Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK MOTIVASI DOUGLAS MCGREGOR: TEORI X, Y, DAN Z

TEORI X

Pada tahun 1960, Douglas MC Gregor mengidentifikasikan dua sudut pandang tentang
manajemen, yang dianut dalam tingkatan manajemen. Dua sudut pand`ng itu, disebut
dengan Teori X dan juga Teori Y.

Teori X memandang manusia sebagai pemalas, yang lebih suka diberi arahan secara
detail tentang apa yang harus dilakukan, menghindari tanggung jawab serta memilki
sedikit ambisi. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia menginginkan rasa aman
(security) dan mengharapkan imbalan serta balas jasa yang tinggi. Dari sini bisa
disimpulkan pada Teori X “bahwa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan tingkat
rendahnya (fisik dan keamanan)”.

Manajer yang memandang karyawannya seperti itu berkeyakinan bahwa, supaya


pekerjaan bisa tuntas, karyawan harus dikontrol, dipaksa, diancam dengan disiplin dan
dihukum.

Teori ini berkembang dari pendekatan “ Scientific Management”, yang dikembangkan


oleh Frederick Taylor. Menurut Taylor (1974), sebagian besar orang menganggap kerja
pada dasarnya tidak menyenangkan. Oleh karena itu, uang yang akan mereka peroleh
adalah motivasi utama karyawan berkenan menghabiskan waktunya berjam-jam untuk
bekerja.

Asumsi – Asumsi pada Teori X:

1. Hanya membutuhkan lotivasi fisiologis dan keamanan saja.


2. Orang tidak suka bekerja, sehingga para manajer harus mengontrol,
mengarahkan, memaksa dan mengancam karyawan supaya mereka bekerja ke
arah tujuan-tujuan organisasi.
3. Orang lebih suka diarahkan, untuk menghindari tanggung jawab, untuk
memperoleh rasa aman. Mereka hanya mempunyai sedikit ambisi.
4. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi.

Kelebihan Teori X:

 Karyawan bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi

Kelemahan Teori X:

 Karyawan malas
 Berperasaan irasional
 Tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin

Tipe kepemimpinan pada Teori X ini adalah otoriter, sedangkan gaya kepemimpinannya
berorientasi pada prestasi kerja.

Sebagai contoh teori X ini adalah sebuah fenomena pemikiran yang terjadi pada
masyarakat pribumi di sekitar pertambangan batubara di Kalimantan. Mereka
mempunyai etos kerja yang kurang bagus karena latar belakang kekayaan alam yang
mereka miliki. Dalam pandangan mereka tidak perlu bersusah payah dalam bekerja,
karena bumi yang mereka pijak sudah menyediakan uang bagi mereka. Apabila mereka
butuh uang lebih, mereka tinggal menggali tanah di halaman rumah mereka yang kaya
akan batubara. Mereka bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Istilahnya
kerja hari ini untuk makan hari ini. Dalam mereka bekerja pun mereka memilki ambisi
yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan, namun mengingink`n balas jasa serta
jaminan hidup yang tinggi karena mahalnya biaya hidup di sana.

TEORI Y

Teori Y memandang karyawan dari sudut pandang yang berbeda. Teori ini
beranggapan bahwa upaya fisik dan mental sebagai bagian yang penting dan alamiah
(natural) dari aktivitas manusia. Teori Y memandang, orang akan melakukan control diri
(self control) dan mengarahkan dirinya sendiri (self direction), jika mereka berkomitmen
pada tujuan–tujuan pekerjaan mereka.

Bagi para pimpinan ataupun manajer yang menerima Teori Y, pengembangan dan
pemeliharaan lingkungan kerja yang memuaskan adalah sangat penting untuk meraih
kinerja karyawan yang maksimal. Teori Y muncul dengan di latar belakangi karya Elton
Mayo, dkk (1953) yang sering disebut dengan “ Pendekatan Hubungan Manusia” (Human
Relation Approach). Pendekatan ini menekankan akan pentingnya peran proses social di
tempat kerja.

Beliau berpendapat bahwa karyawan ingin merasa berguna dan penting serta menjadi
bagian dari sebuah kelompok sosial. Selain itu imbalan yang bersifat non finansial sering
lebih penting daripada uang dalam memotivasi karyawan untuk jangka panjang.

Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa pada Teori Y “bahwa manusia bekerja untuk
memenuhi kebutuhan tingkat tingginya (harga diri dan aktualiasasi diri).

Asumsi-asumsi pada Teori Y:

1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan


kepada seseorang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktivitas-aktivitas
fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan
sama-sama menyenangkan.
2. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan
organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
3. Orang secara internal termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang
sudah menjadi bagian dari komitmen mereka.
4. Orang berkomitmen terhadap tujuan-tujuan sampai pada tahap dimana mereka
menerima imbalan personal ketika mereka mencapai tujuan-tujuan tersebut.
5. Orang akan mencari dan menerima tanggung jawab di bawah kondisi-kondisi
yang menguntungkan (favorable).
6. Orang memilki kapasitas untuk menjadi inovatif dalam memecahkan masalah-
masalah dalam organisasi.
7. Orang itu potensial, namun di bawah sebagian besar kondisi perusahaan, potensi
mereka menjadi tidak termanfaatkan.

Menurut Teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara
peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan ketertarikan pada keputusan.
Singkatnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya sasaran.

Jenis motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedangkan tipe


kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.

Kelebihan Teori Y:

 Pekerja menunjukkan kemampuan mengatur diri


 Tanggung jawab
 Inisiatif tinggi
 Pekerja akan lebih memotivasi diri dari kebutuhan pekerjaan

Kelemahan Teori Y:

 Apresiasi diri akan terhambat berkembang karena karyawan tidak selalu


menuntut pada perusahaan

Teori ini beranggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia. Contohnya yang terjadi
pada masyarakat perkotaan di Pulau Jawa, khususnya yang bekerja di perusahaan go
public. Mayoritas mereka mempunyai etos kerja yang tinggi karena ketatnya persaingan
di dunia kerja. Mereka akan bekerja dengan sebaik baiknya, untuk memperoleh
kehidupan yang layak dalam persaingan yang semakin kompleks. Mereka berasumsi
jikalau mereka tidak bekerja dengan baik di perusahaan yang mereka tempati, di luar
mereka banyak orang mengantri untuk menempati posisi mereka saat ini. Sehingga
mereka menyadari bahwa bekerja merupakan bagian dari hidup yang harus mereka
jalani dan berbuat semaksimal mungkin untuk diri mereka.
Contoh lain penerapan teori Y ini terjadi pada para reporter di media cetak, copywriter
di perusahaan periklanan, atau broadcaster di media televisi. Pada teori Y, kegairahan
dan tantangan dalam pekerjaan, semangat yang mereka bagi dengan rekan kerjanya serta
tentang standart dan hasrat untuk melakukan pekerjaan secara baik. Semua itu
dipandang sebagai pendorong utama yang memotivasi para karyawan. Dalam teori ini,
kemenangan atas sebuah penghargaan atau mendapatkan penugasan yang dipilihnya
lebih berarti daripada kenaikan gaji.

TEORI Z

Teori Z adalah sebuah pendekatan manajemen berdasarkan kombinasi dari


manajemen Amerika dan manajemen Jepang. Filosofi manajemen yang ditandai antara
lain, hubungan jangka panjanng pekerjaan tetap, pengambilan keputusan secara
konsensus dan tanggung jawab individu dalam konteks kelompok serta tinjauan kinerja
secara regular dan tegas, yang memberikan umpan balik yang dituntut sebagian besar
karyawan. Teori Z lebih menekankan pada peran dan posisi karyawan dalam perusahaan
yang dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang dan merasa menjadi
bagian penting dalam perusahaan. Dengan demikian, maka karyawan akan bekerja
dengan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjannya. Teori ini menganggap
rasa aman (security) secara khusus mempunyai arti penting.

Teori Z ini juga menekankan perkembangan hubungan kepercayaan (trust


relationship) antara pemimpin dan yang dipimpin. Penekanan tersebut didasarkan pada
asumsi bahwa motivasi orang yang pertama bersifat internal. Namun perasaan-perasaan
itu harus diperktat oleh komitmen yang jelas terhadap karyawan dari pihak pimpinan.

Teori Z melihat pengambilan keputusan kolektif dan tanggung jawab kelompok


memberikan dukungan sosial yang diperlukan bagi tercapainya kinerja puncak. Hal
tersebut terjadi lewat penciptaan rasa aman yang memungkinkkan para karyawan
menyampaikan ide-ide baru tanpa takut ditolak ataupun takut gagal.
Pada intinya Teori Z ini menitik beratkan pada sikap dan tanggung jawab para
karyawan suatu organisasi.

Asumsi-asumsi pada Teori Z:

1. Tangung jawab diberikan secara perorangan dan mengakui prestasi individu.


2. Karena tanggung jawab bersifat individu, maka karyawan bebas bekerja
menggunakan keterampilan yang dimilikinya.
3. Karyawan dipekerjakan seumur hidup, agar terjadi rasa aman dan loyalitas
terhadap perusahaan.
4. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara consensus atau secara terbuka.
Walaupun akan memakan waktu yang lebih lama namun tingkat keberhasilan
pengimplementasian hasil keputusan yang didapat akan lebih tinggi karena
mendapat dukungan dari mayoritas karyawan.
5. Promosi dilakukan perlahan-lahan dari bawah dan proses evaluasi prestasi d`n
promosi dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah dengan
para karyawan.

Kelebihan Teori Z:

Upaya perusahaan untuk mengikat karyawan dengan loyalitas tanpa batas, sehingga
karyawan bekerja dalam sikap yang penuh integritas untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.

Kelemahan Teori Z:

 Kemampuan perusahaan menurun dalam komitmennya untuk tetap


mempertahankan karyawan. Terlebih pada saat terjadi ketidakpastian ekonomi
yang merusak sector financial dan bisnis perusahaan.
 Membutuhkan banyak pengorbanan, karena sifatnya yang holistic d`n kurang
sederhana.

Pada penerapan teori Z, perusahaan menganggap karyawan adalah keluarga. Sehingga


mereka harus diperlakukan juga layaknya anggota keluarga mereka sendiri. Contoh
penerapan teori ini bisa dilihat pada para pekerja seni, khususnya pada profesi sutradara.
Mereka bisa bekerja selama apapun mereka mau dan mereka juga memiliki kebebasan
dalam mengeksplorasi imajinasi dan kreativitas yang mereka miliki. Tetapi di lain sisi
mereka juga mempunyai tanggung jawab secara personal kepada PH (Production House)
yang menaungi mereka. Keputusan untuk pengerjaan proyek film pun juga diambil
berdasarkan keputusan bersama beberapa pihak yang tergabung dalam PH tersebut,
meliputi investor, produser dll.

Contoh lainnya penerapan teori Z adalah perusaahaan computer “Intel”. Dalam


pekerjaan sehari-hari, mulai dari penjualan, pengawasan mutu dan lain sebagainya, Intel
mempunyai beberapa dewan. Lembaga bersama ini tidak hanya terdiri dari para
speialisasi computer, mereka juga turut serta dalam memutuskan dan menegakkan
standart. Semua peserta dalam dewan tersebut diperlakukan sama (pekerja baru boleh
mengadu argument dengan eksekutif senior). Hal ini bertolak dari pandangan bahwa
seorang senior tidak dapat beperilaku sok tahu bentuk silicon atau teknologi computer
yang baru di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai