Anda di halaman 1dari 40

KONSUMSI OKSIGEN DAN LAJU KONSUMSI OKSIGEN

PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio) DAN


IKAN LELE (Clarias gariepinus)

Disusun sebagai Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Air


Tahun Akademik 2018/2019

Disusun oleh :
Kelompok 14/Perikanan C

Agustina Fatimah Azhara 230110180126


Haya Yumna A. 230110180168
Nabhaan Taqiyyuddin 230110180174

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum Konsumsi Oksigen dan Laju Konsumsi Oksigen pada


Ikan Mas (Cyprinus carpio) Dan Ikan Lele (Clarias
gariepinus)
Kelas Perikanan – C
Kelompok Nama NPM
Agustina Fatimah Azhara 230110180126
Haya Yumna Azzahra 230110180168
Nabhaan Taqiyyuddiin 230110180174

Jatinangor, Maret 2019


Asisten Laboratorium

Rahmad Afdhillah
NPM. 230110160154

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air

Irfan Zidni, S.Pi.,MP.


NIP. 19901112 201604 3 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat dan
karunianya-Nya Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang “Konsumsi
Oksigen dan Laju Konsumsi Oksigen pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Dan Ikan
Lele (Clarias gariepinus)” dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai kegiatan praktikum Fisiologi Hewan Air di Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran dan memberikan pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai konsumsi oksigen dan laju konsumsi oksigen pada ikan mas
(Cyprinus carpio) dan ikan lele (Clarias gariepinus).
Laporan ini dapat tersusun tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena itu kelompok 14 mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dosen pengampu Drs. H. Walim Lili, M.Si, Dr. Ir. Kiki Haetami, M.Si., dan
Irfan Zidni, S.Pi, MP. yang menyampaikan materi dengan baik.
2. Asisten laboratorium Rahmad Afdhillah yang membimbing penulis dalam
praktikum.
3. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum.
Laporan ini semoga dapat menjadi evaluasi dan tolak ukur dalam
pelaksanaan praktikum Fisiologi Hewan Air di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran dan menjadi bahan perbaikan untuk
kedepannya.

Jatinangor, Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................... iviii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... x
I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang ....................Error! Bookmark not defined.
1. 2. Tujuan .................................Error! Bookmark not defined.
1. 3. Manfaat ...............................Error! Bookmark not defined.
II KAJIAN PUSTAKA
2. 1. Ikan Lele..............................Error! Bookmark not defined.
2. 1. 1. Klasifikasi Ikan Lele ...................... Error! Bookmark not defined.
2. 1. 2. Fisiologi Ikan Lele ......................... Error! Bookmark not defined.
2. 2. Sistem Respirasi ..................Error! Bookmark not defined.
2. 2. 1. Mekanisme Respirasi
2. 2. 2. Oxygen Conformer ................................................................. 6
2. 2. 3. Oxygen Regulator ................................................................... 6
2. 3. KonsumsiOksigen ................................................................... 7
2. 3. 1. Laju Konsumsi Oksigen ......................................................... 7
2. 3. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Oksigen ......... 8
2. 3. 3. Kebutuhan Oksigen ................................................................ 9
III BAHAN DAN METODE
3. 1. Tempat dan Waktu ..............Error! Bookmark not defined.
3. 2. Alat – Alat Praktikum .........Error! Bookmark not defined.
3. 3. Bahan-Bahan Praktikum .....Error! Bookmark not defined.
3. 4. Prosedur Kerja.....................Error! Bookmark not defined.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Data Kelompok dan PembahasanError! Bookmark not defined.
4. 2. Data Angkatan dan PembahasanError! Bookmark not defined.
V SIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Simpulan .............................Error! Bookmark not defined.
5. 2. Saran ....................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ...............................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
No. Judul
Halaman
1 Alat-alat praktikum. ...................... Error! Bookmark not defined.
2 Bahan-bahan praktikum. ............... Error! Bookmark not defined.
3 Data kelompok .............................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
No. Judul
Halaman
1 Ikan ikan lele (Clarias gariepinus) Error! Bookmark not defined.
2 Sistem pernafasan ikan mas ......... Error! Bookmark not defined.
3 Mekanisme respirasi pada ikan mas Error! Bookmark not defined.
4 Grafik konsumsi oksigen angkatan Error! Bookmark not defined.
5 Grafik laju konsumsi oksigen angkatan Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
Halaman
1 Alat-alat praktikum ........................ Error! Bookmark not defined.
2 Bahan-bahan praktikum ................. Error! Bookmark not defined.
3 Prosedur praktikum ........................ Error! Bookmark not defined.
4 Dokumentasi kegiatan .................... Error! Bookmark not defined.
5 Tabel dan hasil perhitungan kelompok Error! Bookmark not defined.
6 Tabel angkatan
Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan mahkluk hidup yang mempunyai habitat di air, baik air
tawar, payau, maupun asin. Ikan adalah hewan poikiloterm, yaitu hewan yang
dapat hidup dengan menyesuaikan temperatur atau suhu di tempat hidupnya. Ikan
bernapas dengan mengambil air dari dalam air dengan menggunakan alat
pernafasan yaitu insang yang terdapat di kanan dan kiri bagian kepala. Sewaktu-
waktu ikan akan mengambil oksigen ke permukaan air jika oksigen yang terlarut
dalam air tidak mencukupi. Ikan mengambil oksigen dari dalam air dan
mengeluarkan karbondioksida yang tidak berguna, bahkan jika karbondioksida
terlalu banyak terdapat dalam air, karbondioksida tersebut terserap oleh udara
bebas (Subardja 1989).
Ikan membutuhkan oksigen untuk proses penguraian makanan dalam
tubuhnya dan kesemua komponen. Proses metabolisme membutuhkan oksigen,
oleh karena itu proses masuknya oksigen dengan cara difusi kedalam tubuh ikan
melewati organ insang dan keluarnya CO2 ke lingkungan perairan bebas diluar
tubuh ikan disebut dengan pernapasan. Maka kebutuhan oksigen dalam air harus
tetap terjaga karena kekurangan oksigen akan mengakibatkan biota yang kita
pelihara bersaing satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang
mengakibatkan stres sampai dengan kematian total (Jacqueline 2013).
Ikan mas termasuk kedalam ikan Cyprinidae yang sensitif terhadap
perubahan oksigen terlarut di media hidupnya. Oksigen merupakan salah satu
faktor pembatas, sehingga jika ketersediaannya dalam air tidak mencukupi
kebutuhan ikan, maka segala aktivitas dan proses pertumbuhan ikan akan
terganggu, bahkan mengalami kematian (Nybakken 1988).
Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak
dibudidayakan di Indonesia karena permintaannya terus meningkat setiap
tahunnya. Ikan lele banyak disukai masyarakat karena rasa dagingnya yang khas.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, maka diperlukan

1
peningkatan intensifikasi usaha budidaya didukung oleh adanya ketersediaan
benih yang memadai (Shafrudin, dkk. 2006).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pelaksanaan praktikum konsumsi oksigen dan laju
konsumsi oksigen pada makalah ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui laju konsumsi oksigen pada ikan mas dan ikan lele yang
sensitif terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.
2. Mengamati laju konsumsi oksigen pada ikan mas dan ikan lele yang
sensitif terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat melaksanaan praktikum konsumsi oksigen dan laju
konsumsi oksigen pada makalah ini diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Mengetahui laju konsumsi oksigen pada ikan mas dan ikan lele yang
sensitif terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.
2. Mengamati laju konsumsi oksigen pada ikan mas dan ikan lele yang
sensitif terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele


Ikan lele adalah sejenis ikan air tawar yang memiliki kemampuan hidup
lebih kuat di bandingkan ikan air tawar lainnya. Ikan ini mampu bertahan hidup
dalam kondisi kurang air atau tidak ada air. Menurut Brotowidjoyo (1989),
menyatakan ciri-ciri yang membedakan ikan lele dengan ikan ikan lainnya, yaitu
bentuk badan yang membulat panjang, bagian badan tinggi dan memanjang,
memipih kearah ekor, tidak bersisik, serta licin karena mengeluarkan lender.
Warna tubuh seperti lumpur, punggung berwarna kehitaman dan bagian perut
berwarna lebih muda.
2.1.1 Definisi Ikan Lele
Warna tubuh seperti lumpur, punggung berwarna kehitaman dan bagian
perut berwarna lebih muda. Salah satu parameter yang biasa digunakan untuk
mengukur kualitas suatu perairan adalah jumlah oksigen terlarut (DO), yaitu
menempati urutan kedua setelah Nitrogen (Sheare, 2008). Namun dilihat dari segi
kepentingan untuk budi daya ikan, oksigen menempati urutan teratas, karena
dibutuhkan untuk pernapasan. Oksigen yang diperlukan untuk pernapasan ikan
harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga
jika ketersediaannya dalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan, maka segala
aktivitas dan proses pertumbuhan ikan akan terganggu, bahkan akan mengalami
kematian.
Menurut Siswanto (2008), kebutuhan Oksigen mempunyai dua aspek yaitu
kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuan konsumtif yang
bergantung pada keadaan metabolisme ikan. Ikan membutuhkan oksigen guna
pembakaran untuk menghasilkan aktivitas, pertumbuhan, dan reproduksi. Oleh
karena itu oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas ikan, konversi pakan,
demikian juga laju pertumbuhan bergantung pada oksigen dengan ketentuan
faktor kondisi lainnya adalah optimum. Laju metabolisme biasanya diperkirakan
dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup persatuan
waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan
oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat
diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup
diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang
mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan,
ukuran badan, dan aktivitas (Pratiwi, 2002).

Gambar 1. Ikan Lele

2.1.2 Klasifikasi Ikan Lele


Klasifikasi ikan lele sangkuriang menurut Kordi, (2010) dapat dilihat
berdasarkan tingkatannya adalah sebagai berikut:

Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Silorodae
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus

2.1.3 Fisiologi Ikan Lele


• Tubuh ikan lele sangkuriang ini tidak bersisik dan berlendir serta memiliki
mulut yang relatif lebar yakni ¼ dari panjang total tubuhnya
• Ciri khas dari lele sangkuriang adalah adanya empat pasang sungut yang
terletak di sekitar mulutnya
• Empat pasang sungut tersebut terdiri dari dua pasang sungut rahang atas
dan dua pasang sungut rahang bawah
• Lele Sangkuriang memiliki kepala yang panjang, hamper menccapai
seperempat dari panjang tubuhnya kepala pipih ke bawah (depressed)
• Bagian atas dan bawah kepalanya tertutup oleh tulang plat, Tulang ini
membentuk ruangan rongga di atas insang
• Mulut lele sangkuriang dilengkapi gigi, gigi nyata, atau hanya berupa
permukaan yang kasar dimulut bagian depan
• Ikan ini mempunyai alat olfaktori dideket sungut yang berfungsi untuk
perabaan dan penciuman serta penglihatan lele yang kurang berfungsi baik
• Matanya berbentuk kecil dan tepi orbital yang bebas
• Ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk tubuh memanjang, agak
bulat,dan tidak bersisik

2.2 Ikan Mas


Ikan mas yang dikenal di Indonesia memiliki nama latin Cyprinus Carpio
dari keluarga Cyprinid. Bentuk badan ikan mas pada umumnya adalah agak
gemuk dengan tubuh panjang membulat pada bagian perut dan pipih di bagian
ekor. Warna dominan pada tubuhnya coklat keemasan, varian warna lain pada
ikan mas adalah kuning, merah, hitam, putih dan corak kombinasi dari warna-
warna tersebut. Mulutnya dapat dilebakan dengan struktur bibir lunak dan
mempunyai dua pasang sungut. Bagian kepala tanpa sisik, sedangkan seluruh
tubuh dipenuhi sisik agak besar. Fernandez (1985) menyatakan bahwa ikan
Mempunyai satu sirip punggung, dengan sebuah jari-jari keras yang tak sejajar
dengan sirip perut memanjang kebelakang dan berakhir sejajar dengan bagian
sirip anus. Tubuh berbentuk pipih memanjang, lipatan mulut dan bibir tipis,
memiliki satu atau dua pasang kumis.
Ikan mas (Cyprinus carpio) yang ada di Indonesia menurut sejarahnya
berasal dari daratan China, Rusia (santoso 1993) Eropa, Taiwan dan Jepang
(Kemenristek 2000). Ikan mas banyak disukai masyarakat karena rasa dagingnya
yang enak dan gurih dan kandungan proteinnya cukup tinggi (Khairuman dkk
2008).

2.2.1 Klasifikasi Ikan Mas


Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub-Filum : Vertebrata
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Sub-Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Sub-Ordo : Cyprinoidei
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

2.1.2 Fisiologi Ikan Mas


Kepekaan ikan terhadap perubahan suhu, dikarenakan suhu tubuh ikan
mengikuti perubahan suhu lingkungan (Poikilotermal), sehingga suhu lingkungan
dapat berpengaruh pada perubahan fisiologis ikan (Wedemeyer 1996). Perubahan
suhu yang cukup besar dan mendadak dapat menimbulkan stress pada ikan. Stres
yang dialami ikan dalam jangka waktu yang lama akan berdampak buruk terhadap
kesehatan, karena system imunitas seluler dan humoral ikan tersebut menurun
fungsinya. Dengan demikian ikan akan mudah terinfeksi oleh mikroorganisme
patogen (Kubulay dan Ulukoy 2002). Ikan yang di pelihara pada suhu dingin
mempunyai respons imunitas yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan
yang dipelihara pada suhu air yang lebih hangat (Nikoskelainen et al 2004).

2.2 Sistem Pernafasan Ikan


Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-
kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen
mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah
yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan
CO2 berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan
tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada
pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu
ikan paru-paru (Dipnoi). Mekanisme pernafasan pada ikan terdiri dari 2 tahap,
yaitu tahap inspirasi dan ekspirasi. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan
air, sedangkan bagian dalam berhubungan dengan kapiler-kapiler darah. Pada saat
bernafas, ikan memasukan air kedalam mulutnya. Kemudian air mengalir melalui
rongga mulut menuju lembaran insang dan keluar melalui tutup insang. Ketika air
melewati lembaran insang, oksigen diikat oleh Hb (hemoglobin) darah (tahap
inspirasi) dan pada saat yang bersamaan Hb melepaskan karbon dioksida ke air
(tahap ekspirasi). Pernapasan sangat dibantu oleh gerakan pemompaan yang
dilakukan oleh mulut dan operkulum atau katup insang secara berirama. Ketika
ikan membuka mulut, maka operkulum atau katup insang akan menutup. Hal ini
kan meningkatkan volume pada rongga mulut. Peningkatan volume menyebabkan
tekanannya menurun, sehingga terjadi difusi dimana air mengalir masuk ke dalam
mulut. Proses ini merupakan tahap inspirasi (mengambil napas).
Gambar 3. Sistem pernafasan ikan
a) Fase inspirasi ikan, gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup
insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah
besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara
dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut
membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
b) Fase ekspirasi ikan, setelah air masuk kedalam rongga mulut, celah mulut
menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah
insang. Air dalam mulut megalir melalui celah-celah insang dan menyentuh
lembaran-lembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara
pernafasan. Darah melepaskan CO2 kedalam air dan mengikat O2 dari air.
2.3 DO (Dissolve Oxygen)
Oksigen terlarut adalah tingkat saturasi udara di air yang dinyatakan dalam
kadar mg per liter air atau part per million (ppm). Oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama
oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan
hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen
terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme. Idealnya,
kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam
dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% (Huet, 1970). DO
merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada
konsentrasi lebih rendah dari 50% konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen
dalam air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati
lemas (Ahmad dkk, 1998). Kandungan DO di kolam tergantung pada suhu,
banyaknya bahan organik, dan banyaknya vegetasi akuatik (Lelono 1986)
DO: Kelarutan suatu gas pada cairan. Penurunan kadar oksigen terlarut
dapat disebabkan oleh tiga hal:
• Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.
• Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan.
• Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam
hari. “Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil (Abdilanov
2011).

2.4 Suhu
Suhu di perairan dapat mempengaruhi kelarutan dari oksigen. Apabila
suhu meningkat maka kelarutan oksigen berkurang. Oksigen terlarut yang
biasanya dihasilkan oleh fitoplankton dan tanaman laut, keberadaannya sangat
penting bagi organisme yang memanfaatkannya untuk kehidupan, antara lain pada
proses respirasi dimana oksigen dibutuhkan untuk pembakaran bahan organik
sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan CO2 dan H2O.
Oksigen sebagai bahan pernafasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi
metabolisme. Oleh sebab itu kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh
kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya.
Ikan adalah hewan berdarah dingin (poikilothermal) yang metabolisme
tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Engelsma et al. (2003) menyatakan
bahwa suhu juga berpengaruh terhadap parameter hematological dan daya tahan
terhadap penyakit. Pemberian suhu tinggiataupun suhu rendah yang mendadak
dapat meningkatkan jumlah sel darah putih pada ikan mas. Proses fisiologis dalam
ikan yaitu tingkat respirasi, makan, metabolisme, pertumbuhan, perilaku,
reproduksi dan tingkat detoksifikasi dan bioakumulasi dipengaruhi oleh suhu
(Fadhilet al. 2011).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air tentang Pengaruh Laju
Konsumsi Oksigen Pada Ikan Lele dan (Clarias gariepinus) Ikan Mas (Cyprinus
carpio) ini berlangsung pada tanggal 20 Maret 2019 bertempat di laboratorium
Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini sebagai berikut :
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum hematokrit kali ini sebagai berikut :

No Nama Alat Fungsi

1 Wadah Plastik Sebagai wadah ikan selama proses praktikum


2 Box Sterofoam Sebagai tempat disimpanya wadah berisi ikan
Sebagai wadah menampung volume air yang
3 Box Plastik
tumpah
4 Plastik Wrap Sebagai penutup wadah plastik
5 Gelas Ukur Untuk mengukur volume air
6 Timbangan Untuk menghitung bobot ikan
7 Timer / stopwatch Untuk mengamati waktu
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum

3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum
No Nama Bahan Fungsi

1 Ikan Lele Sebagai objek yang akan diamati


2 Ikan Mas Sebagai objek yang akan diamati
3.3 Prosedur Praktikum
Prosedur pengerjaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Wadah dan box plastik disiapkan sebagai wadah Ikan Mas dan wadah air
yang akan dihitung.
2. Seekor Ikan Mas diambil dari akuarium stok, lalu ditimbang bobotnya.
3. Wadah plastik diisi dengan air yang memiliki DO awal 6,9 mg/L hingga
penuh (1800 ml).
4. Ikan dimasukan kedalam wadah yang telah penuh diisi air, lalu ditampung
air yang tumpah ke dalam box plastik.
5. Wadah ikan ditutup dengan plastik wrap hingga tidak ada udara yang masuk
maupun keluar.
6. Wadah ikan yang telah ditutup plastik wrap dimasukan ke dalam box
sterofoam yang berisi air dengan suhu 27ºC lalu dibiarkan selama 30 menit.
7. Dituangkan air dalam box plastik ke dalam gelas ukur lalu catat hasilnya.
8. Ambil kembali wadah ikan yang telah disimpan selama 30 menit dalam box
sterofoam, lalu keluarkan ikan dari wadahnya.
9. Hitung oksigen terlarut pada media air wadah percobaan tersebut dengan
menggunakan DO meter atau titrasi metode Winkler, catat hasilnya.
10. Data hasil pengamatan ditabulasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kelompok dan Pembahasan


Berikut merupakan tabel pengaruh laju konsumsi oksigen pada Ikan Mas
kelompok 14:
Tabel 2. Tabel data perhitungan laju konsumsi oksigen Ikan Mas kelompok 14
Ikan Mas pada Suhu 27ºC
Laju
Bobot Vol. Vol. DO. DO Konsumsi
Konsumsi
Ikan Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen
Oksigen
(gram) (ml) (ml) (mg/l) (mg/l) (mgO²/g)
(mgO²/g/h)
105 61 1739 6.9 4.5 39.74 79.48

(DO awal – DO akhir)(Vol. Wadah) (6,9 − 4,5)(1739)


Konsumsi O2 = =
Bobot Ikan 105
(2,4)(1739)
= 105

= 39,75 mgO²/g
Konsumsi Oksigen 39,75
Laju Konsumsi O2 = = = 79,5 mgO²/g/h
Waktu 0,5

Hasil akhir dari praktikum kelompok kami menunjukkan Ikan Mas dengan
bobot bernilai 105 gram dan volume 61 ml mengonsumsi oksigen senilai 34,75
mg O2/L dengan laju konsumsi oksigennya 79,5 mgO²/L/h. Hal tesebut dibuktikan
dari berkurangnya DO pada air tersebut, lalu dari perhitungan diatas didapatkan
hasil perhitungan konsumsi dan laju konsumsi oksigennya.
4.2 Data Angkatan dan Pembahasan
Berikut merupakan grafik pengaruh laju konsumsi oksigen pada Ikan Lele
dan Ikan Mas pada kelas A (22 ºC),B (25 ºC) dan C (27 ºC) :

Grafik Rata - Rata Konsumsi dan Laju Konsumsi O²


Pada Ikan Lele Angkatan
160
140
120
100
80
60
40
20
0
A (22 ºC) B (25 ºC) C (27 ºC)

Konsumsi Oksigen Laju Konsumsi Oksigen

Gambar 4. Grafik data perhitungan rata – rata konsumsi dan laju konsumsi
oksigen pada Ikan Lele angkatan

Berdasarkan hasil pengamatan angkatan selama 30 menit rata-rata konsumsi


oksigen ikan lele pada suhu 22oC jumlah konsumsi oksigen sebesar 50,51
mgO2/g, pada suhu 25oC jumlah konsumsi oksigen sebesar 60,56 mgO2/g, dan
pada suhu 27oC jumlah konsumsi oksigen sebesar 68,24 mgO2/g.
Berdasarkan hasil pengamatan angkatan selama 30 menit rata-rata laju
konsumsi oksigen ikan lele pada suhu 22oC jumlah laju konsumsi oksigen sebesar
99,65 mgO2/g/h, pada suhu 25oC jumlah laju konsumsi oksigen sebesar 124,56
mgO2/g/h, dan pada suhu 27oC jumlah konsumsi oksigen sebesar 135,03
mgO2/g/h.
Grafik Rata - Rata Konsumsi dan Laju Konsumsi O²
Pada Ikan Mas Angkatan
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A (22 ºC) B (25 ºC) C (27 ºC)

Konsumsi Oksigen Laju Konsumsi Oksigen

Gambar 5. Grafik data perhitungan rata – rata konsumsi dan laju konsumsi
oksigen pada Ikan Mas angkatan

Berdasarkan hasil pengamatan angkatan selama 30 menit rata-rata konsumsi


oksigen ikan mas pada suhu 22oC jumlah konsumsi oksigen sebesar 12,50
mgO2/g, pada suhu 25oC jumlah konsumsi oksigen sebesar 24,18 mgO2/g, dan
pada suhu 27oC jumlah konsumsi oksigen sebesar 40,59 mgO2/g.
Berdasarkan hasil pengamatan angkatan selama 30 menit rata-rata laju
konsumsi oksigen ikan mas pada suhu 22oC jumlah laju konsumsi oksigen sebesar
25,01 mgO2/g/h, pada suhu 25oC jumlah laju konsumsi oksigen sebesar 48,48
mgO2/g/h, dan pada suhu 27oC jumlah konsumsi oksigen sebesar 79,39 mgO2/g/h.
Dari perhitungan grafik data diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu
maka semakin tinggi pula konsumsi oksigen dan laju konsumsi oksigennya hal ini
sesuai dengan pernyataan Fujaya (2004) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
suhu maka semakin sedikit oksigen terlarut dan bertambah besar konsumsi
oksigen. Pengaruh suhu ini terjadi karena kenaikan suhu akan menaikkan
metabolisme.
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa suhu dan bobot tubuh dapat
mempengaruhi laju konsumsi oksigen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tobin
(2005) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen
adalah temperatur, bobot tubuh dan aktivitas yang dilakukan. Djuhanda dan
Tatang (1981) menyatakan bahwa laju konsumsi oksigen pada setiap jenis ikan
berbeda-beda. Laju konsumsi oksigen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, bobot tubuh, dan aktivitas yang dilakukannya. Faktor lain yang
menyebabkan perbedaan laju konsumsi oksigen terlarut adalah nutrisi dan usia.
Gordon (1972) menyatakan bahwa semakin besar bobot ikan maka semakin kecil
laju konsumsi oksigennya, begitu juga sebaliknya. Semakin banyak laju konsumsi
oksigen semakin besar laju metabolismenya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
1. Dapat disimpulkan bahwa laju konsumsi oksigen pada ikan mas dan ikan
lele yang sensitif terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.
2. Dapat disimpulkan laju konsumsi oksigen pada ikan mas dan ikan lele
yang sensitif terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.

5.2 Saran
Pada saat pemindahan ikan dari satu wadah ke wadah yang lain dapat
mempengarhui tingkat stress pada ikan sehingga berdampak pada laju konsumsi
oksigen ikan mas dan ikan lele . Selain itu pemindahan ikan yang menggunakan
tangan kosong memungkinkan terlepasnya ikan dari genggaman dan dapat
menimbulkan stress pada ikan. Maka dari itu praktikan harus lebih berhati-hati
dalam pemindahan ikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Jacqueline M.F Sahetapy. 2013. Pengaruh Perbedaan Volume Air Terhadap


Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Nila (Oreochromis sp.). Jurnal TRITON.
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Pattimura. Volume 9. Nomor 2. hal. 127–130.

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi. Diterjemahkan


oleh Eidman, M. Koesoebiono dan D.G. Bengen, PT. Gramedia. Jakarta.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikatir Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana.

Shafrudin, D, Yuniarti dan M. Setiawati 2006. Pengaruh Kepadatan Benih Ikan


Lele Dumbo (Clarias sp) Terhadap Produksi Pada Sistem Budidaya
Dengan Pengendalian Nitrogen Melalui Penambahan Tepung Terigu.

18
LAMPIRAN

19
Lampiran 1. Alat yang digunakan

Gelas Ukur Beaker Glass

Toples Cool Box

Timbangan Digital Baki

DO meter

20
Lampiran 2. Bahan yang digunakan

Ikan Mas Ikan Lele

Air Bersih

21
Lampiran 3. Prosedur Praktikum

Ikan mas dan lele disimpan diatas


timbangan untuk menghitung
bobot ikan tersebut.

Toples yang tidak terpakai diisi dengan air


hingga penuh dan ditempatkan diatas baki

Ikan mas dan ikan lele yang telah ditimbang dimasukkan


kedalam toples yang berisi air penuh, lalu setelah air luber,
toples ikan dimasukkan kedalam coolbox

Air yang tumpah kedalam baki dimasukkan


kedalam gelas ukur untuk diukur volumenya. Data
tersebut digunakan sebagai volume ikan mas dan
ikan lele.

Toples dengan ikan mas dan ikan lele ditutup


rapat menggunakan Plastic Warp

Toples yang berisi ikan mas dan


ikan lele yang sudah ditutup
menggunakan Plastic Warp
dimasukkan ke dalam coolbox

Coolbox ditutup dan didiamkan selama 30


menit untuk selanjutnya dihitung DO akhir
dari air didalam toples yang berisi ikan mas
dan ikan lele.

22
Data yang telah didapatkan digunakan
untuk menghitung konsumsi oksigen
ikan mas dan laju konsumsi oksigen
ikan mas dan ikan lele

23
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

Ikan mas dimasukkan kedalam toples Ikan mas diukur beratnya dengan
timbangan digital

Ikan mas dipindahkan ke toples lain Air dipindahkan kedalam gelas ukur
untuk diukur volume Ikan mas. untuk diukur volumenya.

Volume air tumpah dihitung dan Toples ikan ditutup dengan plastic
dicatat. warp.

Ikan yang ada pada toples dimasukkan Coolbox ditutup rapat, objek
kedalam coolbox. pengamatan didiamkan selama 30
menit.

24
DO akhir dihitung dan dicatat Data yang telah didapat digunakan
untuk perhitungan konsumsi oksigen
dan laju konsumisi oksigen.

25
Lampiran 5. Hasil Kelompok
Berikut merupakan perhitungan konsumsi oksigen dan laju konsumsi
oksigen kelompok 14
1. Konsumsi Oksigen
(𝐃𝐎 𝐀𝐰𝐚𝐥 − 𝐃𝐎 𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫) 𝐱 (𝐕𝐨𝐥 𝐖𝐚𝐝𝐚𝐡)
𝐛𝐨𝐛𝐨𝐭 𝐢𝐤𝐚𝐧
(𝟔, 𝟗 − 𝟒, 𝟓) 𝐱 (𝟏𝟕𝟑𝟗)
=
𝟏𝟎𝟓
𝐦𝐠 𝐎𝟐⁄
=𝟑𝟗, 𝟕𝟓 𝐠
2. Laju Konsumsi Oksigen
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑂𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑗𝑎𝑚)
39,75
=
0,5
mg O2⁄
g⁄
= 79,5 ℎ

26
Lampiran 6. Hasil Angkatan

6.1 Ikan Lele


Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi oksigen dan laju
konsumsi oksigen ikan lele kelas A dengan suhu 22℃:
Kel. Bobot Volume Volume DO DO Konsumsi Laju
(g) Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(mL) (ml) (Mg/L) (Mg/L) (mg O2/g) Oksigen
(mg
O2/g/h)
1. 84,75 6,9 3,2 76,3 152,6
2. 107 150 1650 6,9 4,5 37 74
3. 120,09 6,9 3,7 44,15 88,3
4. 87,51 80 1720 6,9 4,3 51,1 103
5. 105 118 1682 6,9 3,4 56,1 112,2
6. 92,34 55 1745 6,9 3,9 56,7 113,4
7. 101,27 6,9 3,5 56,4 112,8
8. 98,11 80 6,9 3,7 56, 112,2
9. 94,56 6,9 6,1 14,2 28,4
10. 108,23 129 1671 6,9 3,2 57,13 114,26
Rata- 50,518 99,65
Rata

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi oksigen dan laju


konsumsi oksigen ikan lele kelas B dengan suhu 25℃:
Kel. Bobot Volume Volume DO DO Konsumsi Laju
(g) Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(mL) (ml) (Mg/L) (Mg/L) (mg O2/g) Oksigen
(mg
O2/g/h)
11. 85,56 63 1737 6,9 2,6 87,29 174,56
12. 91,69 109 1691 6,9 4 53,5 107
13. 106,10 120 1680 6,9 3,4 55,4 110,8
14. 100,95 110 1690 6,9 2,4 75,33 150,66
15. 72,73 77 1723 6,9 3,4 82,9 165,8
16. 109,18 119 1681 6,9 3,2 57 144
17. 82,41 132 1668 6,9 5,8 44,1 88,2
18. 100,85 150 1650 6,9 3,4 57,3 115
19. 88,4 118 1682 6,9 3,4 66,59 133,1
20. 84,66 92 1708 6,9 5,6 23,23 56,53
Rata- 60,564 124,56
Rata

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi oksigen dan laju


konsumsi oksigen ikan lele kelas C dengan suhu 27℃:

27
Kel. Bobot Volume Volume DO DO Konsumsi Laju
(g) Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(mL) (ml) (Mg/L) (Mg/L) (mg O2/g) Oksigen
(mg
O2/g/h)
1. 95,98 242 1710 6,9 3,7 50,6 101,2
2. 88,45 104 1696 6,9 2,8 78,61 157,23
3. 102 64 1736 6,9 3,2 52,76 105,52
4. 45,58 91 1709 6,9 4 108,73 217,46
5. 92,58 64 1736 6,9 2,8 76,8 153,6
6. 98 79 1721 6,9 3,6 57,95 115,9
7. 98,8 71 1729 6,9 3,4 61,25 122,5
8. 104,91 112 1688 6,9 3 62,75 125,5
9. 99,02 103 1697 6,9 3,3 62 123
10. 95,98 242 1558 6,9 4 47,1 94,2
Rata- 68,24 135,03
Rata

Ikan Mas
Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi oksigen dan laju
konsumsi oksigen ikan mas kelas A dengan suhu 22℃:
Kel. Bobot Volume Volume DO DO Konsumsi Laju
(g) Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(mL) (ml) (Mg/L) (Mg/L) (mg O2/g) Oksigen
(mg
O2/g/h)
11. 89 75 1725 6,9 5,9 19,38 38,76
12. 89 6,9 6,5 7,6 15,2
13. 112 6,9 6,2 10,46 20,91
14. 69 20 1780 6,9 6,6 7,74 15,48
15. 100 64 1736 6,9 6,2 12,15 24,30
16. 82 66 1734 6,9 6,3 12,7 25,4
17. 92 72 1728 6,9 6 16,9 33,8
18. 112 6,9 6,1 11,127 22,25
19. 124 6,9 5,8 14,5 29
Rata- 12,50 25,01
Rata

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi oksigen dan laju


konsumsi oksigen ikan mas kelas B dengan suhu 25℃:
Kel. Bobot Volume Volume DO DO Konsumsi Laju
(g) Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(mL) (ml) (Mg/L) (Mg/L) (mg O2/g) Oksigen
(mg
O2/g/h)
1. 99 56 1174 6,9 5,2 29,95 59,9

28
2. 87 58 1742 6,9 5,8 22,02 44,04
3. 89 47 1753 6,9 5,5 25,57 51,14
4. 114 76 1725 6,9 6 13,61 27,23
5. 91 63 1737 6,9 5,2 32,4 64,9
6. 73 51 1749 6,9 5,5 33,54 67,08
7. 84 26 1774 6,9 5,6 27,45 55,9
8. 134 84 1716 6,9 5,1 24,18 48,36
9. 95 87 1713 6,9 5,3 28,85 57,7
10. 78 130 1670 6,9 6,7 42,82 8,56
Rata- 24,18 48,48
Rata

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi oksigen dan laju


konsumsi oksigen ikan mas kelas B dengan suhu 27℃:
Kel. Bobot Volume Volume DO DO Konsumsi Laju
(g) Ikan Wadah Awal Akhir Oksigen Konsumsi
(mL) (ml) (Mg/L) (Mg/L) (mg O2/g) Oksigen
(mg
O2/g/h)
11. 113 78 1722 6,9 4.8 32 64
12. 78 90 1710 6,9 4,9 44 88
13. 79 79 1721 6,9 4,7 48 96
14. 105 61 1739 6,9 4,5 39,74 79,48
15. 80 78 1722 6,9 4,8 45,2 90,4
16. 77 77 1723 6,9 4,4 55,94 111.88
17. 99 82 1718 6,9 5,4 26,03 52,06
18. 97 55 1745 6,9 4,9 35,97 71,95
19. 85 78 1722 6,9 5 38,5 77
Rata- 40,59 79.39
Rata

Berikut merupakan tabel rata-rata hasil perhitungan konsumsi oksigen dan


laju konsumsi oksigen Angkatan Ikan Lele:
Konsumsi Oksigen Laju Konsumsi Oksigen
Suhu
(mg O2/g) (mg O2/g/h)
22℃ 50,51 99.65
25℃: 60,56 124,56
27℃ 68,24 135,03

Berikut merupakan tabel rata-rata hasil perhitungan konsumsi oksigen dan


laju konsumsi oksigen Angkatan Ikan Mas:
Konsumsi Oksigen Laju Konsumsi Oksigen
Suhu
(mg O2/g) (mg O2/g/h)
22℃ 12,50 25,01
25℃: 24,18 48,48
27℃ 40,59 79,39

29
Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi oksigen dan laju
konsumsi oksigen kelas B :
Laju
Konsum
Volu Volu Konsum
Suh DOaw DOakh si
Bobo me me si
Kel. u al ir Oksigen
t (g) Ikan Air Oksigen
(℃) (mg/L) (mg/L) (mg
(mL) (mL) (mg
O2/g)
O2/g/h)
1 78,84 59 1091 21,4 4,4 1 0,05 0,09
2 91,97 63 1087 21,5 4,4 0,7 0,04 0,09
3 71,6 41 1109 21,4 4,4 0,8 0,06 0,11
4 106,5 62 1088 21,6 4,4 0,7 0,04 0,08
5 81,21 104 1046 21,4 4,4 0,7 0,05 0,10
6 95,7 58 1092 21,5 4,4 0,6 0,04 0,09
7 87,13 78 1072 21,5 4,4 0,7 0,05 0,09
8 86,23 87 1063 21,6 4,4 0,7 0,05 0,09
9 95 39 1111 21,7 4,4 0,8 0,04 0,08
10 79,98 45 1105 21,7 4,4 0,8 0,05 0,10
Rata
87,41 21,5
- 63,6 1086,4 4,4 0,75 0,047 0,089
6 3
rata
11 64,81 79 1071 17,7 4,4 0,7 0,06 0,12
12 102,9 139 1011 17,8 4,4 0,7 0,04 0,07
13 75,43 103 1047 17,6 4,4 0,8 0,05 0,10
109,6
14 110 1040 18,1 4,4 0,7 0,04 0,07
4
109,4
15 102 1048 18,2 4,4 0,8 0,03 0,07
9
16 75,43 103 1047 18,3 4,4 0,8 0,05 0,10
17 85,03 105 1045 18,1 4,4 0,9 0,04 0,09
18 80,16 125 1025 18,2 4,4 0,8 0,05 0,09
19 86,07 102 1048 18,3 4,4 0,8 0,04 0,09
Rata
1042,4 18,0
- 87,66 107,55 4,4 0,78 0,044 0,090
4 3
rata

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsumsi oksigen dan laju


konsumsi oksigen kelas C :
Konsu Laju
Volu Volu DOaw
Suh DOakh msi Konsumsi
Bobo me me al
Kel. u ir Oksigen Oksigen
t (g) Ikan Air (mg/L
(℃) (mg/L) (mg (mg
(mL) (mL) )
O2/g) O2/g/h)
1 66,37 79 1071 31,9 4,7 0,6 0,07 0,13
2 102,1 128 1022 32 4,7 0,7 0,04 0,08

30
3 94,6 98 1052 32,1 4,7 2,5 0,02 0,05
4 98,63 142 1008 31,9 4,7 0,7 0,05 0,10
5 90,51 101 1049 32,1 4,7 0,7 0,05 0,09
6 93,25 83 1067 32,1 4,7 0,6 0,05 0,10
7 108,4 49 1101 31,9 4,7 0,7 0,04 0,08
8 106,2 90 1060 32 4,7 0,9 0,04 0,08
9 81,89 68 1082 32,1 4,7 0,8 0,05 0,10
10 77,5 54 1096 31,7 4,7 0,6 0,06 0,12
11 87,84 60 1090 31,6 4,7 0,6 0,05 0,10
12 95,62 105 1045 31,7 4,7 0,9 0,04 0,08
13 80,19 38 1112 31,8 4,7 0,6 0,05 0,10
14 96,53 84 1066 31,8 4,7 0,7 0,04 0,08
15 113,6 96 1054 31,8 4,7 2,2 0,02 0,05
16 95,84 85 1065 32 4,7 1 0,04 0,08
17 107,5 76 1074 31,9 4,7 0,7 0,04 0,08
Rat
1065,5
a- 93,92 84,47 31,9 4,7 0,91 0,44 0,085
2
rata

Berikut merupakan tabel rata-rata hasil perhitungan konsumsi oksigen dan


laju konsumsi oksigen kelas C :
Konsumsi Oksigen Laju Konsumsi Oksigen
Suhu
(mg O2/g) (mg O2/g/h)
17 ± 1 0,044 0,089
20 ± 1 0,046 0,090
24 ± 1 0,048 0,091
32 ± 1 0,044 0,085

31
32

Anda mungkin juga menyukai