Anda di halaman 1dari 72

VALIDASI METODE ANALISIS KLORIDA

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Disusun Oleh :

Indana Ayu Soraya

0606109871

PROGRAM D3 KIMIA TERAPAN

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2009

 
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

VALIDASI METODE ANALISIS KLORIDA


MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Oleh :

Indana Ayu Soraya

0606109871

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Wike Fatimah Drs. Riswiyanto, M.Si

ii 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala pujian dan kemuliaan hanya milik

ALLAH swt yang senantiasa memberikan kemudahan-kemudahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini. Laporan ini

dibuat berdasarkan praktek kerja lapanggan yang penulis lakukan selama 2 bulan

dimulai pada tanggal 16 Februari sampai dengan 15 April 2009 di laboratorium

water quality PT ALS Indonesia. Laporan ini terdiri dari empat bagian, yaitu

pendahuluan, institusi tempat PKL, pelakanaan PKL, dan penutup.

Pada praktek kerja lapangan ini penulis melakukan kegiatan-kegiatan

analisis di laboratorium water quality, salah satu diantaranya adalah mengevaluasi

unjuk kerja dari metode analisis klorida secara spektrofotometri sehingga hasil

pengukuran dengan metode ini dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

Penulis sangat menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penulisan

laporan praktek kerja lapangan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang tentunya sangat bermanfaat bagi penulis di kemudian hari. Penulis

dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya dikarenakan bantuan

berbagai pihak. Penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

1. ALLAH SWT, karena hanya atas kehendak ALLAH laporan ini dapat

terselesaikan.

iii 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


2. Bunda dan ayah tercinta yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, dan

dorongan kepada ananda. Semoga ananda dapat menjadi anak yang bunda dan

ayah harapkan dan idam-idamkan.

3. Ibu Suzanna O.R Lumme selaku Business Manager PT ALS Indonesia yang

telah berkenan menerima penulis melakukan praktek kerja lapangan di PT

ALS Indonesia.

4. Ibu Wike Fatimah selaku pembimbing lapangan sekaligus pimpinan

laboratorium kualitas air, yang banyak memberikan bantuan dan masukan

dalam penyusunan laporan ini.

5. Bapak Uu Holidin yang turut membimbing penulis pada saat melaksanakan

praktek kerja lapangan.

6. Bapak Riswiyanto selaku pembimbing kampus yang telah memberikan kritik

dan saran serta perbaikan-perbaikan pada laporan ini.

7. Ibu Sri Handayani selaku pembimbing akademik yang dengan baik hati

bersedia membantu penulis selama proses perkuliahan.

8. Guru-guru mulai dari TK sampai SMU, serta dosen-dosen yang telah banyak

memberikan ilmunya kepada penulis dan juga staf tata usaha Departemen

Kimia FMIPA UI.

9. Bapak Bayu Ariyanto selaku Laboratory Manager PT ALS Indonesia.

10. Ka Puspa yang dengan sabar membagikan ilmunya kepada penulis ( I owe you

one, sister ), juga untuk Ka Rini, Ka Ein, Ka Andri, Ka Bambang, Ka Padlan,

dan rekan-rekan analis lain yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu.

iv 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


11. Segenap karyawan PT ALS Indonesia yang banyak membantu pada saat

pelaksanaan PKL.

12. Ibu Nina dan keluarga yang telah sudi mengizinkan penulis tinggal di

rumahnya selama menjalani masa PKL.

13. Adik-adikku tersayang Zee dan Cicah yang senantiasa jadi teman berantem di

kala waktu senggang.

14. Teman-teman seperjuangan Kimia Terapan 2006, Maya saudaraku ( thanks for

caring me ), Gefin, Devita, Dini Putri, Asti, Karima, Gita, Laili, Asti dan yang

lainnya serta senior-senior yang berperan penting pada terwujudnya laporan

ini.

15. Sahabatku Prima sagita Setyowati yang selalu memberikan kekuatan kepada

penulis ( thanks to give me strength to be strong ) serta teman-teman setiaku

Dewi Setyowati, Nuning, Aryo, Nita, nanda bayu yang selalu memberikan

semangat dan membuat penulis berpikir positif.

16. Ibu Tuti dan bapak yang telah banyak memberikan nasehat-nasehat demi

kesuksesan karir penulis dikemudian hari.

17. Teman-teman kosanku Devita, Yulita, Resti, Trias, dan teman-teman lainnya.

Maaf ya sudah banyak merepotkan.

Penulis berharap laporan Praktek Kerja Lapangan ini, dapat memberikan

manfaat serta pengetahuan lebih kepada para pembacanya.

Bekasi, Juni 2009

Penulis

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


ABSTRAK

PROGRAM D3 KIMIA TERAPAN

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

2009

INDANA AYU SORAYA (0606109871)

VALIDASI METODE ANALISIS KLORIDA MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

(xiii + 40 Halaman)

Untuk mendapatkan hasil analisis yang valid/absah maka metode yang

digunakan untuk menganalisis suatu parameter haruslah divalidasi. Pada laporan

ini, metode yang divalidasi adalah metode analisis klorida dari APHA (American

Public Health Association). Parameter-parameter yang digunakan untuk

memvalidasi metode klorida adalah IDL (Instrument Detection Limit), MDL

(Method Detection Limit), presisi, dan akurasi.

Dari hasil pengamatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) didapat, uji IDL

mendapatkan hasil sebesar 0.15 ppm. Uji MDL yang dilakukan mendapatkan

hasil sebesar 0.15 ppm. Hasil ini dapat diterima karena hasil yang diperoleh lebih

kecil dari konsentrasi analit yang ditambahkan (0.5 ppm) tetapi lebih besar dari

10% konsentrasi analit yang ditambahkan (0.05 ppm). Hasil uji Presisi diperoleh

% RSD untuk presisi bawah sebesar 11.64 % dan % RSD untuk presisi atas

vi 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


sebesar 0.62 %. Hasil % RSD ini dapat diterima karena % RSD yang diperoleh ≤

15 %. Hasil uji akurasi diperoleh rata-rata % Recovery sebesar 101.4 %, % RSD

sebesar 9.1 %, dan % bias yang didapat sebesar 1.4 %. Nilai tersebut dapat

diterima karena nilai tersebut masih sesuai dengan persyaratan, dimana nilai %

Recovery antara 85% - 115%, % RSD ≤ 15%, dan memiliki % bias yang

mendekati nol.

vii 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

DAFTAR ISI......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DARTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan.......................................... 1

I.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................... 2

I.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ...................................................... 2

I.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 3

I.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 3

BAB II. INSTITUSI TEMPAT PKL

II.1 Nama dan Lokasi Tempat PKL........................................................ 4

II.2 Sejarah PT ALS Indonesia............................................................... 4

II.3 Visi dan Misi PT ALS Indonesia ..................................................... 5

II.4 Layanan PT ALS Indonesia ............................................................. 6

II.5 Pelanggan PT ALS Indonesia .......................................................... 7

II.6 Struktur Oraganisasi......................................................................... 7

II.7 Fasilitas dan Sarana.......................................................................... 9


viii 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


II.8 Administrasi Laboratorium.............................................................. 10

II.9 Disiplin Kerja................................................................................... 10

BAB III. PELAKSANAAN PKL

III.1 Jadwal Kegiatan ............................................................................... 11

III.2 Latar Belakang Masalah................................................................... 11

III.3 Latar Belakang Teori ....................................................................... 12

III.3.1 Limbah Cair ...................................................................... 12

III.3.2 Klorida .............................................................................. 14

III.3.3 Spektrofotometer UV-Vis ................................................. 15

III.3.4 Validasi ............................................................................. 17

III.3.4.1 Parameter-parameter Validasi............................ 19

III.4 Metode Percobaan............................................................................ 21

III.4.1 Prinsip Percobaan.............................................................. 22

III.4.2 Sampel............................................................................... 22

III.4.3 Alat dan Bahan.................................................................. 23

III.4.3.1 Alat..................................................................... 23

III.4.3.2 Bahan-bahan ...................................................... 23

III.4.4 Cara Kerja ......................................................................... 24

III.4.4.1 Pereaksi-pereaksi ............................................... 24

III.4.4.2 Standar-standar .................................................. 25

III.4.4.3 Penetapan Klorida .............................................. 26

III.4.4.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi ............................... 26

III.4.4.5 Penentuan IDL ................................................... 26

ix 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


III.4.4.6 Penentuan MDL ................................................. 27

III.4.4.7 Penentuan Presisi Atas dan Bawah .................... 27

III.4.4.8 Penentuan Akurasi ............................................. 28

III.5 Hasil Analisis dan Pembahasan ....................................................... 29

III.5.1 Uji IDL.............................................................................. 29

III.5.2 Uji MDL............................................................................ 30

III.5.3 Uji Presisi.......................................................................... 32

III.5.4 Uji Akurasi........................................................................ 35

III.6 Kesimpulan ...................................................................................... 37

BAB IV. PENUTUP

IV.1 Hasil dan Manfaat PKL ................................................................... 39

IV.2 Saran ................................................................................................ 39

IV.2.1 Bagi PT ALS Indonesia .................................................... 39

IV.2.2 Bagi Departemen Kimia UI .............................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

LAMPIRAN.......................................................................................................... 43

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deret Standar untuk Membuat kurva Kalibrasi ...................................... 25

Tabel 2. Hasil Analisis IDL .................................................................................. 29

Tabel 3. Nilai Student (t) pada tingkat kepercayaan 99%..................................... 30

Tabel 4. Hasil Analisis MDL ............................................................................... 31

Tabel 5. Hasil Analisis Presisi 1 (bawah) ............................................................. 33

Tabel 6. Hasil Analisis Presisi 2 (atas) ................................................................. 33

Tabel 7. Hasil Analisis Akurasi ............................................................................ 35

xi 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Alat Spektrofotometer.............................................................. 16

xii 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT ALS Indonesia ............................................ 43

Lampiran 2. Struktur Administrasi Laboratorium Kimia Lingkungan ................. 44

Lampiran 3. Perhitungan yang digunakan ............................................................ 45

Lampiran 4. Data Analisis IDL............................................................................. 49

Lampiran 5. Data Analisis MDL .......................................................................... 51

Lampiran 6. Data Analisis Presisi Bawah............................................................. 53

Lampiran 7. Data Analisis Presisi Atas ................................................................ 55

Lampiran 8. Data Analisis Recovery..................................................................... 57

xiii 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Kemajuan yang disertai penemuan-penemuan baru di segala bidang

menuntut sumberdaya manusia yang mampu menjawab tantangan kemajuan

tersebut. Salah satu kemajuan yang cukup pesat saat ini adalah di bidang industri.

Kenyataan ini tentunya harus disertai dengan hadirnya tenaga-tenaga ahli dan

terampil yang memadai di bidangnya. Mahasiswa sebagai tunas penerus bangsa

diharapkan dapat menjawab tantangan besar tersebut dengan mengamalkan ilmu

yang diperolehnya di bangku perkuliahan guna meningkatkan kesejahteraan umat.

Oleh karena hal tersebut, kini hadir lembaga-lembaga pendidikan yang

menawarkan keterampilan-keterampilan dan berbagai macam kemahiran guna

menghasilkan tenaga kerja ahli yang siap pakai. Kurikulum dan sistem pendidikan

pun terus diperbaharui dan dimodifikasi sesuai perkembangan zaman. Salah satu

lembaga pendidikan tersebut adalah Universitas Indonesia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program D3 Kimia Terapan.

Kurikulum dan sistem pendidikan di Program D3 Kimia Terapan ini

telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan lulusan yang

berdaya saing dan dapat langsung terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, selain

memberikan mata kuliah yang bersifat teoritis, praktikum-praktikum, dan

kunjungan industri, diselenggarakan pula kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


(PKL). Kegiatan PKL ini dilaksanakan pada semester akhir bagi mahasiswa yang

telah memenuhi persyaratan. Tempat-tempat yang menjadi sasaran untuk

melaksanakan kegiatan ini adalah lembaga-lembaga penelitian, laboratorium

pengujian, dan industri-industri yang memerlukan tenaga kimia analis.

Mata kuliah PKL ini wajib diambil oleh setiap mahasiswa Program D3

Kimia Terapan dan merupakan salah satu syarat kelulusan. Dengan adanya mata

kuliah PKL yang berbobot 4 sks ini, diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan

diri untuk terjun ke masyarakat khususnya masyarakat industri atau lembaga-

lembaga penelitian dan pengujian lainnya, memperoleh gambaran mengenai dunia

kerja yang sebenarnya, dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang

didapatkannya selama mengikuti perkuliahan di kampus pada institusi-institusi

tempatnya melaksanakan kegiatan PKL.

I.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktek kerja lapangan dilaksanakan di PT ALS Indonesia yang

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa analisis kimia,

pengembangan laboratorium, jasa analisis kimia industri (hasil hutan, minyak,

gas, dan lain-lain), dan konsultan penanganan limbah. Praktek kerja lapangan ini

dilaksanakan pada tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 15 April 2009.

I.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

I.3.1 Tujuan Umum

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


• Mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja.

• Menerapkan pengetahuan yang didapatkannya selama di bangku


perkuliahan di tempatnya melaksanakan PKL.

• Dapat mengoperasikan alat dalam melakukan berbagai kegiatan


analisis.

• Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak di


tempatnya melaksanakan kegiatan PKL.

• Sebagai salah satu syarat kelulusan di Program D3 Kimia Terapan


Universitas Indonesia.

I.3.2 Tujuan Khusus

• Untuk mengetahui apakah metode analisis klorida yang digunakan

di PT ALS Indonesia telah memenuhi syarat suatu validasi

sehingga hasil analisisnya dapat dipercaya dan dapat

dipertangungjawabkan.

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


BAB II

INSTITUSI TEMPAT PKL

II.1 Nama dan Lokasi Tempat PKL

Nama : PT ALS Indonesia

Lokasi : Jalan Raya Puncak KM 72,6 Cibogo Bogor

II.2 Sejarah PT ALS Indonesia

Lingkungan adalah hal yang sangat erat hubungannya dengan

kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu pengawasan terhadap lingkungan baik

air , udara maupun tanah perlu mendapatkan perhatian khusus agar masalah

lingkungan dapat dikendalikan. Didirikannya PT Australian Laboratory Services

(ALS) Indonesia bertujuan untuk memberikan jasa laboratorium bagi industri dan

perusahaan, sehingga dapat diketahui pengaruh suatu kegiatan industri terhadap

lingkungan.

PT ALS Indonesia adalah sebuah perusahaan swasta asing yang

bergerak dalam bidang jasa laboratorium terutama yang berhubungan dengan

kimia lingkungan. PT ALS Indonesia merupakan perusahaan yang secara khusus

dan profesional melayani jasa analisis kimia, pengembangan laboratorium, jasa

analisis kimia industri (hasil hutan, minyak, gas, dan lain-lain), dan konsultan

penanganan limbah.

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


Perusahaan ini merupakan hasil kerjasama antara Indonesia dengan

Australia. Sebelum menjadi PT ALS Indonesia, perusahaan ini bernama PT ASL

Indonesia yang merupakan hasil kerjasama antara Indonesia dengan Canada. PT

ASL Indonesia telah mendapatkan izin untuk mulai melakukan kegiatan

perusahaan yaitu pada bulan November tahun 1995 yaitu berdasarkan Keppres

No. 518/PMA/1995, tetapi mulai melakukan kegiatan perusahaan pada bulan

januari 1996. PT ASL Indonesia resmi didirikan pada tanggal 17 Januari 1996 dan

diresmikan langsung oleh Perdana Mentri Canada Jean Chretien. Pada bulan April

2001 saham PT ASL dibeli oleh PT ALS Global Organization dan nama PT ASL

Indonesia diganti menjadi PT ALS Indonesia. Pada tahun 2005 kepemilikan PT

ALS Indonesia berubah menjadi hasil kerjasama antara tiga negara yaitu

Indonesia, Malaysia, dan Australia.

Semua kegiatan analisis fisika maupun kimia yang dilakukan di PT

ALS Indonesia mengacu pada metode yang digunakan di laboratorium ALS

Australia. Laboratorium PT ALS Indonesia sudah diakreditasi dan mendapatkan

ISO Guide 25 tentang system manajemen mutu dan ISO IEC 17025 tentang

sistem manajemen mutu laboratorium untuk pengujian dan kalibrasi.

II.3 Visi dan Misi PT ALS Indonesia

PT ALS Indonesia berupaya untuk menjadi bagian dari jaringan

konsultan dan jasa laboratorium lingkungan dalam lingkup grup ALS global yang

memiliki operasi serta target pemasaran di tingkat dunia berdasarkan pada proses

pengembangan kemampuan teknis yang didukung dengan inovasi, integrasi serta


Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


fokus pada pelanggan. PT ALS Indonesia berupaya untuk memenuhi dan menjaga

reputasi PT ALS Indonesia sebagai konsultan dan penyedia jasa laboratorium

lingkungan di tingkat dunia. Kemampuan untuk memberikan tanggapan yang

cepat dan positif terhadap suatu perubahan akan mendukung upaya PT ALS

Indonesia menjadi bagian grup konsultan dan jasa laboratorium dunia yang

kompetitif. Filosofi PT ALS Indonesia yaitu komunikasi terbuka dua arah di

antara staf termasuk pimpinan perusahaan, hal ini terbukti dengan berbagai

masalah yang dapat diselesaikan dengan baik.

II.4 Layanan PT ALS Indonesia

Layanan yang terdapat di PT ALS Indonesia meliputi layanan

sampling lingkungan antara lain air, tanah / sedimen, dan udara; pemantauan

lingkungan dan analisis dampaknya antara lain program dasar, persyaratan

Analisis Mengenai Dampak Linggkungan (AMDAL), karakteristik limbah, dan

kontaminasi akibat petroleum hidrokarbon; limbah logam dalam laut, kontaminasi

limbah terhadap biota laut dan pemantauan pipa buangan limbah ke laut;

kesehatan dan higienitas industri antara lain kualitas air minum, analisis

mikrobiologi, analisis merkuri dan kreatinin dalam urin, dan program kualitas

udara; pengembangan laboratorium dan pelatihan teknik laboratorium dan

kemampuan peralatan untuk analisis; layanan sampling antara lain udara, emisi,

sedimen / tanah, dan air bersih / air laut.

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


II.5 Pelanggan PT ALS Indonesia

Pelanggan PT ALS Indonesia grup besar dan kecil yang memerlukan

analisis dan informasi teknis untuk mendukung keprihatinan atas lingkungan

hidup. Kerja sama secara berkelanjutan dari pelanggan, membuktikan bahwa

mereka menghargai keunikan layanan dan dedikasi atas kualitas layanan yang

diberikan. Pelanggan PT ALS Indonesia meliputi konsultan lingkungan, industri,

dan pemerintah daerah maupun provinsi.

II.6 Struktur Organisasi

PT ALS Indonesia dipimpin oleh seorang direktur operasional.

Adapun struktur organisasi PT ALS Indonesia secara rinci dapat diliihat pada

lampiran 1 yang secara garis besar terdiri dari: Business Manager, EHS dan

Quality Coordinator, Finance dan Administrasi Manager, Marketing dan

Costumer Service Manager, dan Laboratory Manager.

Business Manager memberikan laporan langsung kepada Regional

General Manager dan bertanggung jawab untuk menjamin unit bisnis yang

ditetapkan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai. Business Manager memiliki

staf dan menggunakan metode yang umum untuk memberikan kualitas pelayanan

kepada pelanggan; menyiapkan dana operasional tahunan, memformulasikan dan

mengimplementasikan strategi bisnis local, dan menyetujui pembayaran akhir

serta menyeleksi pemasok-pemasok yang disetujui untuk kelancaran bisnis.

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


EHS dan Quality Coordinator kebanyakan memberikan laporan

langsung kepada Business Manager dan memiliki tanggung jawab untuk bekerja

dalam lingkup Business Management dan Laboratory Management sesuai dengan

QC issues. Quality Coordinator bekerja sama dengan staf laboratorium yang

bertanggung jawab untuk mengaudit dan mengkalibrasi peralatan, meyakinkan

sistem kualitas manajemen laboratorium beroperasi sesuai KAN dan ISO 17025,

memelihara akreditasi KAN untuk laboratorium dan mengatur sistem kualitas

berjalan dengan sukses; menangani sistem dan metode audit sesuai SOP,

menangani proses audit ke staf yang lain dan meyakinkan staf telah detraining,

membuat dan merevisi quality procedures dan work instruction.

Finance dan Administrasi Manager memberikan laporan langsung

kepada Regional General Manager dan bertanggung jawab untuk mengatur fungsi

akuntansi secara umum dan ketentuan dalam pelayanan akuntansi. Tugas lain

yaitu mempersiapkan laporan manajemen bulanan dan laporan bulanan finansial,

mengkoordinasikan dana tahunan mencakup persiapan fixed costs setiap divisi,

memproses langkah perbaikan dan implementasinya, menangani pajak dan

menyiapkan income tax schedules, FBT return dan balance sheet.

Marketing dan Costumer Service Manager memiliki tanggung jawab

serta wewenang untuk membina dan memelihara hubungan yang berkualitas

tinggi dengan pelanggan baru maupun pelanggan yang sudah ada, sehingga semua

proyek terkomunikasikan dan baerjalan sesuai waktunya dan berlangsung akurat.

Laboratory Manager memberikan laporan langsung kepada Business Manager

dan memiliki tanggung jawab untuk menjamin bahwa laboratorium memiliki

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


peralatan yang sesuai, memiliki staf yang menggunakan metode umum untuk

memberikan layanan yang berkualitas kepada pelanggan, menjamin optimalisasi

turn around time untuk sampel, sehingga memperoleh hasil yang berkualitas dan

menyetujui tingkat pemberian pelayanan kepada pelanggan.

II.7 Fasilitas dan Sarana

PT ALS Indonesia berlokasi di ingkungan yang bersih dengan luas

lebih dari 3300 m2, luas gedung 832 m2, dengan lebih dari 540 m2 dirancang

untuk keseluruhan operasional laboratorium. Fasilitas utama yang menjalankan

fungsi dan tugas di PT ALS Indonesia di antaranya adalah laboratorium analisis,

komputer dan bagian pelayanan informasi, bermacam-macam area kerja, bagian

pelayanan keuangan dan tempat penerimaan umum. Laboratorium yang

digunakan untuk melakukan kegiatan analisis, yaitu:

1. Laboratorium Kimia Basah. (Wet Chemistry ).

Analisis yang dilakukan di laboratorium kimia basah ini meliputi analisis

fisika dan analisis kimia anorganik.

2. Laboratorium Logam ( Metal )

Analisis yamg dilakukan di laboratorium logam ini meliputi analisis

unsur-unsur logam.

3. Laboratorium Kimia Organik

Analisis yang dilakukan di laboratorium ini adalah analisis senyawaan

organik.

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


II.8 Administrasi Laboratorium

Pelayanan jasa laboratorium yang diberikan oleh PT ALS Indonesia

untuk para pelanggan harus melalui prosedur tertentu. Setiap sampel yang masuk

melalui prosedur berikut; petugas klien menyerahkan sampel yang akan diperiksa

oleh petugas penerima sampel, kemudian pettugas penerimaan sampel melakukan

pendataan identitas sampel dan mendistribusikan sampel tersebut ke laboratorium,

setelah analisis selesai hasilnya diperiksa oleh penyelia laboratorium dan

disahkan, kemudian hasil analisis tersebut diserahkan pada bagian pengirim untuk

disampaikan kepada pelanggan. Adapun struktur administrasi laboratorium PT

ALS Indonesia ini lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 2.

II.9 Disiplin Kerja

Jam kerja PT ALS Indonesia dimulai dari pukul 08.00 WIB s/d 17.00

WIB, dengan waktu istirahat selama satu jam mulai pukul 12.00 WIB s/d 13.00

WIB, dalam waktu satu minggu terdapat lima hari kerja, yaitu dari hari Senin s/d

Jumat. Untuk meningkatkan disiplin kerja, setiap karyawan memiliki kartu jam

kerja sehingga perusahaan dapat mengetahui jam masuk dan keluar.

Karyawan yang bekerja di tempat berbahaya diwajibkan untuk

memakai alat-alat keselamatan kerja seperti jas laboratorium, kaca mata, sarung

tangan, dan masker. Alat-alat keselamatan lain yang tersedia antara lain pemadam

kebakaran, alarm, dan eyewash.

10 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


BAB III

PELAKSANAAN PKL

III.1 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama kurang lebih 2

bulan yaitu dimulai dari tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 15 April

2009, dimana kegiatannya meliputi:

• Pengenalan laboratorium water quality, seperti pengenalan peralatan analisis

dan instrumentasi, serta pelatihan melakukan analisis terhadap parameter-

parameter air.

• Melakukan analisis terhadap beberapa parameter air.

• Persiapan melakukan praktikum validasi metode.

• Pelaksanaan praktikum validasi metode penetapan klorida secara

spektrofotometri.

• Pengolahan data hasil analisis.

• Pembahasan hasil analisis.

III.2 Latar Belakang Masalah

Laboratorium pengujian adalah laboratorium yang melaksanakan

pengujian, yakni suatu kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu

atau lebih sifat atau karakteristik suatu produk, bahan, peralatan, organisme,

fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

11 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


(Anwar Hadi, 2007). Berdasarkan definisi tersebut jelas dibutuhkan metode

pengujian untuk mendukung kegiatan operasional laboratorium. Untuk

memastikan pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang

memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium harus menggunakan metode

standar secara internasional, regional, atau nasional (Anwar Hadi, 2007). Metode-

metode tersebut terus berkembang dan bermodifikasi seiring berkembangnya

zaman dan ilmu pengetahuan.

Sebagian besar metode laboratorium melibatkan beberapa bentuk

pengukuran analisis (sebagai contoh: titrasi, spektrofotometri) yang sering

dibandingkan dengan referensi maupun standar. Semua proses pengukuran

memiliki kesalahan yang melekat pada metode tersebut. Oleh karena itu, metode-

metode pengujian standar maupun metode-metode yang telah dimodifikasi, harus

divalidasi sebagaimana mestinya sebelum digunakan untuk analisis rutin. Dengan

metode yang valid, laboratorium tersebut bisa menghasilkan data yang valid pula

karena tingkat akurasi dan presisi data hasil pengujian dapat diketahui.

III.3 Latar Belakang Teori

III.3.1 Limbah Cair

Air merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

kehidupan. Pencemaran air yang terus meningkat telah menurunkan kualitas air di

seluruh dunia. Jika pencemaran terus berlanjut tanpa perbaikan pengolahan

12 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


limbah yang dibuang, tidak ada lagi air bersih yang tersedia dan seluruh bentuk

kehidupan terancam punah karena keracunan zat toksik yang mencemari.

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah

tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,

pertanian, dan sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air (99%)

sedangkan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut.

Limbah cair berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam

sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga

dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses

pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu

bahan sebelum diproses lanjut. ( Suparni Setyowati Rahayu, 2009 )

Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu

dibuang, Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Pada beberapa

pabrik tertentu, misalnya pabrik pengolahan kawat, seng, besi baja sebagian besar

air dipergunakan untuk pendinginan mesin ataupun dapur pengecoran. Air ini

dipompa dari sumbernya lalu dilewatkan pada bagian-bagian yang membutuhkan

pendinginan, kemudian dibuang. Oleh sebab itu pada saluran pabrik terlihat air

mengalir dalam volume yang cukup besar. ( Suparni Setyowati Rahayu, 2009 )

Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang

larut maupun mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerap kali air dari

pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi. Air yang mengandung senyawa

kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah

tercemar memberikan ciri tertentu yang dapat diidentifikasi secara visual dapat

13 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


diketahui dari kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan dan indikasi

lainnya. Sedangkan identifikasi secara laboratorium, ditandai dengan perubahan

sifat kimia air di mana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan

berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas dianjurkan.

III.3.2 Klorida

Chlorine ( bahasa Yunani: Chloros, “hijau pucat” ) adalah unsur kimia

dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik unsur ini termasuk

kelompok halogen. Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam

(dikarenakan sifatnya sebagai nonlogam yang sangat reaktif dan cenderung

bereaksi dengan logam membentuk garam) dan senyawa lain yang tersedia di

alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan oleh semua makhluk

hidup. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun.

Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih,

atau desinfektan.

Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan

satu elektron untuk membentuk suatu anion ( ion bermuatan negatif ) Cl-. Garam

dari asam hidroklorida ( HCl ) mengandung ion klorida, contohnya adalah garam

meja atau natrium klorida ( NaCl ). Klorida dapat berupa senyawa anorganik

maupun organik ( organohalogen ). Contoh paling sederhana dari suatu klorida

anorganik adalah hidrogen klorida ( HCl ), sedangkan contoh sederhana senyawa

organik adalah klorometana ( CH3Cl ), atau sering disebut metil klorida.

14 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


Klorida terdapat pada air disekitar kita, seperti air sungai, air sumur

gali, air minum, air limbah, dan lain-lain. Tetapi, sumber utama klorida adalah air

laut dan garam batu. Klorida dapat menguntungkan dapat pula merugikan,

tergantung pada senyawa yang dibentuknya dan kondisi-kondisi tertentu lainnya.

Di dalam tubuh, klorida termasuk dalam kategori mineral makro utama. Klorida

merupakan elektrolit utama yang berada dalam cairan ekstraselular. Sebagai anion

utama dalam cairan ekstraselular, klorida berperan dalam menjaga keseimbangan

cairan elektrolit, pengatur derajat keasaman lambung, dan ikut berperan dalam

menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.

Di samping itu, banyak pula senyawaan-senyawaan klorida yang

merugikan bahkan mencemari lingkungan. Contohnya, triklorometana ( CHCl3 )

atau lebih dikenal sebagai kloroform dahulu digunakan sebagai obat bius. Namun

kemudian diketahui kloroform bersifat racun dan dapat merusak hati.

III.3.3 Spektrofotometer UV-Vis

Pelaksanaan validasi metode penetapan klorida menggunakan

instrumen spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 480 nm. Di

dalam alat ini terdapat sumber cahaya, perangkat optik seperti monokromator atau

filter optik, perangkat elektronik dan mikroprosesor untuk perhitungan dan

pengolahan datanya.

Prinsip kerja dari instrumen ini adalah cahaya putih dari suatu sumber

cahaya tertentu ( masih polikromatis atau terdiri dari banyak panjang gelombang

cahaya ) dilewatkan melalui celah masuk dan didispersikan oleh kisi difraksi atau
15 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


prisma. Pita panjang gelombang yang monokromatis dari sinar yang didifraksikan

melalui celah kedua dilewatkan ke dalam larutan sampel yang akan diukur. Sinar

yang tidak diserap tetapi melalui larutan sampai ke detektor dari instrumen yang

selanjutnya mengukur intensitas sinar yang ditransmisikan secara elaktronik.

Gambar 1. Bagan alat spektrofotometer

  4    7 

    6   

                        8   8 

   

                           9 

1 2  3  5              9 

Keterangan:

1 = sumber cahaya 6 = cermin penggabung

2 = pemilih panjang gelombang 7 = detektor

3 = copper 8 = amplifier

4 dan 5 = tempat sampel 9 = pembaca

Komponen-komponen yang penting dari suatu spektrofotometer meliputi:

ƒ Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah

spektrum dimana instrumen itu dirancang untuk beroperasi.

ƒ Monokromator, yaitu suatu alat untuk memencilkan pita sempit panjang-

panjang gelombang dari spekrum lebar yang dipancarkan oleh sumbar cahaya.

16 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


ƒ Wadah untuk menempatkan sampel. Kebanyakan spektrofotometri melibatkan

larutan dan karenanya wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke

dalam berkas cahaya spektrofotometer.

ƒ Detektor yang berupa transduser yang mengubah energi foton menjadi suatu

isyarat listrik yang setara jumlahnya dan dapat dibaca oleh sistem baca

tertentu.

ƒ Pengganda ( amplifier ) dan rangkaian yang berkaitan yang membuat suatu

isyarat listrik memadai untuk dibaca.

ƒ Suatu sistem baca dimana ditampilkan besarnya isyarat listrik.

Baik spektrofotometer berkas tunggal maupun berkas ganda, dan

instrumen yang bekerja dalam berbagai daerah spektrum, semuanya mempunyai

komponen-komponen dasar ini, meskipun rinciannya sangat berlainan dalam

beberapa hal. ( A.L Underwood, 1986 )

III.3.4 Validasi

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan

bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya ( Harmita,

2004 ). Validasi metode merupakan konfirmasi dengan cara menguji mutu metode

dan melengkapi bukti-bukti yang objektif apakah metode tersebut memenuhi

persyaratan atau sesuai dengan tujuan tertentu. Validasi harus dilakukan sebelum

setiap metode digunakan secara rutin. Penggunaan metode yang tidak dapat

17 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


diterima, metode yang tidak divalidasi, atau analis yang tidak terlatih akan

menghasilkan data yang tidak sesuai dengan tujuan.

Tujuan memvalidasi metode adalah untuk mengetahui sejauh mana

penyimpangan suatu metode tidak dapat dihindari pada kondisi normal, dimana

seluruh elemen terkait telah dilaksanakan dengan baik dan benar. Selain itu,

tujuan lain memvalidasi metode adalah untuk menghasilkan hasil analisis yang

absah/valid, dapat dipercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,

serta menghasilkan hasil analisis yang dapat menunjukkan kesesuaian dengan

tujuan pengujian. Dengan memvalidasi metode, tingkat kepercayaan yang

dihasilkan oleh suatu metode pengujian dapat diperkirakan dengan pasti.

Laboratorium dapat memvalidasi metodenya sendiri dengan cara:

o Membandingkan hasil pengukuran dari metode yang akan divalidasi dengan

sembarang metode lain dengan jalan mengukur CRM ( Certified Reference

Material ).

o Membandingkan metode yang akan divalidasi terhadap metode lain yang telah

tervalidasi.

o Perbandingan dengan metode standar. Bila metode standar tidak tersedia,

contoh yang sama dapat dikirim ke laboratorium lain yang mempunyai metode

standar dan laboratorium tersebut sudah diakreditasi.

o Berpartisipasi dalam uji profisiensi.

o Menggunakan contoh spike.

Untuk menentukan tingkat validasi suatu metode, adalah menjadi

kewenangan laboratorium untuk menentukan unjuk kerja mana saja yang

18 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


memerlukan validasi. Usaha validasi memerlukan biaya, tenaga, dan waktu yang

cukup membebani sehingga semua faktor di luar persoalan teknis pengujian juga

harus diperhitungkan. Maka validasi dapat dilakukan dengan usaha yang lebih

kecil tetapi sudah cukup memnuhi kebutuhan.

III.3.4.1 Parameter-parameter Validasi

1) IDL ( Instrument Detection Limit )

Kebanyakan instrumen yang digunakan untuk menganalisis suatu zat

menghasilkan sinyal walaupun yang dianalisis adalah blanko. Sinyal yang

dihasilkan disebut sebagai tingkat kebisingan ( noise level ). IDL adalah batas

terendah yang dapat dideteksi alat bila diproses pada beberapa proses analisis.

IDL merupakan konsentrasi analit yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal

yang lebih besar dari X kali standar deviasi, dimana X adalah nilai student (t)

pada tingkat kepercayaan 99%.

2) MDL ( Method Detection Limit )

MDL merupakan konsep statistik, berdasarkan kemampuan suatu metode

untuk menentukan suatu analit dalam suatu matrik sampel, tanpa memperhatikan

sumber asalnya. EPA mendefinisikan MDL sebagai konsentrasi terendah dari

bahan yang dapat diukur dan dilaporkan dengan keyakinan 99% bahwa

konsentrasi analit lebih besar dari nol. MDL dapat ditentukan dengan

menganalisis sampel yang berisi analit sesuai tahapan metode pengujian secara

menyeluruh.

19 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


Hasil perhitungan MDL haruslah masuk akal. MDL yang dihitung

haruslah kurang dari konsentrasi analit yang ditambahkan dan harus lebih besar

dari 10% konsentrasi analit yang ditambahkan. Jika salah satu dari persyaratan ini

tidak terpenuhi maka percobaan harus diulang.

3) Presisi

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil

uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika

prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari

campuran yang homogen. Dengan kata lain presisi merupakan derajat kedekatan

atau kedapatulangan suatu rangkaian hasil pengujian di antara hasil-hasil itu

sendiri. Suatu metode dikatakan memiliki presisi yang tinggi jika perbedaan hasil

uji yang satu dengan hasil uji lainnya dalam serangkaian pengujian sangat kecil.

Nilai presisi biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai RSD (Relative Standard

Deviation). Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak diantaranya:

ƒ Ketidakstabilan instrumen

ƒ Variasi kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian

ƒ Variasi bahan kimia

ƒ Variasi kompetensi personil laboratorium

Penentuan presisi meliputi:

• Repeatibility: presisi yang dilakukan berulang kali dengan metode yang

sama, analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang

pendek.

20 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


• Reproducibility: presisi yang dilakukan berulang kali dengan metode yang

sama tetapi dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis

dilakukan dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda menggunakan

peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda pula.

4) Akurasi

Akurasi adalah kedekatan suatu hasil pengukuran atau rata-rata hasil

pengukuran dengan nilai yang sebenarnya atau true value. Kesulitan utama yang

dihadapi dalam uji akurasi adalah fakta bahwa nilai sebenarnya dari komponen

atau analit yang diuji dalam sampel tidak diketahui.

Pendekatan untuk mengetahui akurasi dapat dilakukan dengan cara:

o Uji recovery, yaitu dengan menambahkan sejumlah tertentu standar analit

yang diuji pada sampel.

o Uji terhadap CRM ( Certified Reference Material ), yaitu dengan langsung

membaca CRM pada instrumen tanpa pengenceran, karena kemungkinan ada

kesalahan dalam pengenceran.

o Uji relatif terhadap metode baku atau metode yang valid, yaitu dengan

membandingkan dua metode yang secara prinsip berbeda terhadap pengujian

sampel yang sama.

III.4 Metode Percobaan

Terdapat beberapa macam metode penetapan klorida yang biasa

dikenal namun pada praktek kerja lapangan ini, metode yang divalidasi adalah

21 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


metode pewarnaan. Warna yang dihasilkan tersebut selanjutnya akan diukur

absorbansinya oleh instrumen spektrofotometer UV-Vis.

III.4.1 Prinsip Percobaan

Ion merkuri ( Hg2+ ) dari senyawa merkuri tiosianat [Hg(SCN)2] akan

bereaksi dengan ion klorida dalam sampel ( Cl- ) menjadi merkuri klorida (HgCl2)

yang larut. Ion tiosianat dilepaskan oleh senyawa merkuri tiosianat tersebut akan

bereaksi dengan ion-ion besi III ( Fe3+ ) sehingga membentuk senyawa besi III

tiosianat [Fe(SCN)3] yang berwarna pekat. Intensitas warna yang terbentuk

sebanding dengan konsentrasi klorida dalam sampel. (APHA ed.21, 2005)

Reaksi : Hg(SCN)2 + 2 Cl- HgCl2 + 2 SCN- 

Fe(NO3)3 + 3 SCN- Fe(SCN)3 + 3 NO3-

Kekeruhan dan warna sampel dapat mengganggu penetapan. Tiosianat

yang terdapat dalam sampel bisa menyebabkan hasil pengukuran menjadi lebih

besar dari yang sebenarnya.

III.4.2 Sampel

¾ Tempat PKL : PT ALS Indonesia

¾ Laboratorium : Water Quality

¾ Jenis Sampel : General

¾ Wadah : Botol Polyethylene

22 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


¾ Pengawet : Tidak ada

¾ Lama penyimpanan : 28 hari

¾ Penyimpanan : 4 0C

¾ Pra perlakuan : Tidak ada (sampel jangan dikocok)

¾ Catatan : Sampel keruh atau berwarna disaring dengan filter

0.45 µm

III.4.3 Alat dan Bahan

III.4.3.1 Alat

™ Spektrofotometer Carry 50

™ Kuvet 10 mm

™ Neraca analitik

™ Tabung reaksi

™ Labu ukur 100 ml

™ Micropippete

™ Vortex

™ Labu semprot

III.4.3.2 Bahan-bahan

™ Larutan Feri nitrat

™ Larutan merkuri tiosianat


23 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


™ Larutan pereaksi warna

™ Larutan standar klorida

™ Air bidestilasi

III.4.4 Cara Kerja

III.4.4.1 Pereaksi-pereaksi

¾ Feri Nitrat

1. Dilarutkan 20.2 g Feri Nitrat [Fe(NO3)3.9H2O] dalam kira-kira 20

ml air bidestilasi.

2. Ditambahkan 2.1 ml asam nitrat pekat dan diencerkan menjadi 100

ml dengan air bidestilasi.

3. Dimasukkan kedalam botol berwarna gelap (botol Amber).

4. Larutan ini harus disimpan pada suhu ruang dan kadaluarsa

setelah 3 bulan.

¾ Merkuri Tiosianat

1. Dilarutkan 0.417 g Mercuri Tiosianat [Hg(SCN)2] dalam kira-kira

50 ml methanol.

2. Diencerkan menjadi 100 ml dengan methanol.

3. Dimasukkan ke dalam botol berwarna gelap (botol Amber).

4. Larutan ini harus disimpan pada suhu ruang dan kadaluarsa

setelah 3 bulan.

¾ Pereaksi warna

1. Dicampurkan dengan volume yang sama (masing-masing 15 ml)

24 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


Feri Nitrat dan Merkuri Tiosianat

2. Diencerkan menjadi 100 ml dengan air bidestilasi.

3. Larutan ini harus dibuat setiap akan melakukan analisis dan harus

disimpan pada suhu ruang.

III.4.4.2 Standar-standar

¾ Larutan Standar Klorida 1000 ppm

1. Dilarutkan 1.6482 g NaCl (yang telah dipanaskan pada 1050C)

dalam air bidestilasi

2. Diencerkan menjadi 1000 ml dengan air bidestilasi.

3. Larutan ini harus disimpan pada suhu ruang dan kadaluarsa

setelah 6 bulan.

¾ Larutan Deret Standar Klorida

Pemakaian larutan standar klorida 1000 ppm untuk membuat deret

standar dapat dilihat pada tabel di bawah ini, untuk volume 100 ml:

Tabel 1. Deret Standar Untuk Membuat Kurva Kalibrasi

Konsentrasi klorida Vol. standar (ml) 1000


(ppm) ppm klorida

0.0 0.0

0.5 0.05

1.0 0.1

2.0 0.2

5.0 0.5

10.0 1.0

20.0 2.0

25 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


30.0 3.0

40.0 4.0

50.0 5.0

III.4.4.3 Penetapan Klorida

1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml sampel kemudian

ditambahkan 4 ml larutan pereaksi warna.

2. Dikocok beberapa saat dengan vortex lalu dibiarkan selama 5 menit.

3. Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 480 nm menggunakan kuvet 10 mm.

III.4.4.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi

1. Masing-masing larutan deret standar klorida yang telah dibuat

dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml.

2. Ditambahkan 4 ml larutan pereaksi warna.

3. Dikocok beberapa saat dengan vortex lalu dibiarkan selama 5

menit.

4. Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 480 nm menggunakan kuvet 10 mm.

III.4.4.5 Penentuan IDL ( Instrument Detection Limit )

1. Disiapkan reagent blank yang digunakan untuk analisis parameter

klorida sesuai dengan tahapan metode yang ditetapkan.

26 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


2. Dilakukan analisis 10 kali pengulangan.

3. Dicatat nilai absorbansi dan dikonversi ke satuan pengukuran

menggunakan slope metode dalam persamaan regresi linear kurva

kalibrasi.

4. Dihitung nilai rata-rata dan standar deviasinya.

5. Ditentukan nilai IDL-nya.

III.4.4.6 Penentuan MDL ( Method Detection Limit )

1. Disiapkan air bidestilasi yang telah ditambahkan analit pada

konsentrasi 3-5 kali IDL yang telah diperoleh sebelumnya.

2. Dilakukan pengujian sebanyak 10 kali pengulangan sesuai dengan

tahapan metode yang dilakukan.

3. Dicatat nilai absorbansi dan dikonversi ke satuan pengukuran

menggunakan slope metode dalam persamaan regresi linear kurva

kalibrasi.

4. Dihitung nilai rata-rata dan standar deviasinya.

5. Ditentukan nilai MDL-nya.

III.4.4.7 Penentuan Presisi Atas dan Presisi Bawah

1. Disiapkan larutan standar klorida dengan konsentrasi 40 ppm untuk

penentuan presisi atas 1 ppm untuk penentuan presisi bawah.

2. Dilakukan pengujian sebanyak 10 kali pengulangan masing-masing

27 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


untuk penentuan presisi atas dan presisi bawah sesuai dengan tahapan

metode penentuan klorida.

3. Dicatat nilai absorbansi dan dikonversi ke satuan pengukuran

menggunakan slope metode dalam persamaan regresi linear kurva

kalibrasi.

4. Dihitung nilai rata-rata dan standar deviasinya.

5. Ditentukan nilai % RSD ( Relative Standard Deviation )

III.4.4.8 Penentuan Akurasi

1. Disiapkan 10 sampel dengan konsentrasi analit < 5 ppm dan disiapkan

pula larutan standar klorida dengan konsentrasi 30 ppm.

2. Dilakukan pengujian terhadap 10 sampel tersebut sesuai dengan

tahapan metode penentuan klorida.

3. Dicatat nilai absorbansi dan dikonversi ke satuan pengukuran

menggunakan slope metode dalam persamaan regresi linear kurva

kalibrasi.

4. Dihitung nilai rata-rata dan standar deviasinya.

5. Disiapkan kembali 10 tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan

0.5 ml larutan sampel yang telah diukur tadi.

6. Masing-masing tabung reaksi yang telah diisi sampel tadi ditambahkan

larutan standar klorida ( spiked )dengan konsentrasi 30 ppm sebanyak

0.5 ml.

7. Dilakukan pengujian terhadap 10 spiked sample tersebut sesuai dengan


28 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


tahapan metode penentuan klorida.

8. Dicatat nilai absorbansi dan dikonversi ke satuan pengukuran

menggunakan slope metode dalam persamaan regresi linear kurva

kalibrasi.

9. Dihitung nilai rata-rata dan standar deviasinya.

10. Ditentukan nilai % Recovery atau temu baliknya.

III.5 Hasil Analisis dan Pembahasan

III.5.1 Uji IDL ( Instrument Detection Limit )

Pengujian ini dilakukan dengan membuat blanko reagen dari air

bidestilasi bebas analit. Air bidestilasi bebas analit tersebut diperlakukan sesuai

dengan tahapan metode analisis klorida. Analisis ini dilakukan sebanyak 10 kali.

Hasil analisis IDL dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Analisis IDL ( Instrument Detection Limit )

Pengulangan Absorbansi pada panjang Kadar klorida yang terukur


gelombang 480 nm ( ppm )

1 0.0012 0.4

2 0.0002 0.3

3 -0.0022 0.3

4 -0.0006 0.3

5 -0.0005 0.3

6 0.0017 0.4

7 0.0006 0.4

8 0.0008 0.4

29 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


9 0.0059 0.3

10 0.0024 0.3

Rata-rata 0.34

Standar deviasi 0.05

IDL 0.15

Nilai IDL menunjukkan konsentrasi terendah yang diakibatkan oleh

sinyal noise dari instrumen yang digunakan. Uji IDL yang dilakukan bermanfaat

sebagai the estimated Method Detection Limit sehingga dapat digunakan untuk

menghitung MDL ( Method Detection limit ). Nilai IDL dinyatakan sebagai hasil

kali nilai student (t) untuk 10 kali pengulangan pada tingkat kepercayaan 99%

terhadap standar deviasi. Dari perhitungan hasil analisis IDL diperoleh nilai rata-

rata sebesar 0.34 ppm, standar deviasi yang diperoleh 0.05, dan nilai IDL yang

didapat sebesar 0.15. Nilai student (t) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Nilai Student (t) pada tingkat kepercayaan 99%

Student (t) n 7 8 9 10
Values t(99%) 3.143 2.998 2.896 2.821

III.5.2 Uji MDL ( Method Detection Limit )

Sering kali terdapat metode analisis yang melakukan tindakan

preparasi sebelum menganalisis sampel. Misalnya, mungkin diperlukan tindakan

pemanasan sampel untuk logam tertentu dengan penambahan suatu asam. Sampel

mungkin juga diencerkan atau dipekatkan sebelum dianalisis dengan instrumen.

Prosedur tambahan dalam analisis akan menambah kemungkinan untuk terjadi

30 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


kesalahan. Karena batas deteksi ditetapkan dalam lingkup kesalahan, prosedur

tambahan tersebut akan meningkatkan pengukuran batas deteksi secara alami.

Batas deteksi ini ( dengan semua prosedur analisis yang termasuk ) disebut MDL

( Method Detection Limit ). Hasil analisis MDL dapt dilihat pada tabel 3 sebagai

berikut:

Tabel 4. Hasil Analisis MDL ( Method Detection Level )

Pengulangan Absorbansi pada panjang Kadar klorida yang terukur


gelombang 480 nm ( ppm )

1 0.0021 0.5

2 0.0020 0.5

3 0.0034 0.5

4 0.0015 0.4

5 0.0008 0.4

6 0.0022 0.5

7 0.0027 0.5

8 0.0013 0.4

9 0.0018 0.4

10 0.0028 0.5

Rata-rata 0.46

Standar deviasi 0.05

MDL 0.15

%RSD 11.23

Penentuan MDL dapat dilakukan dengan menyiapkan air bidestilasi

yang telah ditambahkan analit ( spike ) pada konsentrasi 3-5 kali IDL yang telah

diperoleh sebelumnya dan lakukan pengujiaan sebanyak 10 kali pengulangan


31 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


sesuai dengan tahapan metode analisis klorida. Nilai MDL dinyatakan sebagai

hasil kali nilai student (t) untuk 10 kali pengulangan pada tingkat kepercayaan

99% terhadap standar deviasi. MDL dapat diterima apabila MDL yang dihitung

kurang dari konsentrasi analit yang ditambahkan tetapi harus lebih besar dari 10%

konsentrasi analit yang ditambahkan.

Limit deteksi digunakan untuk menghindari laporan hasil pengujian

tertulis Not-detectable (ND) yang merupakan “informasi tidak informatif” jika

tidak mencantumkan nilai limit deteksi. Selain itu, limit deteksi digunakan untuk

mengetahui kemampuan sekaligus keterbatasan laboratorium dalam menerapkan

metode pengujian. Dari hasil pengolahan data, MDL yang diperoleh sebesar 0.15

dan % RSD yang diperoleh sebesar 11.23%. Maka nilai MDL yang diperoleh

dapat diterima karena hasil perhitungan MDL lebih kecil dari konsentrasi analit

yang ditambahkan ( 0.5 ppm ) tetapi lebih besar dari 10 % nilai konsentrasi analit

yang ditambahkan ( 0.05 ppm ).

III.5.3 Uji Presisi

Presisi merupakan tingkat kedapatulangan suatu rangkaian hasil

pengujian di antara hasil-hasil itu sendiri. Pengujian presisi meliputi Repeatability

dan Reproducibility. Jika pengujian presisi dilakukan dengan metode yang sama

pada laboratorium yang sama, dengan operator dan peralatan yang sama, serta

pada waktu yang sama maka pengujian ini disebut Repeatability. Namun, jika

pengujian presisi dilakukan dengan metode yang sama, pada laboratorium yang

berbeda oleh operator yang berbeda dan dengan peralatan yang berbeda maka
32 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


pengujian ini disebut Reproducibility. Pengujian yang dilakukan pada validasi

metode ini adalah Repeatability. Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian

presisi:

Tabel 5. Hasil Analisis Presisi 1 ( bawah )

Pengulangan Absorbansi pada panjang Kadar klorida yang terukur


gelombang 480 nm ( ppm )

1 0.0149 1.3

2 0.0126 1.1

3 0.0150 1.3

4 0.0152 1.3

5 0.0108 1.0

6 0.0126 1.1

7 0.0108 1.0

8 0.0110 1.0

9 0.0151 1.3

10 0.0150 1.2

Rata-rata 1.16

Standar deviasi 0.13

%RSD 11.64

Tabel 6. Hasil Analisis Presisi 2 ( atas )

Pengulangan Absorbansi pada panjang Kadar klorida yang terukur


gelombang 480 nm ( ppm )

1 0.6266 40.4

33 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


2 0.6184 39.9

3 0.6267 40.4

4 0.6246 40.3

5 0.6266 40.4

6 0.6184 39.9

7 0.6265 40.4

8 0.6256 40.3

9 0.6172 39.8

10 0.6269 40.4

Rata-rata 40.22

Standar deviasi 0.25

%RSD 0.62

Repeatability bertujuan untuk mengukur keragaman nilai hasil

pengujian terhadap sampel yang sama dari seorang analis dengan menggunakan

metode pengujian dan peralatan yang sama dalam interval waktu yang sesingkat

mungkin. Semakin kecil nilai Repeatability maka semakin presisi hasil

pengulangan pengujian yang dilakukan oleh seorang analis. Repeatability dapat

digunakan untuk melihat konsistensi analis, kestabilan peralatan, dan tingkat

kesulitan metode yang digunakan.

Pada analisis presisi, pengulangan pengujian dilakukan lebih dari dua

kali. Maka presisi ditentukan bardasarkan nilai simpangan baku relatif ( Relative

Standard Deviation, % RSD ). Dari hasil perhitungan data diperoleh nilai % RSD

untuk presisi 1 sebesar 11.64% dan nilai % RSD untuk presisi 2 sebesar 0.62%.

Berdasarkan % RSD yang diperoleh maka dapat dikatakan bahwa analisis presisi
34 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


yang dilakukan memenuhi persyaratan dimana % RSD yang diperoleh ≤ 15%.

Penyimpangan atau kesalahan-kesalahan yang terjadi pada analisis

presisi dikarenakan timbulnya kesalahan acak. Kesalahan acak berasal dari

pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat diperkirakan atau diprediksi dan hanya

bersifat sementara. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan misalnya disebabkan

oleh kurangnya keterampilan analis, fluktuasi listrik, kondisi pelaksanaan, dan

lain-lain.

III.5.4 Uji Akurasi

Pada uji akurasi, penulis menggunakan cara perolehan kembali

(recovery). Akurasi dapat ditentukan dengan menghitung % Recovery dimana %

Recovery dihasilkan dari konsentrasi sampel yang ditambahkan sejumlah tertentu

analit dikurangi konsentrasi sampel tanpa analit lalu dibandingkan dengan

konsentrasi analit yang ditambahkan. Tabel berikut merupakan tabel hasil uji

akurasi:

Tabel 7. Hasil Analisis Akurasi

Nomor Sampel ( ppm ) Spiked sample ( ppm ) % Recovery

1 3.2 36.1 109.67

2 3.6 36.1 108.33

3 4.9 32.5 92.00

4 3.6 35.4 106.00

5 2.7 37.5 116.00

6 4.0 33.0 96.67

7 2.2 34.6 108.00

35 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


8 4.9 31.6 89.00

9 2.8 31.7 96.33

10 3.8 31.5 92.33

Rata-rata 3.57 34.0 101.43

Standar 0.89 2.21 9.23


deviasi

% RSD 9.10

% Recovery 101.4

% Bias 1.4

Pengujian analit seringkali tidak langsung diukur tetapi dilakukan

preparasi, misalnya pelarutan, distilasi, destruksi, dan ekstraksi. Selama proses

tersebut berlangsung, analit tidak boleh hilang atau berkurang. Agar hasil

pengujian mempunyai nilai akurasi tinggi maka efisiensi pelarutan, distilasi,

destruksi, atau ekstraksi terhadap analit harus memiliki efisiensi 100%. Dengan

efisiensi 100% maka dapat dipastikan bahwa tidak ada penambahan analit karena

kontaminasi atau hilangnya analit karena penguapan, adsorpsi atau absorpsi,

selama proses preparasi sampel. Untuk mengecek efisiensi proses preparasi dan

pengujian terhadap sampel maka dilakukan uji perolehan kembali ( recovery test,

% R ).

Pada hasil perhitungan akurasi didapatkan % Recovery pada analisis

klorida sebesar 101.43%, %RSD yang diperoleh sebasar 9.1%, dan % bias yang

diperoleh sebesar 1.4%. Dari hasil yang diperoleh tersebut dapat dikatakan bahwa

metode yang digunakan untuk menganalisis klorida memiliki kedekatan dengan

nilai yang sebenarnya. Sesuai ketetapan dari perusahaan yang bersangkutan


36 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


dimana nilai % Recovery antara 85% - 115%, % RSD ≤ 15%, dan memiliki %

bias yang mendekati nol. Namun, pada tabel hasil analisis akurasi terdapat %

Recovery sebesar 116%. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

dimana nilai % Recovery seharusnya antara 85% – 115%. Penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi pada hasil analisis akurasi dapat disebabkan oleh

kesalahan sistematik. Berbagai sebab dapat mengakibatkan timbulnya kesalahan

sistematik diaantaranya adalah kelemahan metode uji atau teknik pengukuran,

kondisi lingkungan, kelemahan atau ketidakmampuan analis, kesalahan peralatan

atau instrumentasi, dan lain sebagainya.

Untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan tersebut maka tindakan

yang perlu dilakukan adalah menggunakan instrumen yang telah dikalibrasi,

menggunakan pereaksi-pereaksi yang masih layak/baik, melakukan pengontrolan

kondisi lingkungan, dan melakukan analisis sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan.

III.6 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan maka dapat dibuat

kesimpulan sebagai berikut:

- Uji IDL dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis mendapatkan hasil

sebesar 0.15 ppm.

- Uji MDL yang dilakukan mendapatkan hasil sebesar 0.15 ppm. Hasil ini dapat

diterima karena hasil yang diperoleh lebih kecil dari konsentrasi analit yang

ditambahkan ( 0.5 ppm ) tetapi lebih besar dari 10% konsentrasi analit yang
37 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


ditambahkan ( 0.05 ppm ).

- Perbedaan antara data hasil uji yang satu dengan data hasil uji yang lain

memiliki perbedaan yang cukup kecil. Hal ini berarti metode uji yang dipakai

memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil uji Presisi diperoleh

% RSD untuk presisi bawah sebesar 11.64 % dan % RSD untuk presisi atas

sebesar 0.62 %. Hasil % RSD ini dapat diterima karena % RSD yang

diperoleh ≤ 15 %.

- Berdasarkan hasil perhitungan data, diperoleh rata-rata % Recovery sebesar

101.4 %, % RSD sebesar 9.1 %, dan % bias yang didapat sebesar 1.4 %.

Hasil tersebut dapat diterima karena sesuai dengan persyaratan, dimana nilai

% Recovery antara 85% - 115%, % RSD ≤ 15%, dan memiliki % bias yang

mendekati nol.

- Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa metode analisis klorida

secara spektrofotometri dapat digunakan untuk analisis rutin.

38 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


BAB IV

PENUTUP

IV.1 Hasil dan Manfaat PKL

Hasil dan manfaat yang dapat diperoleh penulis pada Praktek Kerja

Lapangan ini diantaranya:

1. Penulis dapat mempelajari dan memahami ilmu validasi metode khususnya

validasi metode analisis klorida secara spektrofotometri.

2. Penulis mendapatkan pengalaman mengenai dunia kerja yang meliputi

disiplin kerja, kebersamaan, kekompakan, lingkungan kerja, peraturan dan

sistem kerja pada suatu institusi.

3. Penulis dapat mempelajari cara menganalisis berbagai parameter yang

digunakan di laboratorium water quality.

4. Penulis dapat meningkatkan pengetahuan di bidang analisis kualitas air.

5. Penulis dapat mengetahui cara mengoperasikan instrumen ( spektrofotometer

UV-Vis ) dengan baik.

6. Penulis dapat mengetahui aplikasi dari ilmu yang dipelajari semasa kuliah.

IV.2 Saran

IV.2.1 Bagi PT ALS Indonesia

• Terus meningkatkan kualitas pelayanan analisis dan lingkungan

kekeluargaan yang selama ini telah terjalin dengan baik.


39 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


• Senantiasa memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melaksanakan

program PKL.

IV.2.2 Bagi Departemen Kimia UI

• Pembahasan mengenai validasi metode sebaiknya diperdalam lagi dalam

kurikulum. Mengingat topik ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan

berguna sewaktu memasuki dunia kerja.

• Mahasiswa sebaiknya diberi tahu lebih dalam aplikasi dari ilmu-ilmu teori

dan rumus-rumus yang telah diajarkan selama di bangku perkuliahan.

• Mahasiswa sebaiknya dibekali ilmu tentang instrumentasi sekaligus

prakteknya lebih banyak, mengingat proses-proses analisis kini telah

banyak menggunakan instrumen.

• Terjalin hubungan baik antara Departemen Kimia UI dengan PT ALS

Indonesia.

40 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


DAFTAR PUSTAKA

American Public Health Association ( APHA ). 2005. Standard Methods for

Examination of Water and Waste Water, 21th ed. (2005), Method 4500 -

Cl-

Hadi, Anwar. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025: 2005. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama

Johari, J.M.C. 2003. Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: ESIS

Mulja, Muhammad. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga University

Press

Sunardi. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Analisa Instrumentasi. Depok: FMIPA

UI

Tetrasari, Hermini. 2003. Validasi Metode Analisis. Jakarta: BPOM

Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT

Kalman Media Pustaka

Diktat kuliah analisis Instrumentasi

www.wcaslab.com/TECH/DETLIM.HTM

www.westgard.com/lesson29.htm

www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis

www.spexcsp.com/pdfs/detection limits application note.pdf

www.chem-is-try.org/materi kimia/kimia-industri/limbah-industri/limbah-cair

www.lagoonsonline.com/laboratory-articles/mdl.htm

41 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


www.cee.vt.edu/ewr/environmental/teach/smprimer/mdl/mdl.html

www.suaramerdeka.com

jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2004/v01n03/Harmita010301.pdf

wapedia.mobi/en/Detection_limit

42 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT.ALS Indonesia

PRESIDEN REGIONAL
DIRECTOR GENERAL
MANAGER

BUSINESS
MANAGER

FINANCE & MARKETING & LABORATORY


ADMINISTRATION CUSTOMER MANAGER
MANAGER SERVICE
MANAGER

LABORATORY EHS & QUALITY


SUPERVISOR COORDINATOR

ADMINISTATIVE MARKETING & LABORATORY-


STAFF CUSTOMER TECHNICIAN
SERVICE
OFFICER

43 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


44 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


Lampiran 3. Perhitungan yang digunakan

Menghitung banyaknya NaCl murni yang harus ditimbang untuk membuat

larutan standar klorida 1000 ppm dalam labu ukur 1L.

Mr NaCl = 58.443

Ar Cl- = 35.453

Volume larutan yang akan dibuat = 1L

Berat NaCl = C x ( Mr NaCl / Ar Cl- ) x V

= 1000 mg/L x ( 58.443/35.453 ) x 1L

= 1648.46 mg

= 1.6485 g

Keterangan : C = konsentrasi standar klorida yang diminta

V = volume standar klorida yang diminta

Menghitung volume larutan standar klorida 1000 ppm untuk membuat deret

standar klorida dengan konsentrasi ( dalam labu ukur 100 ml ):

9 0.5 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 0.5 ppm x 100 ml

V1 = 0.05 ml

9 1.0 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 1.0 ppm x 100 ml

V1 = 0.1 ml

9 2.0 ppm

45 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 2.0 ppm x 100 ml

V1 = 0.2 ml

9 5.0 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 5.0 ppm x 100 ml

V1 = 0.5 ml

9 10.0 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 10.0 ppm x 100 ml

V1 = 1.0 ml

9 20.0 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 20.0 ppm x 100 ml

V1 = 2.0 ml

9 30.0 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 30.0 ppm x 100 ml

V1 = 3.0 ml

9 40.0 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 40.0 ppm x 100 ml

V1 = 4.0 ml

46 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


9 50.0 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 1000 ppm = 50.0 ppm x 100 ml

V1 = 5.0 ml

Keterangan: V1 = Volume standar klorida 1000 ppm

M1 = konsentrasi standar klorida 1000 ppm

V2 = Volume standar klorida yang diminta

M2 = konsentrasi standar klorida yang diminta

Menghitung nilai rata-rata dari data hasil analisis.

1 N
x =
N
∑i=1
xi

Keterangan : N = banyaknya data

Menghitung standar deviasi dari data hasil analisis.

S=
1 n
(
∑ xi − x
n − 1 i =1
)
2

Keterangan: n = banyaknya data

S = standar deviasi

Menghitung nilai IDL dan MDL

IDL = T x S

MDL = T x S

Keterangan : T = nilai student (t) untuk 10 kali pengulangan pada tingkat

kepercayaan 99%

S = standar deviasi
47 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


Menghitung % RSD

S
% RSD = . 100 %
x
Keterangan : S = standar deviasi

x = rata-rata hasil pengukuran

Menghitung % Recovery

C1 − C 2
% Re cov ery = .100%
C2
Keterangan: C1 = konsentrasi sampel + analit

C2 = konsentrasi analit yang ditambahkan

Menghitung % Bias

% Bias = Kadar yang diperoleh – kadar yang sebenarnya x 100%


Kadar yang sebenarnya

48 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


52 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


57 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


54 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


56 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.  


58 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.  


60 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


62 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


51 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


55 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


59 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.


61 
 

Validasi metode..., Indana Ayu Soraya, FMIPA UI, 2009.

Anda mungkin juga menyukai