Anda di halaman 1dari 7

ASPEK ETIK DAN MEDIKOLEGAL DALAM

KEPERAWATAN PALIATIF

Diajukan Sebagai Tugas


Mata Kuliah Keperawatan Paliatif

Disusun oleh :

FARIDA ADI RAHAYU


NIM : G2A218107

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARAN
2018
ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF

A. Pengertian

Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif dan menyeluruh, dengan
pendekatan multidisiplin yang terintregrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada
keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, sebelum meninggal sudah siap secara
psikologis dan spiritual. Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem
nilai, standar perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar
dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kejahatan, apa
yang dikehendaki dan apa yang ditolak. Etika Keperawatan adalah Kesepakatan / peraturan
tentang penerapan nilai moral dan keputusan keputusan yang ditetapkan untuk profesi
keperawatan (Wikipedia,2008).

B. Dasar hukum keperawatan paliatif

Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi :

1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif (Kep. Menkes NOMOR :


812/Menkes/SK/VII/2007 )

a) Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif. Pasien harus


memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif.
b) Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif. Keputusan dilakukan atau tidak
dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang kompeten atau oleh
Tim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini sebaiknya telah di
informasikan pada saat pasien memasuki atau memulai perawatan paliatif.
c) Perawatan pasien paliatif di ICU Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU
mengikuti ketentuan umum yang berlaku.
d) Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. Tindakan yang
bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan
pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien tindakan tindakan
tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang terlatih.
2. Medikolegal Euthanasia

Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang


hidup seseorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup
atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien
sendiri.

C. Kajian etik tentang perawatan palatif

1. Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif Perawatan paliatif terkait dengan seluruh bidang
perawatan mulai dari medis, perawatan, psikologis sosial, budaya dan spiritual, sehingga
secara praktis, prinsip dasar perawatan paliatif dapat dipersamakan dengan prinsip pada
praktek medis yang baik. Prinsip dasar perawatan paliatif. (Rasjidi, 2010)

a) Sikap peduli terhadap pasien Termasuk sensifitas dan empati. Perlu dipertmbangkan
segala aspek dari penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan. Pendekatan
yang dilakukan tidak boleh bersifat menghakimi .Faktor karakteristik, kepandaian,
suku, agama, atau faktor induvidal lainnya tidak boleh mempengaruhi perawatan.

b) Menganggap pasien sebagai seorang individu. Setiap pasien adalah unik. Meskipun
memiliki penyakit ataupun gejala-gejala yang sama, namun tidak ada satu pasienpun
yang sama persis dengan pasien lainnya. Keunikan inilah yang harus inilah yang harus
dipertimbangkan dalam merencanakan perawatan paliatif untuk tiap individu.

c) Pertimbangan kebudayaan Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa
jadi mempengaruhi penderitaan pasien. Perbedaan ini harus diperhatikan dalam
perencanaan perawatan .
d) Persetujuan Persetujuan dari pasien adalah mutlakdiperlukan sebelum perawatan
dimulai atau diakhiri. Pasien yang telah diberi informasi dan setuju dengan perawatan
yang akan diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan.
e) Memilih tempat dilakukannya perawatan Untuk menentukan tempat perawatan, baik
pasien dan keluarganya harus ikut serta dalam diskusi ini. Pasien dengan penyakit
terminal sebisa mungkin diberi perawatan di rumah.
f) Komunikasi Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan keluarga
adalah hal yang sangat penting dan mendasar dalam pelaksanaan perawatan paliatif.
g) Aspek klinis : perawatan yang sesuai

Semua perawatan paliatif harus sesuai dengan stadium dan prognosis dari penyakit
yang diderita pasien .hal ini penting karena karena pemberian parawatan yang tidak
sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan menambah penderitaan pasien.
Pemberian perawatan yang berlebihan beresiko untuk memberikan harapan palsu
kepada pasien. Hal ini berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas
kemudian. Perawatan yang diberikan hanya karena dokter merasa harus melakukan
sesuatu meskipun itu sia sia adalah tidak etis.

h) Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi perawtan


palitif memberikan perawtan yang bersifat holistik dan intergratif sehingga
dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup pasien serta
koordinasi yang baik dari masing masing anggota tim tersebut untuk memberikan
hasil yang maksimal kepada pasien dan keluarga.

i) Kualitas perawatan yang ebaik mungkin Perawatan medis secara konsisten,


terkoordinasi dan berkelanjutan. Perawatan medis yang konsisten akan mengurangi
kemungkinan terjadinya perubahan kondisi yang tidak terduga, dimana hal ini akan
sangat mengganggu baik pasien maupun keluarga.

j) Perawatan yang berkelanjutan. Pemberian perawatan simtomatis dan suportif dari awal
hingga akhir merupakan dasar tujuan dari parawatan paliatif. Masalah yang sering
terjadi adalah pasien dipindahkan dari satu tempat ketempat lain sehingga sulit untuk
mempertahankan komunitas perawatan .

k) Mencegah terjadinya kegawatan Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan


teliti untuk mencegah terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi
dalam perjalanan penyakit. Pasien dan keluarga harus diberitahukan sebelumnya
mengenai masalah yang sering terjadi dan membentuk rencana untuk meminimalisasi
stress fisik dan emosional.

l) Bantuan kepada sang perawat Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering kali
rentan terhadap stress fisik dan emosianal terutama apabila pasien dirawat di rumah
sehingga perlu diberikan perhatian khusus kepada mereka, mengingat keberhasilan
dari perawatan paliatif tergantung dari pemberi perawatan.
m) Pemeriksaan ulang Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien secara
terus menerus mengingat pasien dengan penyakit lanjut karena kondisinya akan
cenderung dari waktu ke waktu.

2. Prinsip –prisip Etik

a) Autonomy (otonomi) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu


mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional.
b) Non maleficienci (tidak merugikan ) Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahaya/
cedera fisik dan psikologis pada klien. Prinsip tidak merugikan, bahwa kita
berkewajiban jika melakukan suatu tindakan agar jangan sampai merugikan orang lain.
c) Veracity ( kejujuran ) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran .Nilai ini
diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap pasien dan untuk menyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
d) Beneficienec ( berbuat baik ) Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang
baik. Kebaikan memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang
dalam situsi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
e) Justice ( keadilan ) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip–prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum,standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
f) Kerahasiaaan ( Confidentiality ) Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa
informasi tentang pasien harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan pasien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tak ada
satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali diijinkan oleh pasien
dengan bukti pesetujuannya.
g) Akuntabilitas (accountability). Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti
bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai
orang lain. Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang man tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan pasien dan keuarganya dalam menghadapi masalah masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan
meringankan penderitaan melalui identifikasi awal serta terapi dan masalah lain, fisik,
psikososial dan spirittual. Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku
yang dapat dipertanggungjawabkan di dalam etik terdapat nilai nilai moral yang
merupakan dasar dari perilaku manusia (niat). Yang terpenting adalah rambu-rambu
etika, moral maupun hukum yang tegas tentang euthanasia, agar terdapat kejelasan.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengikuti
proses pembelajaran dan dapat meningkatkan pelayanan perawatan pasien paliatif baik
di instansi rumah sakit maupun di pelayanan lanjutan atau home care,serta menerapkan
prinsip etik perawatan paliatif berdasarkan hukum perawatan paliatif.
DAFTAR PUSTAKA

Achadiat. Chritiono M, 2007, Dinamika Etika & Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman,
ECG, Jakarta
Asshiddiqie. Jimly, 2005, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Ketua Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia dan Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.
Guwandi, 2000, Bioethics & Biolaw, Faultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Komalawati. D. Veronica, 1989, Hukum dan Etika dalam Praktek Dokter, Pustaka Harapan,
Jakarta
Kozier, 2000, Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison
Wesley.
Mendri. Ni Ketut, 2009, Hubungan Pemberian Informasi Tindakan Invasif Oleh Perawat
Dengan Pemahaman Hak Pasien Rawat Inap Di IRNA I RSUP Dr. Sardjito, Tesis Tidak
Dipublikasikan. Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Perry & Potter, 1997, Fundamental Keperawaran, Buku Ajar Konsep, Proses dan Praktik, (
Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk) Ed. 4, EGC, Jakarta.
Rasjidi. Imam, 2010, Perawatan Paliatif Suportif & Bebas Nyeri Pada Kanker, CV Sagung
Seto, Jakarta Sutarno, Eutanasia Yang Tidak Disadari Di Rumah Sakit, disampaikan
dalamKongres Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia di Yogyakarta 10 Juni 2012
Tejawinata.
Sunaryadi, 2008, Perawatan Paliatif adalah Hak Asasi Setiap Manusia, disampiakan pada
seminar peringatan hari paliatif sedunia 26 Oktober 2008, Surabaya. (Kepala Pusat
Pengembangan Paliatif & Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo periode 1992-2006)
WHO. 2009. WHO Definition of Palliative Care. http://www.WHO.Int/ can cerlpallia
tiveldefinitionlenl. Diakses tanggal 4 Mei 2011.

Anda mungkin juga menyukai