PENDAHULUAN
dengan pengamatan yang teliti selama kurang lebih 60 hari pada proyek.
dikantordireksi.
A. Pekerjaan Jalan
1. Divisi 1. Mobilisasi
a. Mobilisasi
Jarak Melebihi 5 Km
e. Timbunan Pilihan
b. Lapis Perekat
6. Divisi 7. Struktur
a. Beton K.250
b. Baja Tulangan U24 Polos
d. Pasangan Batu
b. Kerb Pracetak
Puluh Delapan Ribu Delapan Ratus Rupiah) yang bersumber dari Dana
2018.
1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB II : Tinjauan Umum tempat Kerja Praktek dan Gambaran umum proyek
BAB III : Membahas tentang teknis pelaksanaan Kerja Praktek pada Proyek
BAB I V : Kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan laporan kerja praktek.
BAB II
a. Waktu Berdirinya
Direktur Utama.
Komisaris : H.Marwan
Pelaksanaan.
plumbing atau Limbah dan dalam bidang Program Studi Teknik Sipil,
h) Konstruksi Besi dan Baja, Meliputi bidang jasa konstruksi besi dan baja
Potong dan Papan, Besi Pancang, Paku serta Kegiatan Usaha terkait.
c) Menjalankan usaha dalam bidang JASA, meliputi antara lain :
terkait.
pemancangan.
pemancangan.
kontraktor di lapangan
d) Mengawasi campuran Beton K-300 sesuai dengan Spesifikasi yang
kontraktor.
pekerjaan di lapangan
pekerjaan
o) Rapat Koordinasi
p) Surat – menyurat
1. Team Leader (Site Engineer)
kondisi dilapangan
bersangkutan
2. Inspector
Akumulatif
3. Surveyor
pemerintah atau suatu badan swasta bahkan dapat pula berupa perorangan
bangunan dan dari sini pelaksana akan menerima hasil produksi dari
pelaksana.
Unsur-unsur perencana
meliputi :
Tugas perencana
pelaksanaannya.
prarencana dan berbagai gambar detail dasar dengan skala yang lebih
pekerjaan.
pelaksanaan bangunan.
gelombang)
Tugas pelaksana
Tinjauan umum
TANI .
b) Jujur
c) Tegas
d) Disiplin
anggaranbiaya.
pekerjaan.
gambar detail.
lapangan.
ekonomis.
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
PT. NURHAN JAYA PERKASA
IR. H. MARWAN
GENERAL SUPER
INTENTEN
H.M.NURHAN,SE
ADMINISTRASI
KEUANGAN
yaitu :
PEMBERI TUGAS
KEMENTRIAN PEKERJAAN
UMUM DIREKTORAT JENDERAL
BINA MARGA
SUPERVISI
PENGGUNA JASA
PELAKSANA FISIK
PENYEDIA JASA
KONSULTAN PERSYARATAN TEKNIS KONTRAKTOR
PERATURAN PELAKSANAAN
Dari pola hubungan kerja dari keempat unsur terlihat bahwa dalam rangka
kerja sama antara keduanya maka pemberi tugas menerima jasa perencanaan dan
pihak lainnya berdasarkan kontrak kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak.
yang ditetapkan dalam peraturan umum tentang hubungan kerja antara Owner
dan perencana.
a. Pembangunan gedung
b. Perluasan
c. Pembongkaran/perombakan
d. Perbaikan
e. Dan lain-lain.
Hubungan kedua pihak ini adalah hubungan pekerjaan yang terikat oleh
unsur agar dilaksanakan dan dipatuhi. Segala sesuatunya dalam hubungan ini
oleh pasal-pasal dalam kontrak tersebut dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
masing-masing.
diserahkan kepadanya.
melalui direksi.
b. Jika pelaksana pekerjaan tidak dapat dimulai pada waktunya atau harus
dilaksanakan.
secara tertulis.
pemilik proyek untuk melaksanakan realisasi objek bangunan yang dibuat oleh
yang telah ditetapkan oleh perencana dan dapat pula menyimpang asal saja
Dari pola hubungan kerja dari keempat unsur terlihat bahwa dalam rangka
kerja sama antara keduanya maka pemberi tugas menerima jasa dari konsultan
pihak lainnya berdasarkan kontrak kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak.
telah dilakukan oleh konsultan pengawas sesuai dengan kontrak antara kedua
belah pihak.
kerja.
Konsultan pengawas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengawas. Adapun yang dimaksud dari pengawasan berkala ini adalah agar
suatu proyek.
keuangan lain yang ditunjuk oleh pemerintah ditetapkan sebesar selisih harga
penawarannya dengan berikutnya yang lebih tinggi atau 5 % dikali nilai kontrak,
harus diserahkan kepada pemberi tugas (pihak pertama) sebelum
keselamatan pekerjanya. Hal ini penting untuk menghindari biaya tak terduga
yang timbul akibat kecelakaan proyek dan produktivitas kerja akan meningkat
Surat perintah Mulai kerja (SPMK) adalah surat perintah yang dikeluarkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dimana 14 (empat belas) hari setelah
apabila:
(keadaan kahar) kedua belah pihak sehingga para pihak tidak dapat
dikenakan sanksi
kolusi, kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses seleksi penyedia
pemutusan kontrak secara tertulis kepada Penyedia Jasa (PT. Nurhan Jaya
Perkasa) untuk kejadian tersebut di bawah ini, pengguna jasa dapat memutuskan
2. Penyedia Jasa (PT. Nurhan Jaya Perkasa) tidak berhasil memperbaiki suatu
penangguhan pembayaran.
3. Penyedia Jasa (PT. Nurhan Jaya Perkasa) tidak mampu lagi melaksanakan
4. Penyedia Jasa (PT. Nurhan Jaya Perkasa) gagal mematuhi keputusan akhir
penyelesaian perselisihan;
tidak benar kepada pengguna jasa dan pernyataan tersebut berpengaruh besar
6. Terjadi keadaan kahar dan Penyedia Jasa (PT. Nurhan Jaya Perkasa) tidak
kejadian sebagaimana dirinci dalam huruf a. sampai f. diatas, Pasal 1266 Kitab
Atas pemutusan kontrak yang timbul karena salah satu kejadian yang
diuraikan dalam huruf a. sampai e. Penyedia Jasa (PT. Nurhan Jaya Perkasa)
2. Pengadilan.
1. Mediator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan
2. Konsiliator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan
3. Arbiter adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan
Penyedia Jasa (PT. Nurhan Jaya Perkasa), atau ditunjuk oleh pengadilan
arbitrase;
1. Sanksi
Kabupaten Pinrang, Paket VIII 2018” ini akan terjadi jika penyebabnya antara
lain:
tertulis.
diberlakukan.
2. Denda
Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada Penyedia Jasa (PT.
Nurhan Jaya Perkasa), sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang
Besarnya denda kepada Penyedia Jasa (PT. Nurhan Jaya Perkasa) atas
Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna jasa atas keterlambatan
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut
penawaran dalam mata uang penawaran dalam bentuk mata uang rupiah dengan
nilai nominal tidak kurang dari sebesar 1% (satu persen) sampai dengan 3% (tiga
umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian dan direasuransikan kepada perusahaan
puluh Sembilan juta lima ratus Sembilan puluh enam ribu dua ratus ribu rupiah).
puluh delapan) hari dari masa berlakunya penawaran yang mencantumkan nama
pekerjaan yang tercapai, yang diisyaratkan oleh pengawas dengan berita acara
termyn :
pekerjaan tercapai 45 %
pekerjaan tercapai 75 %
3. Pembayaran tahap III : sebesar 25 % dari harga total borongan bila nilai
pekerjaan tercapai 90 %
pekerjaan.
Bila dipandang perlu, termyn pembayaran ini dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan dan pemberi tugas dapat pula menyediakan uang muka maksimum 20
% dari harga kontrak, hal ini akan dituangkan dalam surat perjanjian
pemborongan.
antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan persyaratan dalam kontrak
Pada dasarnya harga borongan ini merupakan harga tetap (Fixed Rate)
sesuai dengan harga penawaran. Bilamana terjadi pekerjaan tambah kurang diluar
lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan, maka hal tersebut hanya dapat
dibenarkan bila ada perintah tertulis dari pemberi tugas dan untuk itu harus dibuat
berita acara. Segera setelah adanya pekerjaan tambah kurang, pemborong harus
mengajukan anggaran biaya tambah kurang sesuai dengan harga satuan upah dan
bahan serta harga satuan bagian pekerjaan yang telah diajukan pemborong dalam
penawarannya.
yang memenuhi syarat, menentukan biaya, dan penyusunan tata cara pelaksanaan
proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan
Bts Kab. Sidrap ini menggunakan beberapa metode. Dalam menghitung rencana
pembayaran menggunakan metode Lump Sum dan Unit Price yang menggunakan
analisa:
1. Metode SNI
2. Metode Manhour
3. Metode Mandays
dengan cara:
material dan tenaga kerja yang ditransfer ke rupiah. Metode ini biasanya
setiap buruh tidak semua sama, mengingat beberapa faktor lain yang
c. Metode manhour. Dewasa ini para pemimpin proyek atau site manager suatu
mengingat jam kerja setiap buruh berbeda-beda dan sangat tergantung kepada
sebagai pedoman digunakan harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai.
Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m 2 luas
lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
e. Anggaran biaya teliti. Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan
atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan
anggaran biaya yang dihitung dengan teliti didasarkan atau didukung oleh :
syarat-syarat teknis.
2. Gambar Bestek. Gunanya untuk menentukan/ menghitung besarnya
3. Harga Satuan Pekerjaan. Didapat dari harga satuan bahan dan harga
dan dibuat antara dua pihak, dimana hak-hak dan kewajibannya didapat dan
digunakan, di antaranya:
a. Unit price contract. Unit price contract adalah kontrak dengan dengan sistem
harga satuan. Pada kontrak jenis ini, kontraktor menyetujui atau melaksanakan
b. Lump sum contract. Lump sum contract adalah kontrak secara jumlah
menyeluruh. Bila hasil pekerjaan dan konstruksi dapat dibuat lebih terperinci
dalam bentuk gambar dan aspek, maka kontrak jumlah menyeluruh ini dapat
tender. Hal ini sering dilakukan untuk proyek yang dananya tidak terlalu besar
mengandung resiko yang tinggi atau untuk pekerjaan yang baru pertama kali
a. Pelelangan Umum
b. Pelelangan Terbatas
c. Pemilihan Langsung
d. Penunjukan Langsung
yang dilakukan secara terbuka melalui media massa atau pada papan
dalam Daftar Rekanan Mampu ( DRM ), sesuai dengan bidang usaha dan
negosiasi baik teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang wajar dan
lebih besar dari Rp. 15.000.000,00 (Lima Belas Juta Rupiah) sampai dengan
barang dan jasa atau pemborongan yang dilakukan diantara pemborong atau
pemilihan langsung.
2.8 Kegiatan Umum Perusahaan
A. Pekerjaan Jalan
i. Divisi 1. Mobilisasi
a. Mobilisasi
d. Manajemen Mutu
a. Galian Biasa
c. Timbunan Biasa
d. Timbunan Pilihan
e. Aspal Minyak
a. Pasangan Batu
Grade
e. Patok Pengarah
Timbunan
BAB III
dari pihak konsultan supervisi dan pihak yang terlibat pada proyek
tersebut.
mobil yang keluar masuk membawa material dilokasi proyek agar tidak
hambatan.
tanda bukti bahwa mobil yang mengangkut material telah sampai ditempat
Pekerjaan
bahan yang mudah terbakar maka bahan-bahan tersebut harus dibakar atau
organik seperti rumput, lapisan tanah permukaan (humus) dan akar tumbuh-
tumbuhan dari lokasi dimana rencana pembuatan dasar tanggul, pada lokasi
pekerjaan galian tanah dimana tanah galiannya akan dipergunakan untuk bahan
c. Pekerjaan Pengukuran
atau lebar jalan yang akan dikerja sesuai pada gambar yang telah ditentukan
dengan menggunakan alat ukur water pas dan alat Theodolith . Alat ukur water
pas ini digunakan untuk menentukan kelurusan batas jalan dengan menggunakan
patok-patok yang sudah diberi tanda atau di pilos warna putih. Sedangkan
Theodolit adalah alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut
mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang
dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam
penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
Theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat
garis lurus dan sipat datar orde rendah. Pada prinsipnya waterpass dan theodolit
ditunjukkan pada gambar. Pekerjaan galian tanah dibagi dalam klasifikasi sbb :
Galian tanah biasa termasuk galian semua material tanah dan dibagi kedalam
type-type berikut menurut daerah kerja dan jenis-jenis saluran dan drainase. Jenis-
Jenis galian tanah biasa ini akan digunakan untuk galian tanah saluran
Jenis galian tanah biasa ini akan digunakan untuk galian tanah struktur
saluran irigasi dan saluran pembuang yang tidak akan ditimbun kembali.
Jenis galian tanah biasa ini akan digunakan untuk galian tanah saluran
Galian tanah keras terdiri dari penggalian lapisan batu yang dapat
breacker.
pematang, pengurugan kembali parit-parit atau galian di sekitar pipa atau struktur
penampang melintang.
3. Urugan biasa untuk ruas jalan yang sudah dipasangkan kerb pracetak
saluran tepi jalan dan jalan air, gorong-gorong serta sarana drainase lainnya.
Adapun pekerjaan drainase ini harus selesai dan sudah berfungsi sebelum
1. Pekerjaan drainase meliputi saluran tepi jalan dan jalan air, gorong-gorong
dan sarana drainase lainnya yang dibangun sesuai dengan gambar rencana,
spesifikasi.
2. Saluran yang dibangun adalah saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun
dengan pasangan batu atau pekerjaan batu dengan siar, beton bertulang, beton
3.2.5.PEKERJAAN JALAN
Pekerjaan bahu jalan ini terdiri dari peningkatan dan pembentukan bahu jalan,
dengan bagan terpilih serta pemadatan untuk bahu jalan mencapai garis,
lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan
di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung
berada dibawah lapis pondasi atas perkerasan. Lapis pondasi ini terdiri dari
2. Bahan-bahan yang dipakai untuk lapis lapis pondasi bawah (LPB) terdiri dari
bahan-bahan berbutir pecah, atau bahan berbutir dibelah dan kerikil atau
3. Lapis pondasi bawah (LPB) kelas A , berupa agregat batu pecah disaring dan
4. Lapis pondasi bawah (LPB) kelas B , berupa campuran batu belah dengan
kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 2.5” atau 62.55 mm
5. Lapis pondasi bawah (LPB) kelas C , terdiri dari kerikil, pasir dan lempung
Bawah
75.0 100 -
62.5 - 100
19.0 40 – 70 40 – 100
9.5 24 – 56 25 – 80
4.75 13 – 45 16 – 66
2.36 6 – 36 10 – 55
1.18 - 6 – 45 Maks 80
0.60 2 – 22 -
0.425 2 – 18 3 – 33
0.075 0 –10 0 – 20
Maks 15
6. Pelaksanaan Pekerjaan
Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai
sampai kedalaman yang telah ditentukan di bawah permukaan lapis tanah dasar
harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum. Setelah itu, bahan
pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu
lintas serta aliran air di sekitarnya. Setelah itu, lapis pondasi bawah harus
grader. Tahap akhir adalah penghamparan dan pemadatan dimana pekerjaan ini
pneumatic.
1. Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan konstruksi utama diatas lapis
pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis
pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas di
2. Bahan-bahan yang dipakai untuk lapis lapis pondasi atas (LPA) terdiri dari
satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang ditentukan dalam kontrak.
3. Lapis pondasi atas (LPB) kelas A , berupa agregat batu pecah disaring dan
digradasi dan merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos
4. Lapis pondasi atas (LPB) kelas B , macadam ikat basah, terdiri dari agregat
pecah yang berupa batu fraksi tungga dengan ukuran nominal antara 25 mm
dan 62.5 mm dan agregat halus dari kerikil dan pasir alami disaring dan
Berikut ini adalah Tabel Gradasi Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A
Dan Kelas B
9.5 42 – 60 62.5 95 –
2.36 18 – 33 37.5 35 –
1.18 11 – 25 25.0 70
0.60 - 19.0 0 – 15
0.075 0–8 -
5. Pelaksanaan Pekerjaan
atas yaitu: Agregat mula-mula ditempatkan pada lokasi di atas LPB yang telah
yang dihampar tidak boleh melebihi ketebalan 20 cm. Sebelum menghampar batu
kasar maka sebelumnya dibuat bangun penunjang samping pinggir agar batu
pokok yang digilas tidak terdorong ke pinggir. Penggilasan ini harus maju secara
gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar
dengan sumbu jalan dan harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk
membuat pemadatan yang merata. Kadar air harus dijaga dalam batas 3% lebih
rendah dari kadar air optimum sampai 1 % lebih tinggi dari kadar air optimum
beban roda kendaraan yang berfungsi menahan akibat beban roda kendaraan. Oleh
karena itu digunakan 2 lapis permukaan (surface) yaitu AC-BC, dan AC-WC guna
1. Untuk lapis aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih
di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup
beraspal seperti penetrasi Macadam, lapis tipis aspal beton panas (Lataston-
HRS)
2. Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian suatu sangat sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih diatas
gilas ban pneumatic dan sapu sikat untuk penyapuan manual. Alat
terkendali dan seragam dan pada suhu yang telah ditentukan. Semua kotoran
yang kotoran lepas harus dikeluarkan atau dicuci kalau perlu. Panjang
diukur dan ditandai di atas tanah. Adapun jumlah bahan pengikat yang
yang direncanakan.
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan pengatur pondasi atas yang
padat, tahan lama, disusun dari agregat dan bahan aspal campur di dalam satu
instalasi campur pusat (CMP) dan digunakan sebagai penguatan perkerasan yang
ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan dan kemiringan
melintang yang benar sebelum dipasang satu lapis ulang permukaan baru, untuk
lapis perkerasan AC-BC mempunyai kadar aspal paling sedikit dan memakai
agregat dengan gradasi lebih besar, sehingga permukaan dari lapis AC-Base lebih
kasar dari AC-WC. Ukuran ketebalan AC-BC yang digunakan yaitu ketebalan 6
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapis aus permukaan tahan lama dan
padat dari campuran aspal dikenal sebagai aspal beton (sama dengan Laston),
tersusun dari sejumlah agregat tertentu, filler dan aspal semen dihasilkan dari
instalasi campuran pusat (CMP) dan dipasang sesuai dengan spesifikasi dengan
ketebalan 4 – 5 cm. Campuran aspal beton tersebut dipasang sebagai satu lapis
permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau sebagai
satu lapis ulang di atas suatu perkerasan dengan lapis penutup yang ada, dan perlu
digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta kemiringan terjal.
perkerasan AC-WC lebih besar dan memakai agregat dengan gradasi lebih kecil,
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk
permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
3.2.2.1 Maksud
Tata cara pemasangan kerb dimaksudkan sebagai pegangan dasar bagi perencana
teknis, pelaksana, dan pengawas lapangan dalam hal memilih bentuk dan ukuran
Tata cara ini meliputi tipe, kegunaan, bentuk, dan penempatan serta deretan
3.2.2.4 Pengertian
1) kerb (batas pinggir) adalah bagian dari jalan sebagai pelengkap jalan yang
beraturan dan ukuran tertentu dan digunakan sebagai bahan untuk membuat
(barrier curb);
2) untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan (gutter curb dan barrier
gutter curb;
lainnya;
5) untuk menambah estetika.
2) trotoar;
3) pulau (island);
3.2.2.7 Dimensi
teknis lainnya .
3.2.2.8 Struktur
agregat halus.
4) susunan gradasi agregat kasar yang dianggap ideal adalah 1:2 untuk agregat
10 dan 20 mm;
6) kerb tidak boleh dicor ditempat, kecuali untuk kurb yang membentuk kurva
A. Galian Tanah
dengan gambar rencana, atau sesuai petunjuk pengawas teknik. Diameter 1,00 M,
Lebar 5 meter.
B. Pemasangan
1) Pembuatan pondasi batu kali dan harus sesuai dengan gambar rencana dan
2) Lantai deuker dan plat beton bertulang dengan mutu beton minimal K-175 dan
3) Plat beton harus mencapai ketebalan minimal 20 cm, dengan elevasi yang
4) Kepala deuker yang dibuat dari pasangan batu gunung harus sesuai dengan
C. Timbunan
lapis pada bagian samping deuker plat dan diatas plat deuker. Pemadatan harus
3.2.2.8.1 Bulldozer
Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe)
untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa
3.2.2.8.2 Excavator
tanah keras.
Motor Grader adalah alat berat yang dapat digunakan untuk keperluan
perataan tanah, juga sebagai pembentuk permukaan yang dikendaki. Adapun Jenis
lapangan)
c. Dengan posisi pisau (ripper) yang umumnya berada di tengah dan depan
motor. Dan pisau ini dapat diganti dan disesuaikan dengan lebar jalan.
Compactor merupakan alat berat yang biasa digunakan untuk meratakan dan
memadatkan jalan, aspal, dan permukaan lainnya. Kedua jenis alat di atas
butiran tanah agar menjadi lebih rapat sehingga tanah akan menjadi lebih padat.
a. Three Wheel Roller (mesin gilas roda tiga) digunakan untuk pemadatan
b. Tandem Roller (mesin gilas roda dua atau tandem) digunakan untuk
Versi lain dari tandem roller adalah vibrator roller (penggilas getar). Vibrator
roller mempunyai efisiensi pemadatan yang sangat baik. Alat ini memungkinkan
digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Efek baik yang
diakibatkan oleh vibration roller adalah gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir
butirnya. Sehingga akibat getaran ini tanah menjadi padat dengan susunan yang
lebih kompak.
Mesin perata aspal adalah alat berat yang digunakan untuk menungankan dan
meratakan aspal pada jalan. Alat ini biasanya digandengkan dengan dump truck
dipadatkan.
3.2.2.8.8 Mixer Truck
Mixer truck adalah alat berat yang digunakan untuk mengubah dan mengaduk
batuan batuan, pasir dan mineral lainnya menjadi suatu bentuk lainnya/produk
baru lainnya. Contohnya : semen, aspal, beton dll. Alat ini biasa digunakan
sebagai penganduk campuran beton untuk pembuatan kerb dan pengecoran plat
Deukker.
Dalam setiap pekerjaan tentunya tak pernah lepas dari kendala-kendala yang
adalah :
1. Cuaca
Hampir semua pekerjaan tak bisa dikerjakan saat cuaca tidak mendukung
musim penghujan, kebetulan saat kami kerja praktek sering terjadi hujan
mulai akhir bulan Agustus 2013 sampai awal bulan September 2013 sering
terjadi hujan dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi membuat jalan
yang sudah ditimbung airnya meluap keatas melawati jalan. Masalah ini
terjadi karena kondisi saat pekerjaan jalan itu dimana musimnya menanam
padi jadi banyak petani yang menahan air disawahnya, sehingga air sawah
proyek jalan , apa lagi saat lokasi proyek lahan sawah jadi kebanyak tanah
3. Keterlambatan Material
4. Masalah Sosial
a. Lahan warga
b. Keamanan
c. Ketidakpahaman warga
2. Tanah dasar harus dikupas atau digali sampai didapat tanah yang keras
4. Material yang sudah dihampar bisa dapatkan kembali apabila hujan sudah
redah jadi tidak perlu lagi disiram dengan mobil tangki air.
Keamanan alat terutama alat berat sebaiknya dijaga oleh warga yang berada
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Umum
proyek tersebut serta ditunjang oleh kelengkapan dan kesiapan dari unsur-
2. Teknis
a. Dalam hal spesifikasi teknis yang ada pada proyek ini semuanya kurang
baik, hal ini disebabkan kurangnya kerja sama yang baik antara pemberi
pihak.
4.2 Saran
1. Untuk Proyek
2. Untuk Fakultas