3.lapkas Panjang Valdo
3.lapkas Panjang Valdo
PENDAHULUAN
terjadi pada brokiolus sampai dengan alveolus paru yang memicu produksi
hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak-anak
Di Amerika, insiden pneumonia adalah 4 kasus per 100 anak usia pra
sekolah, 2 kasus per 100 anak usia 5-9 tahun, dan 1 kasus pada 100 anak usia 9-
15 tahun. Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-
anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi.2 Pneumonia
menyebabkan lebih dari 5 juta kematian per tahun pada anak balita di negara
pada balita diperkirakan antara 10-20% pertahun. Insiden pneumonia pada tahun
2016 di Sulawesi Utara berjumlah 8.487 kasus. Pada anak usia < 1 tahun
berjumlah 211 anak dan pada anak berusia 1-4 tahun berjumlah 348 anak.4
tersering pneumonia bakterial pada semua kelompok umur.3 Bakteri lain yang
Staphylococcus aureus.5 Virus lebih sering ditemukan pada anak kurang dari 5
pada anak kurang dari 3 tahun. Mortalitas paling banyak diakibatkan oleh
1
bakteremia oleh karena Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus aureus,
aspirasi, gizi buruk, tidak mendapat air susu ibu (ASI), imunisasi tidak lengkap,
adanya saudara serumah yang menderita batuk. Batuk adalah gejala yang paling
sering ditemukan bersamaan dengan sesak napas, demam, adanya retraksi dan
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : MI
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Suku : Bugis
3
FAMILY TREE
B. ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dibawa oleh keluarga
dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan oleh penderita sejak kurang lebih 1 hari
SMRS. Sesak baru kali ini dialami pasien, timbul terus menerus; tidak dipengaruhi
posisi dan waktu, serta sesak terlihat makin lama makin memberat. Kebiruan pada
tubuh disangkal keluarga. Pasien juga dikeluhkan mengalami demam 3 hari SMRS.
Demam tinggi pada perabaan dan turun dengan pemberian obat demam namun
tidak sampai normal. Kejang disangkal. Pasien juga dikeluhkan batuk 4 hari SMRS.
Batuk berdahak namun sulit dikeluarkan. Batuk darah disangkal keluarga. Riwayat
batuk lama pada anggota keluarga disangkal. Selain itu, pasien dikeluhkan muntah
dengan frekuensi 1 kali dan volume ¼ gelas air kemasan, isi lendir dan ASI tadi
pagi. Riwayat BAB cair disangkal, BAK datam batas normal. Pasien sudah
diberikan obat antibiotik dari praktek dokter umum namun belum ada perbaikan.
4
Anamnesis antenatal :
Morbili : (-)
Varicella : (-)
Pertusis : (-)
Diare : (+)
Cacing : (-)
Batuk/pilek : (+)
Lain-lain : (-)
Kepandaian/Kemajuan bayi :
Pertama kali
Membalik : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 6 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 15 bulan
Tertawa : 6 bulan
Berceloteh : 6 bulan
5
Anamnesis Makanan Terperinci:
Imunisasi :
DASAR ULANGAN
I II III I II III
BCG +
POLIO + + +
DPT + + +
CAMPAK +
HEPATITIS + + +
Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala yang sama dengan penderita
beton, lantai keramik. Jumlah kamar 4 buah, dihuni oleh 7 orang, terdiri dari 5 orang
6
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kulit
Lain-lain : (-)
Kepala :
Bentuk : Normocephal
Mata :
Eksoftalmus : (-)
Enoftalmus : (-)
7
Corneal reflex : +/+
Lensa : Jernih
Gerakan : Normal
Mulut :
Leher :
Thorax :
Lain-lain : (-)
8
Paru-paru :
Inspeksi : Simetris
Jantung :
Bising : (-)
Abdomen :
Genitalia : Normal
Otot-otot : Eutoni
9
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
19/11/2017
Parameter Nilai Normal Satuan Hasil
Leukosit 4000 – 10000 /uL 15400 /uL
Eritrosit 4.70 – 6.10 10ˆ6/uL 5.23 x 10ˆ6/uL
Hemoglobin 12.0 – 14.0 g/dL 10.9 g/dL
Hematokrit 37.0 – 47.0 % 35.7 %
Trombosit 150 – 450 10ˆ3/uL 382 x 10ˆ3/uL
MCH 27.0 – 35.0 pg 20.8 pg
MCHC 30.0 – 40.0 g/dL 30.5 g/dL
MCV 80.0 – 100.0 fL 66.3 fL
RADIOLOGI
19/11/2017
10
E. RESUME :
Anak laki-laki, 1 tahun 6 bulan, BB: 11 kg, TB: 82 cm masuk Rumah Sakit tanggal
- Demam pada perabaan sejak 3 hari SMRS, turun dengan obat penurun panas
- Muntah frekuensi 1 kali dengan volume ¼ gelas air kemasan tadi pagi.
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) N, turgor kulit kembali cepat. H/L: tidak teraba
F. DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia berat
G. DIAGNOSIS BANDING
Bronkiolitis
H. TERAPI
11
I. ANJURAN
J. PROGNOSIS
K. FOLLOW UP
20/11/2017
S Batuk (+), sesak (+), demam (-), muntah (-)
O Keadaan umum: tampak sakit
Kesadaran: Compos Mentis
TD : 110/60 mmHg
N : 130 x/m
R : 48 x/m
S: 36,7˚C
SpO2 : 99%
Kep : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), PCH (+)
Tho : Simetris, Retraksi (+) SC, IC, Chest indrawing (+)
Cor : Bising (-), Sianosis (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh basah halus +/+, Wh -/-
Abd : Datar, Lemas, BU (+) Normal, H/L ttb
Extr : Akral hangat, CRT < 2 detik
A Bronkopneumonia berat
P
O2 1 L/m via nasal canul
IVFD Kaen 3B 43-44 ml/jam
Inj. Cefotaxime 3 x 500 mg IV (2)
Inj. Gentamisin 1 x 80 mg IV (2)
Inj. Dexamethasone 3 x 2 mg IV (2)
12
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
20/11/2017
Parameter Nilai Normal Satuan Hasil
Leukosit 4000 – 10000 /uL 9660 /uL
Eritrosit 4.70 – 6.10 10ˆ6/uL 4.93 x 10ˆ6/uL
Hemoglobin 12.0 – 14.0 g/dL 9.9 g/dL
Hematokrit 37.0 – 47.0 % 32.7 %
Trombosit 150 – 450 10ˆ3/uL 480 x 10ˆ3/uL
MCH 27.0 – 35.0 pg 20.1 pg
MCHC 30.0 – 40.0 g/dL 30.3 g/dL
MCV 80.0 – 100.0 fL 66.3 fL
SGOT <33 U/L 29 U/L
SGPT <43 U/L 10 U/L
Ureum Darah 10 – 40 mg/dL 16 mg/dL
Creatinin Darah 0.5 – 1.5 mg/dL 0.2 mg/dL
Uric Acid Darah 2.0 – 6.5 mg/dL 6.5 mg/dL
Protein Total 6.30 – 8.30 g/dL 7.20 g/dL
Albumin 3.50 – 5.70 g/dL 4.80 g/dL
Globulin 2.50 – 3.50 g/dL 2.40 g/dL
Chlorida Darah 98.0 – 109.0 mEq/L 96.5 mEq/L
Kalium Darah 3.50 – 5.30 mEq/L 5.52 mEq/L
Natrium Darah 135 – 153 mEq/L 133 mEq/L
Calsium 8.10 – 10.40 mEq/L 10.27 mg/dL
13
21/11/2017
Kesadaran: CM
TD : 100/60 mmHg
N : 126 x/m
R : 46 x/m
S : 36,5˚C
SpO2 : 98%
A Bronkopneumonia berat
14
22/11/2017
Kesadaran: CM
TD : 90/60 mmHg
N : 112 x/m
R : 38 x/m
S : 36,5˚C
SpO2 : 98%
A Bronkopneumonia berat
15
23/11/2017
S Batuk (+) ↓
Kesadaran: CM
TD : 90/60 mmHg
N : 92 x/m
R : 30 x/m
S : 36,8˚C
SpO2 : 98%
A Bronkopneumonia
16
24/11/2017
Kesadaran: CM
TD : 90/60 mmHg
N : 100 x/m
R : 32 x/m
S : 36,7˚C
SpO2 : 98%
A Bronkopneumonia
17
25/11/2017
S (-)
Kesadaran: CM
TD : 90/60 mmHg
N : 104 x/m
R : 28 x/m
S : 36,5˚C
SpO2 : 98%
A Bronkopneumonia
18
BAB III
PEMBAHASAN
pneumonia, yang merupakan suatu infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang
mengenai parenkim paru, yang dapat disebabkan baik oleh bakteri, virus, jamur
maupun benda asing lainnya yang sering menimpa anak-anak dan balita,.
Pneumonia menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak dibawah umur
yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas yang tinggi.5
berkembang:
19
Klasifikasi pneumonia menurut WHO :11,12
o Bukan Pneumonia
o Pneumonia
Serta pada auskultasi, terdengar adanya rhonki, suara napas menurun ataupun suara
napas bronkial
o Pneumonia Berat
• Grunting (merintih)
• Chest indrawing
Serta pada auskultasi, terdengar adanya rhonki, suara napas menurun ataupun suara
napas bronkial
trias dari bronkopneumonia yaitu demam, batuk, dan sesak. Temuan pada
anamnesis ini juga didukung dengan hasil pemeriksaan fisik dimana pada vital sign
ditemukan napas cepat (56x/m), adanya pernapasan cuping hidung, retraksi dinding
20
dada (subcostal dan intercostal), chest indrawing dan pada auskultasi paru dapat
didengar ronkhi basah halus. Berdasarkan klasifikasi WHO yang sudah dijelaskan
diatas, pasien ini termasuk dalam klasifikasi bronkopneumonia berat, karena selain
terdapat napas cepat, dapat ditemukan adanya retraksi dinding dada, pernapasan
dominasi netrofil pada hitung jenis. Leukosit > 30.000/uL dengan dominasi netrofil
spesimen dapat diambil dari usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus,
darah, punksi pleura atau aspirasi paru. Biakan darah merupakan cara yang spesifik
pneumonia.14
ini mendukung bahwa sedang terjadi leukositosis yang menandakan proses infeksi
21
pada pasien. Pada pemeriksaan radiologi, ditemukan infiltrat pada kedua lobus.
untuk bernapas, dan mengurangi kerja miokardium. Oksigen diberikan pada anak
yang menunjukkan gejala adanya tarikan dinding dada (retraksi) yang dalam dan
frekuensi nafas cepat. Pemberian oksigen melalui nasal canul dapat diberikan 1-2
L/m untuk anak.18 Pada pasien diberikan O2 melalui nasal canul sebanyak 1 L/m
antibiotik pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya.
anak dengan usia 2 sampai 59 bulan dengan pneumonia berat harus diterapi dengan
ampicilin (atau penisilin) secara parenteral dan gentamisin sebagai terapi lini
pertama.3,12,19
22
Ampisilin 50 mg/kg atau benzyl penisilin : 50.000 unit/kg IM/IV setiap 6
jam
Sefalosporin generasi III dapat diberikan sebagai terapi lini kedua pada
anak-anak dengan pneumonia berat yang gagal pada terapi lini pertama
Dosis untuk anak usia 1 bulan – 12 tahun : 50 – 180 mg/kg/ hari dibagi
mengingat hasil kultur darah harus ditunggu, sehingga pada pasien ini dipilih untuk
berspektrum luas sebanyak 500 mg per 8 jam (BB: 11 kg). Ditambah dengan
bronkopneumonia berat dan tidak dapat menerima asupan peroral. Selain itu pasien
merupakan anak yang baru berusia 1 tahun dimana pemberian antibiotik harus
dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/ hari dibagi 3 kali pemberian.20 Pada pasien diberikan
selama pasien mengalami demam dengan dosis 10-15/kgBB/kali dan dapat diulang
4-6 jam, dan pada kasus ini tidak diberikan paracetamol karena pasien sudah tidak
23
Adapun edukasi yang diberikan kepada orang tua, yaitu jaga ventilasi rumah
untuk menyuplai udara yang bersih dan menjaga kelembapan ruangan dalam
rumah, hindari anak kontak dengan asap rokok, jikalau anak menyusui jangan
dalam posisi tidur sebaiknya dalam posisi duduk, usahakan anak mendapat ASI
ekslusif, tetap berikan nutrisi untuk menjaga status gizi dari anak.18,19,21
sehingga terjadi perbaikan. Ditandai dengan keluhan batuk dan sesak yang telah
menghilang, demikian pula dengan retraksi yang sudah tidak ditemukan. Selain itu
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson ilmu
kesehatan anak esensial.IDAI. 2014;746-8.
2. Zec S, Selmanovuc K, Andriji N, Kadic A, Zecevic L, Zunica L. Evaluation
of drug treatment of bronchopneumonia at the pediatric clinic in Sarajevo.
Med Arch. 2016;70(3): 177-181.
3. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti , Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati
ED. Pedoman pelayanan medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia.2012;250-4.
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan informasi profil
kesehatan Indonesia 2016.
5. Bradley JS, Byington CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C, et
al. The management of community-acquired pneumonia in infants and
children older than 3 months of ages: clinical practice guidelines by the
pediatric infectious disease society and the infectious disease society of
America. Clin Infect Dis Journal of Pediatric Community Pneumonia
Guidelines. 2011;1-52.
6. Bennete M.J. Pediatric pneumonia. 2016. [diperbaharui 30 Juni 2016,
diakses 20 November 2017].
Tersedia di: http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview
7. Kaswandani N. Menekan pneumonia. 2017.[diakses 30 November 2017].
Tersedia di http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/menekan-
pneumonia
8. Kliegman RM, Behrman RE, Stanton BF, Schor NF. Nelson textbook of
pediatrics. Saunders Elsevier Inc. 2011;532-64.
9. Ramezani M, Zahra S. Factors affecting the rate of pediatric pneumonia in
developming countries. Int J Pediatri 2015;3(24):173-81.
10. UNICEF. Pneumonia: the forgotten killer of children.[diakses 30 November
2017]
Available from: http://www.childinfo.org/files/Pneumonia_The
_Forgotten_Killer_of_Children.pdf
11. Rahajoe, Nastini.N. Buku ajar respirologi. Jakarta : IDAI. 2010; 92-9.
25
12. WHO. Revised WHO classification and treatment of childhood pneumonia
at health facilities. 2014.
13. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita selekta
kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2012; 105-8.
14. Denny FW, Clyde WA. Acute lower respiratory tract infections in
nonhospitalized children. J Pediatr. 2014; 108(5):635-46.
15. Rudan I, Tomaskovic L,Boschi C, Campbell H. Global estimate of the
incidence of clinical pneumonia among children under five years of age.
Bull World Health Organ. 2012; 82(12):895-903.
16. Putu S, Purniti, Ida B. Surveilan pneumokokus dan dampak pneumonia pada
anak balita. Sari Pediatri 2011;12(5):359-64.
17. Nurjannah, Nora S, Sidqi A. Profil pneumonia pada anak di RSUD Dr.
Zainoel Abidin, studi retrospektif. Sari Pediatri 2012;13(5):324-8.
18. Yudhi K, Ayu K. Karakteristik pasien pneumonia di ruang rawat inap anak
Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. CDK. 2012;39:196-7.
19. WHO. Buku Saku : Pelayanan kesehatan anak di Rumah Sakit. 2005;2:83–
92.
20. Banaszak I, Brę borowicz A. Pneumonia in children, respiratory disease and
infection.
Available from: https://www.intechopen.com/books/respiratory-disease-
and-infection-a-new-insight/pneumonia-in-children.
21. Sakina M, Larasati TA. Manajemen bronkopneumonia pada bayi 2 bulan
dengan riwayat lahir prematur. J Medula Unila. 2016; 4(3):104-7.
26