Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Handling merupakan cara penanganan atau memegang hewan sebelum diperiksa dengan
cara menghalangi gerak aksi dari hewan secara fisik. Sedangkan restrain merupakan cara
penanganan hewan sebelum diperiksa dengan cara menghalangi gerak aksi dari hewan
menggunakan bahan-bahan kimiawi (obat penenang). Restrain secara kimiawi adalah restrain
yang menggunakan obat – obat penenang atau menggunakan tranquilizer

Premedikasi dalam proses operasi bertujuan untuk memudahkan dalam anestesi dan
membuat hewan menjadi lebih tenang. Sedativa, transquliser dan analgetika dapat digunakan
dalam premedikasi untuk mengurangi iritabilitas saraf pusat sehingga meningkatkan efek anestesi.
Obat-obatan yang digunakan dalam premedikasi bermanfaaat untuk membuat hewan menjadi
lebih tenang dan terkendali, mengurangi dosis anastesi, mengurangi efek-efek otonomik dan efek
samping yang tidak diinginkan, serta mengurangi nyeri pre-operasi. Premedikasi adalah untuk
meniadakan kegelisahan, hewan menjadi lebih tenang dan terkendali, meningkatkan sekresi saliva
dan reaksi yang menyebabkan kejang-kejang, bradikardia selama anastesi, memperkuat efek
anastesi sehingga bekerja lebih dalam dan durasinya dapat ditentukan untuk memperlancar induksi
dan mengurangi keadaan gawat anastesi, serta mengurangi efek-efek samping yang tidak
diinginkan serta nyeri pada pre-operasi. Adapun hal-hal yang melatar belakangi pembuatan paper
ini adalah mengetahui tentang cara handling dan restrain, prosedur premedikasi dan anestesi, serta
untuk pemasangan IV catheter pada hewan.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan paper berjudul “Handling, Restrain,
Premedikai dan Anestesi, dan IV Cath” ini adalah untuk mengetahui cara melakukan handling
yang baik dan benar terhadap pasien, prosedur tindakan premedikasi dan anestesi, obat-obat apa
saja yang digunakan dalam prosedur tersebut, farmakologi, farmakoterapi obat anestetik serta
obat-obatan untuk premedikasi, dan untuk melakukan pemasangan IV catheter. Sehingga dengan
ini mahasiswa dapat lebih mengerti dan memahami materi mengenai Handling, Restrain,
Premedikai dan Anestesi, dan IV Cath.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HANDLING DAN RESTRAIN

Handling merupakan cara penanganan hewan sebelum diperiksa dengan cara menghalangi
gerak aksi dari hewan secara fisik. Sedangkan restrain merupakan cara penanganan hewan
sebelum diperiksa dengan cara menghalangi gerak aksi dari hewan menggunakan bahan-bahan
kimiawi (obat penenang). Restrain secara kimiawi adalah restrain yang menggunakan obat – obat
penenang atau menggunakan tranquilizer (Lane, 2004).).

Fungsi restrain:

a. Supaya hewan tenang saat diperiksa.


b. Mempermudah pemeriksaan.
c. Mempermudah pemberian obat atau penanganan.
d. Mencegah kemungkinan terjadinya cidera.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melakukan restrain adalah:

a. Menggunakan handuk untuk menutupi (menggulung) tubuh kucing.


b. Menggunakan Cat Restrain Bag.
c. Menggunakan penutup kepala kucing (Muzzles).
d. Menggunakan Cat Lasso (Lane, 2004).

Kucing yang sedang dalam kondisi yang memprihatinkan atau dalam kondisi tidak sehat
dapat diambil dengan cara sebagai berikut:
1. Menjangkau kucing ke bawah dan memegang bagian tengkuk dari leher kucing.
2. Kebanyakan kucing yang masih berusia di bawah 1 tahun akan terkulai lemas seperti yang
mereka lakukan ketika mereka dibawa oleh induk mereka.
3. Kucing yang lebih tua (kucing dewasa) biasanya tidak kooperatif dengan perlakuan ini,
sehingga bagian kaki belakang dan tubuh kucing perlu dipegang dengan tangan yang lainnya.
(Eldredge, 2008)
Kucing yang dalam kondisi ketakutan dapat diambil dengan cara sebagai berikut:
1. Menutup kucing dengan handuk atau kain selama satu atau dua menit sampai kucing menjadi
tenang.
2. Setelah itu, geser sisi handuk ke bagian bawah tubuh kucing dan angkat kucing seperti
sebuah bungkusan.
3. Metode ini juga dapat digunakan untuk kucing yang agresif, tetapi mungkin perlu
menggunakan sarung tangan kulit dan kain yang tebal. Selain itu, pada kucing agresif juga
perlu ditambahkan tali pengikat pada bagian atas kepala atau leher kucing supaya ketika
kucing berusaha berontak dan lepas dari tangan anda setidaknya kucing tidak dapat
melarikan diri sepenuhnya (Eldredge, 2008).

2.2 PREMEDIKASI DAN ANESTESI

2.2.1 Definisi Premedikasi

Premedikasi atau preanaesthetics medication adalah suatu tindakan yang dilakukan


sebelum pemberian obat anaestetik baik lokal, regional, atau umum dilakukan.
Premedikasi sendiri terdiri dari sedativa atau transqualizer dan antikolinergik. Premedikasi
diberikan kurang lebih setengah sampai satu jam sebelum pemberian anestesi umum atau
lokal. Obat tersebut diberikan secara intra muskular, sub cutan, bahkan intra vena. Untuk
obat-obatan dan dosis yang digunakan pada premedikasi, dipilih berdasarkan:

1. Umur, kondisi, dan temperamen hewan.

2. Ada atau tidaknya rasa nyeri.

3. Teknik anestesi yang dipakai.

4. Adanya antisipasi komplikasi.

5. Kondisi-kondisi khusus seperti adanya fetus pada hewan gravid

( I Komang, 2004).
Adapun manfaat dari Premedikasi adalah :

1. Membuat hewan lebih tenang dan terkendali.

2. Mengurangi dosis anestesi.

3. Mengurangi efek-efek otonomik yang tidak diinginkan.

4. Mengurangi nyeri pasca operasi ( I Komang, 2004).

2.2.2 Definisi Anestesi

Anestesi atau pembiusan adalah pengurangan atau penghilangan sensasi untuk


sementara, sehingga operasi atau prosedur lain yang menyakitkan dapat dilakukan. Pada
dasarnya pemberian anestesi dilakukan untuk mengurangi bahak menghilangkan rasa
nyeri, baik disertai atau tanpa disertai hilangnya kesadaran. Tujuan umum pemberian
anestesi adalah:

1. Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan


beberapa organ tubuh terutama pada pasien dengan kondisi khusus.

2. Membuat hewan tidak terlalu banyak bergerak bila dibutuhkan relaksasi


muskulus (mengendalikan hewan) (I Komang, 2004).

Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam suatu tindakan anestesi antara lain
adalah :

 Nama obat (kandungan obat).


 Indikasi obat.
 Sifat-sifat obat.
 Efek samping obat.
 Mekanisme kerja obat.
 Cara pemberian : peroral, parenteral, atau inhalasi.
 Kondisi umum hewan.
 Spesis hewan dan umur hewan.
 Tujuan anestesi.

Pemberian secara parenteral (intramuskular, intravena atau subcutan) :

Xylazine (Premedikasi, Anestesi, Analgesik)

Xylazine (0,5mg/kg BB, intramuskular) dapat digunakan sebagai premedikasi


pada kucing dan bekerja seperti morphine pada anjing. Konvulsi teramati dengan dosis
3,2mg/kg BB pemberian xylazine 0,5 mg/kg BB IM selama 20 menit sebelum
pemberian ketamine 5,0-10,0 mg/kg BB IM dapat mengeliminasi hipertonisitas
muskukar yang disebabkan ketamine, memperpanjang lama kerja obat anestetik dan
membuat masa recovery yang tenang ( I Komang, 2004).

Atropine Sulfat (Premedikai)

Atropine Sulfat 0,03-0,10 mg/kg BB biasanya diberikan dengan morphine atau


sebelum ketamine, halhotane, eter, atau droperidol, dan pentanil. Obat ini mengurangi
sekeresi motilitas usus dan efek vagal pada jantung dan organ-organ lain, serta dihidrolisa
secara cepat oleh kucing (I Komang, 2004).

2.3 IV CATHETER

IV catheter adalah catheter yang dimasukkan ke dalam pembuluh vena. Kegunaanya


berlaku sebagai vena tambahan (perpanjangan vena) untuk pengobatan IV jangka lama yang lebih
dari 48 jam. Pemberian cairan secara intravena dilakukan jika tingkat dehidrasi yang diderita oleh
hewan mencapai 7% atau lebih. Lokasi tempat pemberian secara intravena yaitu vena periperal
(misal vena saphena), vena jugularis dan intraosseus. Pemberian secara intravena juga dilakukan
untuk perbaikan volume cairan ekstraseluler yang harus segera dilakukan pada kasus hemorhagic
shock karena luka atau operasi bedah (Long Beach Animal Hospital, 2009).

Efek samping pemberian secara intravena yaitu :

1. Dapat menimbulkan phlebitis, septicemia, dan overhidrasi.

2. Memerlukan waktu pemberian yang lama.

3. Memerlukan asisten untuk restrain pasien.

Untuk mengurangi efek samping itu dapat digunakan vena cateter. Keuntungan
penggunaan vena catheter:

1. Akses yang cepat menuju sirkulasi.

2. Dapat melakukan infuse secara kontinyu tanpa merusak vena.

3. Dapat mengurangi kebocoran perivascular.

4. Dapat mengukur tekanan vena centra.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Handling merupakan cara penanganan hewan sebelum diperiksa dengan cara menghalangi
gerak aksi dari hewan secara fisik. Sedangkan restrain merupakan cara penanganan hewan
sebelum diperiksa dengan cara menghalangi gerak aksi dari hewan. Premedikasi atau
preanaesthetics medication adalah suatu tindakan yang dilakukan sebelum pemberian obat
anaestetik. Anestesi atau pembiusan adalah pengurangan atau penghilangan sensasi untuk
sementara, sehingga operasi atau prosedur lain yang menyakitkan dapat dilakukan. IV catheter
adalah catheter yang dimasukkan ke dalam pembuluh vena. Kegunaanya berlaku sebagai vena
tambahan (perpanjangan vena) untuk pengobatan IV jangka lama.
DAFTAR PUSTAKA

Eldredge D. M, Carlson D. G, Carlson L. D & Giffin J. M. 2008. Cat Owner’s Home Veterinary
Handbook. 3th Ed. Wiley Publishing, Inc., Hoboken, New Jersey.

Lane, C. B. 2003. Veterinary Nursing .USA: Pergamon.

Long Beach Animal Hospital. 2009. I.V Catheters & Fluids.

Sardjana, I Komang Wiarsa, Kusumawati, Diah. 2004. Anestesi Veteriner Jilid 1.Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai