Anda di halaman 1dari 3

A.

Teori Kognitif

Teori kognitif menekankan pikiran sadar. Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa
kemampuan kognitif merupakan sesutu yang fundamental dan yang membimbing tingkah
laku anak. Dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai individu yang
secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia. Studi tentang
perkembangan kognitif didominasi oleh dua teori, yaitu teori perkembangan kognitif
piaget dan teori pemrosesan informasi.

1. Teori Kognitif Piaget

Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan dan kejadian-kejadian
disekitrnya.. bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek, seperti
mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orang tua, dan teman.
Bagaimana cara anak belajar mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya
perubahan dalam objek-objek, atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk pikiran
tentang objek dan peristiwa tersebut.
Untuk menujukan struktue kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku yang
terorganisis.piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Dengan kedua komponen ini
berarti kognisi merupakan system yang selalu diorganisir dan diadaptasi, sehingga
memungkinkan individu beradaptasi dengan lingkungannya.
a. Skema (struktur kognitif)
Skema (struktur kognitif) adalah proses atau cara mengorganisir da merespon
berbagai pengalaman. Denagan kata lain, skema adalah suatu pola sistematis dari
tindakan, perilaku, pikiran, dan strategi pemecahan masalah yang memberikan suatau
kerangka pemikiran dalam menghadapi berbagai tantangan dan jenis situasi. Dalam
diri bayi terdapat pola tingkah laku reflex yang terorganisir sehubungan dengan
“pengetahuan” mengenai lingkungan. Misalnya gerakan reflex mengisap pada bayi,
ada gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan mengisap. Gerakan
ini menunjukkan ada pola-pola tertentu. Gerakan ini tidak terpengarus oleh apa yang
masuk kemulut, apakah ibu jari, putting susu ibunya, atai dot botol susu. Pola gerakan
yang diperoleh sejak lahir inilah yang disebut dengan skema.
b. Adaptasi (struktur fungsional)
Adaptasi (struktur fungsional) adalah sebuah istilah yang digunakan Piaget untuk
menunjukkan pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya dalam
proses perkembangan kognitif. Piaget yakin bahwa bayi manusia ketika dilahirkan
telah dilengkapi dengan kebutuhan-kebutuhan dan juga kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adaptasi ini muncul dengan sendirinya
ketika bayi tersebut mengadakan interaksi dengan dunia sekitarnya. Mereka akan
belajar menyesuaikan diri dan mengatasinnya, sehingga kemampuan mentalnya akan
berkembang dengan sendirinya. Menurut Piaget, adaptasi ini terdiri dari dua proses
yang saling melengkapi, yaitu : asimilasi dan akomodasi

1) Asimilasi
Asimilasi dari sudut biologi, adalah integrase antara elemen-elemen eksternal
(dari luar)terhadap struktur yang sudah lengkap pada organisme. Asimilasi
kognitif mencakup perubahan objek eksternaal menjadi struktur pengetahuan
internal (Lerner & Hultsch, 1983). Miasalnya seorang bayi yang menghisap
putting susu ibunya dan dot susu, akan melakukan tindakan yang sama
(menghisap) terhadap semua objek baru yang mereka temukan, seperti bola karet
atau jempolnya. Perilaku bayi menghisap semua objek ini memperlihatkan proses
asimilasi.
2) Akomodasi
Akomodasi adalah menciptakann langkah baru atau memperbarui atau
menggabung-gabungkan istilah lama untuk menghadapi tantangan baru.
Akomodasi kognitif berarti mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki
sebelumnya untuk disesuaikan dengan objek stimulus eksternal. Jadi, kalua pada
asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, maka pada akomodasi perubhan terjadi
pada subjeknya, sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan objek yang ada
diluar dirinya. Misalnya, bayi melakukan tindakan yang sama pada ibu jarinya,
yaitu menghisap ini berarti bahwa bayi telah mengganti puting susu ibu menjdi
ibu jari. Tindakan demikian disebut akomodasi.

Piaget mengemukakakn bahwa setiap organisme yang akan mengadakan


penyesuaian (adaptasi) dengan lingkungannya harus mencapai keseimbangan
(ekuilibrium), yaiti antara aktivitas individu dengan lingkungan (asimilasi) dan
aktivitas lingkungan terhadap individu (akomodasi). Agar terjadi ekuilibrasi
antara diri individu dengan lingkungan, maka peristiwa-peristiwa asimilasi dan
akomodasi harus terjadi secara terpadu, dan kompelementer.

2. Teori Pemrosesan Informasi


Teori pemrosesan informasi (information-provessing theory) merupakan teori
alternative terhadap teori kognitif piaget. Berbeda dengan piaget, para pakar psikologi
pemrosesan informasi tidak menggambarkan perkembangan tahap-tahap atau serangkaian
subtahap tertentu. Sebaliknya, mereka lebih menekankan pentingnya proses-proses
kognitif, seperti persepsi, seleksi perhatian, memori, dan strategi kognitif. Teori
pemrosesan informasi ini setidaknya didasarkan atas tiga asumsi umum, pertama,
pemikiran dipandang sebagai suat system penyimpanan dan pengembalian informasi.
Kedua, individu-individu memproses informasi dari lingkungan, dan ketiga terdapat
keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu (zigler &
Stevenson, 1993).
Berdasarkan asumsi-asumsi diatas dapat dipahami bahwa teori pemrosesan informasi
lebih menekankan pada bagaimana individu memproses informasi tentang dunia merek
bagaimana informasi masuk kedalam pikiran, bagaimana informasi disimpan dan
disebarkan, dan bagaimana informasi diambil kembali untuk melaksanakan aktifitas-
aktifitas yang kompleks, seperti memecahkan masalah dan berpikir.

B. Perkembangan Kognitif Pada Masa Bayi

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan
dengan pengrtian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Menurut Myers
(1996), “cognition refers to all the mental activities associated whit thinking, knowing,
and remembering.” Pengertian yang hamper senada juga diberikan oleh Margaret W.
Matlin (1994), yaitu : “cognition, or mental activity, involves the acquicition, storage,
retrieval, and use of knowledge.” Dalam Dictionary of psychology karya Drever,
dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap model
pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan penalaran”
(Kuper & Kuper, 2000). Kemudian dalam dictionary of psychology karya Chaplin
(2002), dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk
pengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan,
menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai. Secara tradisional
kognisi ini dipertentangkan dengn konasi (kemauan) dan dengan afeksi ( perasaan).
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa kognitif adalah sebuah istilah
yang digunakan oleh psikolog untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang
memumgkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikolog yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari, memperhatian, mengamati, membayangkan,
memeperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai