Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN 10:
DESAIN PRODUK DAN JASA (PENGEMBANGAN
PRODUK)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mempelajari materi dalam pertemuan 10, diharapkan anda mampu untuk :
1. Memahami tentang pengembangan produk baru
2. Memahami tahapan pengembangan produk baru
3. Memahami tentang QFD dan manfaat dari QFD

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 10.1:


Pendahuluan Pengembangan Produk Baru

Produk baru diartikan sebagai produk baru bagi perusahaan, modifikasi dari
produkyang sudah ada, duplikat dari produk pesaing, produk yang diakuisisi dan
produk asliinnovatif. Produk baru diperkirakan bisa memberi sebuah proporsi yang
tinggi bagipertumbuhan perusahaan dan kadang-kadang memberikan kontribusi utama
terhadaplaba bisnis keseluruhan.
Setiap perusahaan harus melaksanakan pengembangan produk untuk
membentuk masa depan perusahaan. Dimana pelanggan selalu menginginkan produk
baru dengan perubahan-perubahan seperti ciri khusus produk, meningkatkan mutu
produk, menambah tipe produk, dan mengubah ukuran produk untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan jika tidak ingin perusahaan yang dikelolanya
mengalami kemunduran. (Kotler, 2008:374).
Dalam perencanaan produk, produk harus dipandang sebagai pemecahan
masalahbagi konsumen, dimana jika seorang konsumen membeli sebuah produk
merekadapat memperoleh manfaat dari penggunaan produk tersebut. Dan yang
terpentingdisini adalah bagaimana konsumen percaya bahwa suatu produk dapat
memenuhikebutuhannya, bukan bagaimana penjual memandang produk tersebut.
S1 Manajemen Universitas Pamulang
1
UNIVERSITAS PAMULANG

Jikakebutuhan konsumen sudah terpenuhi, diharapkan timbul kepuasan dalam diri


merekasehingga dimasa yang akan datang mereka akan melakukan pembelian
berikutnyaterhadap produk yang sama. Beberapa faktor penting yang perlu
diperhatikan dalamperencanaan produk baru, yaitu :
1. Pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen lengkap.
2. Sumber daya yang mendukung terhadap pengembangan produk baru.
3. Perkiraan penyimpangan produk baru dalam memenuhi pasar sasaran
4. Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan dan produksi
produkbaru.
5. Antisipasi terhadap reaksi para pesaing.
6. Kapan waktu yang paling tepat untuk meluncurkan produk baru.
7. Jasa terkait sebagai pendukung produk baru
Perkenalan barang atau jasa baru bisa diklasifikasikan menjadi : Benar-
benarbaru bagi pasar dan luasnya nilai yang disiptakan, menghasilkan jenis-
jenisproduk baru berikut ini :
1. Innovasi transformasional, produk yang secara radikal baru danpenciptaan
nilai yang substansial.
2. Innovasi substansial, produk yang secara significan baru danmenciptakan
nilai penting untuk customer.
3. Innovasi incremental, innovasi, produk baru yang menyediakanpeningkatan
performans atau nilai yang diterima lebih baik (atau biayalebih rendah).
Kebutuhan customer menjadi informasi penting yang menentukan nilai
peluangyang ada dalam pengembangan produk baru. Identifikasi dan analisis
segmenpasar membantu untuk mengetahui segmen yang menawarkan peluang
produkbaru ke organisasi. Kepuasan konsumen mengindikasikan seberapa
baikpengalaman menggunakan produk dibandingkan dengan nilai yang
diharapkanoleh pembeli.
1. Nilai konsumen,
Tujuan analisis nilai customer adalah mengidentifikasi kebutuhan :
Produk baru
Peningkatan produk yang ada.
Peningkatan dalam proses produksi

S1 Manajemen Universitas Pamulang


2
UNIVERSITAS PAMULANG

Peningkatan layanan pendukung

2. Kapabilitas yang cocok untuk peluang nilai,


Setiap peluang nilai harus dipertimbangkan pada saat organisasimempunyai
kapabilitas untuk membawa nilai customer yang superior.Organisasi secara
normal akan mempunyai kapabilitas yangdibutuhkan perluasan lini produk dan
tambahan peningkatan.Pengembangan produk untuk sebuah kategori produk
barumembutuhkan penilaian pada kapabilitas organisasi mengenai
kategoribaru.
3. Innovasi transformasional
Customer barangkali bukan penuntun yang baik untuk idea produkbaru yang
secara total mungkin disebut radikal atau penerobosaninnovasi sejak mereka
membentuk keluarga produk baru atau bisnisbaru. Ketika setiap ide dibawah
pertimbangan, pelanggan potensialmungkin tidak mengerti bagaimana produk
baru akan menggantiproduk yang ada. Masalahnya adalah customer tidak
mungkinmengantisipasi sebuah preferensi untuk sebuah produk baru
yangrevolusioner.

1. Definisi Pengembangan Produk baru

Pengembangan produk baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas


yang sering terlupakan. Pada saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang
dipasarkan itu berada pada tahap “kedewasaan” , maka perusahaan haruslah mulai
memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya dari produk yang berada pada tahap
tersebut untuk mengembangkan ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang
diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut.
Menurut Kotler (2008:273) “Pengembangan produk merupakan pengembangan
dari produk yang sudah ada atau menciptakan produk yang sama sekali baru melalui
riset dan penelitian yang dilakukan oleh para manajerpemasaran maupun melalui
departemen penelitian dan pengembangan.” Tujuan pokok dari sebagian besar upaya
pengembangan produk baru adalah mengamankan volume dan pertumbuhan laba,

S1 Manajemen Universitas Pamulang


3
UNIVERSITAS PAMULANG

mempertahankan posisi perusahaan saat ini sebagai inovator dan mempertahankan


pangsa pasar yang ada pada saat sekarang.
Produk baru adalah produk asli, produk yang disempurnakan, produk yang
dimodifikasi, dan merek-merek baru yang dikembangkan sendiri oleh bagian
penelitian pengembangan produk. (Tjiptono, 2002:107). Pengembangan produk
(Product Development) adalah proses pencarian gagasan untuk barang/jasa baru dan
mengkonversikannya ke dalam tambahan lini produk yang berhasil secara komersial.
(Simamora, 2000:458).
Dari definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan pengembangan produk adalah merupakan suatu usaha yang direncanakan dan
memberikan suatu gagasan baru untuk memperbaiki produk yang telah ada atau
penambahan banyaknya ragam produk yang dihasilkan dan dipasarkan. Dengan
adanya pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan
dan keinginan pasar.
Pada umumnya perusahaan mempunyai hubungan erat dengan inovasi, di
dalam menerapkan pelaksanaan pengembangan produk maka perusahaan harus
memperhatikan diantaranya : produk yang dibuat haruslah dapat memuaskan
konsumen, produk yang dibuat harus bermanfaat bagi kepentingan konsumen, desain
produk serta rancangan harus sesuai dengan selera konsumen. (Ating dkk, 2000 : 72).
Menurut Booz Allen dan Hamilton yang diterjemahkan oleh Djaslim Saladin
(2002:107) terdapat enam golongan di dalam pengembangan produk, yaitu :
1. Produk baru bagi dunia, yaitu produk yang diciptakan pasar yang baru
sama sekali.
2. Lini pengembangan produk baru, yaitu lini produk yang benar-benar baru
pertama kali dipasarkan oleh perusahaan.
3. Tambahan lini produk yang sudah ada, yaitu perusahaan menambah lini
produk yang sudah ada.
4. Merevisi pasar yang sudah ada, yaitu penyempurnaan produk yang sudah
ada sehingga memberikan nilai yang lebih tinggi atau mengganti dengan
produk yang baru.
5. Penempatan kembali, yaitu memposisikan kembali para segmentasi produk
yang sudah baru atau yang sudah ada.

S1 Manajemen Universitas Pamulang


4
UNIVERSITAS PAMULANG

6. Penekanan biaya, yaitu produk dengan penampilan yang sama, tetapi


melalui biaya yang rendah.

2. Hambatan Pengembangan Produk Baru


Perusahaan yang melakukan pengembangan produk dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan selera konsumen maka disaat yang sama perusahaan pun
harus memikirkan hambatan-hambatan yang mungkin akan terjadi. Menurut Kotler
(2003:377), menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menghambat pengembangan
produk, yaitu:
a. Kekurangan gagasan mengenai produk
b. Mahalnya proses pengembangan produk baru
c. Kekurangan modal
d. Siklus hidup produk yang lebih singkat
e. Produk tidak dirancang dengan baik

3. Strategi Pengembangan Produk Baru


Strategi-strategi pengembangan produk baru dapat dikelompokkan menjadi
reaktif dan proaktir. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi reaktif
atau proaktif mencakup ukuran dan pertumbuhan pasar, perlindungan sebagai
inovator, kekuatan dan kelemahan daya saing, posisi pasar perusahaan. (Boy, Walker
dan Larreche 2000:296).
Strategi reaktif berupa :
a. Strategi defensif . Menyesuaikan produk yang ada sehingga produk itu bisa
bersaing dengan lebih baik melawan produk kompetitif yang baru
diluncurkan
b. Strategi imitatif. Mampu dengan cepat meniru produk baru
c. Strategi yang kedua tapi lebih baik. Mampu memperbaiki produk baru
bersaing
d. Strategi responsif. Bereaksi terhadap permintaan konsumen untuk produk
baru atau produk yang sudah diperbaiki
Strategi proaktif berupa :

S1 Manajemen Universitas Pamulang


5
UNIVERSITAS PAMULANG

a. Strategi Litbang. Berupaya mengembangkan produk-produk teknis yang


unggul.
b. Strategi pemasaran. Didasarkan pada menemukan kebutuhan konsumen
dan kemudian mengembangkan produk untuk memenuhinya.
c. Strategi akuisisi. Dimana perusahaan membeli produk baru untuk
dipasarkan.

4. Pentingnya Pengembangan Produk Baru


Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan
manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Menurut Stanton
(1996:222), pentingnya pengembangan produk baru sebagai berikut :
a. Hubungan dengan daur hidup produk .
Ada dua hal yang berkaitan dengan konsep daur hidup membantu
menjelaskan mengapa inovasi produk sangat penting, pertama setiap
produk yang ada dalam perusahaan akhirnya tidak terpakai lagi. Kedua,
keuntungan pada umumnya akan menurun karena usia produk semakin
menua, jika produk tidak diubah atau diganti dan akhirnya perusahaan akan
bangkrut.
b. Produk menunjukkan laba
Pengembangan produk sangat penting untuk mempertahankan laba yang
telah direncanakan.
c. Pengembangan produk sangat penting bagi perusahaan
Produk yang berorientasi pada pengembangan produk baru diharapkan
dapat tumbuh dan berkembang.

Tujuan Pembelajaran 10.2:


Tahapan Pengembangan Produk Baru

Pengembangan baru mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen


danpenyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar dan
menentukansusunan produk lininya. Adanya perencanaan produk baru ini akan

S1 Manajemen Universitas Pamulang


6
UNIVERSITAS PAMULANG

mendorongperusahaan meningkatkan perolehan labanya atau paling tidak membuat


laba menjadistabil.
Menurut Ating, Soenarto dan Harun Rujandhi (2003:70), perusahaan harus
menyadari bahwa dalam pelaksanaan pengembangan produk, kemungkinan
perusahaan mengadakan perubahan-perubahan ciri-ciri khusus produk, meningkatkan
mutu produk, menambah tipe produk, dan mengubah ukuran produk untuk
memuaskan pasar. Pada saat perusahaan mengalami kemundurandan menghadapi
persaingan yang cukup tinggi, maka kebijaksanaan produk khususnya pengembangan
produk merupakan salah satu alternatif jika kebijaksanaan non produk seperti promosi,
penentu harga serta saluran distribusi tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk
dapat menjamin kesinambungan produk di pasar.

Tahap-tahap dalam pengembangan produk baru terdiri dari :

Gambar 10.1 Tahapan Pengembangan Produk Baru

S1 Manajemen Universitas Pamulang


7
UNIVERSITAS PAMULANG

1. Analisis Kebutuhan Pelanggan


Kebutuhan konsumen merupakan titik pendahuluan untuk pengembangan
produk, baik untuk pasar domestik ataupun global. Produk-produk baru
merangsang perusahaan untuk mencapai sasaran unit bisnis dan kooporat.
Untuk menentukan lingkup produk baru yang akan dipertimbangkan,
manajemen sering merumuskan garis-garis besar perencanaan produk baru.
Keputusan ini menjadi garis-garis besar penting untuk proses perencanaan
produk baru. Analisis kepuasan pelanggan menentukan peluang untuk produk
dan proses baru.
2. Pemunculan gagasan atau ide
Pengembangan produk baru berawal dari penciptaan ide,didalam penciptaan
ide tidak hanya seadaya saja tetapi harus didefinisikandengan jelas tujuan dari
produk yang ingin dikembangkanya, dan harus jelasjuga apakah akan
memodifikasi produk lama, membuat terobosan baru, ataumeniru pesaing, ide
baru bias dicari diberbagai sumber, misalnya darikonsumen, pesaing,ilmuan
dll.
3. Penyaringan ide dan Evaluasi
Tujuan langkah ini adalah untuk menyaring ide ide yangburuk agar nantinya
ide yang akan dikembangkan bisa realistis danmemungkinkan bisa diwujudkan
secara nyata.
Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari perencanaan
produk baru. Produk yang berhasil adalah produk yangmemuaskan kriteria
manajemen untuk keberhasilan komersial. Manajemen memerlukan suatu
prosedur penyaringan dan evaluasi yang akan menghapus ide-ide yang tidak
akan menjajikan sesegera mungkin. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi
ide-ide yang paling tidak menjanjikan sebelum terlalu banyak waktu dan dana
yang dikucurkan ke dalamnya.
4. Analisis Bisnis
Dalam hal ini perusahaan memperkirakan biaya dan laba,sertamengevaluasi
manfaat suatu produk baru dengan analisis break event agarnantinya
perusahaan mengetahui berapa produk yang akan dijual agar impasdengan
harga dan struktur biaya tertentu.

S1 Manajemen Universitas Pamulang


8
UNIVERSITAS PAMULANG

5. Pengembangan Strategi Pemasaran


Tujuan pengembangan strategi pemasaran adalah penyempurnaan rencana
lebih lanjut pada tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana strategi pemasaran
untuk mengenalkan produk baru ke pasar.
6. Pengembangan Produk
Dalam hal ini ide yang menarik akandibuat konsep produk yang bias diuji, dari
ide produk bias dibuat beberapakonsep, lalu ilmuan menguji apakah sudah
sesuai dengan apa yang menjadikeinginan konsumen, apabila konsepnya sesuai
dengan tujuan maka bisadilakukan pabrikasi,,dan jika belum maka tim
pengembang membuat konsepbaru dengan memperbaiki konsep yang lama.
Jika konsep produk yang sudah matang dan sudahmelalui analisis bisnis maka
langkah yang selanjutnya adalah mengubahkonsep produk tersebut kedalam
bentuk fisik, hal ini akan menjawabpertanyaan apakah produk layak secara
teknis dan komersil. Departemenpeneliti dan pengembang harus
mengembangkan satu atau lebih konseproduk agar nantinya mendapatkan
suatu model Prototype yang mewakilisemua konsep produk, setelah prototype
jadi maka dilakukan uji fungsional dan uji konsumen.
7. Pengujian Produk dan Pasar
Pada tahapan ini, pengujian produk merupakan kelanjutan dari tahapan
pengembangan produk. Tahapan-tahapan pengujian produk diantaranya :
1. Pengujian tentang konsep produk
2. Pengujian desain produk
3. Pengujian kesukaan konsumen terhadap produk
4. Pengujian laboratorium terhadap produk, dan
5. Pengujian operasi pabrik dan tes penggunaan produk.
Setelah manajemen perusahaan merasa puas dengan produknya (setelah
melakukan perubahan) maka untuk lebih lanjut adalah pengujian pada
tujuannya yaitu untuk mengetahui reaksi konsumen
8. Komersialisasi.
Uji pemasaran memberikan cukup informasi untuk bisamengambil keputusan
apakah produk akan dilincurkan atau tidak, adapunkeputusan sebelum
memasrkan ,diantaranya kapan produk akan diluncurkan,target pasar mana

S1 Manajemen Universitas Pamulang


9
UNIVERSITAS PAMULANG

yang akan menjadi target, dimana awal produk akan dijual,biaya yang
dibutuhkan untuk pemasaran produk.

Tujuan Pembelajaran 10.3:


Quality Function Deployment (QFD)

1. Pengertian Quality Function Deployment (QFD)


Quality Function Deployment (QFD) merupakan pendekatan sistimatik
yangmenentukan tuntutan atau permintaan konsumen kemudian
menterjemahkantuntutan tersebut secara akurat kedalam teknis, manufacturing, dan
perencanaanproduksi yang tepat. Lou Cohen dalam laporan penelitian Uswatun
Hasanah(2007:12) mendefinisikan QFD adalah metode terstruktur yang digunakan
dalamproses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan
spesifikasikebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi suatu produk
dalammemenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. QFD meliputi seluruh
komponenyang diterapkan dalam rencana pengembangan sekolah dengan
targetteridentifikasi.
QFD adalah konsep pendekatan stuktur dalam mendefinisikan apa yang
menjadi kebutuhan-kebutuhan keinginan, dan ekspektasi konsumen dan
menerjemahkannya ke dalam perencanaan yang spesifik untuk proses produksi /
manufaktur. QFD dibuat pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitshubishi Shipyard di
Kobe, Jepang yang kemudian dikembangkan oleh Toyota dan para pendukungnya dan
digunakan oleh banyak perusahaan di Jepang dan di Amerika (Eldin, 2002). Quality
Function Deployment (QFD) merupakan satu-satunya sistem mutu komprehensif yang
bertujuan secara spesifik, yaitu memaksimalkan kepuasan konsumen dengan mencari
kebutuhan konsumen, baik yang jelas maupun yang tidak terucap oleh konsumen.
Kebutuhan konsumen tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam tindakan dan
rancangan dalam perusahaan (Mazur, 2003). QFD mencakup juga monitor dan
pengendalian yang tepat dari proses operational menuju sasaran (Marimin, 2004).
Revelle (2007:14) berpendapat bahwa QFD was created to helporganization
improve their ability to understand their customers needs as well asto effectively
respond to those needs. Pendapat tersebut berarti bahwa QFD dibuatuntuk membantu

S1 Manajemen Universitas Pamulang


10
UNIVERSITAS PAMULANG

organisasi dalam meningkatkan kemampuan organisasi disekolah dalam memahami


kebutuhan konsumen dan secara efektif memberitanggapan kepada kebutuhan
konsumen.
QFD adalah metode yang digunakan dalam mendukung dan
melaksanakanfilosofi TQM (Total Quality Management). QFD digunakan dalam
berbagaiperencanaan. Dalam QFD, semua anggota tim dapat mengambil keputusan
secarasistematik untuk memprioritaskan berbagai tanggapan yang mungkin
terhadapsekelompok tujuan tertentu. QFD digunakan untuk memperbaiki
prosesperencanaan, mengatasi permasalahan sekolah, serta membantu
mengadakanperbaikan terhadap pengembangan sekolah.
Penerapan QFD telah banyak dilakukan di berbagai perusahaan dan institusi
terkemuka di berbagai negara. Mereka antara lain 3M, AT&T;, Boeing, Chevron,
DaimlerChrysler, EDS, Ford Motor Company, General Motors, Gillette, Hewlett-
Packard, Hughes, IBM, Jet Propulsion Laboratory, Kawasaki Heavy Industry, Kodak,
Lockheed-Martin, Marriott, Motorola, NASA, NATO, NEC, Nissan Motors, Nokia,
Pratt & Whitney, Proctor & Gamble, Raytheon, Sun Microsystems, Texas
Instruments, Toshiba, Toyota Autobody, Departemen Pertahanan Amerika, Visteon,
Volvo, Xerox dan masih banyak lainnya (Mazur, 2003, Eldin, 2002). Dewasa ini,
sudah banyak industri di Amerika yang secara rutin menggunakan QFD untuk
meningkatkan mutu produk dan layanan mereka. Industri-industri tersebut mencakup
industri otomotif, perbankan, asuransi, pelayanan kesehatan, layanan umum, dan
pengolahan makanan (Eldin, 2002).

2. Manfaat QFD (Quality Function Deployment)


Menurut Nasution (2001:24) QFD membawa sejumlah manfaat bagiorganisasi
yang berupaya meningkatkan persaingan mereka secara terus menerusmemperbaiki
kualitas dan produktifitas. Manfaat dari QFD antara lain:
1. Fokus pada Pelanggan.
QFD memerlukan pengumpulan masukan dan umpan balik dari
pelanggan.Informasi kemudian diterjemahkan ke dalam sekumpulan
persyaratanpelanggan yang spesifik.

S1 Manajemen Universitas Pamulang


11
UNIVERSITAS PAMULANG

2. Efisiensi Waktu
QFD dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam
pengembanganproduk karena memfokuskan pada persyaratan pelanggan
yang spesifik dantelah diidentifikasikan dengan jelas.
3. Orientasi Kerjasama Tim
QFD merupakan pendekatan orientasi kerjasama tim. Semua
keputusandalam proses didasarkan atas consensus dan dicapai melalui
diskusimendalam dan brainstorming.
4. Orientasi pada Dokumentasi
Salah satu produk yang dihasilkan dari proses QFD adalah
dokumenkomprehensif mengenai semua data yang berhubungan dengan
segala prosesyang ada dan perbandinganya dengan persyaratan pelanggan.
SementaraMenurut pendapat ASI (2003) manfaat utama QFD yaitu
menurunkan waktuproses, meningkatkan komunikasi internal, dokumentasi
yang lebih baik,menghemat biaya.
Ariani dalam Tony Wijaya (2011: 48) mengngkapkan bahwa QFDmempunyai
manfaat:
1. Costumer Focused, yaitu mendapatkan input dan umpan balik
daripelanggan mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan.
2. Time Efficient, yaitu mengurangi waktu pengembangan produk.
3. Time Oriented. QFD menggunakan pendekatan yang berorientasi
padakelompok. Semua keputusan didasarkan pada consensus dan
keterlibatansemua orang dalam diskusi dan pengambilan kesimpulan
dengan teknikBrainstorming.
4. Documentation Oriented. QFD menggunakan data dan dokumentasi
yangberisi semua proses dan seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan.
Data dandokumentasi ini digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan
dan harapan pelanggan yang selalu diperbaiki dari waktu per waktu.
QFD dapat diterapkan untuk membantu pelaksanaan filosofi TQM,
Perananutama QFD adalah pada perencanaan, pengelolaan dan pengembangan
produk,salah satu produk yang dihasilkan dari proses QFD adalah dokumen
komprehensifmengenai semua data yang berhubungan dengan segala proses yang ada

S1 Manajemen Universitas Pamulang


12
UNIVERSITAS PAMULANG

danperbandingannya dengan persyaratan pelanggan. dapat kita ketahui bahwa


secaraspesifik manfaat penerapan QFD yaitu sebagai berikut: (1)
MeningkatkanKeandalan Produk; (2) Meningkatkan Kualitas Produk; (3)
MeningkatkanKepuasan Konsumen; (4) Memperpendek time to market; (5) Mereduksi
biayaperancangan; (6) Meningkatkan komunikasi; (7) Meningkatkan Produktivitas.
QFD terdiri dari tiga tahap, seluruh kegiatan yang dilakukan pada
masingmasingtahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek, dengan
terlebihdahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga tahapan
tersebutadalah: (1) Tahap pengumpulan Voice of Customer; (2) Tahap penyusunan
rumahkualitas (House of Quality); (3) Tahap analisa dan implementasi (Lou
Cohen,1995).

3. Kelemahan QFD (Quality Function Deployment)


Metode Quality Function Deployment (QFD) ini mempunyai kelemahanjuga,
dalam pendapat Tony Wijaya di buku Manajemen Kualitas jasa (2011:49)berpendapat
bahwa Quality Function Deployment (QFD) mempunyai
kelemahankelemahan,sebagai berikut.
1. Memerlukan keahlian spesifik beragam yaitu input pada QFD
memerlukananalis pasar. Penerjemahan karakteristik kualitas
membutuhkan keahlianperamcangan. Penerjemahan ke spesifikasi teknis.
2. Kesulitan dalam pengisian matriks
3. Hanya merupakan alat, tidak ada kejelasan kerangka pemecahan
masalah.QFD merupakan metode yang beroprasi berdasarkan input,
mengolahnya,dan mengeluarkan output tertentu. Keberhasilan alat ini
ditentukan olehkejelian melihat konteks permasalahan yang dapat
dikategorikan menjadiupstream yaitu penentuan sumber input yang tepat,
dan downstream yaitutindak lanjut yang dilakukan pada output.
4. Bersifat proyek tanpa kelanjutan yaitu tidak ada pembakuan institusi
ataujob discipsion yang tepat untuk orang-orang yang terlibat didalamnya.

S1 Manajemen Universitas Pamulang


13
UNIVERSITAS PAMULANG

4. Metodologi QFD (Quality Function Deployment)


Pada bagian ini akan menjelaskan tentang unsur-unsur yang terlibatlangsung
dalam QFD. Metode QFD menurut Lou Cohen (1995:60) memilikibeberapa tahap
perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu :
1. Matrik perencanaan produk (House of Quality): HOQ lebih dikenal
denganrumah pertama yang menjelaskan tentang customer needs,
technicalrequirment, co-relationship, relationship, customer competitive
evaluation,competitive technical assement dan targets. HOQ terdiri dari
tujuh bagianutama tersebut.
2. Matrik perencanaan part (Part Deployment): lebih dikenal dengan
rumahkedua adalah metrik yang mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang
kritikalterhadap pengembangan produk.
3. Matrik Perencanaan proses (Process Planing): lebih dikenal dengan
rumahketiga yang merupakan matrik untuk mengidentifikasi
pengembanganproses pembuatan suatu perencanaan pengembangan
mengetahui prosesperencanaan matik HOQ.

5. HOQ (House of Quality)


House Of Quality (HOQ) merupakan rumah pertama dan merupakan
bagiandari pengembangan QFD. Pada House Of Quality terdapat WHATs
(merupakancustomer requirement/voice of custemer), HOWs (merupakan
technicalrequirement), matrik hubungan competitive assesment (konsumen dan
teknis).House of Quality atau rumah kualitas merupakat alat yang digunakan
untukmenggunakan struktur QFD.

S1 Manajemen Universitas Pamulang


14
UNIVERSITAS PAMULANG

Gambar 10.2 House of Quality

Matrik House Of Quality (HOQ) adalah bentuk yang paling dikenal


darirepresentasi QFD. Matrik ini pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama.
Bagianhorisontal pada matrik ini berisi tentang informasi yang berhubungan
dengankonsumen dan ini disebut dengan customer table. Bagian vertikal pada
matrikberisi tentang informasi teknis sebagai respon dari input konsumen, dan
disebutdengan tecnichal table. Castomer information tentang konsumen
untukmemberikan informasi dalam pembentukan metode QFD, sedangkan
teknikinformation adalah responden yang dibutuhkan dari konsumen yang
bermanfaatbagi distributor. Tony Wijaya (2011:53) mendefinisikan matriks House of
Qualityatau rumah kualitas sebagai alat yang digunakan untuk menggunakan
strukturQFD. Hasil akhir dalam penerapan metode QFD adalah matriks House of
Quality.

S1 Manajemen Universitas Pamulang


15
UNIVERSITAS PAMULANG

Tahapan pembuatan matriks House of Quality sesuai dengan diagramtersebut


yaitu:
1. Menentukan Karakteristik Produk
Karakteristik produk yang dimaksud disini adalah karakteristik atau
jeniskebutuhan yang sesuai dengan keinginan pelanggan, yang meliputi
desain,komposisi, proses pemberian produk, mutu, dan lainnya.
2. Mengadakan Penilaian Karakteristik Produk
Penilaian ini digunakan untuk dapat menerjemahkan apa yang
diinginkanpelanggan menjadi suatu rangkaian pemrosesan terhadap produk
atau jasabahan baku tersebut.
3. Menentukan Variable Performansi Para Pemasok
Pemasok yang dimaksud disini adalah pemasok bagi unit usaha untukkegiatan
produksi yang harus ditentukan.
4. Mengadakan Penilaian Performansi
Penilaian performansi yang dimaksud adalah tentang kekuatan
maupunkelemahan

Gambar 10.3Matriks House of Quality

6. Tahapan Pembuatan HOQ (House of Quality)


Muslim dan Gunawan (2003) menjelaskan, bentuk matriks dariHouse of
Quality (HOQ) terdiri dari :
S1 Manajemen Universitas Pamulang
16
UNIVERSITAS PAMULANG

a. WHATs, merupakan bagian kiri dari HOQ yang berisi daftar keinginan atau
kebutuhan pelanggan (Customer Requirements).
b. WHYs, merupakan bagian kanan dari HOQ yang disebut juga Planning Matrix
yang berisi : prioritas keinginan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan
terhadap perusahaan maupun pesaing (Competitive Benchmarking).
c. HOWs, merupakan lantai dua dari HOQ yang mengidentifikasikan
karakteristik produk yang dapat diukur untuk memenuhi keinginan dari
pelanggan Technical Response atau Technical Requirements).
d. Relationship Matrix, (matriks hubungan), merupakan bagian tengah dari HOQ
yang mengaitkan bentuk hubungan Technical Response dengan Voice of
Customer/ Customer Requirements).
e. Correlation Matrix (matrik korelasi), merupakan atap dari HOQ yang
mengidentifikasi pelaksanaan disain dari HOWs.
f. HOW MUCHes, merupakan dasar dari rumah yang berisi spesifikasi teknis
yang akan memuaskan pelanggan seperti prioritas dari Technical Response,
Technical Benchmarking, tingkat kesulitan teknis serta Target Value.

Sedangkan metode QFD menurut Cohen(1995 )memiliki beberapa tahap


perencanaan dan pengembangan yang disebut empat tahapan model QFD. Tahap
perencanaan dan pengembangan dapat disebut juga matriks, adapun matriks
perencanaan dan pengembangan QFD ada4 tahapan.
Tahapan pertamaa dalah matriks perencanaan produk menjelaskan
tentang keingina konsumen, kebutuhan-kebutuhan teknis, korelasi,
hubungan-hubungan yang berkaitan ,evaluasi competitor atau
pesaingnya, penugasan teknis kompetitif, dan target-targetnya. Alat
yang digunakan untuk menggunakan struktur QFD adalah matriks
yang berbentuk rumah, yang disebut House of Quality (HOQ). HOQ
terdiridarienam bagianutama matriks perencanaan produk tersebut.
Tahapan kedua adalah matriks perencanaan teknik yaitu merupakan
faktor-faktor teknis yang kritis terhadap pengembangan produk.
Tahapan ketiga, matriks perencanaan proses yaitu merupakan matriks
proses pembuatan pengembangan suatu produk.

S1 Manajemen Universitas Pamulang


17
UNIVERSITAS PAMULANG

Tahapan keempat adalah matriks perencanaan produksi yaitu


memaparkan tindakan yang perlu diambil didalam perbaikan kualitas
produk.
QFD tahap pertama mengkombinasikan kebutuhan pelanggan dengan
karakteristik teknis yang dibuat tim pengembang untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Pengolahan QFD tahap pertama menggunakan bagan rumah kualitas
(HOQ) seperti pada Gambar 10.4

Sumber: Cohen (1995).


Gambar10.4 Model Rumah Kualitas (HOQ)

Bagian A adalah matriks kebutuhan pelanggan. Matriks ini berisi daftar kebutuhan
pelanggan secara terstruktur yang langsung diterjemahkan dari kata-kata pelanggan.
Langkah-langkah mendapatkan suara konsumen adalah mendapatkan suara pelanggan
melalui wawancara, kuesioner terbuka, complain pelanggan. Sortir suara konsumen
kedalam beberapa kategori (kebutuhan-kebutuhan, dimensi kualitas, dan lain-lain).
Masukkan kedalam matriks kebutuhan pelanggan.
Bagian B merupakan matriks perencanaan menurutCohen(1995), menjelaskan bahwa
matriks perencanaan merupakan alat yang dapat membantutim pengembangan untuk
memprioritaskan kebutuhan pelanggan. Matriks ini mencatat seberapa penting masing-

S1 Manajemen Universitas Pamulang


18
UNIVERSITAS PAMULANG

masing kebutuhan atau keuntungan dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan berdasarkan interpretasi tim pengembang dan data hasil penelitian. Kondisi
ini mempengaruhi keseimbangan antara prioritas perusahaan dan prioritas pelanggan.
Adapun bagian-bagian dari matriks perencanaan adalah tingkat kepentingan pelanggan
yaitu kolom tingkat kepentingan pelanggan yang merupakan tempat dimana hasil
pengambilan data mengenai seberapa penting suatu atribut kebutuhan. Tingkat
kepuasan pelanggan merupakan persepsi pelanggan mengenai seberapa baik suatu
produk atau layanan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Tingkat kepuasan
pelanggan pesaing merupakan persepsi pelanggan mengenai seberapa baik suatu
produk atau layanan competitor dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Tujuan merupakan target kepuasan pelanggan yang ingin dicapai oleh perusahaan
berdasarkan kondisi tingkat kepuasan sebenarnya. Penentuan tujuan kepuasan
pelanggan dalam matriks perencanaan memberikan efek yang besar dalam prioritas
sepanjang proyek pengembangan. Rasio kenaikan perbaikan adalah kombinasi dari
tingkat kepuasan pelanggan dan tujuan menghasilkan sebuah nilai yang disebut rasio
kenaikan perbaikan. Rasio kenaikan perbaikan merupakan perkalian factor tujuan dan
tingkat kepuasan pelanggan.
Bagian C adalah matriks karakteristik teknis. Matriks ini memuat karakteristik teknis
yang merupakan bagian dimana perusahaan melakukan penerapan metode yang
mungkin untuk direalisasikan dalam usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen. Dalam respon teknis, perusahaan mentranslasikan kebutuhan konsumen
menjadi karakteristik teknis.
Perlu ditentukan arah peningkatan atau target terbaik yang dapatdicapai,yaitu terlihat
pada Tabel 10.1.

Tabel 10.1 Simbol Arah Peningkatan 1


Simbol Keterangan
Semakin besarnilainya, semakin baik
Semakin kecilnilainya, semakin baik
Nilai targetyangditentukan adalahyangterbaik
Sumber: Wijaya (2011).

S1 Manajemen Universitas Pamulang


19
UNIVERSITAS PAMULANG

Bagian D merupakan matriks hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan


karakteristik teknis. Matriks ini menentukan hubungan antara kebutuhan pelanggan
dengan matrik karakteristik teknis dan kemudian menerjemahkannya menjadi suatu
nilai yang menyatakan kekuatan hubungan tersebut. Dari hubungan ini ada 4
kemungkinan yang terjadi.

Tabel 10.2 Simbol Arah Peningkatan 2


Simbol Nilai Keterangan
Tanpa simbol 0 Tidak berhubungan
∆ 1 Lemah
3 Sedang
9 Kuat
Sumber: Wijaya (2011).

Hubungan kuat yang ditunjukkan pada Tabel10.2 menandakan hubungan antara


kebutuhan pelanggan dengan karakteristik teknis sangat berpengaruh terhadap produk
yang diinginkan. Hubungan sedang menandakan bahwa antara kebutuhan pelanggan
dengan karakteristik teknis turut mempengaruhi produk, akan tetapi tidak terlalu
besar pengaruhnya jika dibandingkan dengan hubungan yang kuat.
Sedangkan hubungan lemah menandakan bahwa hubungan kebutuhan pelanggan
dengan karakteristik teknis dapat dikatakan tidak terlalu berpengaruh terhadap produk,
namun walaupun demikian harus tetap diperhatikan karena merupakan bagian
daripembentukan produkyang dikehendakioleh konsumen.
Bagian E yaitu matriks korelasi karakteristik teknis. Matriks ini menggambarkan peta
saling ketergantungan dan saling berhubungan antara matrik karakteristik teknis yang
terdapat pada Tabel10.3.

Tabel 10.3 Simbol Arah Peningkatan 3


Simbol Nilai Keterangan
9 Kuat
3 Sedang
X 1 Lemah
Tidak ada simbo 0 Tidak berhubungan
# -3 Negatif kuat
Sumber: Wijaya (2011).

S1 Manajemen Universitas Pamulang


20
UNIVERSITAS PAMULANG

Korelasi yang positif kuat menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada suatu
desain dapat langsung memberikan dampak positif terhadap desain lainnya.
Sedangkan korelasi positif sedang menunjukkan hubungan dimana kebutuhan yang
satu akan memberikan dampak positif terhadap kebutuhan desain yang lainnya dengan
kadar yang lebih rendah dari hubungan yang positif kuat.
Korelasiyang negatif kuat menunjukkan bahwa hubungan kebutuhan desain yang satu
akan memberikan dampak negatif terhadap kebutuhan desain lainnya. Sedangkan
korelasi negative sedang menunjukkan bahwa hubungan kebutuhan desain yang satu
akan memberikan dampak negatif terhadap kebutuhan desain lainnya dengan kadar
yang lebih rendah dari hubungan yang sangat negatif.
Bagian F merupakan matriks teknis. Matriks ini berisi tiga jenis informasi, yaitu
kontribusi karakteristik teknis kepada performansi produk atau jasa secara
keseluruhan. Kontribusi ini didapat dengan mengurutkan peringkat karakteristik
teknis, berdasarkan bobot kepentingan dan kebutuhan pelanggan pada bagian B serta
hubungan antara karakteristik teknis dan kebutuhan pelanggan pada bagian D.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

1. Jelaskan pengertian pengembangan produk baru ?


2. Jelaskan tahapan pengembangan produk baru ?
3. Jelaskan pentingnya suatu perusahaan mengembangkan produk baru ?
4. Jelaskan hambatan yang dihadapi perusahaan ketika mengembangkan produk
baru ?
5. Jealaskan pengertian QFD ?
6. Buatlah matriks HOQ untuk salah satu produk yang anda pilih?

D. DAFTAR PUSTAKA
Adam Jr, E.E., dan Ebert R.J., 1995, Production and Operation Management :
Concepts, Models and Behaviour, Prentice Hall, International
Heizer, Jay., Render, Barry. 2011. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
Yamit, Z. , 2001, Manajemen Kualitas Produk & Jasa, Ekonesia, Yogyakarta.

S1 Manajemen Universitas Pamulang


21

Anda mungkin juga menyukai