blognyonyait.blogspot.com/2017/03/makala
h-contoh-pelanggaran-etika-moral.html?=1
- https://m.kiblat.net/2017/12/15/putusan-mk-soal-
lgbt-bertentangan-dengan-aturan-hukum-
indonesia
- https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/bahaya-
lgbt-dalam-islam

10

Anda mungkin juga menyukai