PENDAHULUAN
Pada perkembangan modern seperti sekarang ini, Pada bidang elektronik dan
modern. Saat ini material magnetik digunakan di berbagai bidang. Meskipun fungsi
terbagi menjadi dua yaitu magnet keras dan magnet lunak. Magnet lunak dapat
tertarik pada magnet permanen, sedangkan magnet keras dapat menjadi magnet
laptop dan gadget lainnya semakin meningkat. Akan tetapi, hal ini juga
telah melahirkan sebuah material baru yang mana disebut Radar Absorbing
Material (RAM). Salah satu aplikasi material ini sering digunakan pada bidang
militer. Material ini bersifat meredam pantulan atau menyerap gelombang mikro,
sehingga benda yang dilapisi dengan RAM tidak terdeteksi oleh Radio Detection
and Ranging (RADAR). RAM telah dibuat dalam berbagai bentuk modifikasi
yaitu magnet permanen (magnet keras) sebagai sumber medan magnet, dan magnet
remanen (magnet lunak) sebagai media dimana gelombang mikro yang masuk akan
mengalami propagasi dan polansasi. Ferrite memiliki struktur yang sangat beragam
penyusunan kisi kristal utamanya, ferrite digolongkan menjadi tiga kelas utama,
yaitu spinnel, garnet, dan hexagonal. Struktur spinnel memiliki jari-jari atom yang
sangat bervariasi sehingga mampu membentuk fasa dengan kombinasi yang sangat
fasa solid solution. magnet remanen untuk sirkulator pada waktu ini hanya dibuat
dari ferit lunak yang khusus untuk penggunaan gelombang mikro (microwave
ferrite). Sehubungan dengan ini, umumnya digunakan istilah ferit untuk magnet
Iunak ini, dan biasa hanya disebut magnet saja untuk magnet permanennya.
disamping teknologinya secara rinci belum banyak diketahui (Baronani dkk, 2000).
magnet sistem dari Struktur garnet ditemukan dalam bentuk Y3Fe5O12 yang lazim
disebut dengan Ytrium Iron Garnet. Garnet memiliki struktur yang sangat komplek.
Dalam satu unit sel kubus terdapat 160 atom yang terdiri dari 96 ion O2- sebagai
anion, 24 ion Y3+ yang bertindak sebagai kation, 24 ion Fe3+ tersusun secara
tetrahedral, dan 16 ion Fe3+ tersusun secara octahedral. Semua ion-ion tersebut
membentuk satu struktur yang hampir mirip dengan spinnel, namun karena Yitrium
memiliki jari-jari atom yang sangat besar, maka mampu mendistorsi kisi
logam tanah jarang, Potensi besar yang dapat dihasilkan dari komoditas, Unsur
logam tanah jarang khususnya dalam jangka panjang dimana teknologi terus
industri teknologi tinggi yang akan dikembangkan di Indonesia, maka produk unsur
nasional, yang disimpan untuk alternatif penggunaan pada masa yang akan datang
pada industri strategis di dalam negeri. Unsur logam tanah jarang mempunyai sifat
reaktif tinggi terhadap air dan oksigen, bentuk senyawa stabil dalam kondisi oksida,
titik leleh relatif tinggi, serta sebagai bahan penghantar panas yang tinggi (Suprapto,
2008).
Metode yang digunakan yang mana metode solid state metode yang paling
mudah dilakukan karena persiapan alat sederhana dan variable kontrol mudah
medium pelarut, dengan tujuan untuk mengetahui fasa yang terbentuk untuk
mensintesa fasa tunggal dari senyawa Y3Fe5O12 (Angela dan Suminar Pratapa,
2012).
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat fase tunggal, Mengetahui dan
dan mendapatkan hasil dari data yang di dapatkan dari perlakuan hasil XRD.
peran dalam pengembangan teknologi serta aplikasi magnet permanen yang ada di
TINJAUAN PUSTAKA
No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga
Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi
tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di
yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom
Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta
limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya. Sementara itu dengan perubahan
1998 terjadi Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga
a. Tugas Pokok
b. Fungsi
c. Tujuan
pembangunan nasional.
d. Sasaran
untuk kesehatan.
meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek
e. Prinsip
lingkungan hidup.
f. Nilai-Nilai
Kesetiakawanan.
keselamatan, komunikatif.
a. Visi
BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan
b. Misi
masyarakat.
pemangku kepentingan.
BATAN No. 14 Tahun 2013 tanggal 27 Desember 2013, merupakan unit kerja
dibawah Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir (SATN) yang
pengembangan bahan maju berbasis teknologi nuklir, sains bahan industri nuklir,
nuklir dalam berbagai bidang kehidupan manusia di dunia sudah demikian maju
Visi PSTBM mengacu kepada visi organisasi induknya, yaitu BATAN. Visi
pembangunan nasional dan kebijakan litbang nasional yang berada di atasnya yaitu
Iptek 2015- 2019. Visi RPJPN 2005-2025 mengarah pada terwujudnya Indonesia
sebagai negara yang mandiri, maju, adil dan makmur. Sementara itu, RPJMN
2015–2019 menekankan pada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian
yang berbasis SDA lokal, SDM yang berkualitas, dan kemampuan iptek.
terutama di tingkat regional. Oleh karena itu, visi BATAN pada tahun 2015-2019
adalah sebagai berikut yaitu " “BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan
PSTBM sebagai salah satu unit kerja yang ada di bawah kedeputian Sains dan
bahan maju menggunakan iptek nuklir. Dengan keunggulan fasilitas dan SDM
yang dimiliki, maka PSTBM memiliki visi yang mengacu pada visi BATAN, yaitu
diperolehnya beberapa prototipe bahan maju yang unggul dengan teknologi nuklir
khususnya teknologi berkas neutron untuk aplikasi di bidang energi, kesehatan dan
teknologi berkas neutron untuk litbang bahan maju dalam kerangka pengembangan
maju
maju.
neutron;
6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Sains dan
lingkungan
Struktur garnet ditemukan dalam bentuk Y3Fe5O12 yang lazim disebut dengan
Ytrium Iron Garnet. Garnet memiliki struktur yang sangat komplek. Dalam satu
unit sel kubus terdapat 160 atom yang terdiri dari 96 ion O2- bertindak sebagai
anion, 24 ion Y3+ yang bertindak sebagai kation, 24 ion Fe3+ tersusun secara
tetrahedral, dan 16 ion Fe3+ tersusun secara octahedral. Semua ion-ion tersebut
membentuk satu struktur yang hampir mirip dengan spinnel, namun karena Ytrium
memiliki jari-jari atom yang sangat besar, maka mampu mendistorsi kisi
golongan sebagai magnetik keramik yang banyak digunakan dalam hal ini
disebabkan oleh kualitas tinggi. Perkembangan pesat dalam modifikasi YIG
membuat bahan ini dikenal untuk digunakan pada perangkat elektronik seperti
circulators, isolator optik, dan fiting fasa dalam aplikasi komunikasi gelombang
mikro. Garnet pembentukan ini diberikan kondisi seperti cukup sintering suhu yaitu
1450 OC (Ali et al, 2012). Garnet yitrium besi (YIG) memiliki struktur kubik yang
tersusun dari 160 atom dengan rumus umum Y3A2b3O12, di mana ion Y menempati
Jaa dan Jdd kurang penting, dan tidak ada kopling pada sublattice 24c, karena yitrium
adalah tanah jarang nonmagnetik. ada tiga tetrahedral dan dua ukuran oktahedral
per unit rumus, sesuai dengan momen bersih [5 (3-2) 𝜇𝛽] = 5 𝜇𝛽 . Garnet secara
kimia sangat stabil, memiliki suhu curie yang tinggi sekitar 500 sampai 550 K,
resistivitas listrik yang tinggi, dan kerugian dielektrik rendah pada rentang
frekuensi yang luas (Omari et al, 2012). Diyittrium Pentairon (III) Oksida
terhadap Fe kepada nisbah Y. YIG yang diselidiki dan disediakan dari konvensional
oksidasi campuran biasanya menghasilkan beberapa fasa sekunder yang pasti akan
memberi kesan kepada sifat elektrik. Suhu yang digunakan dalam proses
pensinteran untuk mendorong fasa sekunder (YIP dan hematite) untuk sepenuhnya
bertindak balas untuk membentuk satu fasa YIG. Kehadiran fasa sekunder terhadap
oksida dipanaskan pada 1100oC. Fasa kubik dari pembentukan YIG. Walau
bagaimanapun, terdapat fasa sekunder juga seperti YIP atau hematite. Selain itu,
sebagai gelombang mikro penyalun antena. Didapat bahwa, Pada litar antena
sebesar frekuensi operasi yang diukur adalah dalam julat 10-12 GHz untuk semua
sehingga benda yang dilapisi dengan RAM tidak terdeteksi oleh Radio Detection
efek histeresis magnetik, yang dapat diperoleh jika matrik polimer diisi dengan
partikel seperti ferrit. Sampai saat ini material komposit yang terdiri dari besi masih
menjadi pilihan material yang sangat baik digunakan sebagai material penyerap
magnetik pada gelombang mikro. Oleh sebab itu, pada penelitian ini, dilakukan
pemanfaatan mineral berupa batuan besi sebagai material filler pada material
nanopartikel magnetik, seperti Fe2O3 atau Fe3O4. Besi yang teroksidasi mempunyai
menunjukkan sifat khusus dibandingkan dengan logam dalam artian bahwa polimer
(Nasution dan Astuti, 2012). Ferit lunak memiliki karakteristik menarik pada
frekuensi tinggi karena resitivitas listriknya tinggi sehingga sering digunakan
sebabagai induktor dan material inti pada transformer. Ferit keras sering digunakan
sebagai magnet Permanen pada speaker dan motor. Dari sudut pandang bidang yang
diterapkan, ferit lunak digunakan dalam medan magnet bolak-balik. Sifat magnetik
sangat baik pada frekuensi tinggi dibandingkan material magnetik logam sejak ferit
menunjukan resistivitas listrik lebih tinggi dan kehilangan arus eddy yang lebih
kecil. Oleh karena itu, pada pita frekuensi tinggi material ferit banyak digunakan.
Pada ferit lunak terdapat dua formula kimia, yaitu tipe spinel (MeFe2O4) dan tipe
tinggi. Karakteristik yang diinginkan dari ferit adalah temeperatur Curie tinggi,
permeabilitas tinggi, dan stabilitas tinggi, tapi tidak semua karakteristik tersebut
ada pada satu material, sehingga berbagai macam tipe spinel dari ferit digunakan
tergantung tujuannya (Saptari, 2012). Fe2O3 diperoleh dari proses acid regenerator
mempunyai kemurnian relatif cukup tinggi, sekitar 95 wt%. Padat Fe2O3 masih
penelitian ini lebih menekankan pemakaiannya sebagai bahan baku utama untuk
sangat tergantung pada mikrostrukturnya, seperti misalnya ukuran butir (grain size)
dan distribusi grain size. Dalam pembuatan ferrite ditambahkan bahan aditif yang
sebagai filler. Beberapa jenis aditif yang digunakan dalam pembuatan ferrite antara
lain: B2O3, SiO2, Na2O. Magnet yang dibuat termasuk jenis keramik magnet
permanen hexagonal ferrite yang aplikasi cukup luas, seperti untuk speaker,
merupakan mineral terkait yang tergabung dengan timbal dan unsur radioaktif.
Karena sebagai hasil sampingan hasil pengolahan timah maka hanya dijual dengan
mengandung unsur tanah jarang Memiliki nilai penjualan tinggi dan sangat
dibutuhkan di beberapa industri. Unsur dominan dari tanah jarang, mineral yang
pengembangan yang tinggi teknologi. Lantanum (La) telah diterapkan secara luas
sebagai bahan magnetik fungsional. Masih banyak lagi pemanfaatan LTJ yang
La2O3 memiliki band gap terbesar yang langka oksida tanah pada 4,3 eV,
sementara juga memiliki titik terendah energi kisi, dengan konstanta dielektrik yang
sangat tinggi, ε = 27. Selain itu, tumpukan gerbang dengan La2O3 memiliki sifat
permitivitas listrik yang tinggi karena memiliki konfigurasi elektron pada orbital f
rendah yang bisa digunakan bukan ultrathin dielektrik gerbang dioksida silikon di
perangkat CMOS saat ini. La2O3 memiliki sifat semi konduktor dikarenakan
Fasa kristalnya bisa jadi digunakan untuk aplikasi potensial keramik, struktur
et al, 2011).
Salah satu material yang banyak disintesa menjadi berukuran nano adalah
ZnO. Hal ini dikarenakan ZnO memperhatikan sifat optik, akustik dan kelistrikan
optoelektronik dan sensor Zinc Oxide merupakan materi dengan aplikasi pelapisan
konduktivits transparan, ultrviolet (UV), light emitter dan spin elektron yang
merupakan semikonduktor dengan lebar celah energi dan energi ikat pada proses
optik. ZnO dalam bentuk nanopartikel ataupun lapisan tipis dapat dengan mudah
vakum) dan bertemperatur relatif rendah dibandingkan dengan jenis metal oksida
lainnya. ZnO memiliki aplikasi yang banyak digunakan dalam masyarakat sekarang
ini baik dalam bidang kedokteran, farmasi, kosmestik dan perbaikan gigi. Tetapi
banyak hal yang harus lebih diamati dalam ZnO ini selain memiliki keunggulan,
dalam meneliti ZnO ini harus diperhatikan juga bahwa ZnO lebih mudah bereaksi
dengan golongan kimia alkali dimana yang paling sering digunakan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Li, K, dan Na. Berdasarkan hasil foto SEM, lapisan ZnO yang
sangat besar, sehingga terbentuk poros berukuran besar. ZnO yang terbentuk
yang tinggi melebihi 98% pada daerah cahaya tampak (386,12 nm), dengan pita
energi sebesar 3,21 eV, sedangkan pada tahap pre-heating pada suhu 230°C
memiliki tingkat ketransparanan sekitar 98% pada daerah cahaya tampak (386,67
nm), dengan pita energi sebesar 3,20 eV. Pada analisis XRD, terdapat struktur
kristal yang berbentuk heksagonal wurtzite dari endapan yang telah dikeringkan
menjadi bubuk putih halus ZnO. Puncak yang diamati dari pola intensitas yang
= 3,249Ǻ dan c = 5,205Å. Pada analisis sifat optiknya, maka diketahui energi gap
dari bubuk ZnO yang disintesis dari pH 8 sampai 11 adalah 2,86-3,14 eV. Pada pH
9 memiliki nilai energi gap tertinggi yaitu 3,14 eV. ZnO yang dihasilkan melalui
dengan harga reflektansi lapisan silikon pada λ = 600 nm, maka lapisan ZnO ini
memiliki harga yang lebih rendah 30 %. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
lapisan ZnO dapat digunakan sebagai lapisan anti refleksi karena dapat mengurangi
dibandingkan dari bahan kimia yang lain. ZnO bisa dioperasikan dalam lingkungan
yang keras dan bersuhu tinggi, juga efisiensi quantum yang lebih tinggi, resistansi
yang lebih tinggi untuk keadaan radiasi energi tinggi. Tidak seperti oksida logam
putih yang lain, ZnO menunjukkan perubahan warna menjadi kuning pada
pemanasan dan kembali menjadi putih pada saat pendinginan (Theresya, 2013).
2.9.1.Gelombang Elektromagnetik
dipancarkan dan diserap oleh suatu partikel bermuatan. GEM dapat dipancarkan
oleh suatu peralatan elektronik, seperti televisi, radio, alat telekomunikasi, dan oven
dan mengirimkannya dalam bentuk GEM. Belakangan ini, aplikasi teknologi GEM
padat. Hal ini berdampak buruk pada alat elektronik lain yang menggunakan
teknologi yang sama, mulai dari gangguan (noise) hingga error (tidak berfungsinya
suatu alat) (Subiyanto 2011). Gangguan tersebut dapat diatasi dengan adanya suatu
material penyerap GEM yang berfungsi sebagai filter dari banyaknya radiasi GEM
sinyal GEM menjadi topik hangat penelitian saat ini. Pada aplikasi militer, bahan
Bahkan untuk aplikasi yang memiliki ukuran besar seperti pesawat, kapal, atau tank
dibutuhkan bahan penyerap super tipis yang memiliki penyerapan luar biasa
(Subiyanto 2011). Terdapat 2 syarat penting yang harus dimiliki oleh suatu material
agar memiliki kemampuan untuk menyerap GEM. Pertama, material tersebut harus
memiliki karakteristik nilai impedans (impedance) intrinsik yang sama dengan nilai
impedans intrinsik ruang bebas. Kedua, interaksi antara energi elektromagnetik dan
material harus menghasilkan atenuasi (attenuation) yang cepat dari GEM masuk,
rendah (Manaf dan Adi 2014). Bahan yang dapat digunakan sebagai penyerap
GEM, adalah bahan yang memiliki nilai permitivitas dan permeabilitas yang besar
kemampuan suatu bahan saat membentuk medan listrik dalam suatu media,
harganya murah dan tersedia melimpah dalam bentuk sumber daya alam pasir besi.
Bahan ini memiliki stabilitas kimia yang baik dan tahan korosi karena berbasis
oksida. Selain itu, bahan ini memiliki permeabilitas magnetik yang tinggi sehingga
elektromagnetik di udara untuk semua panjang gelombang adalah sama yaitu sama
secara terputus-putus (diskrit), sehingga berupa paket yang harganya tertentu yang
disebut dengan kuanta atau foton. Besar energi kuanta tergantung pada frekuensi
melahirkan sebuah material baru yaitu Radar Absorbing Material (RAM), salah satu
aplikasi material ini yaitu pada bidang militer. Material ini bersifat meredam
pantulan atau menyerap gelombang mikro sehingga benda yang dilapisi dengan
RAM tidak terdeteksi oleh Radio Detection and Ranging (RADAR). Penyerap
gelombang mikro terdiri dari dua komponen, penyerap dielektrik dan penyerap
magnetik untuk itu perlu dikembangkan material yang dapat menyerap dielektrik
2.10.1. Diamagnetik
Diamagnetik adalah salah satu sifat dari semua material. Sifat ini disebabkan
oleh medan magnet luar dan gerakan elektron dalam mengorbit inti. Karena
saat bergerak melewati medan magnet. Contoh kasus mengenai ini adalah ketika
elektron bergerak searah jarum jam dengan sebuah orbit lingkaran yang berpusat
pada origin dan terletak di bidang xy dengan sebuah medan magnet luar yang
diberikan pada arah +x. Untuk ½ orbit (x > 0), gaya Lorenz akan sejajar dengan
sumbu –z, dan untuk setengah yang lain ia akan sejajar dengan sumbu +z. Sebuah
mempresisikan dirinya sepanjang arah medan. Hal ini disebut dengan Larmour
yang berlawanan dengan medan magnet yang diberikan. Pada bahan diamagnetik,
efek ini sangat kecil sehingga hampir dapat diabaikan. Besarnya sekitar 100 kali
lebih kecil dari bahan paramagnetik dan 1.000 kali lebih kecil dari feromagnetik.
Quartz dan air merupakan contoh dari bahan diamagnetik. Sifat diamagnetik tak
berkurang secara drastis jika bahan yang mengandung sifat tersebut dipanaskan
(Sunaryo, 2010).
2.10.2. Paramagnetik
dengan diamagnetik. Hal ini muncul bahwa elektron seolah-olah berputar di sekitar
sumbunya sambil mengorbit inti atom. Hal ini menimbulkan sebuah spin magnetik
sebagai tambahan dari momen orbital magnetiknya. Momen magnetik total pada
elektroniknya. Jika momen magnetik, spin dan orbital pada sebuah atom saling
yang disebut sifat diamagnetik. Jika penghilangannya hanya sebagian, maka atom
paramagnetik. Contoh dari bahan paramagnetik adalah biotite, pyrite, dan siderite
Setiap elektron berperilaku seperti magnet kecil dan dalam medan magnetik
memiliki salah satu dari dua orientasi, yaitu searah atau berlawanan dengan arah
medan, tergantung pada arah spin elektron tersebut. Oleh karena itu, energi
elektron berkurang atau bertambah dan dapat dipaparkan secara mudah dengan
teori pita. Jadi, apabila kita menggap bahwa pita level energi terbelah menjadi dua
mengubah keterikatan dari pita yang satu ke pita lainnya sampai kedua pita
mempunyai level energi fermi sama. Oleh karena itu, jelas bahwa pada keadaan ini
2.10.3. Feromagnetik
paramagnetik. Secara khusus, berhubungan dengan unsur besi, nikel, dan cobalt
dan juga mineral-mineral besi oksida. Karena adanya subkulit 3d yang tidak terisi,
akan overlapping dan terjadilah sebuah interaksi yang kuat. Fenomena ini disebut
dengan exchange couping yang maksudnya adalah selain terarah secara acak,
dengan kumpulan panah-panah dengan panjang yang sama dan sejajar (gambar 5)
material jenis ini memiliki magnetisasi total sebesar nol. Pada beberapa kasus,
sebuah magnetisasi lemah dapat muncul dari cacat kisi dan vacancies atau dari
situasi di mana momen-momen atomiknya sedikit miring. Ada hal penting dimana
sini, kisikisi kristal terdiri dari 2 jenis tempat dengan kation-kation pada keadaan
koordinasi yang berbeda. Peristiwa ini digambarkan dengan 2 tipe panah, yang satu
lebih panjang dari yang lain. Sebagaimana pada bahan antiferomagnetik, 2 setnya
berlawanan tetapi magnetisasi yang kuat dapat secara jelas muncul jika 2 tipenya
2.10.5. Ferrimagnetik
Medium ini juga hampir sama dengan medium ferromagnetik tetapi sebagian
ada yang berbeda arah momen magnetiknya tanpa adanya pengaruh kuat medan
luar, arah momen magnetik paralel dan saling berlawanan, tetapi berbeda dengan
dimana jika medium ini akan dipanaskan sampai pada suhu tertentu maka medium
ini akan berubah menjadi medium paramagnetik. Batasan tersebut dinamakan suhu
curie.
Gambar 2.10.5. a) Feromagnetik, b) Antiferomagnetik, c) Ferimagnetik (Sunaryo
dan wira widyawidura, 2010).
2.10.6. Suseptibilitas Magnetik
Suseptibilitas magnetik, Kita anggap sebuah material yang ingin kita teliti,
ditempatkan pada sebuah medan magnet yang serba sama (H) dan kemudian akan
didapatkan sebuah medan magnet yang serba sama. Suseptibilitas magnetnya (K)
K=M/H
Dalam SI, M dan H satuannya adalah A/m, sehingga K tidak mempunyai satuan.
Dengan kata lain K disebut suseptibillitas volume. Untuk mendapatkan apa yang
disebut dengan suseptibillitas massa, maka K kita bagi dengan massa jenis (p)’
𝜒 = 𝐾 /𝑝
densitas yaitu m3/kg. Sedangkan kerapatan fluks magnetik atau induksi magnetik
(B) menyatakan jumlah garis-garis gaya medan magnet yang melalui satu luasan.
Besaran B ini mempunyai satuan Tesla dan mempunyai hubungan dengan medan
H dan M sbb. :
B = 𝜇 o (H + M) atau = 𝜇 o M (1 + 1/K)
dimana 𝜇 o = permeabilitas ruang hampa = 4.10-7 N/A2. Pada beberapa situasi, kita
lebih baik bila menggunakan istilah momen magnetik pada seluruh benda.
Kemudahan diberikan oleh hasil dari MV, dimana V adalah volume total,
memberikan peningkatan nilai dari xdalam pangkat 108/m3/kg. Air (water) adalah
salah satu yang paling kuat denga 𝜒 = -0,90 x 10-8 m3/kg. Banyak batuan biasa yang
terbentuk dari silika, seperti quartz dan calcite, mempunyai nilai sekitar setengah
K = C/T
Di mana T adalah temperatur absolut dan C adalah konstanta Curie. Pada suhu
ruang, energi termal cenderung mengacaukan penyearahan ribuan kali lebih besar
M.
Suseptibilitas massa x pada bentuk batuan silikat biasa seperti, fayalite atau biotite
widyawidura, 2010).
kekuatan medan magnet luar untuk bahan ferromagnetic dapat dilihat pada Gambar
2.10.6. (1).
dengan easy magnetization dan selanjutnya menjadi menjadi lebih rendah hingga
tercapai nilai maksimum tertentu atau disebut dengan saturasi magnetik. Jika medan
magnet H diturunkan kembali, maka fluks induksi magnet B juga ikut turun, tetapi
lebih pelan dari medan magnet H nya. Dengan kata lain, menurunnya kurva
magnetisasi tidak mengikuti kurva ketika medan magnet dinaikkan pertama kali.
diperlukan medan magnet negative yang disebut dengan coercive force. Jika medan
magnet negative terus dinaikkan, maka material akan termagnetisasi dengan arah
polaritas kearah negative. Ketika medan magnet dinaikkan hingga nol, maka juga
akan didapati residu induksi medan magnet –B yang membutuhkan medan magnet
positif untuk membuat induksi medan magnet menjadi nol kembali. Kurva seperti
ini yang disebut dengan kurva loop histerisis. Berdasarkan koersivitasnya, bahan
magnetik dapat dibedakan menjadi soft magnetic dan hard magnetic. Untuk bahan
yang memiliki koersivitas yang besar (di atas 10 kA/m) disebut hard magnetic,
sedangkan untuk bahan yang memiliki koersivitas kecil (dibawah 1 kA/m) disebut
Metode yang digunakan yang mana metode solid state atau yang dikenal
dengan reaksi keramik, metode yang paling mudah dilakukan karena persiapan alat
sederhana dan variable kontrol mudah Dimana metode ini merupakan metode
mengetahui fasa yang terbentuk untuk mensintesa fasa tunggal. Metode ini
periode yang relatif lama untuk membentuk produk yang juga berupa padatan,
dicampur dan digerus menggunakan mortar dan pistle selama 2,5 jam sampai
keadaannya benar-benar halus dengan ukuran partikelnya lebih kecil serta homogen
yang bertujuan untuk memperluas kontak dari padatan pereaksi. Proses lanjutannya
Pada tahun 1912, Max Von Laue menyatakan bahwa panjang gelombang
sinar-X ternyata bersesuaian dengan jarak antar atom-atom dalam kristal. Dengan
alasan itu dia mengusulkan untuk menggunakan kristal untuk mendifraksikan sinar-
X dengan kisi kristal berlaku sebagai kisi tiga dimensi. Sebuah kristal terdiri dari
yang jatuh pada sebuah kristal akan dihamburkan ke segala arah, tetapi karena
keteraturan letak atom-atom, pada arah tertentu gelombang hambur itu akan
mempunyai jarak tertentu untuk tiap komponen bidangnya. Analisis ini diusulkan
oleh W. L. Bragg pada tahun 1913, yang kemudian bidang-bidang tersebut dinamai
bidang Bragg. Ketika suatu bidang kristal disinari, maka akan terjadi dua
mempunyai fasa yang sama dan kedua intrferensi destruktif: berkas sinar yang
pada Gambar 9.
Gambar 2.12.1. Berkas sinar X konstruktif dan destruktif.
dilihat pada Gambar 2.12.2 diatas. Suatu berkas sinar-X dengan panjang gelombang
λ jatuh pada kristal dengan sudut θ terhadap permukaan bidang Bragg yang jarak
diantaranya d. Berkas sinar mengenai atom Z pada bidang pertama dan atom B pada
tersebut pada arah rambang. Interferensi konstruktif hanya terjadi antara sinar yang
terhambur sejajar dengan beda jarak jalannya tepat λ, 2 λ, 3 λ dan seterusnya. Jadi
beda jarak jalan harus n λ, dengan n sebagai bilangan bulat. Maka syarat Bragg
untuk berkas hamburan konstruktif adalah Sudut jatuh dan sudut hambur kedua
harus menempuh 2d sin θ lebih jauh dari sinar I, bilangan bulat n menyatakan orde
METODE PENELITIAN
3.2.1. Alat
timbang, High Energy Milling (HEM), Oven, Furnace, Mesin press, Ball-mill,
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya serbuk Fe2O3 (Iron
La2O3 (Lanthanum Oxide) dengan kemurnian >99% yang didatangkan dari cina.
>99%. Serbuk Y2O3 (Yittrium Oxide) diproduksi oleh Merck dengan kemurnian
3.3.1.1.Perhitungan Stoikiometri
Dalam peneltian ini dilakukan 4 variasi yang mana variasi diantaranya 0.1,
variasi 0.3, variasi 0.5 dan variasi 1. Pada setiap sampel digunakan massa sebesar
15 gram. Pada variasi pertama dengan variasi 0.1 digunakan Y2O3 dengan massa
berat 6,6020 gram, Fe2O3 sebesar 7,8892 gram, La2O3 sebesar 0,3284 gram, dan
ZnO sebesar 0,1640 gram. Pada variasi kedua dengan variasi 0,3 digunakan Y2O3
dengan massa berat 6,5852 gram, Fe2O3 serbesar 7,5479 gram, La2O3 sebesar
0,3284 gram, dan ZnO sebesar 0,49095 gram. Pada variasi ketiga dengan variasi
0,5 digunakan Y2O3 dengan massa berat 6,5684 gram, Fe2O3 sebesar 7,2083 gram,
La2O3 sebesar 0,3268 gram, dan ZnO sebesar 0,81617 gram.. Pada variasi keempat
dengan variasi 1 digunakan Y2O3 dengan massa berat 6 ,5269 gram, Fe2O3 sebesar
6,3668 gram, La2O3 sebesar 0,3247 gram, dan ZnO sebesar 1,6220 gram.
3.3.1.2.Penimbangan
membuka pintu timbangan kiri dan kanan. Masukkan filter paper kedalam
timbangan. Masukkan bahan kimia yang digunakan dan lihat hasil angka
Pada proses pencampuran bahan untuk sampel garnet seluruh bahan yang
40 mL dan diaduk sampai semua bahan tercampur hingga tidak ada gumpalan.
3.3.1.4.Proses Milling
dicampur dan diharapkan saat analisis data mendapatkan fasa tunggal. Proses
milling itu sendiri dilakukan selama 5 jam dimana proses milling dilakukan setiap
1 jam dengan istirahat alat selama ½ jam yang bertujan untuk mendinginkan alat
3.3.1.5. Pengovenan
Bahan yang telah kering selanjutnya digerus sampai halus dan diambil 8
gram Lalu dipelet sehingga berbentuk seperti koin yang berdiameter ± 6 mm. Dan
Proses pengepresan bertujuan untuk menyatukan sampel agar sifat magnetntya
lebih kuat.
Gambar 3.3.1.6. Hasil Sampel yang telah dipelet dan Seperangkat Mesin Press.
Pada proses furnace dilakukan agar tiap butiran atom pada sampel saling
berinteraksi dengan atom yang lain sehingga dengan adanya tumbukan antar atom
tersebut diharapkan bahan menyatu, partikel lebih kecil sehingga saat proses
sintering mempermudah difusi dan membentuk fasa baru yang memiliki sifat
3.3.1.8.Proses Pengerusan