PENDAHULUAN
I.1 TUJUAN
II.1.2 Stratigrafi
Berdasarkan peta geologi Kendari (Simandjuntak, dkk.,1993) dan
formasi batuan penyusun lembar Lasusua-Kendari (Rusmana, dkk., 1993) maka
pada daerah penelitian berada pada forrmasi Alluvium (Qa).
Alluvium (Qa) merupakan Satuan yang tersusun oleh jenis batuan kerikil,
kerakal, pasir, lempung dan lumpur. Satuan ini berasal dari endapan sungai,
rawa dan pantai sebagai endapan permukaan (Gambar 1). Sebarannya terdapat
di daerah dataran sekitar muara sungai besar dan pantai. Umur satuan aluvium
ini diperkirakan Holosen.
Gambar 2. Korelasi Satuan Peta Geologi Regional Lembar Lasusua-Kendari,
Sulawesi.
dengan,
𝜌 = 𝐼 ⁄𝜎 (4)
untuk arus listrik menyebar (simetri bola) yang menembus permukaan bola
berongga yang luasnya A, tebal dr, dan beda potensial dV antara bagian luar dan
dalam adalah (Telfrod, dkk., 1990) :
𝐴 𝑑𝑉
𝐼=− (5)
𝜌 𝑑𝑟
2. Resistivitas Semu
Berdasarkan Sunaryo, dkk., (2003) resistivitas semu (ρa) pada pengukuran
resistivitas secara umum adalah dengan cara menginjeksikan arus kedalam tanah
melalui 2 elektroda arus (C1 dan C2). Dan mengukur hasil beda potensial yang
ditimbulkannya pada 2 elektroda potensial (P1 dan P2). Dari data harga arus (I)
dan beda potensial (V), dapat dihitung nilai resistivitas semu (ρa) sebagai berikut:
𝑉
𝜌𝑎 = 𝐾 𝐼 (7)
atau :
∆𝑉
𝜌𝑎 = 𝐾 (9)
𝐼
2𝜋
𝐾= 1 1 1 1 (10)
[( − )−( − )]
𝑟1 𝑟2 𝑟3 𝑟4
Dengan,
K = Faktor geometri yang nilainya tergantung dari susunan konfigurasi elektroda
yang digunakan
𝜌𝑎 = Resistivitas semu (Ωm)
VMN = Beda potensial antara elektroda M dan N (V)
I = Kuat arus (mA)
3. Konfigurasi Schlumberger
Dalam kuliah lapangan ini digunakan konfigurasi Schlumberger dalam
pengukuran di lapangan. Konfigurasi Schlumberger pertama kali diperkenalkan
oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912, dan banyak digunakan di Eropa.
Konfigurasi ini juga dapat digunakan untuk resistivitas mapping dan resistivitas
sounding.
Gambar 4. Dua pasang elektroda arus dan potensial pada permukaan medium
homogen isotropis dengan tahanan jenis ρ (Bahri, 2005)
Ada dua cara untuk mengolah data sounding, yaitu dengan teknik curve
matching dan teknik inversi (menggunakan program komputer).
a. Curve Matching
Pada dasarnya tahanan jenis semu untuk struktur berlapis (tahanan jenis
dan ketebalan perlapisan diketahui) dapat dihitung secara teoritis (penyelesaian
problem maju) dengan cara menyelesaikan persamaan Laplace untuk potensial
listrik dalam koordinat silinder dan pertimbangan syarat-syarat batas. Karena
penyelesaian sukar dan panjang dengan melibatkan fungsi Bessel dan syarat–
syarat batas maka interpretasi dapat dilakukan dengan teknik Curve Matching.
Teknik Curve Matching adalah mencocokkan kurva tahanan jenis semu hasil
pengukuran lapangan dengan kurva tahanan jenis semu yang dihitung secara
teoritis. Struktur berlapis mempunyai tahanan jenis dan ketebalan lapisan yang
sangat banyak variasinya, sehingga kita perlu kurva tahanan jenis semu teoritis
(standar atau baku).
b. Inversi / Forward Modelling
Teknik ini menggunakan komputer untuk mencari kurva tahanan
jenissemu yang nantinya akan diketahui urutan lapisan. Hal–hal yang
harusdiketahui interpreter adalah (Sharma, 1997) :
1. Keakuratan nilai perhitungan tahanan jenis ditunjukkan dengan adanya
pengindikasi kesalahan.
2. Terampil menerka (dengan berdasar pada konsep geologi) parameter
tiaplapisan, untuk dijadikan sebagai masukan awal.
3. Kurva tahanan jenis semu hasil masukan dari poin 2, dihitung atau diolah
dengan menggunakan program perhitungan maju (forward calculation
program).
4. Dilakukan minimalisasi kesalahan dari parameter tiap lapisan, hingga
didapatkan kurva teoritis yang sama atau mendekati kurva lapangan.
2. Penyiapan alat.
Peralatan utama yang dipakai dalam pengambilan data adalah
Resistivitymeter single chanel. Berikut tahapan penyiapan alat di lapangan:
1) Merangkai serta menyusun alat sesuai dengan prosedur yang benar.
2) Menentukan jarak titik elektroda potensial MN dan arus AB menggunakan
roll meter.
3) Menancapkan elektroda potensial MN dan elektroda arus AB pada jarak yang
sudah ditentukan menggunakan palu.
4) Menghubungkan Aki (Power Supply), Resistivitymeter single chanel dan
eletroda-elektroda menggunakan kabel penghubung.
5) Mengaktifkan power pada resistivitymeter
3. Pengambilan Data
Proses akuisisi data di lapangan dilakukan dengan menggunakan
konfigurasi Schlumberger. Pada lokasi pengukuran, jumlah lintasan sebanyak 2
lintasan pengukuran. Untuk masing-masing lintasan, panjang lintasannya yaitu
500 m.
IV.1 HASIL
V.1 KESIMPULAN
Adapun saran yang bisa saya berikan dari pelaksanaan kuliah lapangan
metode geolistrik 1D adalah sebaiknya disediakan alat resistivity meter yang
berfungsi baik agar bisa menghasilkan nilai pengukuran yang sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Allred, K. D., & Smith, T. W, 1989. The hardy personality: cognitve and
physiological responses to evaluative threat.Journal of Personality
andSocial Psychology, Vol. 56, No.2 , 257-266.
Ayu Margaworo P 2009, Identifikasi batuan dasar didesa kroyo, karang malang
kabupaten sragen menggunakan metode Geolistrik konfigurasi
Dipole-dipole. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Bahri, 2005, Hand Out Mata Kuliah Geofisika Lingkungan dengan Topik Metoda
Geolistrik Resistivitas, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, ITS, Surabaya.
Damtoro, Juswanto.2007.Geologi dan Geolistrik. Jurusan Teknik Pertambangan,
Institut Teknologi Bandung.
Halik, G., dan Widodo, J., 2008, Pendugaan Potensi Air Tanah dengan Metode
Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto
Universitas Jember, Media Teknik Sipil, Universitas Jember
Juandi, 2008, Analisis Air Bawah Tanah Dengan Metode Geolistrik. Fmipa
Universitas Riau.
Loke, M.H., 2000, Electrical Imaging Surveys For Environmental and
Engineering Studies, A practical guide to 2-D and 3-D surveys,
http://www.geo.mtu.edu/~ctyoung/LOKENOTE.PDFNigeria,Departem
ent of Earth Sciences, Olabisi Onabanjo Univesity, Ogun State
Milsom, J. 2003. Field Geophysics, The Geological Field Guide Series. England :
Sussex PO19 8SQ.
Reynolds, J.M, 1997, An Introduction to Applied and Environmental Geophysics,
New York.
Rolia, Eva. 2015. Analisis Potensi Air Tanah di Kelurahan Imopuro Metro
dengan Menggunakan Perhitungan Metode Resty. Universitas
Muhammadiyah Metro. Lampung.
Rusmana,E.,Sukido,D.,Haryono,Simandjuntak,T.O.,1993,Geologi Lembar
lasusua Kendari, Sulawesi, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi,Bandung.
Salam, Nur, 2018.Pemodelan 2d lapisan tanah dengan metode resistivitas pada
eks. Lahan rumah sakit umum daerah provinsi sulawesi
tenggara,Kendari : Universitas Halu Oleo.
Said Ahmad, 2016.Identifikasi Litologi Bawah Permukaan Menggunakan Metode
Geolistrik Dipole-Dipole Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
Yogyakarta : Univeritas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Sharma, Subhash (1996), Applied Multivariate Techniques, John Wiley & Sons,
Inc, New York.
Simanjuntak, T.O., Surono, dan Sukido, 1993, Peta Geologi Lembar Kolaka,
Sulawesi, skala 1: 250.000. Pusat Peneltian dan Pengembangan
Geologi.
Surono, 2013, Geologi Lengan Tenggara Sulawesi, Pusat Badan Geologi,
Bandung.
Telford, W.M., Geldart, L.P. dan Sheriff, R.E.,1990, Applied Geophysics,
Second Edition, Cambridge University Press, New York.
LAMPIRAN
- Prosesing Data
AB/2 MN/2
K Arus (mA) Potensial rho (ohm.m)
(m) (m)
2 0.5 11.781 136 980 84.8925
3 0.5 27.488 151 628 114.3209536
4 0.5 49.479 197 569 142.9114264
5 0.5 77.752 145 353 189.2859034
5 1 37.698 146 754 194.6869315
6 1 54.976 145 604 229.0034759
8 1 98.957 202 574 281.1946436
10 1 155.504 133 234 273.5935038
10 2 75.396 133 481 272.6727519
12 2 109.953 132 340 283.2122727
15 2 173.568 129 248 333.6811163
18 2 251.32 65 96.5 373.1135385
20 2 311.009 101 16.8 51.7321901
20 4 150.792 104 209 303.0339231
25 4 239.147 52 143.8 661.3334346
30 4 347.136 107 153.3 497.3453159
40 4 622.017 107 104.5 607.4838925
50 4 975.436 21 60.4 2805.539733
50 10 376.98 23 111.6 1829.172522
60 10 549.763 44 71.4 892.1154136
80 10 989.573 42 50.8 1196.912105
100 10 1555.043 30 44 2280.729733
100 20 753.96 30 147.7 3711.9964
120 20 1099.525 11 115.1 11505.02977
150 20 1735.679 18 88.9 8572.325728
180 20 2513.2 29 90.4 7834.251034
200 20 3110.085 63 84.6 4176.399857
200 40 1507.92 95 12.5 198.4105263
250 40 2391.467 26 9.8 901.3991
Lintasan 2
AB/2 MN/2
K Arus (mA) Potensial rho (ohm.m)
(m) (m)
2 0.5 11.781 50 1297 305.59914
3 0.5 27.488 59 950 442.6033898
4 0.5 49.479 50 564 558.12312
5 0.5 77.752 46 389 657.5114783
5 1 37.698 46 774 634.3098261
6 1 54.976 34 487 787.4503529
8 1 98.957 48 418 861.7505417
10 1 155.504 36 175.5 758.082
10 2 75.396 36 276 578.036
12 2 109.953 34 160.9 520.3364029
15 2 173.568 30 76.7 443.75552
18 2 251.32 36 34 237.3577778
20 2 311.009 30 7.5 77.75225
20 4 150.792 30 53.7 269.91768
25 4 239.147 21 21.7 247.1185667
30 4 347.136 22 14.4 227.2162909
40 4 622.017 14 0.8 35.54382857
50 4 975.436 22 0.7 31.0366
50 10 376.98 22 27.3 467.7979091
60 10 549.763 22 14.7 367.3416409
80 10 989.573 17 10.2 593.7438
100 10 1555.043 62 1.3 32.60574032
100 20 753.96 62 44.8 544.7969032
120 20 1099.525 157 38.7 271.0294108
150 20 1735.679 64 33 894.9594844
180 20 2513.2 99 31.2 792.0387879
200 20 3110.085 59 29.5 1555.0425
200 40 1507.92 60 30.8 774.0656
250 40 2391.467 63 28.2 1070.466181
- Peralatan Geolistrik 1D