Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Halu Oleo Kendari, determinasi dilakukan di Laboratorium LIPI

Cibinong dan penelitian antihiperlipidemia dilakukan di Rumah Sakit Palang Merah

Indonesia (PMI) Kendari pada bulan Januari hingga Juni 2018.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental modelpretest -posttest

control group designdengan mengukur pengaruh ekstrak etanol rimpangwualae

(Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)terhadap kadar kolesterol total, kadar

trigliserida, kadar LDL dan kadar HDL yang diamati melalui pengambilan darah

pada vena lateralis ekor hewan coba tikus jantan (Rattus novergicus) galur Wistar.

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, etanol 96%,

hewan coba tikus jantan (Rattus novergicus) galur Wistar 200-300 gram, rimpang

tanaman wualae(Etlingera elatior (Jack) R.M Smith),etanol 96%, eter,

aquades,H2SO4, HCl pekat, Pereaksi Dragendroff, FeCl31%, kloroform, pereaksi

Lierberman Buchard, asetat anhidrat, pakan tikus, aluminium foil, kertas saring,

makanan lemak tinggi (MLT), propiltiourasil (PTU),atorvastatin, EDTA(Etilen

Diamin Tetraasetat Acid), Na CMC, reagen kit kolesterol (Human), reagen kit

trigliserida (Human), reagen kit HDL (Human).

30
D. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sentrifugator, kandang

hewan uji, mikrotube, fotometer, mikropipet, timbangan, blender, kantung plastik,

erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, spatula, rotary evaporator, corong, tabung reaksi,

rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, batang pengaduk, hot plate, spoit 1 cc, 3 cc

dan spoit 5 cc (One Made®), cawan porselin, Photometer 5010V5+, kuvet, sonde oral

5 mL, alat-alat gelas (pyrex®),timbangan analitik (Precisa XB 220A®), botolminum

tikus, gunting, jerigen maserasi, penguap vakum/vacum rotaryevaporator(IKA-

Werke RV 05 Germany®), waterbath (Daihan Labtech®), pinset, botol vial,

lumpangdanalu.

E. Variabel

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol dari rimpang

tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total,kadar LDL,

kadar trigliserida dankadar HDL pada tikus hiperlipidemia setelah diberikan ekstrak

etanol rimpang tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)selama 14 hari.

3. Variabel terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalahlingkungan dalam

kandang,suhu, makanan, minuman, dan jenis kelamin tikus.

31
F. Defenisi Operasional

1. Ekstrak etanol rimpang tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M

Smith)merupakan ekstrak kentalyang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif

dari tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) dengan menggunakan

pelarut etanol 96%.

2. Skrining fitokimia merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi

golongan senyawayang terkandung dalam ekstrak etanol rimpang tanaman wualae

(Etlingera elatior (Jack) R.M Smith). Golongan senyawa yang akan diidentifikasi

yaitu golongan senyawaflavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan tanin.

3. Uji antihiperlipidemia merupakan uji yang dilakukan untuk melihat kadar

kolesterol total, kadar LDL, kadar trigliserida dan kadar HDL setelah pemberian

ekstrak etanol rimpang tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)pada

hewan uji dengan waktu dan dosis yang ditentukan.

4. Tikus jantan (Rattus novergicus) merupakan hewan uji yang digunakan dalam

penelitian uji efek antihiperlipidemia dari jenis galur Wistar.

G. Prosedur Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan untuk membandingkan suatu tumbuhan dengan satu

tumbuhan lain untuk memastikan bahwa tanaman merupakan sampel yang dimaksud,

yaitu tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)bukan tanaman

lain.Determinasi dilakukan di Laboratorium LIPI Cibinong.

32
2. Penyiapan Sampel

Sampel rimpang wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) diperoleh dari

Desa Seuwwa, Kecamatan Pakue, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi

Tenggara.Sampel rimpang wualaesebanyak 20 kgdicuci dengan air mengalir, lalu

dikupas bagian kulit dari rimpang dan dirajang menjadi bentuk yang lebih kecil

kemudian dikeringkan menggunakan kain berwarna hitam dibawah sinar matahari.

Setelah kering sampel dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi serbuk

halus.

3. Ekstraksi

Metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode maserasi. Serbuk

rimpangwualae(Etlingera elatior (Jack) R.M Smith) sebanyak 960 gram dimaserasi

selama 3 x24 jam menggunakan pelarut etanol 96%, diaduk setiap 1 x 24 jam.

Larutan kemudian dievaporasi sampai memperoleh ekstrak kental.

4. Skrining Fitokimia

Ekstrak kental etanol rimpang wualaediuji kandungan senyawanya dengan uji

fitokimia yaitu uji tabung. Prosedur Identifikasi senyawa dilakukan berdasarkan

metode Djamal (2012) sebagai berikut :

a. Identifikasi senyawa alkaloid

Sebanyak 1 g

ekstrakdimasukkandalamtabungreaksilaludilarutkandenganetanol.

KemudiandiujidenganperekasiDragendorf.

Hasilujipositifdiperolehbilaterbentukendapancoklatataumerahhinggajinggadenganpe

reaksiDragendorf.

33
b. Identifikasi senyawa flavonoid

Sebanyak 1 g ekstrakdimasukkankedalamtabungreaksi,

kemudiandilarutkandenganetanol. Kemudianditambahkan 0,5 ml HCL

pekatdanbeberapa butirlogammagnesium.

Terbentukwarnamerahataumerahjinggamenunjukkanadanya flavonoid.

c. Identifikasi senyawa saponin

Sebanyak 1 gekstrakdimasukkandalamtabungreaksi,

kemudianditambahkanlarutanHCllaludikocokvertikalselama 10 detik.

Kemudiandibiarkanselama 10 detik. Pembentukanbusasetinggi 1-10 cm yang

stabilselamatidakkurangdari 10 menit, menunjukkanadanyasaponin.

d. Identifikasi senyawa tanin

Sebanyak 1 g

ekstrakdimasukkankedalamtabungreaksilaludilarutkandenganetanol.Kemudianditam

bahkanlarutan FeCl3 1%. Golongantaninpositifbila

terbentukwarnahijauunguataukehitaman.

e. Identifikasi senyawa terpenoid

Ujiterpenoiddilakukandenganreaksi Lieberman-Buchard. Sebanyak 1 g

ekstrakdilarutkandenganetanol, kemudianditambahkan 0,5 ml asamasetatanhidrat,

selanjutnyaditambahkan 2 ml asamsulfatpekatmelaluidindingtabung.

Terbentuknyawarnamerahmenunjukkanadanyaterpenoid.

5. Karakteristik Simplisia

1) Parameter Spesifik Simplisia

a. Penetapan kadar sari larut air

34
Ditimbang kurang lebih 5 g serbuk (4/18) yang telah dikeringkan di udara.

Dimasukkan ke dalam labu, tambahkan 100 mL air jenuh kloroform, diaduk berkali-

kali selama 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 mL filtrat

hingga kering dalam cawan danporselin yang telah dipanaskan pada suhu 105°C dan

ditara, panaskan sisa pada suhu 105°C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari

larut air (Depkes RI, 2010).

b. Penetapan kadar sari larut etanol

Ditimbang saksama lebih kurang 5 g serbuk (4/18) yang telah dikeringkan di

udara. Masukkan ke dalam labu, tambahkan 100 mL etanol 95% P, diaduk berkali-

kali selama 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring cepat untuk

menghindarkan penguapan etanol, uapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan

porselin yang telah dipanaskan 105°C dan ditara, panaskan sisa pada suhu 105°C

hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari larut etanol (Depkes RI, 2010).

2) Parameter Non Spesifik Simplisia

a. Penetapan kadar air

Masukkan lebih kurang 10 g zat, yang disiapkan seperti yang tertera pada

pengambilan contoh dan metode analisis simplisia, dan timbang saksama dalam

wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 1050 selama 5 jam dan timbang.

Lanjutkan pengeringan dan timbang pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara dua

penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25% (Depkes RI, 1995)

b. Penetapan kadar abu

Ditimbang saksama 2-3 g bahan uji yang telah dihaluskan dan masukkan ke

dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang

35
habis, dinginkan dan timbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan,

tambahkan air panas, aduk, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas

saring beserta sisa penyaringan dalam krus yang sarna. Masukkan filtrat ke dalam

krus, uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap berat

bahan uji, dinyatakan dalam % b/b (Depkes RI, 2010).

6. Uji Farmakologi

1. Aklimatisasi hewan uji

Penelitian menggunakan tikus jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar.

Hewan uji di aklimatisasi dengan lingkungan, suhu, dan kelembapan selama 7 hari.

Aklimatisasi bertujuan untuk membiasakan hewan uji tikus hidup dalam lingkungan

dan perlakuan yang baru, serta untuk membatasi pengaruh lingkungan dalam

percobaan (Harmita dan Maksum, 2008). Populasi hewan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tikus putih (Rattusnovergicus) galur wistar jantan, umur 2-3

bulan dengan bobot hewan 150-250 gram tanpa memiliki cacat fisik (Azhari

dkk.,2017).

2. Pengelompokan hewan uji

Penentuan jumlah hewan uji ditentukan berdasarkan rumus Federer yaitu (t-1)

(n-1) ≥ 15, dengan n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan dan t adalah jumlah

kelompok perlakuan (Ridwan, 2013).

(t-1)(n-1) ≥15
(6-1)(n-1) ≥15
(5)(n-1)
5n-5 ≥15
5 ≥15+5
5n ≥ 20

36
n ≥4
Keterangan : t = kelompok perlakuan
n = jumlah hewan uji coba

Hewan uji dikelompokkan menjadi 6 kelompok dimana setiap kelompok

terdiri dari 6 hewan uji. Kelompok tersebut terdiri dari 3 kelompok perlakuan

(esktrak etanol rimpang wualaedosis 100 mg/kg BB, dosis 200 mg/kg BB, dan dosis

300 mg/kg BB), kelompok kontrol positif (Atorvastatin 0,18 mg/g BB), kelompok

kontrol negatif (PTU dan MLT) dan kelompok kontrol normal (pakan standar).

Kelompok kontrol positif digunakan sebagai kelompok pembanding untuk melihat

perbandingan pengaruh ekstrak dengan obat yang telah diketahui efektif sebagai obat

antihiperlipidemia, sedangkan kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol

normal digunakan untuk melihat perbandingan peningkatan kadar kolesterol pada

tikus antara kelompok yang diberikan perlakuan dan yang tidak diberikan perlakuan.

3. Perhitungan Dosis Tanaman Wualae(Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)

Dosis rimpang tanaman wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M Smith)yang

digunakan pada penelitian adalah 100 mg/kg BB, 200 mg/kgBB, dan 300 mg/kgBB

yang mengacu pada penelitian sebelumnyayang dilakukan oleh Sari (2018).

4. Pembuatan Suspensi Na-CMC 0,5%

Ditimbang Na-CMC sebanyak 0,5 g kedalam gelas kimia ditambahkan 100

mL aquades diaduk sambil dipanaskan di atas hot plate. Didinginkan selama 15

menit hingga diperoleh massa yang transparan, lalu diaduk sampai homogen.

5. Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Rimpang Tanaman Wualae(Etlingera

elatior (Jack) R.M Smith)

37
Ekstrak etanol rimpang tanaman wualae(Etlingera elatior (Jack) R.M

Smith)sesuai dengan dosis yang telah ditentukan disuspensikan dengan Na-CMC

0,5%. Suspensi yang telah siap kemudian diberikan peroral ke hewan uji.

6. Penentuan Dosis Propiltiourasil dan Pembuatan Makanan Lemak Tinggi

Propiltiourasil digunakan sebagai induksi endogen dan makanan lemak tinggi

(MLT) digunakan sebagai induksi eksogen (Fadhlillah dkk., 2017).Suspensi PTU

diberikan pada tikus peroral. Hewan uji coba diberikan suspensi PTU 0,1% (Umami

dkk., 2016).

Pembuatan 5 kg makanan lemak tinggi terdiri dari lemak sapi 1 kg, makanan

standar 4 kg, kuning telur bebek 4 butir. Makanan lemak tinggi dibuat dengan cara

lemak sapi dipanaskan hingga cair, ditambahkan makanan standar, diaduk sampai

merata, kemudian ditambahkan kuning telur bebek, dipanaskan sambil diaduk

beberapa menit (10 menit), kemudian didinginkan (Dharma dkk., 2012).

7. Penentuan dosis Atorvastatin

Dosis atorvastatin dewasa adalah 10 mg/hari. Faktor konversi dosis manusia

ke tikus adalah 0,018, maka dosis untuk tikus adalah 0,18 mg.

8. Perlakuanterhadaphewancoba

Hewan uji terlebih dahulu diadaptasikan dengan lingkungan selama 7 hari atau

1 minggu dengan memberikan pakan normal, pada hari ke-8 dilakukan pengambilan

darah pertama hewan uji sebagai data kadar kolesterol awal atau normal hewan uji.

Hewan uji kemudiandiinduksi secara endogen menggunakan PTU (Propiltiourasil)

dan secara eksogen menggunakan MLT (Makanan Lemak Tinggi) secara oral selama

14 hari untuk meningkatkan kadar kolesterol total,trigliserida, LDL dan untuk

38
menurunkan kadar HDL.Setelah 14 hari pemberian PTU dan MLT dilakukan

pengambilan darah hewan uji dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol setelah

diinduksikan PTU dan MLT.

Hewan coba dibagi dalam 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari kelompok

kontrol normal, kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif dan kelompok

uji yang terdiri dari kelompok uji I, kelompok uji II dan kelompok uji III.Kelompok I

yaitu kelompok tikus normal yang hanya diberikan minum dan pakan standar.

Kelompok II yaitu kelompok kontrol negatifyang diberikan penginduksi kolesterol

PTU dan MLT. Kelompok III yaitu kelompokkontrol positifyang diberikan MLT dan

PTU kemudian diberikanatorvastatin 0,18 mg/g BB. Kelompok IV yaitu kelompok

uji yang diberikan MLT dan PTU kemudian diberikanekstrak etanol rimpangwualae

dosis 100 mg/kg BB. Kelompok V yaitu kelompok uji yang diberikan MLT dan PTU

kemudian diberikanekstrak etanol rimpangwualaedosis 200 mg/kg BB. Kelompok VI

yaitu kelompok ujiyang diberikan MLT dan PTU kemudian diberikan ekstrak etanol

rimpangwualae dosis 300 mg/kg BB.Pengamatan kelompok kontrol normal,

kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif dan kelompok uji dilakukan

selama 14 hari, setelah 14 hari perlakuan dilakukan pengambilan sampel darah dari

hewan uji sebagai data kadar kolesterol hewan uji setelah pemberian ekstrak etanol

rimpang wualae(Etlingera elatior (Jack) R.M Smith).

9. Pengambilan plasma darah

Hewan coba tikus jantan (Rattus novergicus) galur Wistardiambil darah bagian

vena lateralis ekor dengan cara hewan uji coba terlebih dahulu dipersiapkan lalu pada

bagian ekor diberi kompresan air hangat selama 5 menit, untuk melebarkan vena.

39
Kemudian ditusuk dengan menggunakan spoit 1 cc secara perlahan pada bagian ekor

lalu diambil darahnya dan dimasukkan kedalam microtube. Sampel darah dalam

microtube terlebih dahulu dilakukan pengocokkan kemudian didiamkan selama 5

menit lalu disentrifuse untuk mendapatkan sampel plasma darah (Zulkifli dkk.,

2014).

Plasma darah hewan uji selanjutnya dilakukan pengukuran kadar kolesterol

total, trigliserida, dan HDL yang dilakukan menggunakan alat photometer 5010V5+

dan dilakukan perhitungan kadar LDL hewan uji.

10. Pengukuran sampel

1) Prosedur pengukuran kadar kolesterol total

Tabel 7. Pengukuran Kadar Kolesterol Total


Bahan Blanko (µL) Sampel (µL)
Akuades 10 -
Sampel plasma - 10
Larutanreagen kit kolesterol total 1000 1000

Pengukuran kadar kolesterol darah hewan uji tikus dilakukan menggunakan

metode cholesterol oxidase–phenol (CHOD-PAP). Sebelum dilakukan teknik

pemeriksaan kolesterol total terlebih dahulu dipersiapkan sampel plasma darah

hewan uji. Darah yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung yang berisi

antikoagulan (EDTA) lalu didiamkan selama 5-10 menit, kemudian sampel darah

disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Diambil sebanyak 10 µL

plasma dipipet dengan mikropipet dan direaksikan dengan reagen kolesterol

sebanyak 1000 µL lalu dikocok, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 10

menit sampai terbentuk warna merah muda.Blanko dibuat dari 1000 µL reagen kit

ditambahkan dengan akuades 10 µL, serapan sampel diukur dengan photometer

40
5010V5+ pada panjang gelombang 546 nm. Prinsipnya adalah kolesterol ditentukan

setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator Quinoneimine terbentuk dari

hydrogen peroxidase dan 4 –aminoantipyrin dengan adanya phenol dan peroxidase

(Lynch’s, 1993 ; Riani dan Ani, 2008).

2) Prosedur pengukuran kadar trigliserida

Tabel 8.Pengukuran Kadar trigliserida


Bahan Blanko (µL) Sampel (µL)
Akuades 10 -
Sampel plasma - 10
Larutanreagen kit trigliserida 1000 1000

Kadar trigliserida dianalisis dengan menggunakan metode Glycerol-3-

Phosphate Oxidase- Phenol Amino Phenazone (GPO-PAP). Sebelum dilakukan

teknik pemeriksaan trigliserida terlebih dahulu dipersiapkan sampel plasma darah

hewan uji. Darah yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung yang berisi

antikoagulan (EDTA), kemudian disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan

3000 rpm. Sebanyak 10 µL plasma direaksikan dengan reagen kit trigliserida

sebanyak 1000 µL lalu dikocok dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit

sampai terbentuk warna merah muda. Blanko dibuat dari 1000 µL reagen kit pereaksi

tanpa penambahan apapun. Serapan sampel diukur dengan photometer 5010V5+ pada

panjang gelombang 546 nm (Lynch’s, 1993 ; Riani dan Ani, 2008).

3) Prosedur pengukuran kadar HDL


Tabel 9.Persiapan Sampel (supernatan)
Pipetkedalamtabungsentrifuge Sampel (µL)
Reagen kit HDL 500
Plasma 50
Ket :Campur dan sentrifus selama 5-10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.Kemudian
supernatan dipipet ke prosedur kerja.

Tabel 10. Prosedur Kerja HDL

41
Pipet kedalam tabung reaksi Blanko (µL) Sampel (µL)
Reagen kit HDL 1000 500
Supernatan - 5
Aquades 100 -
Ket :Campur dan inkubasi 10 menit pada suhu ruang. Kemudian diukur
menggunakan alat fotometer di panjang gelombang 546 nm.
Sampel darah yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung yang berisi

antikoagulan (EDTA), kemudian disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan

3000 rpm. Plasma yang diperoleh kemudian direaksikan dengan reagen HDL.

Sebanyak 500 µL reagen HDL dicampurkan dengan 50 µL plasma. Setelah itu,

dilakukan sentrifugasi pada 3000 rpm selama 5 menit sampai di dapatkan supernatan.

Setelahpembuatansupernatan, kemudian diambil sebanyak 5 µL supernatan lalu

dicampurkan dengan 500 µL reagen HDL . Campuran tersebut dikocok dan

diinkubasikan selama 10 menit pada suhuruang kemudian diukur kadar HDL dengan

menggunakan alat photometer 5010V5+ pada panjang gelombang 546 nm (Lynch’s,

1993 ; Riani dan Ani, 2008).

4) Penetapan kadar kolesterol LDL

Pengukuran kadar kolesterol LDL dihitung dengan rumus (Priyanto, 2009).:

Kolesterol LDL (mg/dL) = TC – (HDL + TG / 5),

Jika TG > 500 mg, cara ini tidak akurat.

Kolesterol LDL (mg/dL) = TC – (HDL + VLDL)

Ket : TC adalah Total Cholesterol

H. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabel dan diagram, kemudian

dideskripsikan hasilnya.

1. Analisis Data

42
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode One-

way Analysis of Variance (ANOVA) dengan persyaratan data masing-masing

kelompok terdistribusi normal. Metode analisis data ini menggunakan perangkat

lunak Statistical Package For Social Science (SPSS), dengan taraf kepercayaan 0.05

atau 95% untuk menganalisis kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar HDL

dan kadar LDL dengan variasi dosis ekstrak rimpangwualae (Etlingera elatior (Jack)

R.M Smith)untuk masing-masing perlakuan. Selain itu metode ANOVAdigunakan

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh ekstrak etanol rimpang wualae (Etlingera

elatior (Jack) R.M Smith)terhadap penurunan kadar kolesterol total, trigliserida,

LDL danpeningkatan kadar HDL serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

secara bermakna aktivitas ekstrak dan obat pembanding atorvastatin dalam

menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan peningkatan kadar HDL.

Interpretasi data ANOVA yang diamati yaitu nilai signifikansi (sig). Jika data sig

yang diperoleh :

1. Sig > 0,05maka data dikatakan tidak signifikan atau ekstrak etanol rimpang

wualaetidak memberikan perubahan yang bermakna terhadap penurunan kadar

kolesterol total, trigliserida, LDL dan peningkatan kadar HDL.

2. Sig<0,05maka data dikatakan signifikan atau ekstrak etanol rimpang wualae

memberikan perbedaan yang bermakna terhadap penurunan kadar kolesterol

total, trigliserida, LDL dan peningkatan kadar HDL.

Analisis data dilanjutkan dengan analisis post hoc Least Significance

Difference (LSD). Uji post hoc dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui

konsentrasi efektif ekstrak etanol rimpang wualae yang mampu menurunkan kadar

43
kolesterol total, trigliserida, LDL dan peningkatan kadar HDL. Uji ini dilakukan

apabila dari hasil uji statistik ANOVAmenunjukkan terdapat pengaruh yang nyata

(data sig < taraf kesalahan 0,05).

44

Anda mungkin juga menyukai