Makalah Agama New
Makalah Agama New
PENDAHULUAN
Allah adalah tuhan seluruh alam yang menciptakan alam semesta ini.
Seperti kita ketahui, bahwa tuhan tidak tampak secara kasat mata. Namun, kita
bisa mengenali dan meyakini keberadaan tuhan dengan cara melihat ciptaan-
ciptaannya. Tanpa ada yang menciptakan, seluruh dunia dan seisinya tidak
akan ada wujudnya.
Iman kepada Allah SWT adalah dasar dari seseorang mengenal adanya
tuhan. Iman kepada Allah juga merupakan dasar dari seseorang mempercayai
tentang keberadaan tuhan. Hal ini merupakan pondasi keberagamaan seseorang
terutama dalam Islam. Ketika seseorang mempertanyakan tentang keberadaan
tuhan yang tak terlihat, keberagamaan seseorang itu perlu ditanyakan. Oleh
karena itu, kita perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang
keberadaan Tuhan. Maka dari itu, makalah ini ditulis untuk mengetahui dan
memahami keberadaaan tuhan dalam Islam berdasarkan konsep dan filsafat
ketuhanan dalam Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah konsep dan filsafat ketuhanan dalam islam?
C. PEMBAHASAN
Dalam surat Al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh fir’aun untuk
dirinya sendiri:
a. Dinamisme
Menurut ajaran ini, manusia zaman primitif sudah mengakui ada
kekuatan yang berpengaruh di dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang
berpengaruh itu ditujukan pada benda. Baik yang bernyawa ataupun tidak.
Setiap benda memiliki pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh
positif dan negatif. Kekuatan yang ada pada pengaruh tersebut adalah
kekuatan gaib.
b. Animisme
Animisme adalah kepercayaan yang mempercayai adanya roh dalam
hidupnya. Setiap benda mempunyai roh. Masyarakat primitif
mempercayai bahwa roh sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya
telah mati. Oleh karena itu, roh dianggap selalu hidup, mempunyai rasa
serta mempunyai kebutuhan.
c. Politeisme
Politeisme adalah kepercayaan adanya roh yang lebih dari yang lain
kemudian disebut Dewa yang mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu
sesuai dengan bidangnya. Ada dewa yng bertanggung jawab terhadap
angin, ada juga yang bertanggung jawab masalah air dan lain sebagainya.
d. Henoteisme
Semakin lama, kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih
definitif (tertentu). Sau bangsa mengakui satu dewa yang disebut sebgai
Tuhan, namun masih mengakui tuhan bangsa lain. Kepercayaan satu tuhan
untuk satu bangsa disebut dengan Henoteisme.
e. Monoteisme
Kepercayaan henoteisme menjadi monoteisme. Monoteisme ini
hanya mengakui satu tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional.
Pemikiran Umat Islam
Pemikiran umat islam terhadap tuhan melibatkan beberapa konsepsi
ke-esaan Tuhan, diantaranya konsepsi Aqidah dan konsepsi Tauhid.
a. Konsepsi aqidah
Dalam kamus Al-Munawir secara etimologis, aqidah berakar dari
kata ‘aqada-ya’qidu-aqdan ‘aqidatan yang berarti simpul, ikatan
perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah yang berarti
keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah
keyakinan itu tersimpul kokoh dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian. Ada beberapa definisi aqidah antara lain:
1. Istilah aqidah dalam Al-Quran
Dalam Al-Quran tidak terdapat satu ayatpun yang secara
literal menunjuk pada istilah aqidah. Namun, kita dapat menjumapai
istilah ini dalam akar kata yang sama (‘aqada), yaitu ‘aqadat, kata
ini tercantum pada QS. An-nisaa ayat 33;
الد ْي ِن
ِ َما ِل ِك َي ْو ِم
“ Yang menguasai hari pembalasan” (QS. Al-Fatihah : 4)
c. Tauhid Uluhiyah
Kata Uluhiyah adalah masdar dari kata alaha yang
mempunyai arti tentram, tenang, lindungan, cinta, dan sembah.
Namun makna yang paling mendasar adalah abada, yang bearti
hamba sahaya (‘abdun), patuh dan tunduk (‘ibadah), yang mulia
dan agung (al-ma’bad), selalu mengikutinya (‘abada bih).
Tauhid Uluhiyah merupkan keyakinan bahawa Allah adalah
satu-satunya Tuhan yang patut dijadikan yang harus dipatuh,
ditaati, diagungkan dan dimuliakan. Hal ini tersebut dalam QS.
Thaha : 14
d. Tauhid Ubudiyah
Kata ‘ubudiyah berasal dari kata abada yang berarti
menyembah, mengabdi, menjadi hamba sahaya, taat, patuh,
memuja, yang diagungkan. Adar kata diatas, maka diketahui
bahwa Tauhid Ubudiyah adalah suatu keyakinan bahwasanya
Allah merupakan Tuhan yang patut disembah, ditaati, dipuja,
dan diagungkan. Tiada sesembahan yang berhak disembah
kecualai Allah. Tauhid Ubudiyah tercermin dalam ayat berikut
ini :
َّ آء ْي َل ا ْعبد
وَّللاَ َر ِب ْي َو َربَّك ْم ِ س َرْ س ْيح يَابَنِ ْي ا ِ وقَا َل ا ْل َم...
َ
َّللا علَ ْي ِه ا ْل َجنَّةَ َو َمأ ْ َواىه
َّ اّلِلِ فَقَ ْد َح َّر َم
َّ َم ْن يُّش ِْر ْك ِب،اِنَّه
...النَّ ِار
Dan Isa berkata :” hai Bani Isroil sembahlah Allah Tuhanmu,
sesungguhnya mempersekutukan, Allah mengharamkan surga atasnya
sedangkan tempat mereka adalah neraka”
3. Al-Ikhlas 1-4
)ولَ ْم
َ 3(ْ)لَ ْم يَ ِلد َْولَ ْم ي ْولَد2(ص َمد َّ َ 1(ٌق ْل ه َواللَّهث اَ َحد
َّ )َّللا ال
)4(ٌيَك ْن لَه كف ًوا اَ َحد
“Katakanlah: Dia Allah Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhanmu yang
segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak
pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Tuhan yang Haq dalam konsep Al-Quran adalah Allah. Dalam Al-
Quran diberitahukan pula bahwa ajaran tentang Tuhan yang dibawakan
para Nabi sebelum Nabi Muhammad adalah Tuhan Allah juga.
D. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan konsep dan
filsafat Ketuhanan dalam Islam, Tuhan adalah Allah Yang Maha Esa /
tunggal, yang mana tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Allah. Allah-lah yang menciptakan langit, bumi dan seisinya,
memeliharanya. Untuk itu manusia harus patuh, taat, dan memuja kepada
Sang Pencipta alam.
E. DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahim, Muhammad I. 1989. Kuliah Tauhid. Jakarta: Yayasan Sari
Insan
https://currikicdn.s3-us-west-
2.amazonaws.com/resourcedocs/54d3775e84d96.pdf (diakses 11
Maret 2019)