DISUSUN OLEH :
TIM PPI
2016
KATA PENGANTAR
Salah satu program PPI adalah mengidentifikasi proses pelayanan yang berisiko
infeksi. Dalam program ini proses penentuan potensi risiko penularan dapat terjasi melalui
udara, air, serangga, fasilitas pelayanan selama proses pembangunan dan renovasi serta
pemeliharaan sarana rumah sakit.
Pengaruh dari desain dan konstruksi terhadap infeksi RS (HAIs) adalah sulit untuk
dievaluasi.Melakukan identifikasi konstribusi dari lingkungan untuk menaksir risiko, seperti
ILO merupakan tantangan tersendiri karena banyak berhubungan dengan pasien dan praktik
para dokter dan praktisi kesehatan lainnya.
ICRA harus diterapkan/dilakukan di rumah sakit, sebab sebuah rumah sakit tidak
mungkin terhindar dari kegiatan-kegiatan yang berpotensi terjadinya risiko infeksi terhadap
pasien, petugas dan juga pengunjung.Risiko yang berhubungan dengan pekerjaan
konstruksi/renovasi pada awalnya dihubungkan dengan mutu udara yang terlalu turun dan
kontaminasi lingkungan dari jamur.
Dengan dijalankannya program ICRA di rumah sakit maka dampak dari kegiatan
yang bisa menjadi penyebab timbulnya HAIs dapat dicegah sehingga program PPI dapat
dijalankan secara efektif.
Program ICRA harus dapat dilaksanakan oleh semua staf yang berkompeten dalam
proses renovasi dan pembangunan di rumah sakit sehingga perlu adanya pemahaman yang
benar.
Buku Panduan ICRA Akibat Dampak Dari Renovasi Dan Konstruksi Gedung Rumah
Sakit ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman bagaimana cara
melakukan renovasi dan konstruksi baru yang sesuai dengan program PPI sehingga dampak
yang bisa menyebabkan HAIs karena proses renovasi/pembangunan gedung baru di Rumah
Sakit Bangli Medika Canti dapat dihindari.
2
BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses menetapkan
risiko potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui
air kotor dalam fasilitas pelayanan kesehatan selama konstruksi, renovasi dan
kegiatan maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang
mengevaluasi jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok risiko untuk
klasifikasi penetapan tingkat.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Komite PPI yang bertugas untuk membuat ICRA dan memberikan pendidikan
dan pelatihan;
2. Bagian Tehnik untuk memfasilitasi dengan memberikan peraturan
perundangan dan perijinan;
3. Sanitasi Lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutulimbah);
4. Tim K-3 RS untuk melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan;
5. Pimpinan Proyek sebagai pelaksana konstruksi dan renovasi bangunan.
4
BAB III
TATA LAKSANA
B. KEGIATAN PEMBANGUNAN
Dalam melakukan kegiatan pembangunan,ditentukan terlebih dahulu tipe/jenis
aktifitas debu yang dihasilkan, potensi terbentuknya aerosol udara, durasi dari
aktifitas, dan jumlah sistem HVAC.
Pedoman Petunjuk Tipe Aktifitas Konstruksi :
1. Langkah Pertama
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi type/jenis
konstruksi kegiatan proyek (Type A-D).
TYPE KRITERIA
Inspeksi dan kegiatan non-invasif
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual saja.
Misalnya terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
TIPE Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)
A Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang
tidak menghasilkan debu atau memerlukan pembongkaran
dinding atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan
yang kelihatan.
Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan debu
minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin
TIPE Pemasangan kabel telepon dan komputer
B Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran debu dapat
dikontrol
Renovasi kecil dari suatu ruangan
Pengamplasan dinding basah
Akses ke ruang terbuka
TIPE Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak
Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
C
Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau penutup
dinding
Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau
5
TYPE KRITERIA
menyelesaikan bangunan, dimana pekerjaan terbatas satu kamar
Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak
termasuk pembongkaran atau instalasi);
Renovasi ruangan yang ada
Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses yang
dibutuhkan
Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja
tunggal.
Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier yang
tidak memenuhi syarat sebagai tipe D
Pembongkaran besar dan proyek–proyek konstruksi utama namun
tidak terbatas pada :
Kegiatan yang memerlukan penutupan unit/relokasi pasien
Pembongkaran instalasi kabel lengkap, HVAC, pipa,
perlengkapan gas, atau sistem listrik
Pembongkaran komponen gedung utama
TIPE Konstruksi baru yang terletak di dekat gedung Rumah Sakit
D (sebagaimana ditentukan oleh TIM ICRA primer)
Konstruksi baru yang terletak di dekat jalur keluar pasien dari
area perawatan (yang telah ditetapkan oleh TIM ICRA primer )
Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan bangunan
Rumah Sakit (sebagaimana telah ditetapkan oleh Tim ICRA
Primer)
2. Langkah Kedua
Identifikasi group pasien yang berisiko.
Risiko
Risiko Menengah Risiko Tinggi Risiko Highest
Rendah
Area Cardiology HCU Tempat
Echocardigraphy IGD
perkantora Perawatan
Endoscopy Laboratorium
n Nuclear Pasien
Klinik,
Koridor
Medicine Imunosupresan
Spesimen
Umum Physical Therapy Medical Units Bank Darah
Radiologi/MRI Klinik Lab
Ruang RR
Respiratory Mikrobiologi,
Farmasi
Therapy Ruang Anak Virologi
Surgical Units HCU
Ruang Ruang Isolasi
Perawatan Bayi Tekanan
6
Rawat Jalan Negatif
Oncology
Ruang Operasi
3. Langkah Ketiga
IC MATRIX – CLASS OF PRECAUTION : CONTRUCTION PROJECT BY
PATIENS RISK
Contruction Project type
Patiens Risk Group
Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk Group I II III IV
High Risk Group I II III/IV IV
Highest Risk Group II III/IV III/IV IV
Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan konstruksi dan tingkat
risiko menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur pengendalian
diperlukan.
4. Langkah Ke Empat
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas.
Selama Pembangunan
Kelas Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
I. 1. Laksanakan pekerjaan 1. Bersihkan area kerja setelah
dengan metode menyelesaikan tugas.
meminimalisasi timbulnya
debu dari pelaksanaan
kegiatan konstruksi
2. Segera meletakkan kembali
ke tempat semula plafon
atap yang diganti untuk
pemeriksaan yang kelihatan
II. 1. Menyediakan sarana aktif 1. Lap permukaan kerja dengan
untuk mencegah debu udara pembersihan/desinfektan;
dari penyebaran ke 2. Wadah yang berisi limbah
atmosfer; konstruksi sebelum di
2. Air kabut permukaan kerja transportasi harus tertutup
untuk mengendalikan debu rapat
pada waktu pemotongan; 3. Pel basah dan/atau vakum
3. Seal pintu yang tidak dengan HEPA filter, vakum
terpakai dengan lakban; sebelum meninggalkan area
4. Blokir dan tutup ventilasi kerja;
udara; 4. Setelah selesai,
5. Tempatkan tirai debu di mengembalikan sistem
pintu masuk dan keluar area HVACdimana pekerjaan
7
Selama Pembangunan
Kelas Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
kerja; dilakukan.
6. Hilangkan atau isolasi
sistem HVAC (Heating,
Ventilation, dan Air
Conditioning) yang sedang
dilaksanakan;
III 1. Untuk mencegah 1. Jangan menghilangkan barrier
kontaminasi dari sistem dari area kerja sampai proyek
saluran maka selesai diperiksa oleh Komite
hilangkan/lepaskan atau PPIRS, dibersihkan oleh
isolasi sistem HVAC di bagian kebersihan RS.
area, dimana pekerjaan 2. Hilangkanbarrier material
sedang dilakukan; dengan hati-hati untuk
2. Lengkapi semua barrier meminimalisasi penyebaran
penting yaitu sheetrock, dari kotoran dan puing-puing
playwood, palstik untuk yang terkait dengan konstruksi;
menutup area dari area 3. Vakum area kerja dengan
yang tidak untuk kerja atau HEPA filtered vacuums
menerapkan metode 4. Area untuk lap basah dengan
pengendalian kubus pembersih/disinfektan/cleaner
(gerobak dengan penutup 5. Setelah selesai, kembalikan
plastik dan koneksi disegel sistem HVAC
ke tempat bekerja dengan
HEPA vakum untuk
menyedot debu sebelum
keluar) sebelum konstruksi
dimulai;
3. Menjaga tekanan udara
negatif di dalam tempat
kerja dengan menggunakan
HEPA unit yang dilengkapi
dengan penyaringan udara;
4. Wadah tempat limbah
konstruksi sebelum di
transportasi harus tertutup
rapat
5. Tutup wadah transportasi
atau gerobak. Pita penutup,
8
Selama Pembangunan
Kelas Setelah Penyelesaian Proyek
Proyek
jika tidak tutup yang kuat;
C. PERSYARATAN KINERJA
1. Pengendalian Infeksi sangat penting dalam semua bidang fasilitas konstruksi,
renovasi, dan pemeliharaan karena menyebabkan gangguan debu yang ada,
atau menciptakan debu baru, sehingga harus ditutup dengan ketat untuk
mencegah setiap aliran partikel ke daerah pasien.
2. Pemilik membutuhkan kontraktor yang terikat dengan kebijakan ini, sehingga
sebelum kegiatan dimulai pemilik dan kontraktor harus mengadakan
pertemuan terlebih dahulu sehingga kontraktor dapat menjalankan renovasi
atau konstruksi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
9
3. Infection Control (IC) dapat mengubah persyaratan kinerja dari ICRA sesuai
yang diperlukan dengan kondisi lapangan. Modifikasi ini tidak mengubah
maksud dan kebijakan yang ada.
2. Bleach :
Sebuah disinfektan berbasis air dengan bahan natrium hipoklorit, biasanya
dengan ukuran1 bagian pemutih di 10 bagian air (1 ¾ cangkir pemutih dalam
1 galon air).Harus dibuat baru setiap 24 jam.
3. Carpet Vacuum; dengan HEPA Filter
4. Control Cube
5. Jenis Pintu;
Pintu kayu maupun logam harus berbingkai logam, handel pintu
dipolietilena, atau polietilena masuk tumpang/tindih ganda sebagaimana
ditentukan dalam ijin ICRA.
6. Exhaust Selang :
Fleksible, baja yang kuat, Ventilasi Blower Hose, WPG
7. HEPA Vacuum;
Harus dapat melakukan penyaringan sampai dengan @ 0,5 mikron
8. Mesin tekanan negatif :
Harus mampu menyaring 200-2000 kaki kubik permenit.
9. Kipas angin tekanan negatif :
Bertekanan udara tinggi, tekanan statis, tanpa filter.
10. Walk-off mats;
Sediakan karpet ukuran minimal 18 inci x 24 inci dibasahi dengan larutan
pemutih untuk akses jalan petugas sehingga mencegah debu keluar dari
zona.
E. BARRIER/PENGHALANG
1. Ada pintu yang dapat menjadi penghalang ICRA bagi pekerja proyek dengan
paparan ruangan. Ini akan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan
kontruksi ruang, jenis kegiatan, dan kelompok risiko.
2. Penghalang yang mengkin ditentukan :
a. A. Polyethylene;
b. Halaman, disamping pintu masuk zona kerja;
c. Menutup langit-langit, ruangan, tempat-tempat interstitial,dan lain-lain;
d. Metode penutupan lain yang sesuai dengan ketentuan ICRA.
3. Penghalang plastik dapat dipakai dengan bingkai logam menggunakan
semprot perekat, sekrup,dan lain-lain;
4. Hambatan dinding kering bisa dengan memiliki sendi dan sekrup ditutupi
atau disegel;
5. Flaps Polyethylene ganda yang digunakan sebagai pintu masuk ke tempat
kerja harus tumpang tindih maksimal 2 meter;
10
6. Jika pintu masuk berengsel digunakan untuk pintu penghalang, sebuah mesin
udara 2000 CFM negatif yang besar harus digunakan untuk memastikan 100
kaki permenit udara keluar dari ruang kerja, ini dapat dimodifikasi dengan
ruangan yang kecil;
7. Bukaan pintu ganda mungkin diperlukan sebagai airlock dan PPE area.
Hanya satu pintu yang boleh dibuka pada suatu waktu, pengecualian dibuat
untuk pengiriman barang besar. Dua pintu dibuka secara bersamaan harus
diminimalkan.
11
16. Penghalang harus ada pada lift atau tangga yang ada di zona kerja;
17. Investigasi yang mungkin memerlukan pembukaan ubin atau langit-langit
harus segera diganti setelah selesai penyelidikan dan ketika tanpa
pengawasan;
18. Pekerjaan yang dilakukan di ICRA bisa diberi penghalang sementara, tapi
harus segera dipindahkan dan dibersihkan setelah proses selesai;
19. Jika cube pengendalian wajib memiliki udara negatif, sebuah sertifikat mesin
udara negatif harus digunakan;
20. Mesin udara negatif dapat dihubungkan ke daya normal atau darurat dan
harus dijalankan terus menerus;
21. Efektifitas penghalang harus dipantau dan penghalang diperbaiki atau
ditingkatkan untuk mencegah debu dan puing-puing keluar dari zona;
22. HVAC register dan ventilasi dalam bidang konstruksi harus capped kecuali
khusus disetujui oleh PM atau IC;
23. Metode untuk menyerap debu ketat harus menahan tekanan udara statis;
24. Wadah transportasi, gerobak, kotak peralatan, dan lain-lain harus bebas dari
debu;
25. Debu harus dibersihkan dari zona kerja dalam wadah tertutup rapat dan
diangkut melalui rute yang diidentifikasi dan ditentukan oleh ICRA;
26. Kontraktor dan bahan yang tidak boleh melewati area pasien harus ditunjuk
elevator;
27. Kontraktor harus bebas dari debu sebelum keluar dari zona kerja, jika
menggunakan coverral harus dibersihkan dizona kerja sebelum keluar ke
ruang ante;
28. Karpet untuk berjalan harus selalu bersih, diganti setiap hari atau lebih
sering lebih efektif;
29. Peralatan kontraktor harus dibersihkan dengan cairan pemutih untuk
mencegah debu keluar dari zona kerja;
30. Kontraktor wajib segera membersihkan debu yang keluar dari zona kerja;
31. Semua debu yang harus dilakukan dengan menggunakan vacum HEPA
disaring.
12
7. PM dan IC dapat menambahkan rincian komentar atau persyaratan yang
diperlukan untuk pekerjaan tertentu;
8. Kontraktor harus mematuhi semua intervensi komentar tambahan,
persyaratan kalau perlu intervensi tambahan Pengendalian Infeksi.
13
11. Sedot dengan mesin HEPA debu atau kotoran yang dihasilkan saat
pembersihan;
12. Seimbangkan sistem HVAC;
13. Pembersihan penghalang dilihat dan disetujui oleh IC atau PM yang ditunjuk;
3. Tingkat 3
Harus mematuhi semua tingkat I dan II;
a. PM dan IC diperlukan untuk menyelesaikan ICRA.
4. Tingkat 4
Patuhi semua tingkat IV, III, II, dan I
a. PM dan IC kembali diminta untuk melengkapi ICRA;
b. PM dan IC diperlukan untuk menyelesaikan ICRMR untuk semua
konstruksi baru dan renovasi kamar perawatan pasien;
c. Setelah kegiatan debu hasil dari pembongkaran/konstruksi, dan sepatu
dibersihkan;
Jika intervensi dilakukan di lokasi risikotertinggi (OK, CSSD, Bone
Transplantasi Sumsum/BMT, dan lain-lain):
1. Jika pekerjaan dilakukan di Ruang Operasi, kontraktor harus mematuhi
intervensi pengendalian infeksi yang diterapkan didaerah berisiko tinggi yang
ditetapkan oleh Tim ICRA Primer;
2. Semua peralatan yang akan masuk ke ruang risiko tinggi harus dilakukan
penyekaan dengan desinfektan sampai bebas debu dan kotoran;
3. Kontraktor harus memakai pakaian sesuai dengan ketetapan Ruang Operasi
atau CSSD;
4. Semua pekerjaan yang dilakukan dalam lokasi risiko tertinggi harus
dijadwalkan oleh PM dan perawat manager atau yang ditunjuk oleh mereka;
5. Semua pekerjaan yang dilakukan diatas langit-langit atau pekerjaan yang
menciptakan debu dan air aerosolisasi harus dilakukan dalam pengawasan
atau Control Cube memanfaatkan HEPA mesin udara negatif yang
bersertifikat;
K. PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1. PM, Keselamatan Departemen, IC akan menentukan kapan sampling udara
diperlukan;
2. Kontraktor mendokumentasikan visual konfirmasi tekanan negatif pada
Negatif Air Presure Log Verifikasi;
3. Pemilik boleh memilih untuk memonitor kualitas udara seluruh proyek;
14
4. PM dan kontraktor mungkin diperlukan untuk menyelesaikan setiap hari
Check List monitor kepatuhan konstruksi pengendalian infeksi sehari-hari.
M. PENGAWASAN
1. PM, IC dan fasilitas kesehatan akan memastikan kepatuhan dalam
menjalankan kebijakan ini, dan mereka mempunyai wewenang untuk
menghentikan semua pekerjaan jika kegiatan berisiko terhadap pasien, staf,
dan publik;
2. Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid diminta
untuk meninggalkan fasilitas;
3. ICRA memantau kepatuhan konstruksi dengan melihat inspeksi dari ICRA
dan zona kerja;
4. Ketidakpatuhan akan segera ditindaklanjuti melalui komunikasi verbal dan
kemudian melalui dokumen tertulis. Rincian pelanggaran akan dikirim ke
PM, IC, dan Fasilitas Departemen dan akan ditempatkan di file proyek.
Selanjutnya ulasan akan dibahas dalam proyek dan pertemuan konstruksi;
5. Pelanggaran kebijakan ini dapat mempengaruhi status sebagai kontraktor
yang berkualitas untuk panawaran selanjutnya;
6. PM akan memberitahukan Assosiated Director sesuai facilities jika
kontraktor melakukan pelanggaran ulang;
15
• Pencegahan infeksi terhadap pasien, staf rumah sakit, pekerja
bangunan dan pengunjung akibat gangguan kualitas lingkungan saat
renovasi/pembangunan dan sesudahnya;
• Desain harus memungkinkan staf melaksanakan pedoman PPI (IPC
Guidelines);
Masalah yang terjadi saat renovasi/pembangunan rumah sakit adalah :
a. Debu;
Renovasi/pembangunan akan mengotori udara sehingga berdebu dengan
konsentrasi spora jamur (Aspergillus sp) dan kuman (Legionella sp) tinggi
(CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL INFECTIONS).
ASPERGILLUS FUMIGATUS
ASPERGILLUS FUMIGATUS
• Penyebab tersering Aspergillosis :
- Invasive;
- Non Invasive.
• > 50% Invasive Aspergillosis;
• Mampu berkembang sampai suhu 55⁰ C;
• Terdapat dimana mana (lembab);
• Invasive Aspergillosis;
- Diagnosis Sulit;
- Mortalitas > 50 %.
PALING PENTING : CEGAH TERPAPAR RISIKO
“OUTBREAKS” ASPERGILLOSIS
• Semua aktifitas yang mengakibatkan peningkatan spora di udara :
Pembangunan Gedung, Konstruksi, Renovasi, Perbaikan;
• Permukaan Lembab.
16
Gambar III – 2 : Atap Rumah dengan Permukaan Lembab
LEGIONELLA Sp.
• Airborne & Waterborne Transmission;
• Umum Terdapat dalam Sumber Air Natural;
• Berakumulasi dalam “BIOFILM” Pipa Air, Bak Penampungan;
• Berkembang Biak pada Suhu 20° - 45° C.
17
c. Pasien “High Risk”.
• Pasien Transplantasi;
• Pasien di Bangsal
Hematologi dan
Onkologi
Neutropenia;
• Pasien dengan
Pengobatan
Corticosteroid;
• Pasien “Immunocompromised” Lainnya (DM, ODHA, dll).
18
c. “Pre-Construction“(Sebelum Kegiatan Dimulai)
Konsultasi kepada Komite PPIRS;
Identifikasi Kemungkinan Kerusakan Saluran Pipa Air atau Sistem
AC;
Identifikasi dan Peta Pasien“High Risk”;
Pelatihan Pekerja;
Tentukan Alur Gerakan Pekerja.
d. “Construction” (Saat Kegiatan)
Awasi Alur Pasien, Kalau Perlu Gunakan Masker N-95 / Respirator
kepada Pasien;
Tutup Rapat Pintu dan Jendela, Tambahkan “Seal”;
“Barrier” Debu;
Tekanan Negatif Area Kerja;
Hepa Filter di Bangsal Pasien “High Risk”.
Awasi Kegiatan dengan Ketat :
- Alur Material dan Bahan Sisa/Sampah;
- Kepatuhan Pekerja;
- Risiko Kontaminasi Pipa Air atau Sistem AC.
e. “Post Construction” (Pasca Kegiatan)
Area Harus Bersih dan Bebas Debu;
IPCO Menilai Area Sebelum Digunakan;
Kalau Perlu Lakukan “Air Sampling” dan “Kultur Lingkungan”
3. Faktor “Design” yang Mempengaruhi Transmisi Infeksi Rumah Sakit
a. Jumlah Pasien dan Perawat;
b. Jumlah dan Jenis Pemeriksaan / Prosedur;
c. Ruangan yang Tersedia;
d. Jumlah dan Jenis Kamar;
e. Jumlah Tempat Tidur per Kamar;
f. Lantai dan “Permukaan”;
g. Air, Listrik dan Sanitasi;
h. Ventilasi dan Kualitas Udara;
i. Pengelolaan Alat Medis;
j. Pengelolaan Makanan, Laundry dan Limbah.
19
- 2 – 4 Tempat Tidur (Jarak Minimum 1 Meter);
Ideal : 1 Tempat Tidur Tiap Kamar;
- Tiap Kamar Tersedia Fasilitas Alcohol – Based Hand Rub (ABHR);
Ideal : Tiap Tempat Tidur;
- Toilet dan Shower tiap Kamar.
Lantai dan “Permukaan”;
- Mudah Dibersihkan;
- Tidak Ada Karpet;
- Rekomendasi : Vinyl.
Air, Listrik dan Sanitasi;
- Air Minum Diperiksa Secara Berkala;
- Air Bersih dan Listrik Tersedia 24 Jam / Hari;
- Pengelolaan Air Unit Khusus (Hemodialisis, Bangsal Transplant) ---
Cegah Perkembangan Kuman Legionella, Pseudomonas, Jamur dan
Mikroorganisme Lingkungan Lainnya.
Ventilasi dan Kualitas Udara;
- Who Menyarankan Ventilasi Alamiah untuk PPI – TB ( 2009 );
- Mampu Mencegah Transmisi Airborne.
Pengelolaan Alat Medis;
- “Clean” & “Dirty” Harus Terpisah;
- Tindakan Mempersiapkan Infus dan Injeksi di Ruang Bersih dan
Terpisah;
- Alat Steril Disimpan di Lemari Tertutup.
Pengelolaan Makanan, Laundry dan Limbah.
- Lantai Dapur dan “ Permukaan “ Harus Terbuat dari Bahan yang
Mudah Dibersihkan;
- Makanan Hangat Segera Dikonsumsi atau Didinginkan Sebelum
Disimpan;
- Linen dan Pakaian Kerja Petugas Sudah Terkontaminasi Cuci di
Rumah Sakit;
Alasan WHO Menyarankan 1 Kamar - 1 Tempat Tidur (Single Bed
Rooms)
- Kwalitas Tidur Lebih Baik;
- Privasi Meningkat;
- Tingkat Kebisingan Menurun;
- Transmisi Mikroorganisme Menurun;
- Kesalahan Pemberian Obat Menurun;
- Proteksi Data Pasien Lebih Baik.
Q. KESIMPULAN
1. IPCO Harus Dilibatkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan;
2. Pelatihan terhadap Pekerja Bangunan;
3. Tentukan Alur Pekerja, Bahan Material dan Sampah Bangunan;
4. Pekerjaan Tidak Boleh Dimulai Sebelum “Penilaian Risiko” Lengkap
Dilakukan;
5. Waspada Terhadap “CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL
INFECTIONS”
Aspergillosis;
20
Legionellosis.
6. Fokus Perhatian
Lingkungan Sekitar Area;
Sistem Pipa Air;
Sistem Ventilasi.
7. Renovasi di Rumah Sakit berbeda karena Pasien lebih Memerlukan Kualitas
Udara yang Baik;
8. Syarat Penting dalam Desain
Suplai Air Bersih dan Listrik Konstan 24 Jam / Hari;
Jumlah dan Jarak Tempat Tidur Adekuat;
Ventilasi sesuai Prinsip PPI;
Sanitasi Untuk :
- Pasien;
- Pengunjung;
- Staf Rumah Sakit;
- Lantai dan Permukaan;
- Bahan yang Mudah Dibersihkan
21
22
DAFTAR PUSTFAKA