Disusun Oleh:
Dea Ardelia Putri
1102012050
Kelompok 6
Pembimbing:
DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “POST TRAUMA STRESS DISORDER (PTSD)
DENGAN ASPEK RISIKO EKSTERNAL KURANG BAIKNYA HUBUNGAN
KELUARGA MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN TANAH ABANG ” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Pembimbing
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang
terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada:
Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dari penyusunan laporan ini. Maka
dari itu, penulis menerima kritik serta saran yang membangun sehingga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata, dengan mengucap Alhamdulilah,
semoga Allah SWT selalu meridhoi kita semua, Amin.
Usia : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Bendungan Hilir
A. Keluhan Utama
Pasien diantar oleh Orang Tua dengan keluhan hanya mengurung diri di kamar sejak 2
minggu yang lalu
Keluhan Tambahan
Tidak mau bersosialisasi dengan orang sekitar, murung, tidak rutin berobat
Tahun 2012 pasien akhirnya bercerita kepada ibunya namun ibunya melarang untuk
bercerita pada ayahnya. Pasien kemudian menjalani home schooling untuk melanjutkan
pendidikan.
Tahun 2013 pasien kemudian melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah hingga tahun 2016
namun tidak selesai. Pada tahun 2016 pasien sempat bertikai hebat dengan temannya sehingga
pasien mulai kembali mengurung diri dan tidak ingin pergi kuliah.
Pasien sempat dibawa ke psikiater tahun 2017 namun pasien tidak mengatakan seluruh
keluhannya dan tidak pernah kontrol hingga saat ini.
V. Masa Dewasa
1) Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja
2) Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
3) Agama
Pasien beragama islam sejak lahir dan pasien rajin beribadah
4) Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
5) Aktivitas Sosial
Sejak mengalami gangguan, pasien hanya mengurung diri di kamar dan tidak pernah
bersosialisasi dengan warga sekitar.
6) Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama orangtua. Pasien tidak berkerja dan haya mengurung diri dirumah.
7) Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
8) Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien memiliki ketertarikan
terhadap lawan jenis. Pasien pernah mendapatkan pelecehan seksual ketika SMA oleh adik
ayahnya.
9) Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak tunggal. Pasien mempunyai hubungan yang kurang baik dengan
orang tuanya karena merasa perasaannya tidak dianggap.
E. Riwayat Makanan
Pasien makan biasanya 2x sehari dengan porsi yang tinggi karbohidrat. Pasien
makan nasi dengan lauk yang berbeda seperti ayam atau ikan atau telor dan sayuran seperti
sayur sop dan tumis kangkung, sayur bayam serta lauk pauk seperti tempe atau tahu.
Menurut pengakuan pasien dalam satu hari pasien minum air putih sekitar ± 1 Liter sehari.
F. Riwayat Kebiasaan
Nn. S memiliki kebiasaan bermain komputer dan game pada telepon genggam
selama sehari. Pasien biasa duduk di depan komputer yang ditaruh di meja belajar hingga
18 jam sehari dengan postur agak bungkuk. Pasien juga terkadang lupa untuk makan dan
tidak dapat memasak.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien perempuan, 24 tahun tampak sesuai dengan usianya. Pasien berkulit sawo
matang. Penampilan kurang rapih.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pada saat wawancara pasien berprilaku baik dan sopan. Duduk sedikit gelisah sambil
bergoyang-goyang terkadang dan cukup bisa di ajak bicara.
c. Sikap Terhadap Pemeriksa
Cukup kooperatif, pasien duduk di samping pemeriksa.
B. Mood dan Afek
a. Mood : Hipotim
b. Afek : Luas
c. Keserasian Afek : Serasi
C. Pembicaraan
Volume : kecil
Kualitas : Baik
Kuantitas: Baik
D. Persepsi
a. Halusinasi : Tidak Ada
b. Ilusi : Tidak ada
c. Derealisasi : Tidak ada
d. Depersonalisasi : Tidak ada
E. Pikiran
a. Proses dan Bentuk Pikir
1) Produktivitas (banyak ide, miskin ide, dsb)
Miskin ide.
2) Kontinuitas (blocking, tangensial, sirkumtansial, perseverasi, dsb)
Blocking
b. Isi Pikir
1) Waham : Tidak ada
2) Preokupasi : Tidak ada
3) Obsesi : Tidak ada
4) Ide referensi : Tidak ada
5) Fobia : Tidak ada
F. Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran
Konsentrasi cukup fokus. Saat dilakukan seven serial test oleh pemeriksa pasien dapat
menjawab dengan benar.
Perhatian baik, pasien dapat mengeja kata D U N I A dan mengejanya dari belakang.
d. Kemampuan Membaca dan Menulis
H. Daya Nilai
a. Daya Nilai Sosial
Kurang baik, pasien kurang dapat bersosialisasi dengan keluarga maupun warga
sekitar.
b. Uji Daya Nilai
Baik, pasien mengetahui apa yang harus dilakukan jika menemukan dompet di jalan.
I. Tilikan
Tilikan derajat 3, pasien sadar bahwa pasien sakit namun menyalahkan orang lain.
Tanda Vital :TD: 120/80 mmHg ;N : 80 x/m ;RR: 18 x/m ;S: 36,7ºC
Data Antropometri
b. Berat badan: 47 kg
≥ 30,0 Obes II
Kepala : Normocephal.
B. Status Neurologis
Rangsang meningeal : Tidak ada.
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Gerakan bola mata : baik ke segala arah.
Refleks pupil : Refleks cahaya +/+.
Motorik : dalam batas normal.
Tonus otot : dalam batas normal.
Kekuatan : dalam batas normal.
Koordinasi : dalam batas normal.
Sensorik : dalam batas normal.
V. BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Usia : 55 tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. F
Usia : 55 tahun
3 Lantai a. Tanah 0 2
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan
tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c.Diplester/ubin/keramik/papan (rumah
panggung). 2
15
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10%
dari luas lantai dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10%
dari luas lantai dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau
ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.
SARANA
II SANITASI 25
Jamban (saran
2 pembua- a. Tidak ada. 0 4
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada
ngan kotoran). tutup, disalurkan ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai 2
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
Sarana a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
3 Pembuangan teratur di halaman 0 4
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
Air Limbah (SPAL) sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air
< 10m).
16
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
sumber air (jarak 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk 4
diolah lebih lanjut.
Sarana
4 Pembuangan a. Tidak ada 0 3
Sampah/Tempat b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak
Sampah ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
PERILAKU 44
III PENGHUNI
Membersihkan
3 rumah a. Tidak pernah 0 2
dan halaman b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2
17
Keterangan
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot Kriteria
c. Denah Rumah
18
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Nn. S lebih sering membeli
obat warung atau apotek terlebih dahulu. Keluarga Nn. S baru pergi ke pelayanan
kesehatan jika penyakitnya tidak sembuh dengan obat tersebut atau bertambah berat.
Keluarga Nn.S mengikuti program BPJS dan selalu membayar iuran untuk
mendapatkan jaminan kesehatan di puskesmas ataupun rumah sakit. Walaupun
mempunyai BPJS, keluarga Nn.S tidak menjadikan berobat ke dokter sebagai
prioritas utamanya, biasanya keluarga Nn.D akan membeli obat warung terlebih
dahulu. Bila sudah 2-3 hari dirasa tidak membaik, mereka baru berobat ke
puskesmas. Pasien berobat ke puskesmas dengan angkutan umum atau
menggunakan motor. Karena biaya pengobatan di puskesmas terjangkau oleh pasien
dan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal pasien. Pasien merasa cukup puas dengan
pelayanan Puskesmas.
Keluarga Nn.S memiliki kebiasaaan makan 2 kali sehari. Menu makanan biasanya
terdiri dari lauk dan sayur dan terkadang membeli makanan di warteg disekitar
perumahannya. Lauk yang sering dikonsumsi pasien sama seperti lauk yang
dikonsumsi oleh keluarga seperti nasi, sayur, ikan, tempet dan kadang tempe. Porsi
setiap kali pasien makan dalam porsi yang cukup. Menurut pengakuan pasien dalam
satu hari pasien minum air putih sekitar 1 liter. Keluarga Nn.S membiasakan mencuci
tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun.
19
d. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
Nn.S rutin membersihkan rumah dan lingkungan rumahnya. Di rumah Nn.S kurang
cukup terdapat ventilasi. Tersedia air bersih, jamban pribadi dan tempat sampah di
depan rumah.
a. Kebiasaan Makan
Keluarga Nn.S memiliki kebiasaaan makan 2 kali sehari. Menu makanan biasanya
terdiri dari lauk dan sayur seperti ikan atau ayam, tempe goreng dan tahu, telur
goreng atau telur balado, sayur bayam, sayur sop, sayur kangkung dan kadang
keluarga pasien membeli makanan di warteg disekitar rumahnya. Makanan yang
dikonsumsi lebih sering digoreng daripada direbus. Keluarga Nn.D jarang
mengkonsumsi buah, sekali-kali hanya mengkonsumsi buah pisang ataau pepaya
yang tidak dikonsumsi setiap hari. Tn. S pada pagi hari sering minum kopi dan Ny.F
sering mengkonsumsi teh manis. Pagi hari keluarga Nn.S secara rutin selalu Minum
susu.
Pola makan pasien tidak teratur, pasien makan 2x dalam satu hari. Lauk yang sering
dikonsumsi pasien sama seperti lauk yang dikonsumsi oleh keluarga. Nn.S kurang
mengerti dalam pengaturan pola makan dan menu makanan yang tepat. Menurut
pengakuan pasien dalam satu hari pasien minum air putih sekitar 1 Liter.
20
b. Menerapkan Pola Gizi Seimbang
Untuk penerapan pola gizi seimbang Nn.D sebaiknya mengikuti Pedoman Penerapan
Gizi Seimbang yang dijabarkan menjadi 10 pesan dasar, sebagai berikut:
Siang, 11 Februari
2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pizza 2 potong 540 kkal 80 gr 14 gr 30 gr
21
Air putih 2 gelas 0 kkal 0 gr 0 gr 0 gr
Coca-cola 2 gelas 80 kkal 22 gr 0 gr 0 gr
Jumlah 620 kkal 102 gr 14 gr 30 gr
Siang, 12 Februari
2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih 1 porsi 204 kkal 44.08 gr 4.2 gr 0.44 gr
Sayur Asam 1 porsi 175 kkal 27 gr 10 gr 3 gr
Air putih 2 gelas 0 kkal 0 gr 0 gr 0 gr
Jumlah 379 kkal 71.08 gr 14.2 gr 3.44 gr
22
Siang, 13 Februari
2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih 1 porsi 204 kkal 44.08 gr 4.2 gr 0.44 gr
Telur dadar goreng 1 butir 93 kkal 0.42 gr 6.48 gr 7.33 gr
Tahu goreng 1 potong 170 kkal 1.36 gr 2.23 gr 2.62 gr
Air putih 2 gelas 0 kkal 0 gr 0 gr 0 gr
Jumlah 467 kkal 45.86 gr 12.91 gr 10.39 gr
23
Penentuan status gizi
Menurut pengakuan pasien, pasien minum air mineral sebanyak kira-kira 6 gelas dalam
satu hari ketika waktu senggang.
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Nn.D mendapat total kalori per hari:
Rata-rata konsumsi kalori pasien per hari adalah 974 kal/hari, sedangkan
kebutuhan kalori pasien adalah:
Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 19,5
Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk kategori berat badan normal.
: 155 – 100
: 55 Kg
Status Gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100%
= (47 : 55) x 100%
= 85,4% (Berat Badan Kurang)
Kebutuhan untuk aktivitas yaitu 10-20% karena aktivitas yang dilakukan pasien
termasuk aktivitas ringan : 10 % x 1.375 kalori = 137,5 kalori
24
Total Kebutuhan Kalori Perhari : 1.375 kalori + 137,5 kalori =
1.512,5 kalori/ hari
a. Karbohidrat (60-70%): 60% x 1.375 kkal – 70% x 1.375 kkal = 825 – 962,5 kkal
b. Protein (10-15%): 10% x 1.375 kkal – 15% x 1.375 kkal = 137,5 – 206,25 kkal
c. Lemak (20-25%): 20% x 1.375 kkal – 25% x 1.375 kkal = 275 – 343,75 kkal
d. Kalori selama tiga hari: 1.199 kal + 676 kal + 1047 kal =2.922 kkal
e. Rata – rata konsumsi kalori pasien per hari adalah 974 kalori/ hari
f. Kekurangan kalori pasien = 1.375 kal – 974 kal = 401 kalori/ hari
Kesimpulan: Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall
pasien selama 3 hari maka dapat disimpulkan bahwa dari hari pertama sampai hari
ketiga menu makan pasien kurang sesuai dengan jumlah energi/ kalori dan kandungan
gizi yang dibutuhkan.
25
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
6. Dinamika Keluarga
Keterangan:
: Perempuan
26
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Pendidikan terakhir Tn. S dan Ny. F adalah S1 dan D3. Keluarga ini
menyadari akan pentingnya pendidikan, namun Nn. S tidak melanjutkan
pendidikanya karena masalah personal.
f. Fungsi Spiritual
27
B. Identifikasi Masalah yang Terdapat dalam Keluarga
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini, yaitu:
1. Pasien tidak pernah menjalani interaksi dengan warga sekitar. Pasien hanya
mengurung diri di kamar dan hanya bermain di depan komputer ataupun
bermain game.
2. Pasien juga mempunyai hubungan yang kurang harmonis dengan
keluarganya. Kedua orangtuanya terlalu sibuk bekerja sehingga pasien jarang
berinteraksi dengan orang tuanya.
3. Ventilasi udara dirumah juga kurang sehingga udara di dalam rumah terasa
lembab dan cahaya matahari hanya masuk ke dalam rumah bagian depan.
28
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
A. DIAGNOSIS HOLISTIK
Pasien datang diantar orangtuanya dengan keluhan hanya mengurung diri di kamar
saja sejak 2 minggu yang lalu.
- Harapan
Pasien berharap dengan berobat ke dokter dan bertawakal kepada Allah SWT
penyakit yang dialaminya dapat sembuh dan tidak kambuh lagi rasa takutnya
menghadapi lawan jenis dapat menghilang.
- Kekhawatiran
Pasien merasa khawatir tidak dapat menghadapi orang lain yang tidak ia kenal
sehingga dapat mengganggu aktivitas dirinya.
- Persepsi Penyakit
a. Medis: Pasien merasa sakit yang diderita pasien berat dan hanya dapat
sembuh dengan pertolongan dokter. Penyakit yang diderita pasien dianggap
sebagai akibat dari trauma yang dialaminya masa lalu.
b. Agama: Menurut pasien mengenai penyakit yang dideritanya merupakan
ujian kesabaran dan teguran dari Allah SWT karena kurang percaya akan diri
sendiri dan orang lain. Pasien mempercayai setiap sakit ada obatnya dan
semua penyakit didatangkan oleh Allah SWT, serta dapat disembuhkan oleh
Allah SWT melalui perantara dokter dan obat yang diberikan.
Pasien datang diantar orang tua dengan keluhan hanya mengurung diri di kamar
sejak 2 minggu yang lalu. Pasien hanya mengurung diri dikarenakan ia takut
berinteraksi dengan orang lain terutama lawan jenis. Pasien juga memiliki keluhan
29
seperti flashback ketika bertemu dengan lawan jenis dan juga sering mengalami
mimpi buruk mengenai waktu ia dilecehkan secara seksual oleh pamannya dahulu.
Pasien pernah berobat ke Psikiater namun karena merasa tidak nyaman bercerita
dengan orang lain, pasien tidak pernah berobat lagi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Mental
Didapatkan Nighmare, Flashback dan rasa takut yang berlebih ketika pasien bertemu
dengan lawan jenis.
- Diagnosis Kerja
- Terapi
• Menyarankan pasien agar lebih sering keluar dan mencoba berinteraksi dengan warga
sekitar
• Menyarankan orang tua pasien untuk lebih sering meluangkan waktu terutama untuk
mendengarkan keluhan-keluhan pasien
• Menyarankan pasien agar rutin kontrol ke psikiater untuk menjalani psikoterapi
• Memberikan terapi berupa Fluoxentine 2 x 1 tablet
30
3. Aspek Resiko Internal
a. Kebiasaan Nn. S yang hanya duduk di depan komputer dan bermain game
seharian
b. Nn. S jarang berkomunikasi dengan keluarga maupun warga sekitar
5. Aspek Fungsional
31
B. RENCANA PENATALAKSANAAN
Tabel 4. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Personal 1. Pasien datang 1. Menjelaskan Pasien Pada saat di 1. Pasien dapat
diantar orangtuanya kepada pasien mengenai memahami lebih
Puskesmas dan
dengan keluhan hanya PTSD, apa itu jauh dan mendetail
saat berkunjung
mengurung diri di penyebabnya, dan apa saja mengenai penyakit
ke rumah
kamar saja sejak 2 komplikasinya. yang dideritanya,
pasien.
minggu yang lalu. penyebabnya dan
2. Menjelaskan komplikasinya.
2. Pasien merasa kepada pasien bahwa ia
khawatir tidak dapat tidak perlu khawatir 2. Pasien tidak
menghadapi orang lain berlebihan karena stress khawatir berlebihan
yang tidak ia kenal dapat memicu perburukan sehingga
sehingga dapat keadaan. menghindari stress
mengganggu aktivitas yang dapat
dirinya. memperburuk
3. Memotivasi
pasien untuk bersabar kondisi.
3. Menurut pasien dan tetap melaksanakan 3. Pasien
mengenai penyakit ibadah shalat 5 waktu. bersabar dan tetap
yang dideritanya Mengingatkan pasien melaksanakan ibadah
merupakan ujian untuk selalu berdoa dan shalat 5 waktu,
kesabaran dan memohon keembuhan mengganti wudhu
teguran dari Allah kepada Allah SWT dengan tayamum,
SWT karena kurang dan berdoa kepada
percaya akan diri Allah SWT agar
sendiri dan orang lain. diberikan
Pasien mempercayai kesembuhan.
setiap sakit ada
obatnya dan semua
penyakit didatangkan
oleh Allah SWT, serta
dapat disembuhkan
oleh Allah SWT
melalui perantara
dokter dan obat yang
diberikan.
Aspek Klinis Pasien berusia 24 Menjelaskan terapi yang Pasien Pada saat di Keluhan pasien
tahun didiagnosis Post sesuai dengan penyakit Puskesmas berangsur-angsur
Traumatic Stress pasien, yaitu PTSD: berkurang dan tetap
Disorder (PTSD) berusaha menjaga
• Menyarankan pasien
kesehatan bagi
agar lebih sering keluar
dirinya sendiri.
dan mencoba
berinteraksi dengan
warga sekitar
• Menyarankan pasien
agar rutin kontrol ke
psikiater untuk
menjalani psikoterapi
• Memberikan terapi
berupa Fluoxentine 2 x
1 tablet
Aspek Risiko 1. Kebiasaan Nn. 1. Menganjurkan pasien Pasien Pada saat di 1. Pasien mulai
Internal S yang hanya untuk lebih sering Puskesmas mencoba keluar
duduk di depan keluar rumah dan dan rumah untuk
komputer dan bersosialisasi berkunjung ke bersosialisasi.
bermain game 2. Mengajak pasien rumah pasien. 2. Pasien mulai
seharian untuk berkenalan dan mencoba
2. Nn. S jarang berkumpul dengan membuka diri
berkomunikasi keluarga dan warga pada keluarga.
dengan sekitar 3. Pasien mulai
keluarga 3. Memberitahu pasien ingin mencoba
maupun warga bahwa dengan berobat
sekitar bercerita ke psikiater kembali ke
3. Nn. S tidak dapat mengurangi psikiater.
ingin membuka stress pasien
diri pada
psikiater
Aspek Risiko 1. Kurangnya 1. Mengedukasi keluarga Keluarga Pada saat 1. Keluarga sudah
Eksternal pengetahuan seputar penyakit yang (Kedua berkunjung ke mulai
keluarga seputar sedang diderita Nn. S. orangtua rumah pasien memahami
keadaan yang 2. Mengedukasi keluarga pasien) penyakit yang
dialami Nn. S tentang pentingnya diderita Nn.S.
peran keluarga dalam
2. Kurangnya pemulihan Nn.S. 2. Keluarga mulai
waktu orang tua meluangkan
Nn. S untuk lebih banyak
meluangkan waktu untuk
waktu bersama pasien.
anaknya.
Aspek Secara fungsional Menyarankan pasien Pasien Pada saat 1. Pasien
Fungsional pasien dapat untuk selalu menjalani dan berkunjung ke dapat
digolongkan ke derajat pola hidup bersih dan keluarga rumah pasien. mempertahankan
1, dikarenakan tidak sehat, serta menyarankan . score fungsional.
ada keterbatasan fungsi pasien agar lebih percaya
apapun dan pasien diri dan dapat mengatasi 2. Quality of
dapat mandiri dalam ketakutannya. life pasien dapat
perawatan diri, meningkat.
melakukan aktivitas di
luar dan di dalam
rumah.
C . Prognosis
• Ad Vitam : Ad Bonam
• Ad Functionam : Dubia
LAMPIRAN
Kegiatan home visit pertama Kegiatan Home visit kedua
(11 Februari 2019) (13 Februari 2019)