Apakah anda pernah berpikir menjadi seorang penulis hanya karena membaca
buku atau apapun yang berbau cerita menyangkut sastra? Bagi saya sendiri tidak,
karena menurut saya seorang penulis memang sudah dianugerahi bakat oleh Tuhan.
Tapi bagi bapak Yusi Avianom Afrianom penulis itu bukan hanya karena bakat
yang kita miliki tetapi dari kemauan kita membaca. Semua berasal dari membaca.
Bapak Yusi memang seorang yang selain berbakat, juga membujuk kita secara
lembut para generasi muda untuk meningkatkan cara membaca kita.
Kebangsaan: Indonesia
Saat kecil almarhum ayah dan ibunya yang memberikannya buku komik,
berlangganan koran dan majalah. Sekalipun beliau belum paham tentang sastra dan
tulisan, beliau sudah tahu bahwa ada dunia yang menarik disana. Dan ditambah
juga saat beliau belajar di SMP 3 Semarang yang memiliki klub baca serta
perpustakaan yang yang banyak mendukung wawasan beliau menjadi semakin
luas.Buku fiksinya yang telah terbit antara lain Rumah Kopi Singa Tertawa (2011)
dan Grave Sin No. 14 and Other Stories (2015, terbit dalam tiga bahasa: Indonesia,
Inggris, dan Jerman).
Yusi baru saja diangkat menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta. Yusi
Avianto sudah menunjukkan bakat menulisnya sejak SMP. Beliau juga aktif
menyunting dan menerjemahkan karya-karya penulis asing ke dalam bahasa
Indonesia. Pada bulan Maret 2016, Yusi menerbitkan novel perdananya berjudul
Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Novel ini mendapat sambutan yang
cukup luas dari kalangan pembaca, khususnya generasi muda, karena dinilai
memiliki banyak kebaruan dalam unsur tema maupun gaya bercerita.