Anda di halaman 1dari 6

LEARNING ISSUE Nopal LBM 4

1. Apa itu leukemia?


Keganasan hematologik akibat proses neoplastik yang disertai gangguan
diferensiasi(maturation arrest) pada berbagai tingkatan sel induk hemopoetik sehingga
terjadi ekspansi progresif dari kelompok ( clone ) sel ganas tersebut dalam sumsum tulang,
kemudian sel leukimia beredar secara sistemik.

Buku hematologi ringkas prof dr i made bakta

2. Apa mekanisme pathogenesis dari leukositosis?


jika ada agen infeksi masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan peradangan,
makrofag, yang berasal dari monosit, di jaringan yang terinfeksi akan menjadi lini
pertahanan pertama melawan agen infeksi tersebut selama beberapa jam. Makrofag
kemudian akan di bantu oleh netrofil yang menginfiltrasi jaringan yang terinfeksi
sebagai lini pertahanan kedua. Lalu kemudian menyusul monosit yang juga
menginfiltrasi jaringan dengan membengkak dan berubah menjadi makrofag sebagai
lini pertahanan ketiga. Lini pertahanan ke empat adalah peningkatan hebat produksi
granulosit dan monosit oleh sumsum tulang dan terjadi leukositosis. Hal ini
disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari makrofag yang berada di jharingan
yang terinfeksi. Hal ini menunjukan bahwa jika terjadi leukositosis, infeksi yang telah
terjadi sudah cukup parah.
Terdapat beberapa faktor yang mendorong pembentukan leukosit. Pada
proses infeksi, sel-sel endotel, fibroblast, adiposit, matriks ekstraselular, monosit,
makrofag, dan sel-sel endotel dapet memproduksi zat yang menjadi faktor yang
dapat menstimulasi pertumbuhan sel-sel induk, sel-sel bakal, sel-sel darah yang lain .
zat-zat seperti ini disebut faktor perangsang koloni ( colony stimulating factor-CSF)
dan faktor pertumbuhan hemopoetik ( hemopoetic groth faktor- hgf). Seperti pada
skema 1, tumor necrosis faktor ( tnf), interleukin-1 ( IL-1), granulocyte monocyte-
colony stimulating factor ( GM-CSF), granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF),
dan monocyte-colony stimulating factor (M-CSF)merupakan faktor yang di bentuk
oleh sel makrofag yang teraktivasi di jaringan yang terinfeksi dan sebagian kecil di
bentuk oleh sel-sel jaringan yang meradang .

Fakultas kedokteran universitas sebelas maret surakarta 2015, leukositosis dalam proses infeksi

3. Apa patofisiologi dari leukositosis?


Leukositosis dapat menjadi reaksi terhadap berbagai infeksi, inflamasi, dan, dalam
kasus tertentu, proses fisiologis (misalnya, stres, olahraga). Reaksi ini dimediasi oleh
beberapa molekul, yang dirilis atau diregulasi dalam merespon peristiwa stimulasi yang
mencakup faktor pertumbuhan atau kelangsungan hidup (misalnya, granulocyte colony-
stimulating factor, granulocyte-macrophage colony-stimulating factor, c-kit ligand), molekul
adhesi ( misalnya, CD11b/CD18), dan berbagai sitokin (misalnya interleukin-1, interleukin-3,
interleukin-6, interleukin-8, tumor necrosis factor).

Ilmu penyakit dalam, leukositosis, Prof. Soebandiri dr., Sp.PD, K-HOM

4. Apa saja factor factor yang mendasari kelainan pada leukosit?

 Kadar leukosit tinggi banyak ditemukan pada pengidap yang mengalami peradangan
atau keganasan darah seperti leukimia alias kanker darah yang terjadi pada tubuh.
 Infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi
saluran kemih, infeksi kulit atau bahkan tumor juga bisa menjadi penyebab leukosit
tinggi.
 Faktor lain penyebab leukosit tinggi bisa dipengaruhi oleh stress berat baik fisik atau
psikis dan kasus alergi yang parah.
 Selain masalah kesehatan, ada faktor lain yang bisa meningkatkan kadar leukosit
tinggi seperti kebiasaan merokok.

Julnal.id , faktor-faktor yang memperngaruhi kadar leukosit

5. Bagaimana epidemiologi kelainan leukosit?


6. Apa saja kelainan pada leukosit?
1. PERGESERAN KE KIRI (Shift To The Left)
Peningkatan jumlah leukosit muda dalam darah tepi. Misalnya peningkatan jumlah netrofil
batang > 10 % dalam darah tepi.
2. NETROFILIA
Peningkatan jumlah neutrofil dalam darah tepi lebih dari normal, ini bisa disebabkan :
- Infeksi akut contoh : radang paru, pneumonia, meningitis
- Infeksi lokal yang disertai dengan produksi dan penimbunan nanah
- Intoksikasi, missal pada zat-zat kimia, uremia.
- Selain itu ada juga Netrofilia Fisiologik yang disebabkan oleh olah raga yangberlebihan,
stress, ini disebut juga Pseudonetrofilia.
3. EOSINOFILIA
Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah tepi, ditemukan pada :
- Penyakit alergi (Urticaria, Asthma bronchiale).
- Infeksi parasit misal pada : Schistosomiasis, Trichinosis, Cacing tambang)
- Sesudah penyinaran
- Hodgkin’s disease, Poli arthritis nodosa,dll
- Keganasan, penyakit kulit misal Eksim
4. BASOFILIA
Peningkatan jumlah basofil dalam darah, ditemukan pada :
- Infeksi oleh virus (Smallpox, Chickenpox)
- Kadang-kadang sesudah Spleenektomi, Anemia hemolitik kronis
5. MONOSITOSIS
Peningkatan jumlah monosit dalam darah, ditemukan pada :
- Infeksi Basil (TBC, Endocarditis sub akut)
- Infeksi Protozoa (Malaria, dysentri amoeba kronik)
- Hodgkin’s disease, Artritis Rheumatoid
6. LIMPOSITOSIS
Peningkatan jumlah limposit dalam darah, ditemukan pada :
- Infeksi akut (Pertusis, hepatitis, Mononucleusis infeksiosa) dan Infeksi menahun
- Pada infant (bayi dan anak-anak)
- Radang kronis misal Kolitis Ulseratif
- Kelainan metabolic (Hipertiroidisme)
7. NEUTROPENIA
Penurunan jumlah netrofil dalam darah tepi, penyebabnya :
- Penyakit infeksi
- Demam thypoid, Hepatitis, Influenza, campak, malaria, juga tiap jenis infeksi akut.
- Bahan kimia dan fisika misal pada radiasi dan obat, Hiperspleenisme, penyakit hati.
8. LIMFOPENIA
Penurunan jumlah limposit dalam darah tepi, penyebab :
- Kematian kortikosteroid misalnya akibat terapi dengan obat Steroid.
Penyakit berat misal : Gagal jantung, gagal ginjal, TBC berat.
9. AGRANULOSITOSIS
Menghilangnya granulosit dalam darah tepi secara mendadak pada seseorang yang
sebelumnya normal. Pada agranulositosis yang umum jumlah leukosit rendah dan limposit
matang merupakan satu-satunya jenis leukosit yang ada dalam darah tepi.
Penyebabnya : Penyakit autoimmune, juga obat contoh obat : Antalgin dan sulfonamide
10. REAKSI LEUKEMOID
Leukositosis reaktif yang bukan proses keganasan (Benigna) dengan sel-sel leukosit belum
matang dan matang yang memasuki sirkulasi dalam jumlah berlebihan.

Ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi v

7. Apa kaitan gusi berdarah dan mimisan dengan kasus dalam scenario?
Akibat dari terjadinya penekanan hematopoiesis lainnya di sumsum tulang, maka
produksi trombosit menurun. Padahal, trombosit berperan penting dalam sistem hemostasis
primer. Jika trombosit berkurang, maka akan terjadi perdarahan yang waktunya lebih
panjang daripada jika kondisi dan jumlah trombositnya normal. Kapiler pada keadaan
normal memang sering mengalami ruptur, tetapi hal ini dapat cepat diatasi oleh sistem
hemostasis primer, yaitu trombosit. Jika terjadi trombositopenia maka salah satu gejala yang
timbul adalah perdarahan hidung akibat pecahnya dinding kapiler.

Ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi v

8. Apa hubungan pekerjaannya dengan leukemia?


 Paparan radiasi
 Unsur kimia Radon
 Benzena
 rokok dan kopi
 Obesitas
 Pengobatan kanker sebelumnya. Orang-orang yang pernah menderita kanker dan
menjalani terapi berupa kemoterapi dan terapi radiasi akan memiliki peningkatan
risiko mengembangkan penyakit leukemia jenis tertentu. Hal ini terjadi karena
radiasi dapat mempengaruhi sel di tingkat DNA, terapi radiasi yang bertujuan untuk
membunuh sel-sel kanker ternyata tidak hanya sel kanker yang terkena tetapi juga
sel-sel sehat bisa terpengaruh dan pada kondisi tertentu (tidak selalu) hal ini bisa
menyebabkan mutasi genetik dan terjadilah leukemia.
 Kelainan genetik. Kelainan genetik tampaknya berkaitan dengan pengembangan
leukemia. Kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Down, dikaitkan dengan
peningkatan risiko leukemia.
 Paparan bahan kimia tertentu. Paparan bahan kimia tertentu, seperti benzena - yang
ditemukan dalam bensin dan digunakan oleh industri kimia - juga dalam daftar risiko
penyebab leukemia jenis tertentu.
 Merokok. Kita tahu bahwa asap rokok bisa menyebabkan kanker, terutama kanker
paru-paru. Namun ternyata tidak itu saja, merokok juga dapat meningkatkan risiko
leukemia myelogenous akut (AML).
 Riwayat keluarga leukemia. Jika anggota keluarga ada yang didiagnosis menderita
leukemia, maka ada risiko penyakit leukmia dalam satu keluarga tersebut.
 Jenis kelamin : Laki-laki lebih berisiko untuk mengembangkan CML, CLL dan AML
daripada wanita.
 Umur. Risiko leukemia biasanya meningkat dengan usia, kecuali ALL.
 Imun rendah. Rendahnya sistem kekebalan tubuh pada seseorang akan
mengakibatkan tubuhnya rentan untuk diserang penyakit, termasuk penyakit
leukemia. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang mengonsum obat-obatan
penekan sistem imun ketika menjalani transplantasi organ.

Fakultas kedokteran universitas sebelas maret surakarta 2015

9. Apa interpretasi dari pemeriksaan pada scenario?


Hb : anemia sedang karena berkisar 6-9
MCV : mikrositik karena dibawah 82
MCH : Normokrom karena 27-32
Jumlah leukosit : jauh diatas normal, normalnya 4-11rb
Trombosit : di atas normal karena normalnya 150-450rb
Kadar asam urat : normal 2-7,5 untuk laki2 dan 2-6,5 untuk perempuan. Berarti pada kasus
ini jauh diatas normal
Kadar LDH : normalnya 100-190 Unit per liter, jauh diatas normal
10. Akibat
 Leukemia mieloblastik akut
Suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan
diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid.
- etiologi : benzena, suatu senyawa kimia yang banyak digunakan pada industri
penyamakan kulit di negara sedang berkembang, diketahui merupakan zat
leukomogenik untuk LMA.
- Patogenesis : adanya blokade maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi
sel-sel muda dengan akibat terjadi akumulasi blast di sumsum tulang
- Tanda dan gejala : rasa lelah, perdarahan, infeksi yang disebabkan oleh sindrom
kegagalan sumsum tulang
 Leukemia granulostik kronik
Merupakan kelainan kromosom yang selalu sama pada pasien LGK, yaitu 22q atau
hilangnya sebagian lengan panjang dan kromosom 22, yang saat ini kita kenal sebagai
kromosom philadelphia(Ph)
- tanda dan gejala : LGK dibagi menjadi 3 fase; fase kronik, fase akselerasi, dan fase
krisis blas. Gejalanya berupa pembesaran limpa, mudah merasa kenyang, kadang
timbul nyeri seperti diremas pada perut, cepat lelah, lemah badan, keringat saat
malam, penurunan berat badan
- patogenenis : gen BCR-ABL pada kromosm Ph menyababkan poliferasi yang
berlebihan sel induk pluripoten pada sistem hematopoeisis.
- Pemeriksaan penunjang : hematologi rutin, apus darah tepi, apus sumsum tulang,
karyotipik
- Terapi : hydroxyurea, busulfan, imatinib mesylate, interferon alfa-2a atau alfa 2-b
 Leukemia limfoblastik akut
Keganasan klonal dari sel-sel prekursor limfoid
- etiologi : radiasi ionik, paparan benzane, merokok, obat kemoterapi, infeksi virus
Epstein Barr, pasien dengan sindrom down
- gejala dan tanda : terdapat anemia, anoreksia, nyeri tulang dan sendi, demam
berkeringat, infeksi mulut, infeksi saluran napas, perdarahan kulit, ptechiae,
hepatomegali, splenomegali, limfadenopati, massa di mediastinum, nyeri kepala,
muntah
- terapi : terapi induksi remisi, terapi intensifikasi atau konsolidasi, profilaksis SSP
 Leukemia limfositik kronik
Suatu keganasan hematologik yang ditandai oleh profilerasi klonal dan penumpukan
limfosit b neoplastik dalam darah, sumsum tulang, limfonasi, limpa, hati dan organ
lain
- etiologi: abnormalitas kromosom, onkogen, dan retrovirus (RNA tumor dan virus
- gejala dan tanda : asimptomatik, limfadenopati generalisata, mudah lelah,
penurunan berat badan, hepatosplenomegali
- terapi : klorambusil
ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi v

11. Sebab

Secara umum, leukositosis disebabkan oleh beberapa hal berikut:

 Reaksi obat yang menambah produksi sel darah putih.


 Peningkatan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi.
 Kelainan sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan produksi sel darah putih.
 Produksi sel darah putih tidak normal karena gangguan di sumsum tulang.

Faktor-faktor penyebab yang lebih spesifik, yaitu:

 Alergi, terutama alergi parah.


 Infeksi bakteri dan virus.
 Tuberkulosis dan batuk rejan.
 Kebiasaan merokok dan masalah emosional seperti stres.
 Obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid dan epinephrine.
 Leukemia limfotik kronis dan leukemia mielogen kronis.
 Leukemia limfotik akut dan leukemia mielogen akut.
 Arthritis rheumatoid, polisitemia vera, dan myelofibrosis.
Jurnal.id pengaruh leukositosis

12. Leukositosis dapat menyebabkan hal apa saja


 Leukemia mieloblastik akut
Suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan
diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid.
- etiologi : benzena, suatu senyawa kimia yang banyak digunakan pada industri
penyamakan kulit di negara sedang berkembang, diketahui merupakan zat
leukomogenik untuk LMA.
- Patogenesis : adanya blokade maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi
sel-sel muda dengan akibat terjadi akumulasi blast di sumsum tulang
- Tanda dan gejala : rasa lelah, perdarahan, infeksi yang disebabkan oleh sindrom
kegagalan sumsum tulang
 Leukemia granulostik kronik
Merupakan kelainan kromosom yang selalu sama pada pasien LGK, yaitu 22q atau
hilangnya sebagian lengan panjang dan kromosom 22, yang saat ini kita kenal sebagai
kromosom philadelphia(Ph)
- tanda dan gejala : LGK dibagi menjadi 3 fase; fase kronik, fase akselerasi, dan fase
krisis blas. Gejalanya berupa pembesaran limpa, mudah merasa kenyang, kadang
timbul nyeri seperti diremas pada perut, cepat lelah, lemah badan, keringat saat
malam, penurunan berat badan
- patogenenis : gen BCR-ABL pada kromosm Ph menyababkan poliferasi yang
berlebihan sel induk pluripoten pada sistem hematopoeisis.
- Pemeriksaan penunjang : hematologi rutin, apus darah tepi, apus sumsum tulang,
karyotipik
- Terapi : hydroxyurea, busulfan, imatinib mesylate, interferon alfa-2a atau alfa 2-b
 Leukemia limfoblastik akut
Keganasan klonal dari sel-sel prekursor limfoid
- etiologi : radiasi ionik, paparan benzane, merokok, obat kemoterapi, infeksi virus
Epstein Barr, pasien dengan sindrom down
- gejala dan tanda : terdapat anemia, anoreksia, nyeri tulang dan sendi, demam
berkeringat, infeksi mulut, infeksi saluran napas, perdarahan kulit, ptechiae,
hepatomegali, splenomegali, limfadenopati, massa di mediastinum, nyeri kepala,
muntah
- terapi : terapi induksi remisi, terapi intensifikasi atau konsolidasi, profilaksis SSP
 Leukemia limfositik kronik
Suatu keganasan hematologik yang ditandai oleh profilerasi klonal dan penumpukan
limfosit b neoplastik dalam darah, sumsum tulang, limfonasi, limpa, hati dan organ
lain
- etiologi: abnormalitas kromosom, onkogen, dan retrovirus (RNA tumor dan virus
- gejala dan tanda : asimptomatik, limfadenopati generalisata, mudah lelah,
penurunan berat badan, hepatosplenomegali
- terapi : klorambusil
ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi v

Anda mungkin juga menyukai