Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

OLEH
KELOMPOK II

CRISTOPER PRAYOGI, S. Kep


INDAH LESTARI, S. Kep
JUSWANTRI, S. Kep
NOVA SRI ANDA YANI, S. Kep
YULIKA AMELIA, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN KEJANG DEMAM PADA ANAK
DI RUNG MERAK ANAK INFEKSI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Topik : Kejang Demam


Sub Topik : Kejang Demam Pada Anak
Hari/Tanggal : Sabtu , 03 november 2018
Waktu / Jam : 10.00 WIB s.d selesai
Tempat : Di Ruang Merak Anak Infeksi RSUD Arifin Achmad
Peserta : orang tua anak

A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh
karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih
bila anaknya mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai
pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak
adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan.
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan
sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita
kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada
perempuan. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral
yang lebih cepat dibandingkan laki-laki. (ME. Sumijati, 2000;72-73)
Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./SMF Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang
demam. Pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak
didapatkan angka kematian (0 %). Pada tahun 2000 ditemukan pasien kejang demam 132
orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Dari data di atas menunjukkan adanya
peningkatan insiden kejadian sebesar 37%.
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan
sel-sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya cacat baik secara
fisik, mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan
segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk
menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering.
Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi
keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan
penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh
secara bio-psiko-sosial-spiritual. Prioritas asuhan keperawatan pada kejang demam
adalah : Mencegah/mengendalikan aktivitas kejang, melindungi pasien dari trauma,
mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri yang positif, memberikan
informasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan
penanganannya.

B. Sasaran
Seluruh orang tua anak di ruang merak anak infeksi RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru

C. Tujuan Instruksi Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang penanganan kejang pada
anak, peserta penyuluhan diharapkan bisa mengerti, memahami dan melaksanakan hidup
sehat melalui pendekatan komunikasi, informasi, dan edukasi, sehingga kejang berulang
dan kematian karena kejang pada anak dapat dicegah.

D. Tujuan Instruksi Khusus


Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kegiatan pendidikan
kesehatan diharapkan masyarakat dapat menjelaskan kembali :
1.Menjelaskan pengertian kejang.
2. Menjelaskan penyebab kejang.
3. Tanda dan gejala kejang demam.
4. Menjelaskan pencegahan kejang.
5. Menjelaskan tatalaksana kejang.
6. Mendemonstrasikan cara memberikan penanganan kejang demam.
7. Menjelaskan apa itu tepid water sponge dan manfaatnya
8. Menjelaskan tata laksana dan demonstrasi cara melakukan tepid water sponge
51
E. Metode
Ceramah dan tanya jawab

F. Lokasi dan Waktu Penyuluhan


1. Hari/Tanggal : Sabtu, 03 November 2018
2. Pukul : 10.00 wib s.d selesai
3. Tempat : Ruag merak anak infeksi RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru
G. SETTING TEMPAT

KETERANGAN:

: Leader : Fasilitator

: Moderator : Observer

: Peserta

52
H. Pengorganisasian
a) Leader : Cristoper Prayogi , S. Kep
b) Co-Leader : Yulika Amelia, S. Kep
c) Observer : Indah Lestari, S. Kep
d) Fasilitator : Nova Sri Handayani, S. Kep
e) Fasilitator : Juswantri, S.Kep

J. Kegiatan Peyuluhan

No Tahapan Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta


waktu
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu 30 menit memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 3. Menyetujui
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Kegiatan Inti Menjelaskan dan menguraikan 1. Mendengarkan dan
( 20 menit ) tentang : memperhatikan

1. Pengertian Kejang demam


2. Penyebab kejang demam 2. Mendengarkan dan
3. Tanda Dan Gejala kejang demam memperhatikan
4. Pencegahan kejang demam 3. Mendengarkan dan
5. Pentalaksanaan kejang demam memperhatikan
6. Medemonstrasikan cara
melakukan penanganan kejang 4. Mendengarkan dan
demam pada anak memperhatikan
7. Apa itu repid water sponge dan 5. Mendengarkan dan
manfaarnya memperhatikan
8. Penatalaksanaan repid water
sponge
6. Mendengarkan dan
9. Memberi kesempata peserta
memperhatikan
untuk bertanya Menjawab
pertanyaan peserta
3 Penutup 1. Mengajukan 3 pertanyaan tentang 1. Menjawab

53
5 menit materi pembelajaran.
2. Kesimpulan dari pembelajaran
3. Salam penutup
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menjawab salam

54
MATERI IMUNISASI MEASLES RUBELLA

A. Pengertian Kejang Demam

Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat

dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan

(Betz & Sowden,2002). Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada

kenaikan suhu tubuh (rectal 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

(FKUI). Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan

kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya cacat

baik secara fisik, mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

anak.
Fase dari aktifitas kejang adalah fase prodromal, aura, iktal, dan posiktal. Fase

prodromal meliputi perubahan alam perasaan atau tingkah laku yang mungkin

mengawali kejang beberapa jam / beberapa hari. Fase aura adalah awal dari munculnya

aktifitas kejang dan mungkin berupa gangguan penglihatan, pendengaran atau fase raba.

Fase iktal merupakan fase dari aktifitas kejang, yang biasanya terjadi gangguan

muskuloskeletal. Fase optiakal adalah periode waktu dari kekacauan mental

/somnolen/peka rangsang yang terjadi setelah kejang tersebut.


Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :

1. Kejang demam komplek

Diagnosisnya :

a. Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun

b. Kejang berlangsung lebih dari 15 menit

c. Kejang bersifat fokal/multipel

d. Didapatkan kelainan neurologis

e. EEG abnormal

f. Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahun

g. Temperatur kurang dari 39ºC

55
2. Kejang demam sederhana

Diagnosisnya :

a. Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun

b. Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkat

c. Kejang bersifat umum (tonik/klonik)

d. Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang

e. Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahun

f. Temperatur lebih dari 39ºC.

3. Kejang demam berulang

Diagnosisnya :

a. Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam

B. Penyebab Kejang Demam

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:

1. Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama

2. Riwayat kejang demam dalam keluarga

3. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif

normal

4. Riwayat demam yang sering

5. Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut,
exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987;

Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti

tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan

campak (morbili) dapat menyebabkan kejang demam.

6. Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)


7. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.

8. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit


9. Gabungan dari faktor-faktor diatas

56
C. Tanda Dan Gejala

1.Gerakan tangan, kaki dan muka yang menyentak-nyentak atau kaku

2. Bola mata berputar ke arah belakang kepala

3. Pernafasan bermasalah

4. Hilang kesadaran

5. Mengompol

6. Muntah

7. Suhu badan meningkat - biasanya lebih dari 38.5ºC

D.Pencegahan Kejang Demam

Kebanyakan, kejang demam terjadi dihari pertama anak sakit. Seringkali kejang

demam muncul sebelum orangtua menyadari bahwa anaknya sedang sakit.

Namun, jika anda melihat akan adanya gejala kejnag demam pada anak, sebaiknya

berikan parasetamol begitu anak anda demam sehingga resiko kejang akan berkurang.

Demam juga dapat dikurangi dengan cara memperbanyak asupan cairan dan tidak

memakai pakaian yang terlalu tebal dimalam hari. Jangan memberikan aspirin yang

dapat menyebabkan Reye’s SyndromeObat-obatan (dengan resep dokter)yang dapat

mengurangi resiko kejang, yaitu Phenobarbital, valproic acid (depakene) dan

divalproex sodium (depekote), rectal diazepam (valium, diastat). Tetapi obat-obatan ini

memiliki kelemahan karena adanya resiko efek samping yang serius pada anak. Untuk

itu, obat-obatan tersebut jarang diberikan kepeda pasien karena sebagian besar kejang

demam tidak berbahaya dan banyak anak yang tetap tumbuh sehat walau mengalami
kejang demam ini.

E.Tatalaksana Kejang Demam

1. Jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk mencegah luka.

2. Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras
atau tajam

3. Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat
mengalir keluar darimulut

57
4. Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya

sendiri.

5. Hubungi dokter anak anda

6. Tenang, ini merupakan prinsip utama dalam menangani kasus – kasus kegawatan.

7. Jangan memegang anak untuk melawan kejang

F. Defenisi Tepid Water Sponge


Tepid Water Sponge adalah kompres sseka menggunakan air hangat bertujuan untuk
menurunkan subuh tubuh, memberi kenyamanan, mencegah terjadinya kejang demam

G. Penatalaksanaan Tepid Water Sponge


1. Ukur suhu tubuh anak
2. Tuang air panas kedalam baskom berisi air hingga suhu air mencapai 40-46 oc (diukur
dengan menggunakan termometer air)
3. Pasang perlak dibawah tubuh anak
4. pasang selimut mandi
5. lepaskan pakaian anak
6. celupkan waslap kedalam baskom dan usapkan ke seluruh tubuh anak. Ulangi
tindakan tersebut beberapa kali setelah anak pasien kering
7. kaji perubahan suhu setiap 15-20 menit sekali
8. hentikan prosedur jika suhu tubuh mendekati normal
9. keringkan tubuh anak dengan handuk
10. kenakan kembali baju anak

58

Anda mungkin juga menyukai