Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IMBAR SESWANTO
NIM.2018131005
1
LAPORAN PENDAHULUAN
Dengue Hemoragic Fever (DHF)
A. Demam Dengue
1. Pengertian
Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010).
2. Etiologi
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok
arbovirus B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh
artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypt
(didaerah perkotaan) dan aedes albopictus (didaerah pedesaan).
(Widoyono, 2010).
Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang,
2
3. Manifestasi Klinis
4. Klasifikasi
5. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan
menimbulkan viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat
pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan ( pelepasan zat
3
bradikinin, serotinin, trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu.
Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah
yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke
intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi
akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi
melawan virus (Murwani, 2011).
4
hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena
(Noersalam 2009)
5
6. Patway
Resiko syok
6
7. Komplikasi
a. Ensefalopati Dengue
7
komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu
dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat
diberikan asam amino rantai pendek.
b. Kelainan ginjal
c. Udema paru
8
Komplikasi demam berdarah biasanya berasosiasi dengan
semakin beratnya bentuk demam berdarah yang dialami,
pendarahan, dan shock syndrome. Komplikasi paling serius
walaupun jarang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Dehidrasi
b. Pendarahan
c. Jumlah platelet yang rendah
d. Hipotensi
e. Bradikardi
f. kerusakan hati
8. Pemeriksaan diagnostic
9
sedang untuk penderita yang meninggal melalui autopay. Hal ini
jarang dikerjakan.
9. Penatalaksanaan
10
pendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan
keperawatan, bila keadaan memburuk segera lapor dokter.
d. Derajat IV: Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba
dan tekanan darah tidak terukur
Perawatan: Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus
buah, air tajin, air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang
akibat kebocoran plasma, demam, muntah/diare.
Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan
darah tidak terukur
11
o Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa
laboratorium (hematokrit, trombosit, leukosit dan
hemoglobin) tiap 6 jam
o Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis
membaik, turunkan jumlah cairan secara bertahap
sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya
memerlukan waktu 24–48 jam sejak kebocoran
pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan.
o Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana
sesuai dengan tata laksana syok terkompensasi
(compensated shock).
12
Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :
a. Menggunakan insektisida
Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam
berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk
dewasa dan temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida).
Cara penggunaan malathion ialah dengan pengasapan atau
pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan
pasir abate ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana
tempat penampungan air bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm
atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air.
b. Tanpa insektisida
Caranya adalah: Menguras bak mandi, tempayan dan tempat
penampungan air minimal 1 x seminggu (perkembangan telur
nyamuk lamanya 7 – 10 hari); Menutup tempat penampungan air
rapat-rapat; Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas,
botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk
13
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
14
e. Nyeri ulu hati, otot dan sendi
f. Konstipasi
1. Data obyektif
J. Pencernaan
Tanda: mual-mual,muntah
15
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien DHF (Nanda,
2015)
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
4. Nyeri Akut b/d Agen injuri fisik (DHF), viremia, nyeri otot dan sendi
perdarahan .
16
Rencana keperawatan pada pasien anak dengan penyakit DHF (Nanda, 2015)
17
2. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari 1. Nutrisional status : 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Food and Fluid Intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan 2. Nutrisional status : menentukan jumlah kalori dan
dengan nutrient intake nutrisi yang dibutuhkan pasien
mual,muntah, tidak 3. Weight control 3. Anjurkan pasien untuk
ada nafsu makan . Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
1. Adanya peningkatan berat 4. Anjurkan pasien untuk
badan sesuai tujuan meningkatkan protein dan vitamin
2. Berat badan ideal sesuai C
dengan tinggi badan 5. Berikan subsasi gula
3. Mampu mengidentifikasi 6. Yakinkan diet yang dimakan
kebutuhan nutrisi mengandung tinggi serat untuk
4. Tidak ada tanda tanda mencegah konstipasi
malnutrisi 7. Berikan makanan yang terpilih (
5. Menunjukkan sudah dikonsltasikan dengan ahli
peningkatan fungsi gizi )
pengecapan dari menelan 8. Ajarkan pasien bagaimana
6. Tidak terjadi penurunan membuat catatan makanan harian.
berat badan yang berarti 9. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan .
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitoring adanya penurunan
berat badan
3. Monitoring tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitoring interaksi anak dan
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
18
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
14. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
15. Monitor kalori dan intake nutrisi
16. Catat adanya
edema,hiperemik,hipertonik,papilla
lidah dan cavitas oral
17. Catat jika lidah berwarna magenta
,scarlet
19
14. Tingkatkan sirkulasi udara
15. Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil
Temperatur regulation
1. Monitor suhu tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
3. Monitor TD,nadi dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor tanda hipotermi dan
hipertermi
6. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
7. Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
9. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negative dari kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
11. Berikan Antipireutik jika perlu
20
7. Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernafasan abnormal
10. Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
4. Nyeri Akut b/d NOC : NIC :
Agen injuri fisik 1. Pain level Pain Management
(DHF), viremia, 2. Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
nyeri otot dan sendi 3. Comfort level komperehensif termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik
1. Mampu mengontrol nyeri ,durasi,frekuensi,kualitas termasuk
( tahu penyebab nyeri, lokasi, karakteristik dan faktor
mampu menggunakan presipitasi
tehnik nonfarmakologi 2. Observasi reaksi nonverbal dari
untuk mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
mencari bantuan ) 3. Gunakan teknik komunikasi
2. Melaporkan bahwa nyeri terapeutik untuk mengetahui
berkurang dengan pengalaman nyeri pasien.
menggunakan manajemen 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
nyeri . respon nyeri
3. Mampu mengenali nyeri ( 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
skala, intensitas, lampau
frekuensi dan tanda nyeri 6. Evaluasi bersama pasien dan
) timkesehatan yang lain tentang
4. Menyatakan rasa nyaman ketidakefektifan control nyeri masa
setelah nyeri berkurang lampau
5. Tanda vital dalam 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
rentang normal mencari dan menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
21
10. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri ( farmakologi,
nonfarmakologi dan interpersonal )
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang tehnik
nonfarmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan control nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
Analgetic Administration
1. Tentukan
lokasi,karakteristik,kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian
obat
2. Cek intruksi dokter tentang jenis
obat,dosis,dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgetik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgetik pilihan,rute
pemberian,dan dosis yang optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV,IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
pertama kali
9. Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektifitas analgesic,
22
tanda dan gejala (efek samping )
23
6 Resiko syok ( NOC NIC :
hipovolemik ) 1. Syok prevention Syok prevention
berhubungan 2. Syok management 1. Monitor status sirkulasi BP, warna
dengan perdarahan Kriteria Hasil : kulit, suhu kulit, denyut jantung,
yang berlebihan, 1. Nadi dalam batas yang HR, dan ritme, nadi perifer, dan
pindahnya cairan diharapkan kapiler refill
intravaskuler ke 2. Irama jantung dalam 2. Monitor tanda inadekuat
ekstravaskuler batas yang diharapkan oksigenasi jaringan
3. Frekuensi nafas dalam 3. Monitor suhu dan pernafasan
batas yang diharapkan 4. Monitor input dan output
4. Natrium serum dbn 5. Pantau nilai laboratorium :
5. Kalium serum dbn HB,HT,AGD dan elektrolit
6. Klorida serum dbn 6. Monitor hemodinamik invasi yang
7. Kalsium serum dbn sesuai
Magenesium serum dbn 7. Monitor tanda dan gejala asites
8. PH darah serum dbn 8. Monitor tanda awal syok
9. Hidrasi 9. Tempatkan pasien pada posisi
10. Indikator supine,kaki elevasi untuk
11. Mata cekung tidak peningkatan preload dengan tepat
ditemukan 10. Lihat dan pelihara kepatenan jalan
12. Demam tidak ditemukan nafas
13. TD dbn 11. Berikan cairan iv dan atau oral
14. Hematokrit dbn yang tepat
12. Berikan vasodilator yang tepat
13. Ajarkan keluarga dan pasien
tentang tanda dan gejala datangnya
syok
14. Ajarkan keluarga dan pasien
tentang langkah untuk mengatasi
gejala syok
Syok management
1. Monitor fungsi neurologis
2. Monitor fungsi renal ( e.g. BUN
dan Cr lavel )
3. Monitor tekanan nadi
4. Monitor status cairan,input output
5. Catat gas darah arteri dan oksigen
dijaringan
24
6. Memonitor gejala gagal pernafasan
( misalnya,rendah PaO₂
peningkatan PaO₂
tingkat,kelelahan otot pernafasan)
25
darah
24. Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk atau berdiri
25. Auskultasi TD pada kedu lengan
dan bandingkan
26. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
27. Monitor kualitas dari nadi
28. Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
29. Monitor suara paru
30. Monitor pola pernafasan abnormal
31. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
32. Monitor sianosis perifer
33. Monitor adanya cushing triad (
tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik )
34. Identifikasi penyebab dari
perubahan vitalsign
8 Resiko terjadinya NOC : NIC:
perdarahan Kriteria hasil 1) Monitor tanda penurunan trombosit
berhubungan Mempertahankan yang disertai gejala klinis.
dengan homeostasis dengan 2) Anjurkan pasien untuk banyak
trombositopenia. tanpa perdarahan. istirahat/bedrest.
Menunjukan perilaku 3) Beri penjelasan untuk segera
penurunan resiko melapor bila ada tanda perdarahan
perdarahan. lebih lanjut.
4) Awasi tanda vital .
5) Anjurkan meminimalisasi
penggunaan sikat gigi, dorong
penggunaan antiseptik untuk
mulut.
6) Gunakan jarum kecil untuk injeksi
atau pengambilan sampel darah.
7) Awasi Hb, Ht, trombosit dan
factor pembekuan.
8) Berikan obat sesuai indikasi : vit
K, D,dan C.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
28