Anda di halaman 1dari 8

JUDUL PRAKTIKUM : KEKURANGAN VITAMIN A

TUJUAN :
Tujuan dari Praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu dalam :
1. Mengetahui tanda klinis kekurangan vitamin A.
2. Metode penentuan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjut yang dipakai.
3. Interpretasi dari hasil pemeriksaan.

DASAR TEORI
Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang agak stabil terhadap suhu
tinggi dan tidak hilang dengan proses perebusan. Oleh karena itu, cara memasak
biasa tidak mempengaruhi keadaan vitamin A dalam suatu bahan makanan.
Vitamin A sebenarnya hanya terdapat pada sumber makanan hewani. Tumbuh-
tumbuhan seperti wortel, sebenarnya mengandung pigmen karotin yang di usus
diubah menjadi vitamin A. Itulah sebabnya karotin disebut pro vitamin A. Proses
perubahan itu melibatkan hormon tiroksin. Bahan makanan yang mengandung
banyak vitamin A antara lain hati, lemak hewan, telur, susu, mentega, dan keju.
Sedangkan yang mengandung banyak pro vitamin A antara lain sayuran berdaun,
wortel, pepaya, ubi merah, dan minyak kelapa sawit.
Salah satu masalah gizi pada anak yang perlu mendapat perhatian adalah
defisiensi atau kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A ini merupakan
penyebab utama kebutaan di Indonesia. Selain itu, seringkali ditemukan jika anak
menderita kekurangan kalori protein (KKP), maka anak itu juga sekaligus
menderita kekurangan vitamin A.
Vitamin A merupakan suatu zat organik yang digunakan oleh tubuh untuk
pemeliharaan epitel selaput lendir, ketajaman penglihatan dan pencegahan
terjadinya infeksi. Vitamin A berperan dalam penglihatan membuat kita bisa
melihat dalam cahaya redup, dan juga turut berperan memberi kekebalan tubuh.

1
Manfaat Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting untuk pemeliharaan sel kornea dan
epitel dari penglihatan, metabolisme umum dan proses reproduksi, membantu
melindungi tubuh terhadap kanker. Untuk kesehatan jaringan tubuh, vitamin A
mempercepat proses penyembuhan luka. Dalam kegiatan pertumbuhan dan
perkembangan jaringan epitelial, vitamin A mempertahankan kesehatan dan
struktur kulit, rambut dan gigi. Beberapa penyakit kulit seperti jerawat dan
psoriasis adalah sebagai akibat kekurangan vitamin A.
Selanjutnya juga diketahui peranan vitamin A sebagai antioxidant, yang
membantu merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh dalam meningkatkan
aktivitas sel pembunuh kuman (natural killer cell), memproduksi
limfosit, fagositis dan antibody. Bahkan kegunaan vitamin A termasuk
memperkuat kekebalan selular (sistem sel) yang menghancurkan sel kanker.
Selain itu vitamin A mencegah dan memperbaiki penciutan kelenjar timus
(kelenjar utama yang berperan dalam sistem imun) yang terjadi sebagai akibat
stress kronis. Fungsi tubuh lain yang dibantu oleh vitamin A antara lain adalah
reproduksi, pembuatan dan aktivitas hormon adrenalin, pembuatan dan aktivitas
hormon tyroid, mempertahankan struktur dan fungsi sel-sel saraf, menjaga
kekebalan tubuh pada umumnya, serta memperbarui sel jaringan tubuh. Manfaat
vitamin A dalam tubuh mencakup 3 golongan besar yaitu :
a. Fungsi yang berkaitan dengan penglihatan
Vitamin A berperan sebagai retina (Retinene) yang merupakan komponen
dari zat penglihatan Rhodopsin (zat yang dapat menerima rangsangan cahaya dan
merubah energi cahaya menjadi energi biolistrik yang merangsang penglihatan).
b. Fungsi dalam metabolisme umum berkaitan dengan metabolisme protein
1. Integritas epitel
Pada defisisensi vitamin A terjadi gangguan struktur maupun fungsi
epithelium, terutama yang berasal dari ektoderm. Epitel kulit menebal dan terjadi
hyperkeratosis.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Pada defisiensi vitamin A terjadi hambatan pertumbuhan. Ini terjadi karena
masalah dalam sintesa protein yaitu adanya hambatan absorbsi vitamin A dan
karotin dikarenakan makanan yang rendah dalam kandungan lemak dan protein

2
yang diperlukannya untuk metabolisme protein. Balita yang kekurangan vitamin
A pertumbuhannya akan terganggu, balita terlihat kerdil dan kurus, juga mudah
terserang penyakit seperti diare, campak, dan lain-lain.
3. Permeabilitas membran
Vitamin A berperan dalam mengatur permeabilitas membran maupun membran
dari sub organik selular. Melalui pengaturan permeabilitas membrane sel vitamin
A konsentrasi zat-zat gizi dalam sel yang dipergunakan untuk metabolisme sel.
4. Pertumbuhan gigi Amenoblas yang membentuk email gigi.
5. Produksi hormone steroid
Pada defisiensi vitamin A terjadi hambatan pada sintesa hormon-hormon
steroid.
c. Fungsi dalam proses reproduksi
Pada percobaan, defisiensi vitamin A dapat mengakibatkan kemandulan, pada
percobaan in vitro dengan pemeliharaan jaringan ovaria dan testis terjadi
hambatan perkembangan sel reproduksi. Sel ootid tidak padat berkembang
menjadi sel ovum dan sel spermatid juga berkembang lebih jauh menjadi
spermatozoa, sel tersebut berhenti berkembang dan menunjukkan degenerasi,
kemudian diresorpsi. Wanita yang kekurangan vitamin A mampu hamil, tetapi
dengan resiko mudah terjadi keguguran dan kesulitan dalam melahirkan.

Faktor Penyebab Kekurangan Vitamin A


Terjadinya kekurangan vitamin A berkaitan dengan berbagai faktor dalam
hubungan yang kompleks seperti halnya dengan masalah kekurangan kalori
protein (KKP). Makanan yang rendah dalam vitamin A biasanya juga rendah
dalam protein, lemak dan hubungannya antara hal-hal ini merupakan faktor
penting dalam terjadinya kekurangan vitamin A.
Kekurangan vitamin A bisa disebabkan seorang anak kesulitan
mengonsumsi vitamin A dalam jumlah yang banyak, kurangnya pengetahuan
orangtua tentang peran vitamin A dan kemiskinan. Sedangkan untuk mendapatkan
pangan yang difortifikasi bukan hal yang mudah bagi penduduk yang miskin.
Karena, harga pangan yang difortifikasi lebih mahal daripada pangan yang tidak
difortifikasi.

3
Deskripsi KVA
a. Secara dietetik
 Merecall asupan vitamin A, misal dari jenis makanan pokok yang dikonsumsi
(beras mempunyai kandungan vit A lebih tinggi dibanding singkong dan
jagung), sayuran dan buah yang mengandung vitamin A, pernah mendapat
suplementasi vitamin A atau tidak.
 Merecall asupan lemak, protein dan Zinc berperan dalam pembentukan
Retinol Binding Protein
b. Secara biokimia
 Tes serum retinol
 vitamin A yang ada di dalam plasma darah
 Pemeriksaan PA garukan epitel konjungtiva (diagnosis dini) tampak
keratinisasi epitel konjungtiva
c. Secara gejala klinis
 Kelainan pada mata: Xerosis Konjunctiva - XIA
Xerosis Konjunctiva disertai bercak bitot- XIB
Xerosis Kornea – X2
Keratomalasia atau Ulserasi Kornea kurang dari 1/3 permukaan kornea – X3A
Keratomalasia atau Ulserasi sama atau lebih dari 1/3 permukaan kornea
- X3B Jaringan Parut Kornea (Sikatriks/scar) - XS
Fundus Xeroftalmia dengan gambaran seperti “cendol” - XF
 Kelainan pada kulit biasanya terdapat pada paha sisi anterior dan lengan atas
sisi posterior berupa kulit yang kering dengan papula keatin sekitar folikel
rambut dan terdapat gumpalan keratin dalam folikel.Kelainan ini jarang
ditemukan pada anak di bawah umur lima tahun dan dapat pula disebabkan
oleh kekurangan zat gizi lainnya.
 Gejala di luar mata adalah nafsu makan berkurang dan gangguan
pertumbuhan. Sering disertai dengan mudahnya terserang penyakit infeksi,
berkurangnya nafsu makan, dan pertumbuhan yang mengalami hambatan.
 Tes adaptasi peranan dari retinaldehid yang mengubah opsin menjadi
rhodopsin dalam proses penglihatan dari terang ke gelap. Tes adapatasi
digunakan untuk mendeteksi gejala buta senja yang merupakan salah sat
akibat dari KVA

4
2. Sensitivitas Dan Spesifisitas
a. Sensitivity
 Pemeriksaan biokimia pada serum retinol tidak sensitif karena tidak
Menggambarkan Defisiensi Vitamin A Secara Dini. Deplesi
Vitamin A Dalam Tubuh Merupakan Proses Yang Berlangsung Lama,
Dimulai Dengan Habisnya Persediaan Vitamin A Dalam Hati, Kemudian
Menurunnya Kadar Vitamin A Plasma, Dan Baru Kemudian Timbul
Disfungsi Retina, Disusul Dengan Perubahan Jaringan Epitel.
 Pemeriksaan dengan melihat gejala klinis (kelaianan pada mata) tidak
sensitif karena sudah menggambarkan kekurangan vitamin A sejak lama.
 Pemeriksaan dietetic dengan cara me-recall asupan vitamin A tidak
sensitive karena tidak menggambarkan defisiensi vitamin A sejak dari
awal.
 Pemeriksaan adaptasi juga sensitive untuk menggambarkan kekurangan
vitamin A karena mengubah opsin menjadi rodopsin. b.
b. Specificity
 Pemeriksaan biokimia serum retinol tidak spesifik karena bisa
menggambarkan status nutrisi lainnya, khususnya kekurangan zat besi.
 Pemeriksaan dengan adanya bercak bitot bukan selalu tanda khas
kekurangan vitamin A, karena ada bercak bitot yang tidak responsif pada
pemberian vitamin A.
 Pemeriksaan tes dietetik dengan me-recall asupan vitamin A yang
dikonsumsi tidak spesifik menggambarkan kekurangan vitamin A itu
sendiri.
 Pemeriksaan tes adaptasi proses penglihatan dari gelap ke terang juga
spesifik karena hanya menunjukkan kekurangan vitamin A itu sendiri.
3. Menjelaskan distribusi penyakit
a. Lokasi desa, kota, pantai, pegunungan Bisa terjadi di mana saja bila
balita tidak mendapatkan asupan vitamin A yang cukup
b. Kelompok umur bayi, balita, remaja, ibu hamil, dan dewasa (lebih
sering pada anak) Biasanya terjadi pada balita terutama yang mengalami
marasmus/ kwashiorkor
c. Gender jenis kelamin Bisa laki-laki atau perempuan

5
d. Faktor social ekonomi rendah, tinggi Balita dari keluarga yang
berekonomi rendah karena kurang mendapatkan asupan makanan bergizi
atau balita dari keluarga berekonomi tinggi namun tidak diberi asupan
yang bergizi.
e. Faktor pertanian makanan pokok Dimana padi yang digiling menjadi
beras (yang mengandung sedikit vitamin A) merupakan makanan pokok.
Tidak mendapatkan asupan vitamin A yang berasal dari telur, daging,
sayur, buah, dll. -Factor pengetahuan ibu Bayi yang tidak diberi ASI
eksklusif serta pemberian makanan yang tidak seimbang gizinya.
f. Faktor infeksi

Pengobatan
Umumnya kebutuhan sehari-hari vitamin A dapat dipenuhi dengan
pemberian diet yang mengandung telur, susu, mentega, hati, sayuran berupa daun
atau yang berwarna kuning (wortel dan sebagainya), buah-buahan yang berwarna
kuning (tomat, pepaya, dan sebagainya).
Pemberian vitamin A dengan tujuan mengobati defisiensi vitamin A dan
menambah persediaan vitamin A dalam hepar. Preparat yang dianjurkan adalah :
a. Oral : oil based solution retinol palmitat atau asetat sebagai kapsul
sengan/tanpa tambahan vitamin E.
b. Intramuskular : water miscible retinol palmitat
Pengobatan xeroftalmia :
a. setelah dibuat diagnosa, 110 mg retinol palmitat atau 66 mg retinol asetat
(200.000 SI) per oral atau 55 mg retinol palmitat ( 100.000 SI) intravena.
b. Hari berikutnya, 110 mg retinol palmitat atau 66mg retinol asetat (200.000 SI)
per oral.
c. Sebelum dipulangkan/klinis memburuk/2-4 minggu kemudian, 110 mg retinol
palmitat atau 66mg retinol asetat (200.000 SI) per oral.

6
Prognosis
Kekurangan vitamin A diobati dengan pemberian vitamin A tambahan
sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan selama 3 hari. lalu diikuti dengan
pemberian sebanyak 3 kali dosis harian yang dianjurkan selama 1 bulan. setelah
itu diharapkan semua gejala sudah hilang.

Pencegahan
Pencegahan defisiensi vitamin A sudah bisa dilakukan pada bayi saat
usianya 6 bulan. Di usia ini, anak sudah perlu asupan gizi di samping ASI seperti
makanan yang berasal dari hewan (susu, daging ayam, hati, telur) atau dari
sayuran hijau daerta buah berwarna merah dan kuning (mangga, pepaya)." Kapsul
vitamin A warna biru diberikan kepada anak usia 6-11 bulan, sedangkan anak
balita diberi kapsul vitamin A berwarna merah. Vitamin A dosis tinggi, baik yang
biru maupun merah, tidak diperjual belikan dan diberikan secara gratis
diposyandu. Jadi, selain untuk meningkatkan kesehatan mata, intervensi ini pun
dimaksudkan untuk menurunkan tingkat kematian anak. Oleh karena itu, orang
tua harus paham tentang gizi dan memperhatikan kebutuhan gizi anak karena anak
belum dapat memilih makanan yang baik untuk dirinya

7
DAFTAR PUSTAKA

Cegah kekurangan vitamin A. [cited on Januari 16, 2008]; Available at :


http://www.republika.co.id.

Ichigo. 2012. Referat Defisiensi Vitamin A. http://dokter-


ichigo.blogspot.com/2012/05/refarat-defisiensi-vitamin.html. Internet.
Akses tanggal 27 September 2015 pukul 21.48 WIB.

Irwan, Dedi. 2013. KVA. http://KVA_dedi irwan – Academia.edu.html.


Internet. Akses tanggal 27 September 2015 pukul 21.49 WIB.

Pusponegoro Hardiono D. Seluk beluk vitamin A. [cited on Januari 16, 2008];


Available at : http://www.anakku.net.

Anda mungkin juga menyukai