TEORI X
Pada tahun 1960, Douglas MC Gregor mengidentifikasikan dua sudut pandang tentang
manajemen, yang dianut dalam tingkatan manajemen. Dua sudut pand`ng itu, disebut
dengan Teori X dan juga Teori Y.
Teori X memandang manusia sebagai pemalas, yang lebih suka diberi arahan secara
detail tentang apa yang harus dilakukan, menghindari tanggung jawab serta memilki
sedikit ambisi. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia menginginkan rasa aman
(security) dan mengharapkan imbalan serta balas jasa yang tinggi. Dari sini bisa
disimpulkan pada Teori X “bahwa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan tingkat
rendahnya (fisik dan keamanan)”.
Kelebihan Teori X:
Kelemahan Teori X:
Karyawan malas
Berperasaan irasional
Tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin
Tipe kepemimpinan pada Teori X ini adalah otoriter, sedangkan gaya kepemimpinannya
berorientasi pada prestasi kerja.
Sebagai contoh teori X ini adalah sebuah fenomena pemikiran yang terjadi pada
masyarakat pribumi di sekitar pertambangan batubara di Kalimantan. Mereka
mempunyai etos kerja yang kurang bagus karena latar belakang kekayaan alam yang
mereka miliki. Dalam pandangan mereka tidak perlu bersusah payah dalam bekerja,
karena bumi yang mereka pijak sudah menyediakan uang bagi mereka. Apabila mereka
butuh uang lebih, mereka tinggal menggali tanah di halaman rumah mereka yang kaya
akan batubara. Mereka bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Istilahnya
kerja hari ini untuk makan hari ini. Dalam mereka bekerja pun mereka memilki ambisi
yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan, namun mengingink`n balas jasa serta
jaminan hidup yang tinggi karena mahalnya biaya hidup di sana.
TEORI Y
Teori Y memandang karyawan dari sudut pandang yang berbeda. Teori ini
beranggapan bahwa upaya fisik dan mental sebagai bagian yang penting dan alamiah
(natural) dari aktivitas manusia. Teori Y memandang, orang akan melakukan control diri
(self control) dan mengarahkan dirinya sendiri (self direction), jika mereka berkomitmen
pada tujuan–tujuan pekerjaan mereka.
Bagi para pimpinan ataupun manajer yang menerima Teori Y, pengembangan dan
pemeliharaan lingkungan kerja yang memuaskan adalah sangat penting untuk meraih
kinerja karyawan yang maksimal. Teori Y muncul dengan di latar belakangi karya Elton
Mayo, dkk (1953) yang sering disebut dengan “ Pendekatan Hubungan Manusia” (Human
Relation Approach). Pendekatan ini menekankan akan pentingnya peran proses social di
tempat kerja.
Beliau berpendapat bahwa karyawan ingin merasa berguna dan penting serta menjadi
bagian dari sebuah kelompok sosial. Selain itu imbalan yang bersifat non finansial sering
lebih penting daripada uang dalam memotivasi karyawan untuk jangka panjang.
Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa pada Teori Y “bahwa manusia bekerja untuk
memenuhi kebutuhan tingkat tingginya (harga diri dan aktualiasasi diri).
Menurut Teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara
peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan ketertarikan pada keputusan.
Singkatnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya sasaran.
Kelebihan Teori Y:
Kelemahan Teori Y:
Teori ini beranggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia. Contohnya yang terjadi
pada masyarakat perkotaan di Pulau Jawa, khususnya yang bekerja di perusahaan go
public. Mayoritas mereka mempunyai etos kerja yang tinggi karena ketatnya persaingan
di dunia kerja. Mereka akan bekerja dengan sebaik baiknya, untuk memperoleh
kehidupan yang layak dalam persaingan yang semakin kompleks. Mereka berasumsi
jikalau mereka tidak bekerja dengan baik di perusahaan yang mereka tempati, di luar
mereka banyak orang mengantri untuk menempati posisi mereka saat ini. Sehingga
mereka menyadari bahwa bekerja merupakan bagian dari hidup yang harus mereka
jalani dan berbuat semaksimal mungkin untuk diri mereka.
Contoh lain penerapan teori Y ini terjadi pada para reporter di media cetak, copywriter
di perusahaan periklanan, atau broadcaster di media televisi. Pada teori Y, kegairahan
dan tantangan dalam pekerjaan, semangat yang mereka bagi dengan rekan kerjanya serta
tentang standart dan hasrat untuk melakukan pekerjaan secara baik. Semua itu
dipandang sebagai pendorong utama yang memotivasi para karyawan. Dalam teori ini,
kemenangan atas sebuah penghargaan atau mendapatkan penugasan yang dipilihnya
lebih berarti daripada kenaikan gaji.
TEORI Z
Kelebihan Teori Z:
Upaya perusahaan untuk mengikat karyawan dengan loyalitas tanpa batas, sehingga
karyawan bekerja dalam sikap yang penuh integritas untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
Kelemahan Teori Z: