METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
trigliserida, kadar LDL dan kadar HDL yang diamati melalui pengambilan darah
pada vena lateralis ekor hewan coba tikus jantan (Rattus novergicus) galur Wistar.
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, etanol 96%,
hewan coba tikus jantan (Rattus novergicus) galur Wistar 200-300 gram, rimpang
Lierberman Buchard, asetat anhidrat, pakan tikus, aluminium foil, kertas saring,
Diamin Tetraasetat Acid), Na CMC, reagen kit kolesterol (Human), reagen kit
30
D. Alat Penelitian
erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, spatula, rotary evaporator, corong, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, batang pengaduk, hot plate, spoit 1 cc, 3 cc
dan spoit 5 cc (One Made®), cawan porselin, Photometer 5010V5+, kuvet, sonde oral
lumpangdanalu.
E. Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol dari rimpang
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total,kadar LDL,
kadar trigliserida dankadar HDL pada tikus hiperlipidemia setelah diberikan ekstrak
etanol rimpang tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)selama 14 hari.
3. Variabel terkendali
31
F. Defenisi Operasional
dari tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) dengan menggunakan
(Etlingera elatior (Jack) R.M Smith). Golongan senyawa yang akan diidentifikasi
kolesterol total, kadar LDL, kadar trigliserida dan kadar HDL setelah pemberian
ekstrak etanol rimpang tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)pada
4. Tikus jantan (Rattus novergicus) merupakan hewan uji yang digunakan dalam
G. Prosedur Penelitian
1. Determinasi tanaman
tumbuhan lain untuk memastikan bahwa tanaman merupakan sampel yang dimaksud,
32
2. Penyiapan Sampel
Sampel rimpang wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) diperoleh dari
dikupas bagian kulit dari rimpang dan dirajang menjadi bentuk yang lebih kecil
halus.
3. Ekstraksi
selama 3 x24 jam menggunakan pelarut etanol 96%, diaduk setiap 1 x 24 jam.
4. Skrining Fitokimia
Sebanyak 1 g
ekstrakdimasukkandalamtabungreaksilaludilarutkandenganetanol.
KemudiandiujidenganperekasiDragendorf.
Hasilujipositifdiperolehbilaterbentukendapancoklatataumerahhinggajinggadenganpe
reaksiDragendorf.
33
b. Identifikasi senyawa flavonoid
Sebanyak 1 g ekstrakdimasukkankedalamtabungreaksi,
pekatdanbeberapa butirlogammagnesium.
Terbentukwarnamerahataumerahjinggamenunjukkanadanya flavonoid.
Sebanyak 1 gekstrakdimasukkandalamtabungreaksi,
kemudianditambahkanlarutanHCllaludikocokvertikalselama 10 detik.
Sebanyak 1 g
ekstrakdimasukkankedalamtabungreaksilaludilarutkandenganetanol.Kemudianditam
terbentukwarnahijauunguataukehitaman.
selanjutnyaditambahkan 2 ml asamsulfatpekatmelaluidindingtabung.
Terbentuknyawarnamerahmenunjukkanadanyaterpenoid.
5. Karakteristik Simplisia
34
Ditimbang kurang lebih 5 g serbuk (4/18) yang telah dikeringkan di udara.
Dimasukkan ke dalam labu, tambahkan 100 mL air jenuh kloroform, diaduk berkali-
kali selama 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 mL filtrat
hingga kering dalam cawan danporselin yang telah dipanaskan pada suhu 105°C dan
ditara, panaskan sisa pada suhu 105°C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari
udara. Masukkan ke dalam labu, tambahkan 100 mL etanol 95% P, diaduk berkali-
kali selama 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring cepat untuk
porselin yang telah dipanaskan 105°C dan ditara, panaskan sisa pada suhu 105°C
hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari larut etanol (Depkes RI, 2010).
Masukkan lebih kurang 10 g zat, yang disiapkan seperti yang tertera pada
pengambilan contoh dan metode analisis simplisia, dan timbang saksama dalam
wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 1050 selama 5 jam dan timbang.
Lanjutkan pengeringan dan timbang pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara dua
Ditimbang saksama 2-3 g bahan uji yang telah dihaluskan dan masukkan ke
dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang
35
habis, dinginkan dan timbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan,
tambahkan air panas, aduk, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas
saring beserta sisa penyaringan dalam krus yang sarna. Masukkan filtrat ke dalam
krus, uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap berat
6. Uji Farmakologi
Hewan uji di aklimatisasi dengan lingkungan, suhu, dan kelembapan selama 7 hari.
Aklimatisasi bertujuan untuk membiasakan hewan uji tikus hidup dalam lingkungan
dan perlakuan yang baru, serta untuk membatasi pengaruh lingkungan dalam
percobaan (Harmita dan Maksum, 2008). Populasi hewan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tikus putih (Rattusnovergicus) galur wistar jantan, umur 2-3
bulan dengan bobot hewan 150-250 gram tanpa memiliki cacat fisik (Azhari
dkk.,2017).
Penentuan jumlah hewan uji ditentukan berdasarkan rumus Federer yaitu (t-1)
(n-1) ≥ 15, dengan n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan dan t adalah jumlah
(t-1)(n-1) ≥15
(6-1)(n-1) ≥15
(5)(n-1)
5n-5 ≥15
5 ≥15+5
5n ≥ 20
36
n ≥4
Keterangan : t = kelompok perlakuan
n = jumlah hewan uji coba
terdiri dari 6 hewan uji. Kelompok tersebut terdiri dari 3 kelompok perlakuan
(esktrak etanol rimpang wualaedosis 100 mg/kg BB, dosis 200 mg/kg BB, dan dosis
300 mg/kg BB), kelompok kontrol positif (Atorvastatin 0,18 mg/g BB), kelompok
kontrol negatif (PTU dan MLT) dan kelompok kontrol normal (pakan standar).
perbandingan pengaruh ekstrak dengan obat yang telah diketahui efektif sebagai obat
tikus antara kelompok yang diberikan perlakuan dan yang tidak diberikan perlakuan.
digunakan pada penelitian adalah 100 mg/kg BB, 200 mg/kgBB, dan 300 mg/kgBB
menit hingga diperoleh massa yang transparan, lalu diaduk sampai homogen.
37
Ekstrak etanol rimpang tanaman wualae(Etlingera elatior (Jack) R.M
0,5%. Suspensi yang telah siap kemudian diberikan peroral ke hewan uji.
diberikan pada tikus peroral. Hewan uji coba diberikan suspensi PTU 0,1% (Umami
dkk., 2016).
Pembuatan 5 kg makanan lemak tinggi terdiri dari lemak sapi 1 kg, makanan
standar 4 kg, kuning telur bebek 4 butir. Makanan lemak tinggi dibuat dengan cara
lemak sapi dipanaskan hingga cair, ditambahkan makanan standar, diaduk sampai
ke tikus adalah 0,018, maka dosis untuk tikus adalah 0,18 mg.
8. Perlakuanterhadaphewancoba
Hewan uji terlebih dahulu diadaptasikan dengan lingkungan selama 7 hari atau
1 minggu dengan memberikan pakan normal, pada hari ke-8 dilakukan pengambilan
darah pertama hewan uji sebagai data kadar kolesterol awal atau normal hewan uji.
dan secara eksogen menggunakan MLT (Makanan Lemak Tinggi) secara oral selama
38
menurunkan kadar HDL.Setelah 14 hari pemberian PTU dan MLT dilakukan
pengambilan darah hewan uji dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol setelah
Hewan coba dibagi dalam 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari kelompok
kontrol normal, kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif dan kelompok
uji yang terdiri dari kelompok uji I, kelompok uji II dan kelompok uji III.Kelompok I
yaitu kelompok tikus normal yang hanya diberikan minum dan pakan standar.
PTU dan MLT. Kelompok III yaitu kelompokkontrol positifyang diberikan MLT dan
uji yang diberikan MLT dan PTU kemudian diberikanekstrak etanol rimpangwualae
dosis 100 mg/kg BB. Kelompok V yaitu kelompok uji yang diberikan MLT dan PTU
yaitu kelompok ujiyang diberikan MLT dan PTU kemudian diberikan ekstrak etanol
kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif dan kelompok uji dilakukan
selama 14 hari, setelah 14 hari perlakuan dilakukan pengambilan sampel darah dari
hewan uji sebagai data kadar kolesterol hewan uji setelah pemberian ekstrak etanol
Hewan coba tikus jantan (Rattus novergicus) galur Wistardiambil darah bagian
vena lateralis ekor dengan cara hewan uji coba terlebih dahulu dipersiapkan lalu pada
bagian ekor diberi kompresan air hangat selama 5 menit, untuk melebarkan vena.
39
Kemudian ditusuk dengan menggunakan spoit 1 cc secara perlahan pada bagian ekor
lalu diambil darahnya dan dimasukkan kedalam microtube. Sampel darah dalam
menit lalu disentrifuse untuk mendapatkan sampel plasma darah (Zulkifli dkk.,
2014).
total, trigliserida, dan HDL yang dilakukan menggunakan alat photometer 5010V5+
hewan uji. Darah yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung yang berisi
antikoagulan (EDTA) lalu didiamkan selama 5-10 menit, kemudian sampel darah
sebanyak 1000 µL lalu dikocok, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 10
menit sampai terbentuk warna merah muda.Blanko dibuat dari 1000 µL reagen kit
40
5010V5+ pada panjang gelombang 546 nm. Prinsipnya adalah kolesterol ditentukan
hewan uji. Darah yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung yang berisi
sebanyak 1000 µL lalu dikocok dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit
sampai terbentuk warna merah muda. Blanko dibuat dari 1000 µL reagen kit pereaksi
tanpa penambahan apapun. Serapan sampel diukur dengan photometer 5010V5+ pada
41
Pipet kedalam tabung reaksi Blanko (µL) Sampel (µL)
Reagen kit HDL 1000 500
Supernatan - 5
Aquades 100 -
Ket :Campur dan inkubasi 10 menit pada suhu ruang. Kemudian diukur
menggunakan alat fotometer di panjang gelombang 546 nm.
Sampel darah yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung yang berisi
3000 rpm. Plasma yang diperoleh kemudian direaksikan dengan reagen HDL.
dilakukan sentrifugasi pada 3000 rpm selama 5 menit sampai di dapatkan supernatan.
diinkubasikan selama 10 menit pada suhuruang kemudian diukur kadar HDL dengan
H. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabel dan diagram, kemudian
dideskripsikan hasilnya.
1. Analisis Data
42
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode One-
lunak Statistical Package For Social Science (SPSS), dengan taraf kepercayaan 0.05
atau 95% untuk menganalisis kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar HDL
dan kadar LDL dengan variasi dosis ekstrak rimpangwualae (Etlingera elatior (Jack)
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh ekstrak etanol rimpang wualae (Etlingera
LDL danpeningkatan kadar HDL serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan peningkatan kadar HDL.
Interpretasi data ANOVA yang diamati yaitu nilai signifikansi (sig). Jika data sig
yang diperoleh :
1. Sig > 0,05maka data dikatakan tidak signifikan atau ekstrak etanol rimpang
Difference (LSD). Uji post hoc dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui
konsentrasi efektif ekstrak etanol rimpang wualae yang mampu menurunkan kadar
43
kolesterol total, trigliserida, LDL dan peningkatan kadar HDL. Uji ini dilakukan
apabila dari hasil uji statistik ANOVAmenunjukkan terdapat pengaruh yang nyata
44