MODUL PENGECORAN
DEPOK
MARET 2019
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM PENGECORAN
1. Tujuan Praktikum
Dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak dan hubungannya antara sifat-sifat pasir cetak
dengan proses penuangan yang meliputi :
Mengetahui sifat – sifat pasir cetak dan hubungan antara sifat – sifat tersebut
dengan proses penuangan logam cair.
Memahami perancangan sistem saluran dan penambah yang sesuai dengan
dimensi logam yang akan dicor.
Memahami cara – cara pembuatan cetakan pasir yang baik sesuai dengan
rancangan pola yang ada.
Memahami tahap – tahap persiapan dan proses peleburan logam.
Memahami cara penuangan logam cair ke dalam cetakan pasir yang telah
dibuat.
Memahami jenis – jenis cacat yang dapat terjadi pada logam serta cara –
cara penanggulangannya.
Memahami sifat – sifat logam hasil coran sesuai dengan komposisi paduan
yang digunakan.
Design Crankshaft
Solidifikasi yang berarti proses pembekuan. Pada proses ini yang perlu
diperhatikan ada beberapa hal yaitu :
Temperatur Penuangan
Waktu Penuangan
Paduan
Distribusi Pasir
Dll
Faktor diatas akan sangat berpengaruh terdapa hasil yang akan
didapatkan. Temperatur penuangan ini berfungsi untuk mengetahui arah
mulainya proses pembekuan. Karena akan terjadi proses perpindahan panas dari
batang penuangan ke pasir cetakan. Jika temperatur penuangannya terlalu panas
maka pasir cetakan akan gosong dan mudah untuk dihancurkan atau sifat
collapsibilitynya meningkat. Selain itu waktu penuangan. Pada praktikum kali
ini waktu penuangannya adalah 8.05 detik. Waktu ini dinilai sangat cepat
dibandingkan dengan kelompok lain. Waktu penuangan berpengaruh terhadap
material yang dihasilkan karena jika terlalu cepat akan terjadi cacat berupa
misrun atau cold shut yang dikarenakan pendinginan yang tidak merata dan
penuangan yang terlalu cepat.
Saat penuangan Alumunium ke dalam pasir cetakan perlu di perhatikan
arah solidifikasi dari material tersebut karena jika arah solidifikasinya tidak
merata maka akan timbul cacat-cacat seperti porositas, blow hole, misrun, cold
shut. Solidifikasi dimulai dari dinding sprue (tempa masuknya Al cair) yang di
ikuti dengan proses solidifikasi material yang telah terbentuk dengan
menggunakan pasir cetak. Pembekuan yang terjadi diluar akan lebih cepat
dibandingkan pebekuan yang berada di dalam karena perbedaan temperatur.
Pada proes peleburan menggunakan fluxing. Proses ini berguna untuk
melindungi Alumunium cair supaya terhindar dari kontaminsi lingkungan. Zat
yang digunakan dalam hal ini adalah NaCl. Tetapi pada praktikum kali ini
praktikan tidak menggunakan proses degassing yang dimana perlu untuk
menghilangkan gas-gas yang terperangkap dari logam cair untuk
meminimalisasi dari cacat-cacat yang akan timbul dari material yang ingi
dibuat.
d. Analisis Fasa yang Mungkin Terbentuk
fasa kesetimbangan untuk sistem Al-Si tampak Alα berwarna putih dan
fasa eutektik berwarna gelap mengelilingi Al-α. berbentuk dendritik dan
menyebar tidak merata pada fasa eutektik Al-Si
e. Analisis Paduan
Pada praktikum ini, praktikan menggunakan Al dengan tipe Al a356
dengan paduan yang ada dalam tabel dibawah ini
Dapat dilihat dari tabel bahwa kandungan terbanyak dalam Al ini adalah
Si yang berfungsing untuk meningkatkan machinability dari material, sedangkan
Mn, Cu, Ti, Mg dan Sn berfungsi untuk meningkatkan kekuatan dari material
dan Fe meningkatkan kekerasan dari material tersbut.
f. Analisis Yield pada Benda Cor
Berikut ini merupakan persamaan untuk menghitung yield:
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 + 𝑔𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 ) − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
1762 − 507
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = × 100% = 71.23%
1762
Yield adalah ukuran efisiensi dari sebuah produk yang dapat dijadikan
sebuah parameter dalam proses pengecoran.
Flash
Terjadi dikarenakan adanya celah antara cope dan drag sehingga logam
cair akan menyelinap (meleber) dari celah tersebut dan membentuk sejenis
sirip (flash)
Mismatch
Mismatch atau mold shift adalah perubahan (pergeseran) dimensi dari
benda cor yang menjadi tidak simetris akibat ketidakselarasan antara cup dan
drag pada cetakan. Mismatch biasanya ditunjukkan dengan adanya
displacement secara horizontal. Penyebab dari mismatch antara lain kondisi
pin pada rangka cetak yang kurang baik atau ketidaktelitian dari pekerja
sendiri
5. Kesimpulan
Cetakan pasir yang baik akan menghasilkan produk/benda cor yang baik pula.
Komposisi cetakan pasir dan proses pembuatan cetakan pasir harus sempurna
agar didapatkan cetakan pasir yang memiliki sifat yang baik.
Kadar pasir dan campuran sangat mempengaruhi kekuatan mekanis,
collapsabillity, permeabilitas, sifat kohesif dan adhesive, dan ketahanan
temperatur
Proses solidifikasi berkaitan dengan perubahan fasa yang terjadi dan adanya
pendinginan fasa liquid sebelum terjadi pembekuan pada fasa solid solution.
Variabel waktu dan temperatur merupakan hal yang paling penting dalam proses
solidifikasi.
Perancangan desain dan dimensi benda serta gating system perlu diperhitungkan
dengan baik, karena sangat berpengaruh terhadap produk cor yang dihasilkan.
Desain yang tepat akan menghasilkan produk cor yang baik dan bebas cacat
serta memiliki nilai yield yang tinggi
Cacat yang terjadi pada logam hasil penuangan dikarenakan faktor temperatur
leleh logam, temperatur tuang, waktu dan kecepatan penuangan, kadar pengotor
pada logam, kadar bahan cetak, kelembaban cetakan dan logam
6. Referensi
Laboratorium Metalurgi Proses, Departemen Metalurgi dan Material
FTUI, Modul Praktikum Pengecoran logam, Depok, 2019