KELOMPOK 1 :
DEWI ANGGUN PANGESTU (2016-058)
DWI TRIHARYANI (2016-059)
ANINDYA PUTRI YUNITASARI (2016-063)
KHOLIF ARYA SAPUTRA (2016-075)
ROHMATUR RIDWAN (2016-091)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
BAB II
PEMBAHASAN
Pusat pertanggung jawaban juga merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Dimana, tujuannya yaitu
memastikan bahwa individu pada semua level di perusahaan memberikan kinerja secara
memuaskan yang sejalan dengan tujuan umum perusahaan secara keseluruhan.
Pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk mencapai satu atau lebih tujuan
yang disebut objective. Organisasi secara keseluruhan mempunyai goal, manajer senior
menetapkan strategi untuk mencapai goal. Objective berbagai pusat pertanggungjawab dalam
suatu organisasi membantu implementasi strategi. Karena organisasi merupakan sekumpulan
pusat pertanggungjawaban, maka apabila setiap pusat pertanggungjawaban mecapai
objectivenya , maka goal organisasi akan tercapai.
Pusat pertanggungjawaban menerima input, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja dan
jasa. Dengan menggunakan Modal Kerja (persediaan, piutang) perlengkapan pabrik dan asset
lainnya, pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk mengubah input menjadi
output baik dalam bentuk barang atau jasa. Pada pabrik bentuk outputnya adalah produk. Pada
unit staff, seperti Sumber Daya Manusia, Trasportasi, Tehnisi, Akuntansi dan Administrasi,
outputnya adalah jasa.
1. Langsung
Departemen produksi, input berupa bahan baku akan menjadi bagian fisik dari barang jadi
yang merupakan output.
2. Tidak Langsung
3. Kabur
Pada beberapa kondisi, input tidak berkaitan langsung dengan output. Misalnya biaya
promosi yang dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan, akan tetapi peningkatan
penjualan dipengaruhi beberapa factor selain promosi, hubungan antara peningkatan biaya
promosi dengan peningkatan pendapatan sulit dijelaskan. Pada kegiatan penelitian dan
pengembangan, hubungan antara input dan output lebih sulit lagi dijelaskan, hasil dari
kegiatan penelitian mungkin tidak nampak pada beberapa tahun dan jumlah biaya optimum
untuk kegiatan penelitian sulit ditetapkan.
Pengukuran input dan output
Pada umumnya input yang digunakan dalam pusat pertanggungjawaban dapat diukur
secara fisik, jam tenaga kerja, liter, kg, meter dll. Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
ukuran tersebut dinyatakan dalam satuan moneter ( uang ). Sebagai catatan, input adalah
sumberdaya yang digunakan dalam pusat pertanggungjawaban, Jadi pasien rumah sakit dan
murid dari sekolah bukan merupakan input. Yang merupakan input adalah sumberdaya yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pengukuran output tidak semudah seperti pada pengukuran input, sebagai contoh
penjualan yang dicapai suatu periode adalh output bagi organisasi berorientasi laba, tetapi
angka tersebut tidak menunjukkan hasil yang dilakukan selama periode tersebut, seperti
kegiatan penelitian, pelatihan dan promosi tahun ini tidak merefleksikan output tahun ini.
Konsep input dan output dapat digunakan untuk menjelaskan arti efisiensi dan efektifitas.
Istilah ini umumnya dinyatakan sebagai perbandingan, misalnya Pusat pertanggungjawaban A
lebih efisien dibandingkan dengan pesaingnya atau dibanding periode sebelumnya. Efisiensi
adalah ratio antara input dengan output, atau jumlah output yang dihasilkan dari setiap unit
input yang digunakan. Pusat pertanggung jawaban A dikatakan lebih efisien disbanding Pusat
Pertanggungjawaban B apabila:
a) Pusat tanggung jawab A menggunakan jumlah sumber daya yang lebih sedikit daripada
pusat tanggung jawab B, namun memproduksi jumlah output yang sama. Hal ini berarti
bahwa kedua pusat tanggung jawab tersebut menjalankan pekerjaan mereka dengan
memuaskan dan besarnya masing-masing pekerjaan tersebut bisa dibandingkan, maka unit
dengan input yang lebih rendah (biaya yang lebih rendah) adalah yang lebih efisien.
b) Pusat tanggung jawab A menggunakan sumberdaya yang sama jumlahnya dengan pusat
tanggung jawab B, namun memproduksi output dengan jumlah yang lebih besar. Hal ini
berarti bahwa input yang digunakan adalah sama, namun outputnya berbeda, maka
dibutuhkan beberapa tolak ukur kuantitatif untuk menentukan tingkat efisiensinya
sehingga hal ini merupakan perhitungan yang lebih sulit.
Laba merupakan tolak ukur yang penting atas efektifitas karena bagi perusahaan yang
berorientasi pada laba, tujuan utamanya adalah memperoleh laba yang memuaskan. Laba
merupakan selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), yang
merupakan ukuran efisiensi.
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input atau output moneter
yang diukur untuk tujuan pengendalian :
A. Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan, suatu output (yaitu, pendapatan) diukur secara moneter akan tetapi
tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu, beban atau biaya)
dengan output. (Jika beban dikaitkan dengan pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi
pusat laba). Pusat pendapatan merupakan unit pemasaran/penjualan yang tak memiliki
wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok
penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan aktual diukur
terhadap anggaran dan kuota, dan manajer dianggap bertanggung jawab atas beban yang
terjadi secara langsung di dalam unitnya, akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
B. Pusat Biaya
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur dalam satuan
moneter, tetapi outputnya tidak. Terdapat dua macam pusat biaya, yaitu Pusat biaya tehnik
dan Pusat Biaya Kebijakan. Hal ini sesuai dengan biaya yang terjadi yaitu biaya tehnik yang
merupakan biaya yang jumlahnya dapat ditaksir secara pasti sesuai dengan output yang
dihasilkan, misalnya biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, suku cadang dll.
Sedangkan biaya kebijakan adalah biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti karena
dikaitkan dengan kebijakan manajemen.
Ada dua jenis pusat biaya yaitu :
Pusat biaya tehnik adalah pusat beban yang sebagian besar biayanya adalah biaya teknis
sehingga biaya yang harus terjadi dapat ditentukan di muka secara teliti (relatif tepat dan
wajar) dalam ukuran biaya standar. Biaya teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara
“tepat” dan “memadai” dapat diestimasikan dengan keandalan yang wajar—sebagai contoh,
biaya pabrik untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, komponen, perlengkapan,
dan keperluan-keperluan.
Jumlah dolar optimun dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output
dapat ditentukan.
Beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap unit, mengukur biaya
standar dari produk jadi. Selisih antara biaya teoretis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi
dari pusat beban yang sedang diukur.
Pusat beban teknik mengacu pada pusat tanggungjawab di mana biaya-biaya teknik paling
banyak ditemukan, walaupun hal itu tidak berarti bahwa estimasi biaya teknik yang valid
dapat dibuat untuk masing-masing pos.
2) Pusat Biaya Kebijakan
Pusat beban kebijakan adalah pusat beban yang sebagian besar biayanya adalah biaya
kebijakan. Biaya kebijakan adalah biaya yang tak tersedia estimasi tekniknya.
Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administratif dan pendukung (seperti, akuntansi,
hukum, hubungan industrial, hubungan masyarakat, sumber daya manusia), operasi litbang,
dan hampir semua aktivitas pemasaran. Output dari pusat biayai ini tidak bisa diukur secara
moneter.
Kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen mengenai biaya optimum bersifat
mendadak dan sembarangan. Melainkan mencerminkan keputusan pihak manajemen
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tertentu: apakah akan menyamai atau melampaui
upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh para pesaing; tingkat pelayanan yang harus
diberikan perusahaan kepada para konsumen dan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam
aktivitas litbang, perencanaan, keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas
lainnya.
Pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya bukanlah
ukuran efisiensi. Hal tersebut hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan
input yang sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output. Jika biaya yang sesungguhnya
tidak melebihi jumlah anggaran, maka pihak manajer sudah “hidup sesuai dengan anggaran”;
akan tetapi karena, anggaran tidak dimaksudkan untuk meramalkan jumlah pengeluaran yang
optimum, maka menjalankan usaha dalam batas-batas anggaran yang ada tidak selalu berarti
menunjukkan kinerja yang efisien.
1. Penyusunan Anggaran
Manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat beban kebijakan yang terpisah dari
pusat beban teknik. Perhatian utama bukanlah volumenya; karena hal tersebut sebagian besar
ditentukan oleh tindakan-tindakan yang diambil oleh pusat tanggung jawab lainnya—
misalnyã, kemampuan departemen pemasaran untuk meningkatkan penjualan. Pihak
manajemen merumuskan anggaran pusat beban kebijakan dengan menentukan besarnya
pekerjaan yang harus diselesaikan.
Pusat beban kebijakan terbagi ke dalam dua kategori umum:
2) Bersifat khusus : Pekerjaan khusus adalah proyek “satu langkah” sebagai contoh,
pengembangan dan penyusunan sistem pembuatan anggaran laba dalam sebuah divisi
baru.
Suatu teknik yang sering digunakan dalam membuat anggaran untuk pusat beban
kebijakan disebut sebagai manajemen berdasarkan tujuan (management objective), yaitu suatu
proses formal di mana pembuat anggaran mengusulkan untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu dan menyarankan ukuran yang akan dipakai dalam evaluasi kinerja. Fungsi
perencanaan bagi pusat pengeluaran yang tak direncanakan biasanya dijalankan dalam satu di
antara dua cara ini, yaitu :
a) Anggaran Inkremental
Anggaran inkremental adalah penganggaran yang dida-sarkan pada level biaya kini yang
selanjutnya disesuaikan dengan inflasi dan perubahan lingkungan lainnya.
1) Tingkat pengeluaran yang ada dari pusat beban kebijakan, diterima, dan tidak dikaji
ulang selama proses pembuatan anggaran.
2) Para manajer pusat beban ini biasanya ingin meningkatkan tingkat pelayanan dan
dengan demikian cenderung meminta tambahan sumber daya dan berusaha agar
permintaannya dikabulkan.
Tinjauan berdasarkan nol adalah pendekatan untuk meng-analisi setiap pusat kebijakan
berdasar jadwal yang mencakup semua tugas yang mencakup jangka panjang, misalnya lima
tahun.
1) Tinjauan ini memerlukan benchmarking biaya dan keluaran dari perusahaan lain,
namun sulit dilakukan.
2) Tinjauan ini mungkin menimbulkan masalah potensial, misalnya banyak
mengkonsumsi waktu dan menimbulkan trauma bagi manajer yang kegiatannya dikaji.
3) Tinjauan ini sulit dilakukan karena mungkin para manajer cenderung mempertahankan
“statua quo”.
2. Variasi Biaya
Biaya dalam pusat beban kebijakan cukup terlindungi dari fluktuasi jangka pendek karena
dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para manajer cenderung untuk
menyetujui perubahan yang terkait dengan perubahan volume penjualan yang diantisipasi,
mengizinkan untuk menambah tenaga kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan untuk
mengurangi tenaga kerja jika volume penjualan sedang menurun.
Tujuan utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya dengan
mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam perencanaan, bersama-sama
mendiskusikan langkah apa yang akan diambil, dan tingkat usaha yang bagaimana yang tepat
untuk masing-masing.
4. Pengukuran Kinerja
Laporan prestasi pusat beban kebijakan digunakan untuk menjamin bahwa tugas yang
direncanakan telah dilaksanakan dengan biaya yang telah dianggarkan, dan tidak ada
pengeluaran dapat melampaui anggaran tanpa persetujuan manajemen puncak lebih dahulu.
C. Pusat Laba
Manfaat pusat laba, menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan itu dibuat oleh para manajer yang
paling dekat dengan titik keputusan.
Kecepatan dalam pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat
berkonsentrasi kepada hal-hal yang lebih luas.
Manajer karena hanya tunduk pada sedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk
menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.
Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka pusat laba
memberikan pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer mendapatkan
pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi
mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih
tinggi.
Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang
bertanggung jawab atas laba selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak mengenai
profitabilitas dari komponen-komponen indikator individual perusahaan.
Karena output yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsif terhadap
tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
D. Pusat Investasi
Masalah Pengendalian
1) Kesulitan pengukuran output. Karena output tidak dapat diukur, tidak mungkin untuk
menempatkan standar biaya sebagai tolok ukur untuk pengukuran kinerja keuangan.
2) Kesulitan untuk mencapai goal congruence. Dengan tidak adanya keselarasan cita-cita
antara manajer dengan staff di suatu organisasi akan mengakibatkan terabaiakannya
kesejahteraan perusahaan.
Penyusunan Anggaran
Aktivitas pada litbang merupakan satu kesatuan rangkaian yang mana penelitian dasar
merupakan titik awal dan diakhiri dengan pengujian produk.
Masalah pengendalian:
1) Kesulitan menghubungkan hasil dengan input. Pada pusat penelitian sulit mengukur
hasilnya secara kuantitatif. Tetapi berbeda dengan pusat administrasi, pada pusat
penelitian, hasilnya paling tidak dalam bentuk output yang tidak berwujud seperti, paten,
produk baru, proses produksi baru, tetapi hubungan input dan outputnya sulit ditetapkan
secara tahunan, karena waktu yang diperlukan dalam kegiatan penelitian sangat bervariasi.
2) Kesulitan untuk mencapai goal congruence. Sama seperti pada pusat administrasi.
Manajer penelitian menginginkan melakukan penelitian yang terbaik yang mungkin cukup
mahal bagi organisasi. Selain itu mungkin karyawan dibagian penelitian tidak cukup
kemampuannya untuk melakukan penelitian yang optimum sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
Penelitian Dasar Meliputi :
1) Tidak terencana, dimana pihak manajemen hanya membuat keputusan secara umum
mengenai bagian yang harus dieksplorasi.
2) Sering kali ada tenggang waktu yang lama antara dimulainya penelitian dengan
pengenalan produk baru yang berhasil.
Program Litbang
Program litbang terdiri dari serangkaian program di tambah kelonggaran untuk pekerjaan
yang tidak di rencanakan, hal tersebut biasanya di tinjau setiap tahunnya oleh manajer senior.
Anggaran Tahunan
Perusahaan yang telah memutuskan suatu program litbang berjangka panjang dan telah
menjalankan program ini dengan system persetujuan proyek, maka upaya untuk menyusun
anggaran litbang pertahun akan menjadi persoalan yang sederhana, dengan melibatkan
kalenderisasi atas pengeluaran yang di perkirakan selama periode anggaran.
Jika suatu perusahaan telah memutuskan suatu program litbang berjangka panjang dan
telah menjalankan program ini dengan sistem persetujuan proyek, maka upaya untuk
menyusun anggaran litbang per tahun akan menjadi persoalan yang sederhana, dengan
melibatkan “kalenderisasi” atas pengeluaran yang diperkirakan selama periode anggaran. Jika
anggaran disusun sesuai dengan rencana strategis perusahaan (sebagaimana seharusnya),
maka persetujuan atas proyek merupakan sesuatu yang rutin semata-mata membantu dalam
perencanaan kas dan pegawai.
Pengukuran Kinerja
1) Perbandingan antara peramalan terakhir (forecast) dari total biaya dengan jumlah yang
disetujui pada setiap projek, untuk menentukan apakah diperlukan adanya perubahan pada
setiap projek yang dilakukan.
G. Pusat Pemasaran
Pusat pemasaran adalah pusat pendapatan dan sekaligus pusat beban yang aktivitas-
aktivitasnya mencakup:
1. Aktivitas Logistik
Aktivitas logistik adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam memindahkan barang dari
perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang jatuh tempo dari para
pelanggaimya. Aktivitas-aktivitas ini mencakup transportasi ke pusat distribusi, pergudangan,
pengapalan dan pengiriman, pengajuan rekening dan aktivitas yang terkait dengan fungsi
kredit dan penagthan piutang. Pusat tanggung jawab yang menjalankan fungsi-fungsi tersebut
secara mendasar serupa dengan pusat beban dipabrik. Banyak yang merupakan pusat bebàn
teknik yang dapat dikendalikan melalui penerapan standar dan menyesuaikan anggaran untuk
mencerminkan biaya-biaya ini pada berbagai tingkatan volume.
2. Aktivitas Pemasaran
Pada tingkat perusahaan terdapat staff riset pengembangan dan enam staf administratif
kantor, masing-masing dikepalai oleh wakil presiden, sebagai berikut: Keuangan, Hubungan
Industri, hukum, pemasaran, manufaktur dan hubungan masyarakat. Tanggung jaeab
administratif dikategorikan sebagai berikut:
1. Penyampaian Informasi
Setiap tahun pada wal musim semi, departemen anggaran mengeluarkan instruksi
dan jadwal untuk persiapan, peraturan dan persetujuan anggaran untuk tahun
berikutnya. Oleh karena yang diperhatikan dalam kasus ini adalah kasus anggaran staf
administratif . tiap kantor staf melengkapi jadwal sebagai berikut:
“Kekhawatiran”
Terdapat ketidak selarasan tujuan antara kantor staf administratif dan pendapatan bagi
perusahaan.
Khawatir terhadap president dan wakil president eksekutif adalam melakukan
evalusasi tingkat efisiensi dan efektivitas dari kantor staf, atau memutuskan ada
tidaknya aktivitas tambahan yang benar-benar bermanfaat, Disebabkan oleh
Departemen anggaran tidak memberikan penilaian terhadap kepatutan anggaran yang
diusulkan atau efisiensi dari aktivitas
Penting bagi seorang mengevauasi proposal anggaran secara kritis, seperti yang
mereka lakukan pada tingkat divisi.
Terdapat anggaran yang diduga dalam penggunaannya dinilai kurang efisien dan lebih
cenderung pada pemborosan dan tidak memberi Value bagi perusahaan yaitu berkaitan
dengan Hubungan Industrial – terutama Pelatihan Manajemen.
Saran
Anthony, Robert N dan Vijai Govindarajan. 2009. Management Control System. Salemba
Empat. Jakarta