Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bersaksi tentang Tuhan Yesus merupakan salah satu tugas orang percaya, seperti
amanat agung yang diberikan Allah kepada umat-Nya sebelum Dia naik ke Sorga,
“Jadikanlah semua bangsa muridku”. Kenyataannya banyak orang Kristen yang enggan
melakukannya. Banyak alasan yang digunakan untuk menolah tugas ini. Hal tersebut dapat
kita lihat, berapa orang Kristen yang ada di gereja saudara dan berapa yang memiliki
kerinduan untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus.
Bersaksi memang bukanlah hal yang mudah. Tetapi orang percaya bertanggung jawab
untuk menyaksikan kebaikan dan kebenaran Tuhan. Ini bukan tugas yang bisa ditawar-
tawar. Secara tegas Alkitab meminta kita untuk bersaksi. Tugas ini sebenarnya adalah tugas
yang sangat mulia walaupun tidak semua orang memiliki panggilan untuk bersaksi, apalagi
bersaksi dimasyarakat luas.
Salah satu hal yang lain yang perlu di pikirkan saat bersaksi ialah kemajemukan yang
ada di Indonesia ini. Kemajemukan adalah perbedaan warga masyarakat ke dalam
kelompok-kelompok secara horizontal, masyarakat majemuk sering disebut masyarakat
pluralistik atau diferensiasi sosial. Perbedaan ras dan etnis merupakan faktor yang dominan
dalam membentuk kemajemukan sosial budaya masyarakat. Disamping itu terdapat faktor
yang lain yaitu faktor agama/kepercayaan.
Perbedaan itulah yang membuat bersaksi didepan masyarakat luas menjadi
pertimbangan. Sebenarnya perbedaan itu bukanlah hal yang salah, karena dengan
perbedaan kita bisa belajar saling menghargai satu sama lain. Dengan adanya perbedaan
dalam segi bahasa, ras dan agama akan mempersulit kita dalam bersaksi. Kita harus
menyesuaikan bahasa yang kita gunakan untuk bersaksi di masyarakat luas, apalagi
perbedaan kepercayaan yang ada.
Sama halnya dalam lingkup kampus, kemajemukan terjadi antar mahasiswa.
Perbedaan antar suku, ras, bahasa dan agama menjadi faktor utama adanya kemajemukkan.
Mahasiswa dituntut menghargai satu sama lain agar kemajemukan tersebut dapat berjalan
dengan baik, terutama untuk orang-orang yang percaya akan Tuhan Yesus. Berbagai
perbedaan yang ada di lingkup kampus membuat anak-anak Allah harus berperan dalam

1
kemajukan tersebut. Bagi anak-anak Allah bersaksi ditengah kemajukan menjadi salah satu
tantangan. Ditengah kampus yang majemuk inilah anak-anak Allah akan belajar bersaksi,
sekalipun itu bukankanlah hal yang mudah. Kata-kata minoritas yang melekat pada
kepercayaan kita yang membuat bersaksi menjadi hal yang sulit. Untuk itu, perlu adanya
usaha dan strategi untuk bersaksi di tengah wilayah kampus. Anak Allah harus memiliki
strategi bersaksi dilingkungan kampusnya. Agar kesaksiannya dapat diterima dan menjadi
alat penjala manusia. Sebenarnya bersaksi itu bukanlah hal yang sulit, apabila anak-anak
Allah sudah menjadikannya gaya hidup dan bukan menjadi hal yang membebani.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara bersaksi ditengah kampus yang majemuk?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara bersaksi dikampus yang majemuk.

1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa Kristen dapat bersaksi dikampus yang majemuk.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Telah kita ketahui bahwa bersaksi adalah amanat agung yang diberikan Tuhan kepada
umat-Nya sebelum Dia naik ke Sorga, maka dari itu bersaksi adalah kewajiban yang harus
dilakukan umat Tuhan. Banyak orang berfikir bersaksi adalah hal yang sulit, apa lagi harus
bersaksi dimasyarakat yang majemuk. Kemajemukan itu sendiri adalah perbedaan warga
masyarakat ke dalam kelompok-kelompok secara horizontal, masyarakat majemuk sering
disebut masyarakat pluralistik atau diferensiasi sosial. Perbedaan ini berupa ras, suku,
bahasa dan kepercayaan/ agama.

Bersaksi dikemajemukkan adalah sebuah tantangan besar bagi umat Tuhan, terutama
bagi anak-anak Tuhan yang hidup dilingkungan kampus. Didalam kampus juga terdapat
kemajemukan, perbedaan dari berbagai segi. Dari ras, bahasa, suku dan yang paling penting
adalah perbedaan keyakinan/ agama. Ada beberapa kesulitan yang dihadapi mahasiswa
dalam bersaksi dikampus, yang pertama kepercayaan diri yang kurang. Kepercayaan/ agama
kita adalah agama yang minoritas dibanding dengan yang lain. Kata-kata minoritas itulah
yang menyebabkan banyak anak-anak Tuhan merasa kecil dan tidak memiliki bagian yang
penting dalam kampus, apalagi untuk bersaksi ditengah kemajemukan itu. Kesalahpahaman
dalam mengartikan minoritas itu menjadi penghalang kita untuk tampil didepan umum.
Berdampak kepada sikap orang-orang terhadap kita, yang kadang meremehkan kita. Sikap
inilah yang akan menjadi penghalang kita untuk bersaksi, jangankan bersaksi memberi
pendapatpun dipersulil hanya karena perbedaan kenyakinan kita.

Yang kedua, kurangnya pengetahuan tentang agamanya. Banyak anak-anak Tuhan


yang kurang mengenal Tuhan dan agamanya sendiri, inilah yang mengakitbatkan bersaksi
didepan umum menjadi sangat sulit. Ditambah kemajemukan yang ada akan menimbulkan
banyak pertanyaan yang muncul dari pendengar. Akhirnya pertanyaan-pertanyaan itu tidak
dapat terjawab secara benar, dan berdampak pada respon pendengar terhadap kesaksian
kita. Anak-anak Tuhan harus benar-benar mengenal Tuhan dan agamanya, agar ketika
timbul pertanyaan-pertanyaan dari teman atau siapapun kita sudah siap untuk menjawab
pertanyaan mereka secara benar dan tidak menimbulkan kebingungan.

3
Yang ketiga, cara meyakinkan orang lain yang belum mengenal Tuhan Yesus. Cara
menyakinkan orang lain yang sebelumnya belum pernah mengenal Tuhan Yesus adalah hal
yang sulit. Mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang Tuhan dan aturan-aturan
agama yang berbeda pula. Kita harus memilik trik-trik untuk dapat bersaksi dan
menyakinkan orang lain yang belum mengenal Tuhan Yesus.

Kesulitan-kesulitan diatas adalah kesulitan yang dihadapi ketika kita akan bersaksi
dengan cara berkotbah, menceritakan isi firman Tuhan dan sebagainya. Tidak seberat itu
sebenarnya, bersaksi adalah menceritakan pengetahuan dan pengalaman kita tentang
Kristus. Bersaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling efektif untuk
bersaksi ditengah kampus yang majemuk adalah melalui perbuatan kita.

Bersaksi melalui perbuatan adalah cara bersaksi yang dapat diterima dilingkungan
kampus yang majemuk. Bersaksi melalui perbuatan memang tidak mudah. Tidak semua
orang dapat bersaksi melalui perbuatannya. Kebanyakan orang hanya dapat berbicara tanpa
bisa menunjukan melalui sikap.

Anak-anak Allah diharuskan bisa menunjukan perbuatan yang baik sebagai bukti
bahwa kita telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Melaui perbuatan kita sudah bisa
menunjukan seperti apa kekeristenan itu. Anak-anak Allah haruslah menjadi garam dan
terang dunia (Matius 5: 13 -16) dalam hubungan dengan Tuhan, keluarga, saudara dan yang
paling penting dilingkungan kita.

Kita bisa bersaksi dikampus dengan cara menjadi garam dan terang dunia. Menjadi
garam dunia artinya kita harus bisa menjadi rasa bagi dunia yang tawar, seperti menjadi
berkat bagi orang lain. Menjadi berkat bukan berarti hanya berupa materi saja. Melalui
sikap kita yang ramah, peduli dengan sesama, saling membantu, jadi penengah disaat teman
kita bertengkar, dan masih banyak yang lain. Sikap kita harus menjadi berkat bukan menjadi
masalah untuk orang lain. Melalui itupun kita telah bersaksi bahwa Tuhan Yesus mengajari
kita tentang kasih kepada sesama, dari itulah kita bisa menunjukan seperti apa kepribadian
Tuhan Yesus.

Menjadi terang dunia dalam kegelapan dunia artinya kita harus menunjukan sikap
yang berbeda dengan dunia yang kita tinggali. Dunia ini penuh dengan kejahatan seperti

4
pencurian, penganiayaan, dan lain-lain. Kita sebagai mahasiswa tentunya menjaga diri agar
tidak terjerumus kedalam kenakalan remaja dan tindakan kekerasan lainnya.

Kampus adalah tempat kita bergaul dengan teman, juga teman yang tidak mengenal
Tuhan Yesus. Tidak sedikit dari teman kuliah kita yang terjerumus kenakalan remaja. Kita
sebagai anak-anak Allah harus bisa menjaga diri dari pergaulan bebas dan kenakalan remaja
yang berada dikampus kita. Dengan cara itupun kita telah bersaksi melalui perbuatan kita.
Kita dapat menjadi contoh bagi teman-teman kita, kita harus bisa menunjukan bahwa anak-
anak Allah bisa menjadi teladan yang baik.

Menjadi garam dan terang dunia memang bukan hal yang mudah dilakukan oleh kita
mahasiswa. Pergaulan berdampak besar bagi setiap individu. Kita sebagai anak Tuhan harus
bisa memilih pergaulan yang baik. Kita harus bisa mengendalikan diri agar setiap perbuatan
kita dapat mencerminkan kepribadian Yesus Kristus.

Bersaksi melalui perbuatan itu tidak mudah. Kita harus bisa mengendalikan diri kita
dilingkungan kampus. Kita yang minoritas pasti menjadi sorotan, maka dari itu kita harus
bisa mengendalikan diri. Tunjukan sikap yang baik, kasih kepada sesama, jangan menjadi
mahasiswa yang bermasalah dan jadi teladan yang baik. dari semua itupun kita telah
bersaksi melalui perbuatan kita.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bersaksi adalah tugas mulia yang diberikan Tuhan kepada umatnya, tetapi masih
banyak orang-orang kristiani yang menolak tugas ini. Bersaksi didepan masyarakat yang
majemuk bukan pekara muda. Bersaksi dimasyarat yang majemuk memiliki banyak resiko,
tetapi pasti ada cara yang tepat untuk bersaksi ditengah kemajemukan. Kesulitan ini juga
dialami oleh mahasiswa yang ingin bersaksi dikampus yang majemuk.
Cara yang dapat diterima oleh masyarakat yang majemuk adalah dengan bersaksi
melalui perbuatan kita. Melalui perbuatan kita menunjukan seperti apa kekristnan itu. Cara
ini tidak mudah, kita harus bisa mengendalikan sikap kita dan berprilaku baik. Dampak dari
cara bersaksi ini bukan hanya untuk menceritakan seperti apa Yesus dan kekristenan itu,
tetapi juga berdampak kepada kehidupan kita. Kehidupan kita akan menjadi lebih baik dan
memberi image yang baik pula.

3.2 Kritik dan Saran


Dalam penulisan paper ini penulis sudah berusaha menulis sebaik-baiknya tetapi
penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam paper ini oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun, sehingga penulis dapat
memperbaiki kekurangannya. Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
Dan berfungsi sebagai pembelajaran bagi anak-anak Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai