Disusun Oleh :
0606109871
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2009
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Oleh :
0606109871
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini. Laporan ini
dibuat berdasarkan praktek kerja lapanggan yang penulis lakukan selama 2 bulan
water quality PT ALS Indonesia. Laporan ini terdiri dari empat bagian, yaitu
unjuk kerja dari metode analisis klorida secara spektrofotometri sehingga hasil
laporan praktek kerja lapangan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang tentunya sangat bermanfaat bagi penulis di kemudian hari. Penulis
1. ALLAH SWT, karena hanya atas kehendak ALLAH laporan ini dapat
terselesaikan.
iii
dorongan kepada ananda. Semoga ananda dapat menjadi anak yang bunda dan
3. Ibu Suzanna O.R Lumme selaku Business Manager PT ALS Indonesia yang
ALS Indonesia.
7. Ibu Sri Handayani selaku pembimbing akademik yang dengan baik hati
8. Guru-guru mulai dari TK sampai SMU, serta dosen-dosen yang telah banyak
memberikan ilmunya kepada penulis dan juga staf tata usaha Departemen
10. Ka Puspa yang dengan sabar membagikan ilmunya kepada penulis ( I owe you
dan rekan-rekan analis lain yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu.
iv
pelaksanaan PKL.
12. Ibu Nina dan keluarga yang telah sudi mengizinkan penulis tinggal di
13. Adik-adikku tersayang Zee dan Cicah yang senantiasa jadi teman berantem di
14. Teman-teman seperjuangan Kimia Terapan 2006, Maya saudaraku ( thanks for
caring me ), Gefin, Devita, Dini Putri, Asti, Karima, Gita, Laili, Asti dan yang
ini.
15. Sahabatku Prima sagita Setyowati yang selalu memberikan kekuatan kepada
Dewi Setyowati, Nuning, Aryo, Nita, nanda bayu yang selalu memberikan
16. Ibu Tuti dan bapak yang telah banyak memberikan nasehat-nasehat demi
17. Teman-teman kosanku Devita, Yulita, Resti, Trias, dan teman-teman lainnya.
Penulis
v
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS INDONESIA
2009
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
(xiii + 40 Halaman)
ini, metode yang divalidasi adalah metode analisis klorida dari APHA (American
Dari hasil pengamatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) didapat, uji IDL
mendapatkan hasil sebesar 0.15 ppm. Uji MDL yang dilakukan mendapatkan
hasil sebesar 0.15 ppm. Hasil ini dapat diterima karena hasil yang diperoleh lebih
kecil dari konsentrasi analit yang ditambahkan (0.5 ppm) tetapi lebih besar dari
10% konsentrasi analit yang ditambahkan (0.05 ppm). Hasil uji Presisi diperoleh
% RSD untuk presisi bawah sebesar 11.64 % dan % RSD untuk presisi atas
vi
sebesar 9.1 %, dan % bias yang didapat sebesar 1.4 %. Nilai tersebut dapat
diterima karena nilai tersebut masih sesuai dengan persyaratan, dimana nilai %
Recovery antara 85% - 115%, % RSD ≤ 15%, dan memiliki % bias yang
mendekati nol.
vii
JUDUL .................................................................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
III.4.2 Sampel............................................................................... 22
III.4.3.1 Alat..................................................................... 23
ix
LAMPIRAN.......................................................................................................... 43
x
xi
xii
xiii
PENDAHULUAN
tersebut. Salah satu kemajuan yang cukup pesat saat ini adalah di bidang industri.
Kenyataan ini tentunya harus disertai dengan hadirnya tenaga-tenaga ahli dan
menghasilkan tenaga kerja ahli yang siap pakai. Kurikulum dan sistem pendidikan
pun terus diperbaharui dan dimodifikasi sesuai perkembangan zaman. Salah satu
berdaya saing dan dapat langsung terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, selain
1
Mata kuliah PKL ini wajib diambil oleh setiap mahasiswa Program D3
Kimia Terapan dan merupakan salah satu syarat kelulusan. Dengan adanya mata
kuliah PKL yang berbobot 4 sks ini, diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan
gas, dan lain-lain), dan konsultan penanganan limbah. Praktek kerja lapangan ini
2
dipertangungjawabkan.
3
kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu pengawasan terhadap lingkungan baik
air , udara maupun tanah perlu mendapatkan perhatian khusus agar masalah
(ALS) Indonesia bertujuan untuk memberikan jasa laboratorium bagi industri dan
lingkungan.
analisis kimia industri (hasil hutan, minyak, gas, dan lain-lain), dan konsultan
penanganan limbah.
4
perusahaan yaitu pada bulan November tahun 1995 yaitu berdasarkan Keppres
januari 1996. PT ASL Indonesia resmi didirikan pada tanggal 17 Januari 1996 dan
diresmikan langsung oleh Perdana Mentri Canada Jean Chretien. Pada bulan April
2001 saham PT ASL dibeli oleh PT ALS Global Organization dan nama PT ASL
ALS Indonesia berubah menjadi hasil kerjasama antara tiga negara yaitu
ISO Guide 25 tentang system manajemen mutu dan ISO IEC 17025 tentang
konsultan dan jasa laboratorium lingkungan dalam lingkup grup ALS global yang
memiliki operasi serta target pemasaran di tingkat dunia berdasarkan pada proses
cepat dan positif terhadap suatu perubahan akan mendukung upaya PT ALS
Indonesia menjadi bagian grup konsultan dan jasa laboratorium dunia yang
antara staf termasuk pimpinan perusahaan, hal ini terbukti dengan berbagai
sampling lingkungan antara lain air, tanah / sedimen, dan udara; pemantauan
limbah terhadap biota laut dan pemantauan pipa buangan limbah ke laut;
kesehatan dan higienitas industri antara lain kualitas air minum, analisis
mikrobiologi, analisis merkuri dan kreatinin dalam urin, dan program kualitas
kemampuan peralatan untuk analisis; layanan sampling antara lain udara, emisi,
6
mereka menghargai keunikan layanan dan dedikasi atas kualitas layanan yang
Adapun struktur organisasi PT ALS Indonesia secara rinci dapat diliihat pada
lampiran 1 yang secara garis besar terdiri dari: Business Manager, EHS dan
General Manager dan bertanggung jawab untuk menjamin unit bisnis yang
staf dan menggunakan metode yang umum untuk memberikan kualitas pelayanan
7
langsung kepada Business Manager dan memiliki tanggung jawab untuk bekerja
sistem kualitas manajemen laboratorium beroperasi sesuai KAN dan ISO 17025,
berjalan dengan sukses; menangani sistem dan metode audit sesuai SOP,
menangani proses audit ke staf yang lain dan meyakinkan staf telah detraining,
kepada Regional General Manager dan bertanggung jawab untuk mengatur fungsi
akuntansi secara umum dan ketentuan dalam pelayanan akuntansi. Tugas lain
tinggi dengan pelanggan baru maupun pelanggan yang sudah ada, sehingga semua
8
turn around time untuk sampel, sehingga memperoleh hasil yang berkualitas dan
lebih dari 3300 m2, luas gedung 832 m2, dengan lebih dari 540 m2 dirancang
unsur-unsur logam.
organik.
9
untuk para pelanggan harus melalui prosedur tertentu. Setiap sampel yang masuk
melalui prosedur berikut; petugas klien menyerahkan sampel yang akan diperiksa
disahkan, kemudian hasil analisis tersebut diserahkan pada bagian pengirim untuk
Jam kerja PT ALS Indonesia dimulai dari pukul 08.00 WIB s/d 17.00
WIB, dengan waktu istirahat selama satu jam mulai pukul 12.00 WIB s/d 13.00
WIB, dalam waktu satu minggu terdapat lima hari kerja, yaitu dari hari Senin s/d
Jumat. Untuk meningkatkan disiplin kerja, setiap karyawan memiliki kartu jam
memakai alat-alat keselamatan kerja seperti jas laboratorium, kaca mata, sarung
tangan, dan masker. Alat-alat keselamatan lain yang tersedia antara lain pemadam
10
PELAKSANAAN PKL
bulan yaitu dimulai dari tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 15 April
parameter air.
spektrofotometri.
pengujian, yakni suatu kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu
atau lebih sifat atau karakteristik suatu produk, bahan, peralatan, organisme,
fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
11
standar secara internasional, regional, atau nasional (Anwar Hadi, 2007). Metode-
memiliki kesalahan yang melekat pada metode tersebut. Oleh karena itu, metode-
metode yang valid, laboratorium tersebut bisa menghasilkan data yang valid pula
karena tingkat akurasi dan presisi data hasil pengujian dapat diketahui.
kehidupan. Pencemaran air yang terus meningkat telah menurunkan kualitas air di
12
Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah
tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,
pertanian, dan sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air (99%)
sedangkan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut.
Limbah cair berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam
sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga
dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses
Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu
dibuang, Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Pada beberapa
pabrik tertentu, misalnya pabrik pengolahan kawat, seng, besi baja sebagian besar
air dipergunakan untuk pendinginan mesin ataupun dapur pengecoran. Air ini
pendinginan, kemudian dibuang. Oleh sebab itu pada saluran pabrik terlihat air
mengalir dalam volume yang cukup besar. ( Suparni Setyowati Rahayu, 2009 )
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang
larut maupun mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerap kali air dari
pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi. Air yang mengandung senyawa
kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah
tercemar memberikan ciri tertentu yang dapat diidentifikasi secara visual dapat
13
sifat kimia air di mana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan
III.3.2 Klorida
dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik unsur ini termasuk
kelompok halogen. Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam
bereaksi dengan logam membentuk garam) dan senyawa lain yang tersedia di
alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan oleh semua makhluk
hidup. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun.
Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih,
atau desinfektan.
satu elektron untuk membentuk suatu anion ( ion bermuatan negatif ) Cl-. Garam
dari asam hidroklorida ( HCl ) mengandung ion klorida, contohnya adalah garam
meja atau natrium klorida ( NaCl ). Klorida dapat berupa senyawa anorganik
14
gali, air minum, air limbah, dan lain-lain. Tetapi, sumber utama klorida adalah air
laut dan garam batu. Klorida dapat menguntungkan dapat pula merugikan,
Di dalam tubuh, klorida termasuk dalam kategori mineral makro utama. Klorida
merupakan elektrolit utama yang berada dalam cairan ekstraselular. Sebagai anion
cairan elektrolit, pengatur derajat keasaman lambung, dan ikut berperan dalam
atau lebih dikenal sebagai kloroform dahulu digunakan sebagai obat bius. Namun
dalam alat ini terdapat sumber cahaya, perangkat optik seperti monokromator atau
pengolahan datanya.
Prinsip kerja dari instrumen ini adalah cahaya putih dari suatu sumber
cahaya tertentu ( masih polikromatis atau terdiri dari banyak panjang gelombang
cahaya ) dilewatkan melalui celah masuk dan didispersikan oleh kisi difraksi atau
15
melalui celah kedua dilewatkan ke dalam larutan sampel yang akan diukur. Sinar
yang tidak diserap tetapi melalui larutan sampai ke detektor dari instrumen yang
4 7
6
8 8
9
1 2 3 5 9
Keterangan:
3 = copper 8 = amplifier
panjang gelombang dari spekrum lebar yang dipancarkan oleh sumbar cahaya.
16
larutan dan karenanya wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke
Detektor yang berupa transduser yang mengubah energi foton menjadi suatu
isyarat listrik yang setara jumlahnya dan dapat dibaca oleh sistem baca
tertentu.
III.3.4 Validasi
2004 ). Validasi metode merupakan konfirmasi dengan cara menguji mutu metode
persyaratan atau sesuai dengan tujuan tertentu. Validasi harus dilakukan sebelum
setiap metode digunakan secara rutin. Penggunaan metode yang tidak dapat
17
penyimpangan suatu metode tidak dapat dihindari pada kondisi normal, dimana
seluruh elemen terkait telah dilaksanakan dengan baik dan benar. Selain itu,
tujuan lain memvalidasi metode adalah untuk menghasilkan hasil analisis yang
Material ).
o Membandingkan metode yang akan divalidasi terhadap metode lain yang telah
tervalidasi.
contoh yang sama dapat dikirim ke laboratorium lain yang mempunyai metode
18
cukup membebani sehingga semua faktor di luar persoalan teknis pengujian juga
harus diperhitungkan. Maka validasi dapat dilakukan dengan usaha yang lebih
dihasilkan disebut sebagai tingkat kebisingan ( noise level ). IDL adalah batas
terendah yang dapat dideteksi alat bila diproses pada beberapa proses analisis.
yang lebih besar dari X kali standar deviasi, dimana X adalah nilai student (t)
untuk menentukan suatu analit dalam suatu matrik sampel, tanpa memperhatikan
bahan yang dapat diukur dan dilaporkan dengan keyakinan 99% bahwa
konsentrasi analit lebih besar dari nol. MDL dapat ditentukan dengan
menganalisis sampel yang berisi analit sesuai tahapan metode pengujian secara
menyeluruh.
19
haruslah kurang dari konsentrasi analit yang ditambahkan dan harus lebih besar
dari 10% konsentrasi analit yang ditambahkan. Jika salah satu dari persyaratan ini
3) Presisi
uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika
campuran yang homogen. Dengan kata lain presisi merupakan derajat kedekatan
sendiri. Suatu metode dikatakan memiliki presisi yang tinggi jika perbedaan hasil
uji yang satu dengan hasil uji lainnya dalam serangkaian pengujian sangat kecil.
Nilai presisi biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai RSD (Relative Standard
Ketidakstabilan instrumen
sama, analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang
pendek.
20
4) Akurasi
pengukuran dengan nilai yang sebenarnya atau true value. Kesulitan utama yang
dihadapi dalam uji akurasi adalah fakta bahwa nilai sebenarnya dari komponen
o Uji relatif terhadap metode baku atau metode yang valid, yaitu dengan
dikenal namun pada praktek kerja lapangan ini, metode yang divalidasi adalah
21
bereaksi dengan ion klorida dalam sampel ( Cl- ) menjadi merkuri klorida (HgCl2)
yang larut. Ion tiosianat dilepaskan oleh senyawa merkuri tiosianat tersebut akan
bereaksi dengan ion-ion besi III ( Fe3+ ) sehingga membentuk senyawa besi III
yang terdapat dalam sampel bisa menyebabkan hasil pengukuran menjadi lebih
III.4.2 Sampel
22
¾ Penyimpanan : 4 0C
0.45 µm
III.4.3.1 Alat
Spektrofotometer Carry 50
Kuvet 10 mm
Neraca analitik
Tabung reaksi
Micropippete
Vortex
Labu semprot
III.4.3.2 Bahan-bahan
Air bidestilasi
III.4.4.1 Pereaksi-pereaksi
¾ Feri Nitrat
ml air bidestilasi.
setelah 3 bulan.
¾ Merkuri Tiosianat
50 ml methanol.
setelah 3 bulan.
¾ Pereaksi warna
24
3. Larutan ini harus dibuat setiap akan melakukan analisis dan harus
III.4.4.2 Standar-standar
setelah 6 bulan.
standar dapat dilihat pada tabel di bawah ini, untuk volume 100 ml:
0.0 0.0
0.5 0.05
1.0 0.1
2.0 0.2
5.0 0.5
10.0 1.0
20.0 2.0
25
40.0 4.0
50.0 5.0
menit.
26
kalibrasi.
kalibrasi.
27
kalibrasi.
kalibrasi.
0.5 ml.
kalibrasi.
bidestilasi bebas analit. Air bidestilasi bebas analit tersebut diperlakukan sesuai
dengan tahapan metode analisis klorida. Analisis ini dilakukan sebanyak 10 kali.
1 0.0012 0.4
2 0.0002 0.3
3 -0.0022 0.3
4 -0.0006 0.3
5 -0.0005 0.3
6 0.0017 0.4
7 0.0006 0.4
8 0.0008 0.4
29
10 0.0024 0.3
Rata-rata 0.34
IDL 0.15
sinyal noise dari instrumen yang digunakan. Uji IDL yang dilakukan bermanfaat
sebagai the estimated Method Detection Limit sehingga dapat digunakan untuk
menghitung MDL ( Method Detection limit ). Nilai IDL dinyatakan sebagai hasil
kali nilai student (t) untuk 10 kali pengulangan pada tingkat kepercayaan 99%
terhadap standar deviasi. Dari perhitungan hasil analisis IDL diperoleh nilai rata-
rata sebesar 0.34 ppm, standar deviasi yang diperoleh 0.05, dan nilai IDL yang
didapat sebesar 0.15. Nilai student (t) dapat dilihat pada tabel berikut:
Student (t) n 7 8 9 10
Values t(99%) 3.143 2.998 2.896 2.821
pemanasan sampel untuk logam tertentu dengan penambahan suatu asam. Sampel
30
Batas deteksi ini ( dengan semua prosedur analisis yang termasuk ) disebut MDL
( Method Detection Limit ). Hasil analisis MDL dapt dilihat pada tabel 3 sebagai
berikut:
1 0.0021 0.5
2 0.0020 0.5
3 0.0034 0.5
4 0.0015 0.4
5 0.0008 0.4
6 0.0022 0.5
7 0.0027 0.5
8 0.0013 0.4
9 0.0018 0.4
10 0.0028 0.5
Rata-rata 0.46
MDL 0.15
%RSD 11.23
yang telah ditambahkan analit ( spike ) pada konsentrasi 3-5 kali IDL yang telah
hasil kali nilai student (t) untuk 10 kali pengulangan pada tingkat kepercayaan
99% terhadap standar deviasi. MDL dapat diterima apabila MDL yang dihitung
kurang dari konsentrasi analit yang ditambahkan tetapi harus lebih besar dari 10%
tidak mencantumkan nilai limit deteksi. Selain itu, limit deteksi digunakan untuk
metode pengujian. Dari hasil pengolahan data, MDL yang diperoleh sebesar 0.15
dan % RSD yang diperoleh sebesar 11.23%. Maka nilai MDL yang diperoleh
dapat diterima karena hasil perhitungan MDL lebih kecil dari konsentrasi analit
yang ditambahkan ( 0.5 ppm ) tetapi lebih besar dari 10 % nilai konsentrasi analit
dan Reproducibility. Jika pengujian presisi dilakukan dengan metode yang sama
pada laboratorium yang sama, dengan operator dan peralatan yang sama, serta
pada waktu yang sama maka pengujian ini disebut Repeatability. Namun, jika
pengujian presisi dilakukan dengan metode yang sama, pada laboratorium yang
berbeda oleh operator yang berbeda dan dengan peralatan yang berbeda maka
32
metode ini adalah Repeatability. Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian
presisi:
1 0.0149 1.3
2 0.0126 1.1
3 0.0150 1.3
4 0.0152 1.3
5 0.0108 1.0
6 0.0126 1.1
7 0.0108 1.0
8 0.0110 1.0
9 0.0151 1.3
10 0.0150 1.2
Rata-rata 1.16
%RSD 11.64
1 0.6266 40.4
33
3 0.6267 40.4
4 0.6246 40.3
5 0.6266 40.4
6 0.6184 39.9
7 0.6265 40.4
8 0.6256 40.3
9 0.6172 39.8
10 0.6269 40.4
Rata-rata 40.22
%RSD 0.62
pengujian terhadap sampel yang sama dari seorang analis dengan menggunakan
metode pengujian dan peralatan yang sama dalam interval waktu yang sesingkat
kali. Maka presisi ditentukan bardasarkan nilai simpangan baku relatif ( Relative
Standard Deviation, % RSD ). Dari hasil perhitungan data diperoleh nilai % RSD
untuk presisi 1 sebesar 11.64% dan nilai % RSD untuk presisi 2 sebesar 0.62%.
Berdasarkan % RSD yang diperoleh maka dapat dikatakan bahwa analisis presisi
34
pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat diperkirakan atau diprediksi dan hanya
lain-lain.
konsentrasi analit yang ditambahkan. Tabel berikut merupakan tabel hasil uji
akurasi:
35
% RSD 9.10
% Recovery 101.4
% Bias 1.4
tersebut berlangsung, analit tidak boleh hilang atau berkurang. Agar hasil
destruksi, atau ekstraksi terhadap analit harus memiliki efisiensi 100%. Dengan
efisiensi 100% maka dapat dipastikan bahwa tidak ada penambahan analit karena
selama proses preparasi sampel. Untuk mengecek efisiensi proses preparasi dan
pengujian terhadap sampel maka dilakukan uji perolehan kembali ( recovery test,
% R ).
klorida sebesar 101.43%, %RSD yang diperoleh sebasar 9.1%, dan % bias yang
diperoleh sebesar 1.4%. Dari hasil yang diperoleh tersebut dapat dikatakan bahwa
bias yang mendekati nol. Namun, pada tabel hasil analisis akurasi terdapat %
Recovery sebesar 116%. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
penyimpangan yang terjadi pada hasil analisis akurasi dapat disebabkan oleh
ditetapkan.
III.6 Kesimpulan
- Uji MDL yang dilakukan mendapatkan hasil sebesar 0.15 ppm. Hasil ini dapat
diterima karena hasil yang diperoleh lebih kecil dari konsentrasi analit yang
ditambahkan ( 0.5 ppm ) tetapi lebih besar dari 10% konsentrasi analit yang
37
- Perbedaan antara data hasil uji yang satu dengan data hasil uji yang lain
memiliki perbedaan yang cukup kecil. Hal ini berarti metode uji yang dipakai
memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil uji Presisi diperoleh
% RSD untuk presisi bawah sebesar 11.64 % dan % RSD untuk presisi atas
sebesar 0.62 %. Hasil % RSD ini dapat diterima karena % RSD yang
diperoleh ≤ 15 %.
101.4 %, % RSD sebesar 9.1 %, dan % bias yang didapat sebesar 1.4 %.
Hasil tersebut dapat diterima karena sesuai dengan persyaratan, dimana nilai
% Recovery antara 85% - 115%, % RSD ≤ 15%, dan memiliki % bias yang
mendekati nol.
38
PENUTUP
Hasil dan manfaat yang dapat diperoleh penulis pada Praktek Kerja
6. Penulis dapat mengetahui aplikasi dari ilmu yang dipelajari semasa kuliah.
IV.2 Saran
program PKL.
• Mahasiswa sebaiknya diberi tahu lebih dalam aplikasi dari ilmu-ilmu teori
Indonesia.
40
Examination of Water and Waste Water, 21th ed. (2005), Method 4500 -
Cl-
Hadi, Anwar. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025: 2005. Jakarta:
Press
UI
www.wcaslab.com/TECH/DETLIM.HTM
www.westgard.com/lesson29.htm
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis
www.chem-is-try.org/materi kimia/kimia-industri/limbah-industri/limbah-cair
www.lagoonsonline.com/laboratory-articles/mdl.htm
41
www.suaramerdeka.com
jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2004/v01n03/Harmita010301.pdf
wapedia.mobi/en/Detection_limit
42
PRESIDEN REGIONAL
DIRECTOR GENERAL
MANAGER
BUSINESS
MANAGER
43
Mr NaCl = 58.443
Ar Cl- = 35.453
= 1648.46 mg
= 1.6485 g
Menghitung volume larutan standar klorida 1000 ppm untuk membuat deret
9 0.5 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 0.05 ml
9 1.0 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 0.1 ml
9 2.0 ppm
45
V1 = 0.2 ml
9 5.0 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 0.5 ml
9 10.0 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 1.0 ml
9 20.0 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 2.0 ml
9 30.0 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 3.0 ml
9 40.0 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 4.0 ml
46
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 5.0 ml
1 N
x =
N
∑i=1
xi
S=
1 n
(
∑ xi − x
n − 1 i =1
)
2
S = standar deviasi
IDL = T x S
MDL = T x S
kepercayaan 99%
S = standar deviasi
47
S
% RSD = . 100 %
x
Keterangan : S = standar deviasi
Menghitung % Recovery
C1 − C 2
% Re cov ery = .100%
C2
Keterangan: C1 = konsentrasi sampel + analit
Menghitung % Bias
48