Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2. Adaptasi Fisiologis
1. Adaptasi psikologis
Menurut bobak (2005), adaptasi psikologis ibu post partum adalah sebagai
berikut:
a. Fase menerima (Taking in Phase)
Fase dependen ialah suatu waktu yang penuh dengan kegembiraaan dan
kebanyakan orangtua sangat suka mengomunikasikannya. Fase ini terjadi
selama 1 sampai 2 hari pertama melahirkan, ketergantungan ibu sangat
menonjol. Pada fase ini, ibu sangat mengharapkan segala kebutuhannya dapat
dipenuhi orang lain. Ibu memindahkan energi psikologisnya kepada anaknya.
Dimana ibu bary memerlukan perlindungan dan perawatan.
b. Fase dependen- mandiri (Fase taking Hold)
Dalam fase dependen mandiri ibu, secara bergantian muncul kebutuhan untuk
mendapatkab perawaran dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk
bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. Fase taking hold berlangsung
selama 10 hari.
c. Fase Interdependent
Pada fase ini perilaku interdependent muncul, ibu dan keluarganya bergerak
maju sebagai suatu sistem dengan para anggota keluarga saling beriinteraksi.
Hubungan antara pasangan, walaupun sudah berubah dengan adanya seorang
anak kembali menunjukkan banyak karakteristik awal. Fase interdependent
merupakan fase yang penuh dengan stres bagi orangtua. Kesenangan dan
kesedihn sering berbagi dlam fase ini.
2. Tujuan asuhan post partum
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisikdan psikologis bagi ibu dan bayi Dengan
diberikanya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas dan dukungan dalam
upaya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu dan pendamping
keluarga dalam membuat bentuk dan pola baru dengan kelahiran berikutnya.
b. Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu Dengan
diberikannya asuhan pada ibu nifas, kemungkinan munculnya permasalahan
dan komplikasi akan lebih cepat terdeteksi sehingga penanganannya pun akan
dapat lebih maksimal.
c. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu Meskipun ibu dan keluarga
mengetahui ada permasalahan kesehatan pada ibu nifas yang memerlukan
rujukan, namun tidak semua keputusan yang diambil tepat, misalnya mereka
lebih memilih untuk tidak dating ke fasilitas pelayanan kesehatan karena
pertimbangan tertentu.
d. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu Untuk
mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang
khusus.
e. Imunisasi ibu terhadap tetanus Dengan asuhan yang maksimal, kejadian
tetanus dapat dihindari, meskipun untuk saat ini angka kejadian tetanus sudah
banyak mengalami penurunan.
f. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makanan Anak,
serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak. (
Sulistyawati, 2009).
3. Penangan masa nifas
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu :
a. Kebersihan Diri
1) Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh.
2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun
dan air. Pastikan ia mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva
terlebih dahulu dari depan kebelakang baru dilanjutkan ke daerah sekitar
anus.
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari. Kain
dapa digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dikeringkan di bawah
matahari dan disetrika.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5) Sarankan untuk tidak menyentuh daerah luka jika memiliki luka
episiotomy atau laserasi.
b. Istirahat
1) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi
tidur.
c. Latihan
1) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul
kembali normal.
2) Jelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat
mempercepat pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal.
d. Gizi
Ibu menyusui harus :
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan
vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari ( anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui).
4) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca persalinan.
5) Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASInya.
e. Perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
2) Mengenakan BH yang menyokong payudara.
3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyususi.
f. Hubungan perkawinan dan rumah tangga
Hubungan perkawinan dan rumah tangga Secara fisik aman untuk memulai
hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan
satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah
berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk mulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
g. Keluarga berencana
Keluarga berencana Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya
2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Namun, petugas kesehatan dapat
membantu merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan kepada
mereka cara mecegah kehamilan yang tidak diinginkan