BAB I
MUKADDIMAH
A. Latar Belakang
Berdasarkan hal itu, maka dirasa perlu ada panduan khusus untuk dijadikan acuan dan
pedoman dalam pelaksanaan administrasi perkantoran, khususnya dalam lingkup Wahdah
Islamiyah. Baik di kantor Pusat maupun di kantor-kantor Dewan Pimpinan Wilayah dan
Daerah di seluruh Indonesia.
Penerbitan panduan administrasi kantor Wahdah Islamiyah (WI) ini dimaksudkan sebagai
acuan dan untuk memberi petunjuk kepada pengurus pusat, wilayah, daerah, cabang,
ranting dan perwakilan luar negeri WI agar dapat melaksanakan administrasi
kelembagaan secara teratur, terarah dan terencana.
1
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
BAB II
ADMINISTRASI PERKANTORAN
A. Pengertian Administrasi
Administrasi berasal dari kata Yunani (Latin) yaitu ad dan ministrate yang berarti
melayani atau membantu. Dalam bahasa Inggeris administrasi berasal dari kata
administration yang berarti tata usaha. Dengan demikian, maka administrasi merupakan
suatu kegiatan sedangkan administrator adalah orang yang mengepalai atau memimpin
administrasi, misalnya kepala sekolah, kantor, departemen, badan dan sebagainya.
B. Pengertian Kantor
Kantor adalah:
1. Tempat diselenggarakannya kegiatan menangani informasi.
2. Proses menangani "informasi", memulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah,
menyimpan sampai menyalurkan.
Dalam ilmu manajemen, kantor berarti keseluruhan ruang yang menjadi tempat
pelaksanaan kegiatan tatau saha atau kegiatan manajemen atau tugas pimpinan lainnya
dalam sebuah organisasi.
Pada garis besarnya, manajemen perkantoran yang sering juga dinamakan “administrasi
perkantoran” yaitu keseluruhan kegiatan penataan yang berhubungan dengan pelaksanaan
tatausaha sebuah organisasi agar proses tersebut mampu menyediakan informasi yang
bermakna bagi proses pembuatan keputusan.
2
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal. Hal atau sasaran yang
terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya adalah pekerjaan perkantoran.
1. Ruang Perkantoran
a. Perkiraan kebutuhan ruang
b. Penjatahan ruang
c. Tataruang perkantoran
d. Pemanasan dan peredaran
e. Pendinginan udara
f. Pantulan suara
g. Lukisan (alam, tumbuh-tumbuhan, kaligrafi)
h. Fasilitas kebersihan
i. Ruang pertemuan
j. Faktor keselamatan
k. Memindahkan kantor
l. Perubahan-perubahan
m. Pemeliharaan
2. Komunikasi
a. Pengiriman surat
b. Pelayanan pesuruh
c. Pipa hantaran
d. Telepon
e. Susunan kabel
f. Pendiktean telepon
g. Sistem telepon antarkantor
h. Telegraf dan pelayanan kawat
i. Papan pengumuman
j. Pelayanan terima tamu
3
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
3. Kepegawaian Perkantoran
a. Pemilihan
b. Perkenalan
c. Latihan
d. Pengujian
e. Kenaikan Pangkat
f. Pergantian
g. Sistem saran
h. Pengerahan pegawai
i. Keterlambatan
j. Persoalan mangkir
k. Wawancara pemberhentian
l. Fasilitas ruang makan siang
m. Semangat kerjasama
n. Disiplin
o. Pensiun
p. Penilaian
q. Pengaduan
4
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
6. Metode
a. Pengolahan bahan keterangan
b. Penyelidikan Perkantoran
c. Pengukuran hasil kerja tulis
d. Penjadwalan Prosedur rutin
e. Prosedur pembaganan
f. Pemakaian film
g. Analisis Statistik
7. Warkat
a. Pengkoordinasian formulir
b. Perancangan formulir
c. Pelayanan surat menyurat
d. Pola surat
e. Peninjauan surat menyurat
f. Ruang terpusatkan kerja tik
5
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
g. Metode pelaporan
h. Penyelidikan
i. Penyingkiran warkat
j. Pembuatan film kecil
k. Jadwal penyimpanan
l. Praktek kearsipan dan penyimpanan
Dari perincian di atas ternyata betapa luas ruang lingkup bidang kerja manajemen
perkantoran yang perlu dipikul oleh seseorang petugas atau satuan organisasinya.
6
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
BAB III
PENGELOLAAN SURAT MENYURAT
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, unsur kerjasama baik internal maupun eksternal
organisasi sangat penting artinya. Agar kerjasama dapat dilaksanakan dengan baik, perlu ada
komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi yang digunakan oleh suatu organisasi denga cara
tertulis, misalnya melalui surat.
Dengan demikian jelas bahwa surat sangat penting artinya dalam memperlancar tercapainya
tujuan organisasi. Salah satu tugas penting sekretaris adalah mengelola surat-menyurat baik
penerimaan surat maupun pengiriman surat. Prinsip pengelolaan surat-menyurat
menggunakan 7 (tujuh) C, yaitu :
Completeness (lengkap)
Conciseness (ringkas)
Consideration (pertimbangan)
Concreteness (kongkrit)
Clarity (jelas)
Courtesy (sopan)
Correctness (benar)
Menurut Y.S. MARJO, Surat adalah alat komunikasi tertulis, atau sarana untuk
menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak
yang lain. Informasi tersebut bisa berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan,
pemikiran, sanggahan dan lain sebagainya.
Peranan surat lebih jelas lagi, terutama dalam surat resmi, misalnya surat perjanjian, surat
sewa-menyewa rumah, surat jual-beli, surat wasiat, dan surat-surat resmi lainnya. Surat-
surat tersebut, selain resmi sifatnya, juga mempunyai kekuatan hukum yang dapat
digunakan sebagai alat bukti tertulis, suatu bukti yang sah, “hitam di atas putih”.
Surat-surat dalam arsip lama dapat dipakai sebagai bahan penelitian untuk mengetahui
bagaimana keadaan atau kegiatan pada masa yang lalu. Dalam hal ini surat berfungsi alat
bukti historis. Surat-surat yang telah diarsipkan itu dipakai sebagai alat pengingat.
7
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Surat itu dapat juga mencerminkan corak, keadaan mentalitas, jiwa, dan nilai
pejabat/jawatan/kantor yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dalam menyusun surat
hendaklah selalu berhati-hati dan berpikir secara cermat agar tidak menimbulkan kesan
yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini surat berfungsi sebagai duta organisasi.
Surat yang dikirim oleh pihak pertama kepada pihak kedua, adakalanya perlu dibahas.
Kegiatan berkomunikasi balas-membalas yang dilakukan oleh pihak pertama kepada pihak
kedua dengan alat surat disebut surat-menyurat (korespondensi). Hubungan surat-
menyurat itu mungkin terjadi antara orang-orang atau pejabat-pejabat dalam satu
kantor/organisasi/perusahaan (korespondensi intern), mungkin juga terjadi antara orang-
orang atau pejabat-pejabat suatu kantor dengan pihak luar (korespondensi ekstern).
8
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
menggunakan ukuran kwarto (ukuran 21,5 x 28,5 cm). Sedangkan beratnya adalah
70 gram.
2. Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit.
3. Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang benar/baku sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, baik tentang ejaan, pemilihan kata, bentuk kata, maupun kalimatnya. Selain
itu, bahasa haruslah efektif. Untuk itu, bahasa surat haruslah logis, wajar, hemat, cermat,
sopan, dan menarik. Sedapat mungkin dihindari pemakaian kata-kata asing yang sudah
ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Juga harus dihindari gaya keasing-asingan
atau kedaerah-daerahan (Lihat Lampiran 1)
Disamping ketiga syarat di atas, ada hal penting lainnya yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan menyusun surat yang baik, yaitu :
1. Memahami kedudukan masalah yang dikemukakan,
2. Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah itu,
3. Mengetahui posisi dan bidang tugasnya, dan
4. Hal-hal lainnya berkaitan dengan ketatausahaan.
1. Wujud Surat
Surat yang kita kirimkan dapat berwujud :
a. Kartu pos,
b. Warkat pos,
c. Surat bersampul,
d. Memo,
e. Nota,
f. E-mail (surat elektronik)
2. Jenis Surat
Surat-surat dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis bergantung pada dasar
tinjauannya. Berikut ini disebutkan jenis-jenis surat yang duklasifikasikan berdasarkan
isinya, keamanan isinya, derajat penyelesaiannya, jangkauan penggunaannya dan jumlah
penerima yang dituju.
a. Berdasarkan isinya dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu :
1) Surat pribadi
9
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
2) Surat dinas/resmi
3) Surat niaga/dagang
b. Berdasarkan sifat keamanan isinya, surat dibedakan atas empat jenis, yaitu :
1) Surat sangat rahasia
2) Surat rahasia
3) Surat terbatas
4) Surat biasa
c. Berdasarkan derajat penyelesaiannya surat dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu :
1) Surat sangat segera (kilat)
2) Surat segera
3) Surat biasa
d. Berdasarkan jangkauan penggunaannya surat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1) Surat intern
2) Surat ekstern
e. Berdasarkan jumlah penerima yang dituju surat dapat dibedakan atas tiga jenis,
yaitu :
1) Surat edaran
2) Pengumuman
3) Surat biasa
3. Bentuk Surat
Dalam surat-menyurat resmi ada lima bentuk surat, yaitu bentuk:
a. Lurus Penuh,
b. Lurus,
c. Setengah Lurus,
d. Resmi Indonesia Lama, dan
e. Resmi Indonesia Baru.
Dalam penulisan surat Wahdah Islamiyah menggunakan bentuk surat setengah lurus
yang dimodifikasi, akan dibahas pada bab berikutnya.
10
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
BAB IV
PEDOMAN SURAT MENYURAT
WAHDAH ISLAMIYAH
A. Bentuk Surat
Dalam penulisan surat, Wahdah Islamiyah menggunakan bentuk surat setengah lurus
yang dimodifikasi (lihat gambar Bentuk Surat WI).
11
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
1a 2 1b
5 6
10
11
12
13
14 15
16
17
: Keterangan
1a. Kepala surat (Bahasa Indonesia/Inggeris)
1b. Kepala surat (Bahasa Arab)
2. Logo (di bawahnya tertulis WAHDAH ISLAMIYAH ORGANIZATION )
3. Sekretariat
4. Basmalah (Bahasa Arab)
5. Penomoran, lampiran dan perihal surat (lihat penjelasan selanjutnya)
6. Penanggalan surat (dalam Hijriyah dan Miladiyah)
7. Alamat/Tujuan surat
8. Salam pembuka (Assalamu alaikum dalam bahasa Arab)
9. Tahmid dan shalawat (sebaiknya dalam bahasa Arab)
10. Isi surat
12
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
1. Kepala Surat
Kepala surat Wahdah Islamiyah untuk Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting
(departemen/lembaga dan unit usaha) di dalamnya tercantum :
a. Nama lengkap organisasi (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggeris dan Bahasa Arab)
b. Nomor telepon, fax, kode pos serta e-mail (jika ada)
c. Alamat lengkap kantor
d. Logo sebagai simbol/lambang
e. Basmalah dalam tulisan Arab
13
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
2) Nomor Surat :
Nomor surat ditulis dalam angka latin, sesudah kode D atau K, penomoran surat
didasarkan pada periode kepengurusan, sehingga setiap periode kepengurusan
dimulai dari angka 001 dan seterusnya. Khusus untuk angka 0 – 99 ditulis dengan
menambahkan angka 0 di depannya, misalnya 001 – 009. Sedangkan mulai angka
100 dan seterusnya ditulis tanpa ada tambahan angka 0.
Penulisan nomor surat diatur sebagai berikut :
a. Surat-surat keputusan (SK) dan Surat Perjalanan Dinas (SPD), nomor urut
dibuat tersendiri atau terpisah dengan surat-surat lain.
b. Surat-surat selain surat keputusan (surat biasa), penomorannya disatukan,
baik surat yang ditujukan ke pihak internal (D) maupun ke pihak eksternal
(K).
3) Perihal Surat :
Adapun kode-kode perihal surat yang digunakan dalam persuratan Wahdah
Islamiyah adalah :
QR (Qarar) = Surat Keputusan (SK)
FW (Fatwa) = Surat Fatwa
AM (Amanah) = Tugas, mandat, amanah, instruksi, pelimpahan/kuasa.
TH (Thalab) = Permohonan/permintaan (bantuan, kerja sama, dll.)
TQ (Taqrir) = Laporan (keuangan, perjalanan, acara, daurah, dll.)
DW (Da’wah) = Undangan, panggilan.
IL (I’lan) = Seruan, himbauan, edaran, pemberitahuan/
pengumuman/penyampaian, duka cita, keterangan,
rekomendasi.
IZ (Indzar) = Peringatan, teguran, sanksi.
TW (Ta’awun) = Kerjasama (MoU, MoA, dll.)
NZ (Nahwa Dzalik) = Lain-lain (kode ini digunakan jika ada perihal surat
selain perihal di atas)
14
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Departemen :
Departemen Dakwah = DD
Departemen Kaderisasi = DK
Departemen Urusan Daerah = DUD
Departemen Pendidikan = DDIK
Departemen Pengembangan Usaha = DPU
Departemen Keuangan = DKEU
Departemen Kesehatan, Olahraga dan Lingkungan Hidup = DKOLH
Departemen Informasi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat = DIKHUM
Departemen Sosial = DSOS
Departemen Penelitian dan Pengembangan = DPPENG
Departemen Perencanaan Sumber Daya Manusia = DPSDM
Departemen Pendidikan Anak Usia Dini = DPAUD
Departemen Pengembangan Generasi Muda = DPGM
Departemen Penelitian dan Pengembangan dan Perencanaan = DP3SDM
Sumber Daya Manusia (Muslimah)
15
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Lembaga :
Lembaga Koordinasi dan Pembinaan Dai dan Murabbi = LKPDM
Lembaga Pernikahan dan Pembinaan Keluarga Sakinah = LPPKS
Lembaga Pendidikan, Pembinaan Anak dan Remaja = LPPAR
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Al-Qur'an = LP3Q
Lembaga Tahfidz Al-Quran = LTQ
Lembaga Zakat. Infak dan Sedekah Wahdah = LAZIS-W
Lembaga Wakaf dan Aset = LWA
Lembaga Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan = LP3
Lembaga Koordinasi Majelis Taklim / = LKMT/
Forum Komunikasi Majelis Taklim FKMT
Lembaga Pembangunan Pusat Dakwah Muslimah = LPPDM
Biro :
Biro Administrasi Umum = BAUM
Biro Umum dan Kerumahtanggaan = BURT
Biro Keamanan = BKA
Biro Hukum dan Advokasi = BHA
Biro Administrasi Umum dan Data (Muslimah) = BAUD
Biro Kerumahtanggaan (Muslimah) = BRT
Catatan :
a. Adapun unsur pembantu pimpinan organisasi pada tingkat wilayah, daerah,
cabang, ranting dan perwakilan luar negeri disesuaikan dengan nama-nama
unsur pembantu pimpinan organisasi tingkat pusat, sedangkan
pembentukannya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga WI dan disesuaikan kebutuhan masing-masing tingkat.
b. Unsur Pembantu Muslimah pada tingkat wilayah disebut Divisi, adapun
untuk tingkat daerah, cabang dan ranting disebut Unit.
Contoh : Divisi Dakwah (DPW)
Unit Kaderisasi (DPD/DPC/DPR)
c. Jika dibentuk departemen/lembaga/biro yang baru, maka aturannya sebagai
berikut :
Menggunakan akronim selain yang telah ditetapkan di atas
Menggunakan huruf tidak lebih dari 7 (tujuh) huruf
16
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Kantor Pusat
Dewan Syari'ah:
No. : D.015/IL/DSA/04/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke empat hijriyah
Dewan Syariah
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : D.003/AM/I/04/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke empat hijriyah
Dewan Pimpinan Pusat
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : K.004/TH/I/04/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke empat hijriyah
Dewan Pimpinan Pusat
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat eksternal
No. : D.010/DW/I.DD/05/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke lima hijriyah
Departemen Dakwah
Dewan Pimpinan Pusat
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
17
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
No. : D.023/AM/I.M/05/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke lima hijriyah
Muslimah Wahdah Islamiyah
Dewan Pimpinan Pusat
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : D.101/AM/I.M.DK/12/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke dua belas hijriyah
Departemen Dakwah
Muslimah Wahdah Islamiyah
Dewan Pimpinan Pusat
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : D.006/IL/II/02/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke dua hijriyah
Dewan Pimpinan Wilayah
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
Departemen/Lembaga DPW :
No. : D.060/DW/II.DD/05/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke lima hijriyah
Departemen Dakwah
Dewan Pimpinan Wilayah
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
18
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
No. : D.035/AM/II.M/05/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke lima hijriyah
Muslimah Wahdah Islamiyah
Dewan Pimpinan Wilayah
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : D.101/AM/II.M.DK/05/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke lima hijriyah
Departemen Dakwah
Muslimah Wahdah Islamiyah
Dewan Pimpinan Pusat
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : K.106/TH/III/04/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke empat hijriyah
Dewan Pimpinan Daerah
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat eksternal
Departemen/Lembaga DPD :
No. : D.060/AM/III.DPU/07/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke tujuh hijriyah
Departemen Pengembangan Usaha
Dewan Pimpinan Daerah
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
19
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
No. : D.060/DW/III.M/05/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke lima hijriyah
Muslimah Wahdah Islamiyah
Dewan Pimpinan Daerah
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : D.017/AM/III.M.UK/07/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke lima hijriyah
Departemen Dakwah
Muslimah Wahdah Islamiyah
Dewan Pimpinan Daerah
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : D.106/TH/IV/04/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke empat hijriyah
Dewan Pimpinan Cabang
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
No. : D.106/TH/V/04/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke empat hijriyah
Dewan Pimpinan Cabang
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
20
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
No. : K.005/TH/DPLN-WI-RS/04/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke empat hijriyah
Republik Sudan
Wahdah Islamiyah
Dewan Perwakilan Luar Negeri
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat eksternal
No. : D.010/TH/DPLN-WI-KSA/04/1438
Tahun hijriyah
Bulan ke empat hijriyah
Kerajaan Arab Saudi
Wahdah Islamiyah
Dewan Perwakilan Luar Negeri
Perihal surat
Nomor urut surat
Surat internal
3. Tanggal Surat
Penulisan tanggal menggunakan dua bentuk penanggalan yaitu hijriah yang ditulis di
bagian atas dan miladiyah di bagian bawah sejajar dengan penulisan nomor surat dan
ditulis rata kanan, namun untuk beberapa jenis surat (seperti SK, mandat, surat
keterangan, surat kuasa) tanggal ditulis di sebelah kanan bawah dengan rata kanan.
Penulisan tanggal surat diawali dengan menyebutkan tempat (kabupaten/kota)
penulisan surat, contoh penulisan:
a). Tanggal di bagian kanan atas :
DITETAPKAN : DI MAKASSAR
PADA TANGGAL : 09 Muharram 1438H
10 Oktober 2016M
21
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
4. Keterangan Lampiran
Lampiran adalah sesuatu yang melengkapi surat. Kelengkapan itu umumnya berupa
dokumen, brosur, kuitansi, dan lain-lain. Keterangan lampiran ini berfungsi untuk
menjelaskan jumlah lampiran surat tersebut. Namun jika surat tersebut tidak meiliki
lampiran, maka tidak perlu ditulis kata lampiran di bawah kata “ Nomor “.
Contoh penulisan:
Lampiran : 1 (satu) lembar jika hanya satu lembar, dst.
Lampiran : 1 (satu) berkas jika terdiri dari beberapa lembar tetapi satu
kesatuan misalnya proposal, dll.
5. Hal/Perihal
Hal/perihal surat berguna agar penerima surat dengan cepat mengetahui isi surat
tersebut sebelum membaca secara keseluruhan surat. Penulisan hal/perihal digaris
bawahi atau dicetak tebal (bold ).
Contoh penulisan hal surat :
Dalam surat-menyurat resmi, alamat surat dimulai dengan kata depan " Kepada " yang
merupakan kepala alamat surat. Di muka nama orang atau pihak yang dikirimi surat
dicantumkan ucapan penghormatan Yang Kami Hormati atau disingkat (Ykh). Alamat
yang ditujukan sebaiknya dicantumkan secara lengkap, khususnya institusi/lembaga.
22
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Kepada Ykh.
Kepala Biro Akademik STIBA
di Makassar
23
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
7. Salam Pembuka
Salam pembuka adalah "Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" dan
9. Kalimat Pembuka
Berfungsi sebagai pengantar pada isi surat (pokok masalah) yang sesungguhnya agar si
penerima mengetahui alasan surat tersebut.
Contoh :
1. Untuk membalas surat yang diterima dipergunakan :
a) Sehubungan dengan surat saudara No………………, tanggal …………………
b) Memenuhi permintaan saudara melalui surat ……………………………
c) Menunjuk surat saudara No……………, tanggal ……………………
3. Untuk menunjuk sesuatu yang menjadi dasar penyusunan surat dipergunakan kata-
kata :
a) Sehubungan dengan surat Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah No……………,
tanggal…………… dengan ini minta kesediaan saudara untuk ……………
b) Berdasarkan hasil rapat pengurus harian DPP WI pada tanggal ………… dengan
ini diberitahukan kepada saudara bahwa ………………
c) Berkenan dengan surat edaran Ketua Umum DPP WI, dengan ini …………
24
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
25
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Contoh:
DEWAN SYURA
WAHDAH ISLAMIYAH
DEWAN SYARIAH
WAHDAH ISLAMIYAH
26
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Saifuddin
Ketua
Ahmad Basho
Ketua
Bentuk singkatan a.n. (atas nama) digunakan jika pejabat yang berwenang
menandatangani melimpahkan wewenangnya kepada pejabat satu tingkat di
bawahnya untuk menanda tangani surat itu.
Contoh :
DEWAN PIMPINAN PUSAT
WAHDAH ISLAMIYAH
a.n. Ketua Umum
27
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Bentuk singkatan u.b. (untuk beliau) digunakan jika pejabat yang diberi
wewenang/kuasa itu melimpahkan lagi wewenangnya ke pejabat lain satu tingkat di
bawahnya. Yang bertanggung jawab terhadap isi surat bukan yang menanda tangani
surat, tetapi pejabat satu tingkat di atasnya.
Contoh :
a.n. Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah
Sekretaris Jenderal
u.b.
Bendahara,
Jumain Rusman
Nama jabatan pimpinan umum, ketua dan sekretaris pengurus pusat, wilayah,
daerah, cabang dan ranting Wahdah Islamiyah adalah sebagai berikut:
Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah (digunakan untuk internal organisasi)
Ketua Dewan Syura Wahdah Islamiyah
Sekretaris Dewan Syura Wahdah Islamiyah
Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah
Sekretaris Dewan Syariah Wahdah Islamiyah
Ketua Dewan Pengawas Keuangan Wahdah Islamiyah
Sekretaris Dewan Pengawas Keuangan Wahdah Islamiyah
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah
Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah Bidang Dakwah dan
Kaderisasi/Bidang Pendidikan dan Pengajaran Alquran/Bidang Ekonomi dan
Keuangan/Bidang Sosial dan Informasi/Bidang Litbang dan PSDM/Bidang
Muslimah
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Wahdah Islamiyah
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Wahdah Islamiyah
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Wahdah Islamiyah
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Wahdah Islamiyah
28
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
15. Mengetahui
Setiap surat-surat keluar, harus diketahui (dalam wujud tandatangan) oleh pejabat
tingkat hirarki organisasi di atasnya. Seperti surat yang dibuat oleh
Departemen/lembaga ditingkat DPP, maka surat tersebut harus diketahui oleh
Ketua Bidangnya (Kabid), demikian juga unit dari satu departemen/lembaga, maka
harus diketahui oleh Ketua Departemen dan Ketua Bidangnya.
Setiap surat keluar di kantor pusat yang ditujukan ke pihak eksternal (kode K)
harus diketahui oleh Ketua Umum atau jika berhalangan diketahui oleh Ketua
Harian atau Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal.
Setiap surat keluar DPW baik berkode D maupun K harus diketahui oleh Ketua
DPW atau jika berhalangan diketahui oleh Wakil Ketua atau Sekretaris.
Setiap surat keluar DPW (kode K) yang ditujukan ke Pemerintah Pusat harus
diketahui oleh Ketua Umum DPP atau yang mewakili.
Setiap surat keluar DPD baik berkode D maupun K harus diketahui oleh Ketua DPD
atau jika berhalangan diketahui oleh Wakil Ketua atau Sekretaris.
Setiap surat keluar DPD (kode K) yang ditujukan ke Pemerintah Provinsi harus
diketahui oleh Ketua DPW atau yang mewakili, dan jika ditujukan ke Pemerintah
Pusat maka harus diketahui oleh ketua DPW dan Ketua Umum DPP atau masing-
masing yang mewakili.
Setiap surat keluar DPD (kode D) yang ditujukan ke DPP, maka harus diketahui oleh
ketua DPW atau yang mewakili dan atau ditembuskan ke DPW sebagai
pemberitahuan.
29
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Aturan di atas dikecualikan jika yang membuat surat tersebut dari hirarki
organisasi yang paling di atas misalnya: ketua pengurus tingkat pusat, ketua-ketua
DPW, DPD atau wakilnya dan seterusnya.
Contoh :
Tingkat DPP
DEPARTEMEN DAKWAH
Mengetahui,
DEWAN PIMPINAN PUSAT
WAHDAH ISLAMIYAH
Tingkat DPW
Mengetahui,
DEWAN PIMPINAN DAERAH
WAHDAH ISLAMIYAH MANOKWARI
Herman Amiruddin
Ketua
30
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
16. Tembusan
Tembusan berfungsi untuk memberitahukan kepada yang sebenarnya dituju, bahwa
surat tersebut pula dikirimkan kepada pihak lain yang perlu/berkepentingan untuk
mengetahui isi surat itu. Penulisannya lurus kiri (align left) selurus dengan penulisan
nomor dan isi surat.
Contoh :
Syaibani Mujiono
Sekretaris Jenderal
31
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Jika dua orang yang bertanda tangan (ketua dan sekretaris), maka posisi stempel
berada di sebelah kiri nama sekretaris dengan menyentuh sebagian nama dan
jabatannya.
Contoh:
DEWAN PIMPINAN PUSAT WAHDAH ISLAMIYAH
LEMBAGA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN
19. Paraf
Jika yang bertanda tangan hanya ketua saja, maka sekretaris membubuhkan parafnya di
ujung sebelah kanan nama ketua.
Contoh:
DEWAN PIMPINAN PUSAT
WAHDAH ISLAMYAH
Apabila surat-menyurat dilakukan dengan menggunakan bahasa Arab, maka pola yang
digunakan pada dasarnya sama dengan pola persuratan dalam bahasa Indonesia, yang
berbeda adalah:
1. Dalam penulisan nomor, tanggal, perihal, alamat yang ditujukan, semuanya ditulis dari
sebelah kanan/rata kanan (align right) mengikuti kaidah penulisan huruf Arab. Adapun
penulisan salam pembuka, salam penutup, serta nama lembaga, penanggung jawab
(yang bertanda tangan) serta jabatannya ditulis secara simetris (align center). Adapun
jenis huruf (font) yang dianjurkan untuk digunakan adalah Traditional Arabic dengan
ukuran (size) adalah 16, 17 atau 18 yang disesuikan dengan banyak atau tidaknya isi
naskah.
32
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
2. Kode penomoran surat, mengikuti pola penomoran surat berbahasa Indonesia, tetapi
ditulis dalam huruf Arab. Contoh surat terlampir.
33
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
3
4
5
6
7
8
9
01
11
21
34
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Keterangan :
1. Logo
2. Basmalah (Bahasa Arab)
3. Kop SK
4. Perihal (tentang)
5. Menimbang (I)
6. Mengingat (II)
7. Memperhatikan (III)
8. Menetapkan (IV)
9. Penanggalan Surat ( Dalam Hijriyah dan Miladiyah )
10. Kop kecil/Pengurus
11. Nama dan Jabatan Pengurus
12. Tembusan/Nota bene
2. Surat Mandat
Surat mandat adalah sarana pemberitahuan secara tertulis dari pengurus yang
mempunyai kewenangan menandatangani atau memberikan mandat atau tugas kepada
pengurus / anggota WI untuk melaksanakan mandat / tugas tertentu.
3. Surat Instruksi
Surat instruksi adalah naskah resmi yang berisikan perintah penting dari ketua untuk
dilaksanakan (dan sebaiknya disertai dengan teknis pelaksanaannya) oleh pengurus /
anggota Wahdah Islamiyah.
4. Surat Himbauan
Surat himbauan adalah naskah resmi yang berisikan himbauan baik yang bersifat
khusus (hanya ditujukan kepada pengurus / anggota Wahdah Islamiyah) maupun bersifat
umum (ditujukan kepada mayarakat umum).
6. Surat Undangan
Surat undangan adalah penyampaian undangan secara tertulis yang bersifat resmi dan
ditujukan kepada pihak internal (pengurus, anggota, maupun simpatisan) Wahdah
35
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Islamiyah maupun pihak eksternal (intansi pemerintah, instani swasta, lembaga resmi,
serta anggota maupun tokoh masyarakat).
7. Surat Kuasa
Surat kuasa adalah semacam surat mandat, yaitu sarana pemberitahuan secara tertulis
dari pengurus yang mempunyai kewenangan menandatangani atau memberikan kuasa
kepada pengurus / anggota WI untuk melaksanakan tugas tertentu yang bersifat sangat
penting, terutama yang berkaitan dengan urusan yang berkaitan dengan keuangan, aset,
maupun dokumen berharga.
8. Surat Permohonan
Surat permohonan adalah penyampaian resmi pengurus Wahdah Islamiyah di tingkat
pusat (DPP, Dewan Syura, Dewan Syariah, dan BPK), DPC, maupun Daerah Binaan kepada
pihak-pihak berwenang di kalangan internal maupun eksternal Wahdah Islamiyah.
9. Surat Pengumuman
Surat pengumuman adalah sarana pengumuman/ pemberitahuan tertulis yang
disampaikan kepada pihak pengurus, anggota, simpatisan, serta masyarakat luas berupa
informasi-informasi tertentu, seperti penerimaan karyawan, pemberian beasiswa, jadwal
libur hari raya Idul Fitri/ Idul Adha, pelaksanaan Tabligh Akbar, dll.
Surat pengumuman disampaikan melalui:
1. Edaran (surat diedarkan/ dibagikan kepada pihak-pihak yang dituju).
2. Majalah dinding (ditempel di papan-papan pengumuman).
3. Media masa cetak dan internet (dipasang dalam bentuk iklan).
4. Media massa elektronik/ radio (dibacakan oleh penyiar atau pengurus
Wahdah Islamiyah sendiri).
36
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
.............................................................
...........................................................
37
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
38
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
G. Bentuk Kop Surat, Stempel, Papan Nama Serta Kartu Nama Wahdah
Islaimiyah
Logo Wahdah Islamiyah berupa bola dunia berwarna biru muda dan biru laut, di
bagian depan tertulis جمعية الوحدة السإلمايةberwarna merah, serta bagian sisi kiri kanan
atas dan sisi kiri kanan bawah tertulis دعوة- عمل- علم- تربيةdan pada bagian tengah
menara tertulis WI berwarna kuning emas serta pada bagian dasar bola dunia
tertulis WAHDAH ISLAMIYAH.
b. Makna Logo :
Logo Wahdah Islamiyah memiliki arti sebagai berikut :
Menara Masjid berarti titik tolak sekaligus pusat pembinaan adalah di masjid.
Landasan Logo bertuliskan WAHDAH ISLAMIYAH artinya dasar aktivitas dan
perjuangannya adalah berdasarkan tauhid.
Bola dunia artinya bahwa arah perjuangannya adalah menyebarkan dan
menegakkan syariat Islam di seluruh dunia.
Warna logo adalah hijau yang berarti kesejukan dan nilai-nilai Islam.
Logo WI:
Bentuk kop surat Wahdah Islamiyah terdiri dari logo Wahdah Islamiyah yang
terletak di antara nama lembaga dalam bahasa Indonesia di sebelah kiri dan nama
39
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
lembaga dalam bahasa Arab di sebelah kanan. Di bawah logo tertulis "CENTRAL
EXECUTIVE BOARD OF WAHDAH ISLAMIYAH ORGANIZATION". Sedangkan alamat,
nomor telepon, faksi mili dan nama daerah dan kode pos di mana kantor berkedudukan,
ditulis datar memanjang tepat di bawah tulisan berbahasa Inggeris. Adapun jenis kertas
yang digunakan adalah kertas HVS ukuran folio (21,5 X 33 cm) yang berwarna putih,
baik untuk pusat maupun cabang.
40
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
41
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
a. DPP :
Stempel Wahdah Islamiyah berbentuk bundar, di tengah-tengah terdapat logo
yang dikelilingi tulisan WAHDAH ISLAMIYAH pada setengah lingkaran bagian atas
dan pada setengah lingkaran bagian bawah bertuliskan DEWAN PIMPINAN PUSAT
(salah satu contoh untuk lembaga Tinggi di Pusat).
Stempel pusat ada dua buah yaitu besar (diameter 3,5 cm)untuk kepentingan
administrasi kantor serta kecil (diameter 2,8 cm) untuk keperluan kartu donatur dan
kepentingan di bank.
42
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Stempel besar (diameter 3,5 cm) & Stempel kecil (diameter 2,8 cm)
b. Departemen/Lembaga Pusat :
diameter 3,5 cm
diameter 3,5 cm
43
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
diameter 3,5 cm
diameter 3,5 cm
diameter 3,5 cm
diameter 3,5 cm
diameter 3,5 cm
diameter 3,5 cm
Contoh :
200 cm
150 cm
جمعية الوحدة السإلمية
الرئا سإة العامة
DEWAN PIMPINAN PUSAT
WAHDAH ISLAMIYAH
JL. ANTANG RAYA NO. 48 TELP. (0411) 493162 – 493415 FAX. (0411) 495856
WEBSITE : www.wahdah.or.id, E-MAIL : wahdah_islamiyah@telkom.net
MAKASSAR - INDONESIA
45
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Tulisan papan untuk DPW/DPD/DPC atau unit-unit usaha, disesuaikan dengan tulisan
yang ada di kertas kop.
Kartu nama terdiri dari nama Wahdah Islamiyah logo WI di atas terletak di tengah
dibawahnya nama lembaga/organisasi baris pertama, alamat kantor lembaga/organisasi
pada baris kedua, baris ketiga nama lengkap di tengah bergaris bawah dan dibawahnya
jabatan, berlatar warna putih, pojok kanan nomor HP/WA dan alamat rumah, pojok kiri
email, bagian bawahnya alamat web, fb, tweeter, line, instagram lembaga/organisasi atau
pribadi, latar warna biru.
46
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
47
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
48
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Bidang VI :
- Departemen Litbang
- Departemen PSDM
b. Eksternal Wahdah :
- Instansi/Pemerintah
- Lembaga/Organisasi Islam
- LSM, Orsospol dan lain-lain
Untuk point a dan b jika surat-surat yang masuk sudah dalam jumlah yang banyak,
seperti di kantor pusat, maka setiap Departemen/Lembaga dan yang lainnya
dibuatkan file tersendiri.
c. Surat-surat Berharga, seperti akta notaris, akta jual-beli, akta sewa-menyewa, surat
perjanjian, kontrak, AD-ART, surat piagam, surat penghargaan, sertifikat , surat izin
operasi, naskah kerjasama, prospektus dan lain-lain dibuatkan file tersendiri.
d. Laporan dan Absensi :
- Laporan Musyawarah
- Laporan Kegiatan
49
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
- Absensi
e. Artikel Ilmiah dan lainnya :
- Makalah, naskah pidato, buletin, publikasi, dan sejenisnya.
Semua file yang telah dikelompokkan, disatukan dalam box file dan disusun berderet di
tempat penyimpanan.
1. Pengarsipan Elektronik
Seiring kemajuan teknologi, maka seharusnya setiap warkat selain diarsipkan secara
manual juga dilakukan pengarsipan secara elektronik, dengan menggunakan komputer (
PC maupun laptop) dan internet yang menyiapkan media penyimpanan data (Online
Server).
Metode Pengarsipan
a. Surat-surat Keluar
Lihat contoh di bawah ini :
b. Surat-surat Masuk
Semua surat-surat masuk di scan kemudian dikelompokkan dalam folder-folder,
lihat contoh berikut ini :
50
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
51
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
d. Setelah diteliti dan diyakini tidak lagi ada kesalahan, proses selanjutnya adalah
pencetakan (print out) dalam rangkap dua kemudian surat ditandatangani oleh yang
berwenang dan distempel. Namun apabila dibutuhkan dalam jumlah yang lebih
banyak maka sebelum distempel hendaknya digandakan (photo copy) terlebih
dahulu.
e. Surat dicatat dalam buku agenda surat keluar dan satu lembar diarsipkan.
f. Surat segera disampaikan kepada yang dituju. Setiap surat yang diterima disertai
bukti tandatangan pada buku ekspedisi, namun jika alamat surat memerlukan
pengiriman maka sebagai buktinya adalahresi Untuk tempat-tempat yang jauh
namun memiliki fasilitas faximile atau internet, maka memanfaatkannya adalah
lebih cepat, murah dan praktis.
Catatan : Setiap surat keluar di kantor pusat yang ditujukan ke pihak eksternal harus
diketahui oleh Ketua Umum atau jika berhalangan diketahui oleh Ketua Harian, atau
Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekjen.
52
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
53
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Catatan:
1. Aturan ini juga berlaku untuk kantor Muslimah Wahdah Islmiyah DPP maupun
Muslimah Wahdah Islamiyah DPW/DPD.
2. Alur diperjelas dengan SOP
A. SISTEMATIKA LAPORAN WI
1. Laporan Kegiatan Program/event
Yang dimaksud dengan Laporan kegiatan Program/event adalah laporan realisasi
dari setiap program kegiatan kerja yang terlaksana. Adapun sistematikanya sebagai
berikut :
Muqaddimah
Nama dan Tema Kegiatan
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksana Kegiatan (Panitia)
Materi dan Pemateri (sesuai jenis kegiatan)
Peserta (klasifikasi dan jumlahnya)
Keadaan keuangan
Kendala-kendala
54
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
55
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
1. Kesimpulan
Menggambarkan kesimpulan realisasi program kerja yang disajikan dalam
bentuk prosentase, misalnya berapa persen yang terlaksana dan berapa
persen yang tidak terlaksana disertai hambatan-hambatannya (lihat rumus
dan contoh perhitungannya)
2. Saran-saran
Menyebutkan saran-saran untuk peningkatan Departemen, lembaga, biro,
wilayah/daerah di masa yang akan datang.
VII. PENUTUP
Kata Penutup dan ucapan terima kasih
Tanda tangan pembuat laporan
VIII. LAMPIRAN
Hal-hal yang perlu dilampirkan antara lain
1. Laporan keuangan
2. Surat menyurat
3. Daftar inventaris
56
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Tambahan penjelasan
1. Laporan diketik dan dijilid plastik dengan rapi menggunakan kertas ukuran
folio
2. Format sampul
Contoh : Laporan Pelaksanaan Program Kerja
Dept / Lembaga / Wilayah / Daerah ……..
Tahun 1438 – 1442H / 2016 – 2020M
57
PIMPINAN UMUM WAHDAH ISLAMIYAH
Realisasi
Nama Program
No Terlaksana Tidak
Kerja/Kegiatan
terlaksana
Waktu Tempat Pelaksana Peserta Biaya Ket. Kendala
LAMPIRAN
TAMBAHAN PENJELASAN
1. Laporan diketik dengan rapi dengan menggunakan kertas ukuran folio.
2. Selain itu disertakan pula soft copy (flash disk) untuk keperluan penayangan
melalui LCD
59