PENDAHULUAN
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting
dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kesakitan dan Kematian Bayi (AKB) . Bidan memberikan pelayanan kebidanan
yang berkesinambungan berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan
berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan
tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkannya, kapan dan dimanapun.
1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan normal.
b. Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian data subjektif asuhan kebidanan
pada pasien kehamilan fisiologis.
1
Mampu melakukan pemeriksaan data objektif asuhan kebidanan
pada pasien kehamilan fisiologis.
Mampu menegakkan analisa asuhan kebidanan pada kehamilan
fisiologis.
Mampu melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada
kehamilan fisiologis.
2
1.5. Kegunaan
Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam
pemberian asuhan kebidanan pada kehamilan.
Menambah keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada kehamilan sebagai salah satu
sumber dalam pengembangan profesi kebidanan khususnya pada
kehamilan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
Mendukung dan mendorong penyesuaian psikologis dalam kehamilan,
melahirkan, menyusui dan menjadi orangtua.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan dalam
pemberian ASI eksklusif.
5
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala ke dalam rongga
panggul untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan. Bidan melakukan pencegahan,
penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada
kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan. Bidan menemukan secara
dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan, mengenal tanda dan
gejala preeclampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
6. Persiapan persalinan. Bidan memberikan saran yang tepat pada suami
dan keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa
persiapan persalinan yang bersih dan aman, serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik selain persiapan
transportasi dan biaya merujuk, jika tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat.
6
perubahan kekenyalan, tanda Goodle serviks menjadi lunak warna menjadi
biru, oedema membesar pembuluh darah meningkat, lendir menutupi
oesteum uteri serviks menjadi lebih mengkilap ( Prawirohardjo, 1999).
Segmen Bawah Uterus
Segmen bawah uterus berkembang daari bagian atas kanalis servikalis
setinggi ostium interna bersama isthmus uteri. Segmen bawah lebih tipis
dari pada segmen atas dan menjadi lunak sertab berdilatasi selama minggu-
minggu teraklhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen tersebut
menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan
menegang setelah persalinan terjadi ( Farrer, 2001).
Kontraksi Braxton-Hicks
Kontraksi rahim tak teratur dan terjadi tanpa rasa nyeri sepanjang
kehamilan. Kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta (Farrer,
2001).
Vagina dan Vulva
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiruan (livide) disebut tanda Chadwick. Vagina membiru
karena pelebaran pembuluh darah, PH 3.5-6 merupakan akibat
meningkatnya produksi asam laktat karena kerja laktobaci acidophilus,
keputihan, selaput lendir vagina mengalami edematous, hypertrophy, lebih
sensitif meningkat seksual terutama triwulan III (Prawirohardjo, 1999).
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna merah yang
hampir biru. Warna kebiruan disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi
akibat keraj hormone progesterone (Farrer, 2001).
Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Ditemukan
pada awal ovulasi hormone relaxing, suatu immunoreaktif inhibin dalam
sirkulasi maternal.relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga
pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
7
2. Payudara
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomammotropin, estrogen dan progesteron akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mammae
akan membesar lebih tegang dan tampak lebih hitam seperti seluruh areola
mammae karena hiperpigmentasi. Perubahan pada payudara yang membawa
fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, progesterone,
laktogen plasental dan prolaktin. Payudara terus tumbuh disepanjang kehamilan
dan ukuran serta beratnya meningkat hingga mencapai 500 gram. Areola gelap
dan dikelilingi oleh kelenjar sebasea yang menonjol (tuberkelmontgomery),
kelenjar ini terlihat pada kehamilan sekitar 1 minggu (Farrer, 2001).
3. Sistem Endokrin
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalm ovarium
menghasilkan estrogen dan progesteron, fungsi utamanya pada stadium ini
adalah untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan
serta pembebasan desidua tersebut. Sel-sel trofoblast menghasilkan hormone
korionik gonadtropin yang akan mempertahankan korpus luteum sampai
plasenta berkembang penuh dan mengambil alih produksi estrogen dan
progesterone dari korpus luteum.
Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fetus,
pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium, pelepasan hormone hipofise.
Progesteron mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos,
relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan
alveoli, perubahan sekretorik dalam payudara.
Perubahan endokrin lainnya sekresi kelenjar hipofise umunya menurun
dan penurunan ini selanjutnya akan meningkatkan sekresi semua kelenjar
endokrin (khususnya kelenjar tiroid, paratiroid dan adrenal). Kadar hormon
hipofise, prolaktin meningkat secara berangsur-angsur menjelang akhir
8
kehamilan, namun fungsi prolaktin dalam memicu laktasi disupresi sampai
plasenta dilahirkan dan kadar estrogen menurun (Prawirohardjo, 1999).
4. Sistem Kekebalan
Kehamilan dianggap berkaitan dengan penekanan barbagai macam
fungsi immunologi secara humoral dan seluler untuk menyesuaikan diri dengan
graft janin semialogenik. Titer antibody humoral melawan beberapa virus,
misalnya herves simpleks, campak dan influenza A, menurun selama
kehamilan. Tetapi penurunan titer sebanding dengan efek hemodilusi pada
kehamilan (Baboonnian dan Griffiths, 1983 dalam Cunningham 1995).
9
dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum
yang masih aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim
pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel-
sel trofoblast zigot akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan
epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).
Setelah implantasi, sel-sel trofoblast yang tertanam di dalam endometrium
terus berkembang membentuk jaringan bersanma dengan sistem pembuluh
darah maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai
sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh
menjadi janin.
E. Pertumbuhan Janin
Minggu ke 0 : sperma membuahi ovum kemudian hasil
konsepsi membagi menjadi dua, empat, delapan setelah menjadi morulla
masuk untuk menempel kurang lebih 11 hari setelah konsepsi.
Minggu ke-4/ bulan ke-1 : dari embrio, bagian tubuh pertama
muncul adalah tulang belakang, otak dan saraf, jantung, sirkulasi darah dan
pencernaan terbentuk.
Minggu ke-12/ bulan ke-3 : embrio berubah menjadi janin. Denyut
jantung janin dapat dilihat engan pemeriksaan Ultrasonografi (USG),
berbentuk manusia, gerakan pertama dimulai, jenis kelamin sudah bisa
ditentukan, ginjal sudah memproduksi urine.
Minggu ke-16/ bulan ke-4 : sistem musculoskeletal matang, sistem
saraf terkontrol, pembuluh darah berkembang cepat, denyut jantung janin
terdengar lewat Doppler, pancreas memproduksi urine.
Minggu ke-20/bulan ke-5 : verniks melindungi tubuh, lanugo
menutupi tubuh, janin membuat jadwal untuk tidur, menelan dan
menendang.
Minggu ke-24/bulan ke-6 : kerangka berkembang cepat,
perkembangan pernafasan dimulai.
10
Minggu ke-28/bulan ke-7 : janin bernafas, menelan dan mengatur
suhu, surfactant mulai terbentuk di paru-paru mata mulai membuka dan
menutup, janin dapat bertahan hidup jika lahir.
Minggu ke-32/bulan ke-8 : lemak coklat berkembang di bawah kulit,
mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fospor.
Minggu ke-38/bulan ke-9 : seluruh uterus digunakan bayi sehingga
tidak bisa bergerak banyak, antibody ibu di transfer ke bayi untuk
mencapai kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai kekebalan bayi bekerja
sendiri (prawirohardjo, 1999).
11
Menginginkan makanan atau minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan
(wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2005).
Pingsan
Pingsan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.
Dianjurkanuntuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan
pertama kehamilan (Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2005).
Mammae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang
merangsang duktuli dan alveoli di mammae. Glandula montgomeri tampak
lebih jelas (Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2005).
Anoreksia
Tidak ada nafsu makan pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu nafsu
makan mulai timbul lagi (Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2005).
Sering miksi
Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar (Wiknjosastro dalam
Prawirohardjo, 2005).
Kontipasi/obstipasi
Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun karena disebabkan oleh
pengaruh hormone steroid. Pigmentasi karena hormone steroid plasenta
(cloasma gravidarum, areola mammae, linea nigra) (Wiknjosastro dalam
Prawirohardjo, 2005).
Hipertropi dari papilla gusi (epulis)
Tanda berupa pembengkakan pada gusi tampak bengkak karena
peningkatan jumlah pembuluh darah disekitar gusi, epulis adalah suatu
hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan pertama
(Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2005).
Perubahan pada perut
12
Uterus tetap berada pada rongga panggul sampai minggu ke-12 mulai
teraba di atas simfisis pubis.
Leukora (Keputihan)
Tanda berupa peniongkatan jumlah cairan vagina pada pengaruh hormon
tidak menimbulkan gatal, warnanya jernih dan jumlahnya tidak banyak.
2. Kemungkinan Hamil
Tanda Piskacek pembesaran serta perubahan bentuk dan konsistensi rahim
pada pemeriksaan alam uterus teraba membesar dan makin lama makin
bundar bentuknya.
Tanda Hegar konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi
lunak terjadi di daerah isthmus uteri (sangat lunak).
Perubahan pada cervix dalam kehamilan cervix menjadi lunak.
Kontraksi Braxton Hicks pada saat palpasi rahim yang lunak menjadi keras
karena berkontraksi.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam menggunakan jari. Ballottement di luar rahim dapat
ditimbulkan oleh tumor-tumor bertangkai dalam asites seperti fibroma
ovari karena seluruh badan janin melenting.
Pembesaran perut.
Keluarnya kolostrum.
Hyperpigmentasi kulit.
Mual dan muntah.
Ibu merasakan pergerakan anak.
Sering kencing karena rahim menekan kandung kencing.
Dada terasa berisi dan nyeri.
13
3. Positif Hamil
Denyut jantung janin terdengar (auskultasi), gerakan jantung janin teraba
oleh pemeriksa, bagian-bagian janin teraba, hasil pemeriksaan radiologi
yang membuktikan kehamilan, hasil pemeriksaan USG yang membuktikan
kehamilan.
4. Hemoglobin (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil ditujukan untuk
mengetahui ibu hamil tersebut anemia atau tidak selama kehamilannya,
karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin
dalam kandungan.
5. Golongan Darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis golongan darah ibu, tetapi juga untuk mempersiapkan calon pendonor
darah sewaktu-waktu diperlukan jika terjadi situasi gawat darurat.
14
Kebijakan Teknis
Penatalaksanaan ibu hamil seacra keseluruhan meliputi komponen-
komponen sebagai berikut:
1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal
serta rujukan bila diperlukan.
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi komplikasi (Prawirohardjo, 2002: 90).
15
c. Metode 3 : untuk usia kehamilan hitung berapa bulan sudah berlalu
sejak HPHT sampai saat pertama kali memeriksa kehamilan. Usia
kehamilan diperhitungkan dan di bandingkan dengan ukuran uterus,
untuk melihat apakah janin tumbuh semakin besar pada saat
kunjungan ulang (Admin, 2009).
I. Pemeriksaan Kebidanan
Pemeriksaan palpasi Leopold 1-4 :
a. Leopold 1 : bertujuan untuk mengidentifikasi bagian janin yang
terdapat di bagian fundus uteri dengan kedua telapak tangan dan
menentukan tinggi fundus uteri (TFU).
b. Leopold 2 : bertujuan untuk mengidentifikasi bagian punggung
dalam menetukan lokasi DJJ dan bagian terkecil janin. Jika janin
letak sungsang maka lokasi DJJ akan lebih tinggi dibandingkan
dengan letak kepala.
c. Leopold 3 : bertujuan untuk mengidentifikasi bagian terendah yang
terletak di pintu atas panggul dan satu tangan meraba apakah bagian
terendah janin telah masuk pintu atas panggul atau belum sementara
tangan lainnya menahan fundus untuk di fiksasi. Umunya, bagian
terendah janin yaitu kepala atau bokong.
d. Leopold 4 : bertujuan untuk mengidentifikasi apakah kepala janin
sudah masuk PAP (divergen) atau belum masuk PAP (konvergen).
Jika telah masuk PAP, maka dapat diukur seberapa jauh bagian
terendah janin masuk PAP dengan cara menggunakan perlimaan
jari. Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan,
jari kearah kaki pasien.
16
J. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
1. Data Subjektif : data yang diperoleh oleh pasien, baik dalam
bentuk pernyataan atau keluhan. Semua data yang ditanyakan
(anamnesis) mencakup identitas pasien.
2. Data Objektif : data yang di observasi dari hasil pemeriksaan
oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Pemeriksaan yang
meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khususu kebidanan,
pemeriksaan penunjang laboratorium.
3. Analisa : kesimpulan dari data subjektif dan objektif.
4. Penatalaksanaan : rencana tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan analisa data.
17
BAB III
KASUS (SOAP)
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama ibu : Ny. Amaliah
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp. Pasawahan RT/RW 02/02 Desa. Pananjung
Kec. Tarogong Kaler Garut – Jawa Barat.
Identitas penanggung jawab suami/keluarga
Nama Suami : Tn. Saefudin
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA
18
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Pasawahan RT/RW 02/02 Desa. Pananjung
Kec. Tarogong Kaler Garut – Jawa Barat.
2. Alasan datang ke Puskesmas
Ibu ingin memeriksa kehamilannya.
3. Keluhan Utama
Ibu merasa pusing.
4. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu tidak pernah memiliki riwayat penyakit berat atau menular
seperti Jantung, Ginjal, Asma, Tubercolusis, Malaria, Diabetes
Melitus dan HIV/AIDS.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat ini ibu tidak memiliki riwayat penyakit berat atau menular
seperti Jantung, Ginjal, Asma, Tubercolusis, Malaria, Diabetes
Melitus dan HIV/AIDS.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ibu tidakada yang memiliki riwayat penyakit berat atau
menular seperti Jantung, Ginjal, Asma, Tubercolusis, Malaria,
Diabetes Melitus dan HIV/AIDS.
5. Riwayat Perkawinan
Ibu menikah 1x, umur 23 tahun dengan suami umr 26 tahun lama
pernikahan 1 tahun.
6. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya darah : 3x pembalut perhari
Keluhan : dismenore 1 hari
19
HPHT : 20 Februari 2018
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Hamil yang ke-1 usia kehamilan 7 bulan
2) HPL : 27 November 2019
3) Periksa sebelumnya di Puskesmas Cipanas TM.I 1x dan
TM.II 1x. Saat ini TM.III diperiksa 1x pada tanggal 03
September 2018.
4) Keluhan pada saat ini ibe merasakan pusing.
5) Status Imunisasi : TT1 ibu melakukan imunisasi 1x pada usia
kehamilan 4 bulan.
6) Pada saat ini ibu mengonsumsi obat penambah darah 1x
sehari.
7) Pada saat ibu sering merasakan gerakan janin aktif.
8) Ibu tidak pernah merokok, narkoba, alkohol, meminum jamu
begitupun dengan keluarganya.
9) Rencana persalinan : Ibu ingin ditolong oleh Bidan di BPM
dengan pendamping keluarga, pendonor oleh keluarga dan
kendaraan keluarga.
7. Riwayat KB
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB.
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi : ibu biasa makan 2-3x sehari,
porsi sedang menu bervariasi dan tisak ada makanan pantangan
selama kehamilan, ibu minum 7-8 gelas sehari dengan air putih.
b. Pola Eliminasi : BAB 1x sehari dan BAK sering
tidak ada keluhan.
20
c. Pola Aktifitas Pekerjaan : selama masa kehamilan ibu
hanya mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu dan
mengepel.
d. Pola Istirahat : ibu biasa tidur malam 6-7 jam
dan tidur siang 1jam sehari tidak ada keluhan.
e. Personal Hygiene : ibu biasa mandi 2x sehari,
keramas 1x sehari, mengganti pakaian 2x dan mengganti celana
dalam 2-3x sehari.
f. Pola seksual : selama masa kehamilan ibu
melakukan seksual 1x dalam 1 minggu tidak ada keluhan.
g. Psikososial Spiritual :
a. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap kehamilannya
Ibu merasa senang, bahagia karena kehamilan yang
direncanakan dan keluarga sangat mendukung, merespon
terhadap kehamilan ibu.
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga oleh suami dan
keluarga.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV : TD : 100/80 mmHg, R : 19 x/m,
N : 76 x/m. S : 36 derajat Celsius.
d. BB : 55 kg, TB : 153 cm, LILA : 25cm.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, rambut bersih hitam, tidak ada
benjolan dan tidak nyeri tekan.
b. Muka : bersih tidak oedema.
21
c. Mata : simetris, sclera putih, kunjungtiva merah
muda dan penglihatan normal..
d. Hidung : simetris, tidak ada kotoran yang
menyumbat pernafasan.
e. Telinga : simetris, tidak ada kotoran yang
berlebihan dan pendengaran baik.
f. Mulut : bibir tidak kering, gigi tidak karises,
tidak ada pembengkakan dan lidah bersih tidak ada tonsillitis.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
limfe.
h. Dada/payudara : simetris, tidak ada benjolan dan
pembengkakan, areola hyperpigmentasi, kolostrum belum
keluar.
i. Ketiak : bersih, tidak ada benjolan.
j. Abdomen : simetris, tidak ada bekas luka operasi.
Leopold I : teraba lunak tidak melenting (bokong) dengan
TFU 26cm.
Leopold II : teraba keras panjang seperti papan di sebelah
kiri dinding perut ibu (punggung).
Leopold III : bagian terendah janin teraba keras dan
melenting (kepala), dan kepala janin belum masuk PAP
(konvergen).
DJJ : 144x/m.
k. Genetalia : bersih, tidak ada pengeluaran cairan atau
kotoran.
l. Ekstremitas atas : bersih, turgor baik dan tidak oedema.
m. Ekstremitas bawah : bersih, tidak varises dan tidak ada
pembengkakan, reflek patella +/+.
n. Anus : tidak hemoroid.
Pemeriksaan Penunjang : Darah Hb 12 gram%.
22
C. ANALISA
G1P0A0 gravida 27-28 minggu kehamilan fisiologis janin hidup tunggal
intrauterine, dengan Hb 12 gram ibu normal tidak anemia, keadaan ibu dan
janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan secara umum.
Evaluasi : ibu mengerti
2. Memberitahu ibu cara mengonsumsi obat penambah darah dan B6 plus.
Evaluasi : ibu memahami
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
Evaluasi : ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan tiap pagi.
Evaluasi : ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu berikutnya dan jika
ada keluhan segera periksa.
Evaluasi : ibu mengerti
23
BAB IV
PEMBAHASAN
A. DATA SUBYEKTIF
Ibu datang ke bidan ingin memeriksa kehamilannya dengan
keluhan pusing. Ini merupakan kehamilan ibu yang pertama dan ibu
belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB. Ibu mengatakan hari
pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 20 Februari 2018 dan taksiran
persalinan (TP) pada tanggal 27 November 2018. Hal ini berdasarkan
rumus Naegele +7 hari, -3 bulan dan +1 tahun.
B. DATA OBJEKTIF
Pada data objektif di dapatkan perut membesar sesuai dengan
usia kehamilan, pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik terhadap
kehamilan. Pada saat pemeriksaan palpasi abdomen Leopold didapatkan
Leopold I : teraba lunak tidak melenting (bokong) dengan TFU
26cm.
Leopold II : teraba keras panjang seperti papan di sebelah kiri
dinding perut ibu (punggung).
Leopold III : bagian terendah janin teraba keras dan melenting
(kepala), dan kepala janin belum masuk PAP (konvergen).
DJJ : 144x/m. menurut (Prawirohardjo, 2005) DJJ adalah frekuensi
denyut rata-rata perempuan tidak sedang bersalin, rentang normal DJJ
120-160 kali/menit. Pada pemeriksaan umum keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, TD : 100/80 mmHg, R : 19 x/m, N : 76
x/m. S : 36 derajat Celsius, BB : 55 kg, TB : 153 cm, LILA : 25cm.
menurut (Prawirohardjo, 2005) perlu diukur untuk mengetahui
pebandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang
perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta. Pada pemeriksaan
laboratorium di dapatkan Hb 12 gram% normal. Ibu hamil dikatakan
24
anemia jika Hb kurang dari 11 gram%. Bahaya anemia pada ibu hamil
sangat berpengaruh terhadap keselamatan ibu dan janin yang
dikandungnya (Wibisono, Hermawan, dkk. 2009). Berdasarkan teori di
atas tidak terdapat kesenjangan pada ibu hamil Ny. A tidak mengalami
anemia.
C. ANALISA
Dari pengkajian data subjektif dan objektif dapat ditegakkan
bahwa Ny. A G1P0A0 gravida 27-28 minggu kehamilan fisiologis janin
hidup tunggal intrauterine keadaan ibu dan janin baik. Menghitung usia
kehamilan berdasarkan teori (Admin, 2009).
D. PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan yang diberikan kepada ibu yaitu hasil
pemeriksaan ibu secara umum hasil pemeriksaan, memberitahu ibu cara
mengonsumsi obat penambah darah dan B6 plus, menganjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup, menganjurkan ibu untuk jalan-jalan tiap
pagi dan menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu berikutnya
dan jika ada keluhan segera periksa.
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang di dapat dari pengkajian data mengenai asuhan
kebidanan pada ibu hamil yaitu:
1. Berdasarkan data subjektif : Ny. A datang ke Puskesmas Cipanas
untuk melakukan kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan dengan
usia kehamilan 7 bulan tidak ada keluhan dalam kehamilannya.
2. Berdasarkan data objektif serta hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan keadaan umu Ny. A dengan kehamilan fisiologis.
3. Berdasarkan data subjektif dan objektif dapat dirumuskan diagnose
Ny. A G1P0A0 gravidan 27-28 minggu dengan kehamilan
fisiologis.
4. Dari analisa data tersebut dapat direncanakan dalam data
penatalaksanaan asuhan kebidanan yang sesuai dengan manajemen
pelayanan kebidanan pada Ny.A G1P0A0 gravida 27-28 minggu
kehamilan fisiologis.
B. SARAN
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai pentalaksanaan pada ibu
hamil dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan atau tindakan segera yang
harus dilakukan pada ibu hamil. Masukkan bagi lahan praktik dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan asuhan kebidanan
sesuai standar pelayanan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Cuninningham, Mac Donald, 1995. William’s Obstetri Edisi 18. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gd, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat.
27