PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan berbahasa merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi, bahasa
tidak dapat ditinggalkan. Dengan menggunakan bahasa, berbagai keinginanan,
harapan, gagasan, ide, pendapat, dan lainnya dapat disampaikan. Suatu hal
yang dapat kita renungkan, betapa sulitnya dalam berkomunikasi dan
berinteraksi apabila tanpa bahasa.
Begitu pentingnya bahasa dalam proses pendidikan di sekolah/madrasah,
pembelajaran bahasa termasuk bahasa Indonesia mendapat perhatian yang
cukup serius. Hal ini terkait penguasaan siswa terhadap masalah kebahasaan
cenderung rendah sehingga kemampuan berbahasanya baik secara lisan
maupun tertulis juga rendah.
Di sisi lain, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional siswa. Bahasa dapat menjadi penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Hal ini terkait dengan
seluruh ilmu pengetahuan yang disampaikan menggunakan bahasa, termasuk
bahasa Indonesia.
Kemampuan berbahasa Indonesia berarti siswa terampil menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Terampil berbahasa berarti terampil
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia.
Menghayati bahasa dan sastra Indonesia berarti siswa memiliki pengetahuan
bahasa dan sastra Indonesia, dan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan
sastra Indonesia.
Melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu siswa
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, siswa juga
diharapkan dapat mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakatnya, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan
imaginatif yang ada dalam dirinya.
1
Selanjutnya, pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Agar semua hal tersebut tercapai, proses pembelajarannya diarahkan pada
kemampuan dalam beberapa aspek, salah satunya adalah aspek
mendengarkan. Aspek mendengarkan memegang peranan penting dalam
kemampuan berbahasa lain, seperti berbicara maupun menulis.
Sebelum kemampuan berbahasa lain dikuasai, mendengarkan memiliki
peran yang besar. Ketika mendengarkan berbagai informasi lisan, maka kita
dapat melaksanakan komunikasi dalam bentuk lain. Di sisi lain,
mendengarkan tidak hanya kegiatan fisik (telinga) namun melibatkan pikiran,
perasaan, dan emosi. Oleh karena itu, kemampuan mendengarkan dapat
berpengaruh terhadap keberhasilan dalam berbagai kegiatan yang
membutuhkan mendengarkan. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari kita
memang lebih banyak melakukan komunikasi lisan. Jadi, tidak bisa dipungkiri
bahwa kemampuan mendengarkan memang memegang peran yang penting.
Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bahasa
Indonesia aspek mendengarkan baik bidang sastra dan nonsastra perlu
2
ditingkatkan. Modul ini menjadi salah satu alternatif dalam menguasai meteri-
materi yang dibutuhkan dalam pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah.
B. Deskripsi Singkat
Modul pendalaman materi ini berisi tentang konsep pembelajaran
mendengarkan, keterampilan mendengarkan nonsastra dan sastra.
Mendengarkan nonsastra mencakup pembahasan tentang bunyi bahasa dengan
memperhatikan aspek linguistik wacana deskripsi, teks pendek, pesan pendek,
petunjuk denah, pengumuman, peristiwa, dan berita. Mendengarkan sastra
mencakup pembahasan tentang dongeng, puisi, cerita anak, drama, pantun,
cerita rakyat, dan cerita pendek.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, Saudara diharapkan mampu memahami
konsep pembelajaran mendengarkan dan berbagai kegiatan mendengarkan
bunyi bahasa dengan memperhatikan aspek linguistik wacana deskripsi,
teks pendek, pesan pendek, petunjuk denah, pengumuman, peristiwa,
berita, dongeng, puisi, cerita anak, drama, pantun, cerita rakyat, dan cerita
pendek dengan memperhatikan (aspek kesastraaan serta unsur-unsur)
dengan benar.
2. Indikator Keberhasilan
a. Menjelaskan konsep pembelajaran mendengarkan
b. Menjelaskan konsep dan teori Mata Pelajaran Bahasa Indonesia aspek
mendengarkan nonsastra.
c. Menjelaskan konsep dan teori Mata Pelajaran Bahasa Indonesia aspek
mendengarkan sastra.
3
3. Peta Kompetensi
Mendengarkan aspek linguistik wacana deskripsi, teks Mendengarkan dongeng, puisi, cerita anak, drama,
pendek, pesan pendek, petunjuk denah, pengumuman, pantun, cerita rakyat, dan cerita pendek.
peristiwa, dan berita.
KONSEP PEMBELAJARAN
MENDENGARKAN
PENDALAMAN MATERI
SUBTANTIF ASPEK
MENDENGARKAN
4
3) Kriteria Pemilihan dan Penyusunan Bahan Pembelajaran
Mendengarkan
4) Metode Pembelajaran Mendengarkan
5) Penentuan Media Pembelajaran Mendengarkan
6) Kriteria Penilaian Pembelajaran Mendengarkan
2. Pendalaman materi Bahasa Indonesia aspek mendengarkan nonsastra
dengan sub materi mencakup:
a. mendengarkan wacana deskripsi,
b. mendengarkan teks pendek,
c. mendengarkan pesan pendek,
d. mendengarkan petunjuk denah,
e. mendengarkan pengumuman,
f. mendengarkan peristiwa, dan
g. mendengarkan berita.
5
BAB II
KONSEP PEMBELAJARAN MENDENGARKAN
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bab ini, Saudara diharapkan dapat menjelaskan
konsep mendengarkan yang meliputi pengertian, tujuan, dan jenis-jenis
mendengarkan. Kemudian, menjelaskan konsep pembelajaran mendengarkan
yang meliputi karakteristik pembelajaran mendengarkan, kriteria pemilihan
dan penyusunan bahan pembelajaran mendengarkan, metode pembelajaran
mendengarkan, penentuan media pembelajaran mendengarkan, serta kriteria
penilaian pembelajaran mendengarkan.
B. Uraian Materi
Kemampuan mendengarkan manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah
terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas mendengarkan, disertai
kondisi fisik dan mental yang prima, hanya dapat menangkap isi simakan
maksimal 50% (Tarigan, 1990: 26). Padahal diharapkan siswa memiliki bekal
dalam menyerap ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di samping kemampuan
berbicara, membaca, dan menulis, kemampuan mendengarkan pun sangat
penting dimiliki siswa dalam upaya menyerap informasi (Chamadiah dkk.,
1987: 5).
1. Konsep Mendengarkan
Keterampilan mendengarkan merupakan salah satu materi yang
penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Saat mendengarkan, kita
harus bisa mengetahui dengan baik apa yang dikatakan orang kepada kita.
Agar menguasai materi mendengarkan dengan baik, kita harus benar-
benar memahami kata-kata yang didengarkan.
Kegiatan mendengarkan dapat dilakukan dengan metode-metode
pembelajaran yang menarik. Hal ini tergantung pada guru yang
mengajarkan materi ini, apakah disampaikan secara efektif atau tidak.
Perlu diingat bahwa keberhasilan komunikasi lisan tidak hanya tergantung
6
pada baik tidaknya kemampuan kita untuk berbicara, tetapi juga
tergantung pada efektivitas cara kita mendengarkan sebuah informasi.
Siswa harus mampu mendengarkan berbagai hal dengan cara yang
berbeda. Pertama, mereka harus dapat mengenali petunjuk-petunjuk
paralinguistik, seperti intonasi dan tekanan kata, untuk memahami suasana
hati dan makna dalam teks tersebut. Selain itu, siswa juga harus mampu
untuk mendengarkan detail informasi khusus (seperti waktu, nomor,
tempat, dan lain-lain) dan juga pemahaman umum tentang informasi
tersebut (fungsi sosial kebahasaan). Selanjutnya, siswa juga harus
memiliki kemampuan mendengarkan dalam sejumlah genre yang berbeda,
di antaranya berbentuk siaran berita, pengumuman publik, pesan yang
direkam, ceramah, percakapan telepon, dialog naskah drama, dan
seterusnya.
Materi-materi ajar yang digunakan dalam pembelajaran
mendengarkan seringkali tidak autentik. Materi autentik umumnya tidak
disusun secara khusus untuk fungsi pembelajaran bahasa, misalnya pidato
kenegaraan atau percakapan sehari-hari yang ditayangkan melalui televisi.
Materi-materi pengajaran seperti ini seringkali terlalu sulit bagi siswa
pemula sehingga kurang tepat untuk digunakan. Padahal di sisi lain, kita
tidak ingin memberikan kepada siswa kita materi-materi yang tidak
autentik atau rekayasa karena khawatir tidak mewakili keadaan asli seperti
bahasa yang digunakan sehari-hari. Tujuan kita menggunakan bahasa
realistis yang digunakan dalam kehidupan nyata adalah agar siswa belajar
bahasa dalam lingkungan yang alami.
Berikut ini akan dijelaskan kosep mendengarkan, yang meliputi
pengertian, tujuan, dan jenis-jenis mendengarkan dalam bahasa Indonesia.
a. Pengertian Mendengarkan
Menurut Moeliono (1988: 246) mendengarkan berarti menangkap
sesuatu (bunyi) dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan dalam KBBI
(2008: 312) adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh;
memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Sedangkan menurut
7
Burhan (1971:81), mendengarkan adalah suatu proses menangkap,
memahami, dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang
didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
Dalam konsep tersebut terdapat tiga tahapan proses mendengarkan.
Ketiga tahapan proses mendengarkan itu adalah sebagai berikut.
1) Tahap menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya
atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
2) Tahap memahami dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya
atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
3) Tahap mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya
atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
b. Tujuan Mendengarkan
Tujuan mendengarkan sangat beragam. Dalam modul ini akan kita
jelaskan tujuan mendengarkan berdasarkan pendapat beberapa ahli dan
tujuan mendengarkan menurut Standar Isi.
Menurut Gary T. Hunt (1981: 14), tujuan mendengarkan sebagai
berikut.
1) Untuk memperoleh informasi yang bersangkut paut dengan
pekerjaan/profesi.
2) Agar menjadi lebih efektif dalam hubungan antarpribadi dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja, dan di dalam
kehidupan bermasyarakat.
3) Untuk mengumpulkan data agar dapat membuat kesimpulan-
kesimpulan yang masuk akal.
4) Agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala sesuatu
yang didengar.
Selanjutnya, menurut Lilian M. Logan (1972: 42), tujuan
mendengarkan antara lain sebagai berikut.
1) Untuk dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran
pembicara.
8
2) Untuk menikmati sesuatu materi ujaran (pagelaran) terutama dalam
bidang seni.
3) Untuk menilai bahan simakan (seperti baik-buruk, indah-jelek, atau
logis-tidak logis).
4) Untuk menikmati dan menghargai bahan simakan.
5) Untuk dapat mengkomunikasikan gagasan, ide, perasaan kepada
orang lain dengan lancar dan tepat.
6) Untuk dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat (bunyi yang
distingtif dan tidak distingtif).
7) Untuk dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analitis,
dengan masukan dari bahan simakkan.
8) Untuk meyakinkan diri sendiri terhadap suatu masalah atau
pendapat yang diragukan.
Senada dengan pendapat Lilian, Djago Tarigan (1991: 5-6)
menyatakan tujuan mendengarkan sebagai berikut.
1) Untuk mendapatkan fakta dengan cara mendengarkan radio,
televisi, menyampaikan makalah, percakapan, dan sebagainya.
2) Untuk menganalisis fakta yang berlangsung secara konsisten dari
saat ke saat selama proses mendengarkan berlangsung.
3) Untuk mengevaluasi fakta yang disampaikan oleh pembicara.
4) Untuk mendapatkan inspirasi dari pembicara orang lain.
5) Untuk menghibur diri bagi orang-orang yang lelah, letih, jenuh.
6) Untuk meningkatkan kemampuan berbicara.
Selain pendapat para ahli, dalam Permen Diknas No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi terdapat tujuan mendengarkan bagi siswa
sekolah dasar. Tujuan tersebut terimplisit dalam Standar Kompetensi,
yaitu untuk memahami:
1) penjelasan tentang petunjuk denah,
2) pengumuman,
3) pantun,
4) penjelasan narasumber,
9
5) cerita rakyat,
6) cerita tentang suatu peristiwa,
7) cerita pendek anak,
8) wacana lisan,
9) berita, dan
10) drama pendek.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat kita pahami bahwa tujuan
mendengarkan adalah untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan
fakta untuk membuat kesimpulan yang rasional. Kesimpulan yang
rasional dari bahan mendengarkan dapat dijadikan bahan untuk
memecahkan masalah secara kreatif dan analitis.
Kita sudah mengetahui beberapa tujuan mendengarkan.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
mendengarkan adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi,
serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran.
c. Jenis-jenis Mendengarkan
Aktivitas mendengarkan dapat dibedakan berdasarkan cara
mendengarkannya. Hal ini juga dikemukakan oleh beberapa ahli
bahasa. Pendapat pertama dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan.
Menurutnya, dalam proses mendengarkan, semua kegiatan yang
dilakukan dapat digolongkan berdasarkan situasinya. Secara garis
besar, Tarigan (2003: 22) membagi jenis kegiatan mendengarkan atau
menyimak ini menjadi dua jenis, yaitu ekstensif dan intensif. Kedua
jenis mendengarkan ini sangatlah berbeda dan perbedaan itu tampak
dalam prosesnya. Adapun jenis mendengarkan yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
1) Mendengarkan Ekstensif
Mendengarkan ekstensif ialah proses mendengarkan yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan
siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan
10
sebagainya. Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan mendengarkan
ekstensif sebagai berikut.
a) Mendengarkan sekunder
Mendengarkan sekunder terjadi secara kebetulan, misalnya
seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat
mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara
TV, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh
pembelajar tersebut, namun ia terganggu oleh suara tersebut.
b) Mendengarkan sosial
Mendengarkan sosial dilakukan oleh masyarakat dalam
kehidupan sosial seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos,
dan sebagainya. Kegiatan ini lebih menekankan pada faktor
status sosial, dan tingkatan dalam masyarakat.
c) Mendengarkan estetika
Mendengarkan estetika sering disebut mendengarkan apresiatif.
Mendengarkan estetika ialah kegaiatan mendengarkan untuk
menikmati dan menghayati sesuatu, misalnya mendengarkan
pembacaan puisi, mendengarkan rekaman drama,
mendengarkan cerita, mendengarkan syair lagu, dan
sebagainya.
d) Mendengarkan pasif
Mendengarkan pasif ialah mendengarkan suatu bahasa yang
dilakukan tanpa upaya sadar, misalnya dalam kehidupan sehari-
hari pembelajar mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam
masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir menggunakan bahasa
daerah. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut
dilakukan tanpa sengaja dan tanpa sadar. Namun, pada
akhirnya pembelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik.
2) Mendengarkan Intensif
Mendengarkan intensif merupakan kegiatan mendengarkan yang
harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi yang
11
tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Jenis-jenis
mendengarkan intensif adalah mendengarkan kritis, mendengarkan
konsentratif, mendengarkan eksploratif, mendengarkan interogatif,
mendengarkan selektif, dan mendengarkan kreatif.
a) Mendengarkan kritis
Mendengarkan kritis ialah kegiatan mendengarkan yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan
penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan
kelebihan, serta kekurangan.
b) Mendengarkan konsentratif
Mendengarkan konsentratif ialah kegiatan mendengarkan yang
dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh
pemahaman yang baik terhadap informasi yang
diperdengarkan.
c) Mendengarkan eksploratif
Mendengarkan eksploratif ialah kegiatan mendengarkan yang
dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan
informasi baru. Pada akhir kegiatan mendengarkan, penyimak
menemukan gagasan baru, menemukan informasi baru dan
informasi tambahan dari bidang tertentu, menemukan topik-
topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan
datang, dan menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
d) Mendengarkan interogatif
Mendengarkan interogatif ialah kegiatan mendengarkan yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada
pemerolehan informasi tersebut.
e) Mendengarkan selektif
Mendengarkan selektif ialah kegiatan mendengarkan pasif yang
dilakukan secara selektif dan berfokus untuk mengenal bunyi-
bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata,
12
frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk bahasa yang
sedang dipelajari.
f) Mendengarkan kreatif
Mendengarkan kreatif ialah kegaiatan mendengarkan yang
bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas
belajar.
Penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan mendengar ektensif dan
intensif dapat disederhanakan dalam ilustrasi berikut.
Jenis-jenis
Kegiatan
Mendengarkan
Mendengarkan Mendengarkan
EKSTENSIF INTENSIF
13
6) mendengarkan untuk membandingkan,
7) mendengarkan organisasi materi,
8) mendengarkan kritis, serta
9) mendengarkan kreatif dan aspiratif.
Pendapat lain yang dikemukakan Logan et al. (1992: 42)
membedakan jenis mendengarkan berdasarkan pemberian respons
mental dan fisik kemudian dikembangkan melalui pembelajaran
bahasa bagi siswa di sekolah. Jenis mendengarkan ini, yaitu
1) mendengarkan untuk belajar,
2) mendengarkan untuk menghibur,
3) mendengarkan untuk menilai,
4) mendengarkan apresiatif,
5) mendengarkan untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan,
6) mendengarkan deskriminatif, serta
7) mendengarkan pemecahan masalah.
14
a. Konsep pembelajaran mendengarkan yang dilakukan oleh siswa
merupakan kegiatan mendengarkan sebagaimana yang dialami oleh
siswa dalam kehidupan nyata di masyarakat.
b. Konsep pembelajaran mendengarkan harus memberikan pengalaman
nyata kehidupan sehari-hari dan dunia kerja yang terkait dengan
penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari.
c. Konsep pembelajaran mendengarkan haruslah dilakukan secara
berkelompok.
d. Konsep pembelajaran mendengarkan harus disesuaikan dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik.
Selanjutnya, kita melihat tentang karakteristik pembelajaran
mendengarkan. Kerakteristik pembelajaran mendengarkan adalah
pembelajaran bahasa lisan yang bersifat menerima informasi/pembelajaran
berbahasa pasif. Pembelajaran berbahasa pasif itu meliputi mendengarkan
berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa,
lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khutbah, pidato,
pembicaraan narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta
perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang,
puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.
Setelah mengetahui karakteristik pembelajaran mendengarkan, kita
lihat pula kriteria pemilihan dan penyusunan bahan pembelajaran
mendengarkan. Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh bahan
pembelajaran mendengarkan, yaitu
a. berisi informasi terbaru yang berbeda dengan informasi-informasi
yang telah dipelajari sebelumnya,
b. informasi tersebut berupa masalah yang sedikit melebihi kemampuan
siswa,
c. harus setaraf dengan tingkat perkembangan kognitif siswa,
15
d. harus berupa informasi dunia nyata siswa atau pengalaman nyata
siswa, dan
e. harus disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik.
Metode pembelajaran mendengarkan antara lain sebagai berikut.
a. Simak- tulis (dikte), yaitu guru membacakan atau memperdengarkan
sebuah wacana singkat (diperdengarkan cukup satu kali) kemudian
siswa mendengarkan atau menyimak dengan baik, lalu menuliskan
hasil simakannya.
b. Simak-terka, yaitu guru atau salah seorang teman memperdengarkan
atau membacakan deskripsi suatu benda kemudian siswa lain
mendengarkan dengan tekun, lalu menebak benda yang dimaksud.
c. Memperluas kalimat, yaitu guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa
memperluas kalimat tersebut dengan beberapa kata atau kelompok
kata.
d. Bisik berantai, yaitu guru membisikkan pada siswa pertama, siswa
pertama membisikkan pada siswa kedua dan seterusnya, siswa terakhir
harus menuliskan di papan tulis atau menyebutkan kalimat tadi dengan
nyaring.
e. Menyelesaikan cerita, yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
setiap kelompok beranggotakan 3 – 4 orang, kemudian kelompok
tersebut disuruh bercerita, judulnya bebas atau boleh juga ditentukan
oleh guru. Setelah bercerita, beberapa menit kemudian, guru
mempersilakannya untuk duduk. Cerita tersebut dilanjutkan oleh
kelompok kedua, dan selanjutnya sampai selesai (kelompok empat).
f. Identifikasi kata kunci, yaitu kita tidak perlu menangkap semua kata-
kata tetapi cukup diingat kata-kata kunci yang merupakan inti dari
pembicaraan karena melalui kata-kata kuncilah menjadi kalimat-
kalimat yang utuh sehingga sampai pada bahan simakan yang
mempunyai makna yang lengkap.
16
g. Identifikasi kalimat topik, yaitu mengenali kalimat topik yang terdapat
dalam sebuah wacana. Perlu diingat bahwa sebuah wacana terdiri dari
beberapa paragraf. Setiap paragraf minimal mengandung dua unsur,
yaitu kalimat topik dan kalimat pengembang. Kalimat topik bisa
terdapat di awal, tengah, dan akhir paragraf.
h. Menyingkat/merangkum, yaitu merangkum bahan yang panjang
menjadi sesedikit mungkin. Namun, kalimat yang singkat tersebut
dapat mewakili kalimat yang panjang.
i. Parafrase, yaitu cara yang digunakan dalam memahami isi puisi. Puisi
yang sudah direkam atau dibacakan guru diperdengarkan kepada
siswa. Setelah selesai, siswa mengutarakan kembali dalam bentuk
prosa.
j. Menjawab pertanyaan, yaitu mengajarkan mendengarkan melalui
latihan dengan menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana,
dan bilamana yang diajukan sesuai dengan bahan simakan.
Setelah menentukan metode, media pembelajaran merupakan alat
bantu yang digunakan guru untuk mempermudah proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan urutan kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar. Oleh karena itu, penentuan
media pembelajaran selalu berkaitan dengan kompetensi dasar.
Karakteristik pembelajaran mendengarkan adalah pembelajaran
berbahasa lisan yang bersifat pasif atau menerima informasi. Media yang
dapat digunakan untuk itu adalah alat ucap guru atau siswa atau rekaman
yang dibuat oleh guru untuk kepentingan pembelajaran tersebut.
Satu hal lagi yang juga harus diperhatikan oleh guru adalah kriteria
penilaian pembelajaran mendengarkan. Sesuai dengan namanya tes
mendengarkan, bahan tes yang diujikan disampaikan secara lisan dan
diterima siswa melalui sarana pendengaran. Menurut Burhan Nurgiyantoro
(2001: 239) penilaian mendengarkan dapat dilakukan dengan cara-cara
berikut.
17
a. Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat ingatan masih sebatas
untuk mengingat fakta atau menyebutkan kembali fakta-fakta yang
terdapat dalam wacana yang diperdengarkan, dapat berupa nama,
peristiwa, angka, dan tahun. Tes bisa berbentuk tes objektif isian
singkat atau pilihan ganda.
b. Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat pemahaman menuntut
siswa untuk memahami wacana yang diperdengarkan. Kemampuan
pemahaman yang dimaksud berkaitan dengan isi wacana, hubungan
antaride, antarfaktor, antarkejadian, dan hubungan sebab akibat. Akan
tetapi, kemampuan pemahaman pada tingkat ini belum kompleks benar
dan belum menuntut kerja kognitif tingkat tinggi. Jadi, kemampuan
pemahaman masih dalam tingkat yang sederhana. Dengan kata lain,
butir-butir tes tingkat ini belum sulit.
c. Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat penerapan menuntut
siswa untuk mengerjakan butir-butir tes. Tes kemampuan
mendengarkan yang dapat dikategorikan tingkat penerapan adalah
butir tes yang terdiri dari pernyataan (diperdengarkan) dan gambar-
gambar sebagai alternatif jawaban yang terdapat di dalam lembar
tugas.
d. Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat analisis pada hakikatnya
juga merupakan tes untuk memahami informasi dalam wacana yang
diteskan. Akan tetapi, untuk memahami informasi atau lebih tepatnya
memilih alternatif jawaban yang tepat, siswa dituntut untuk melakukan
kerja analisis. Tanpa melakukan analisis wacana, jawaban yang tepat
secara pasti belum dapat ditentukan. Dengan demikian, butir tes
tingkat analisis lebih kompleks dan sulit daripada butir tes pada tingkat
pemahaman. Dalam tes ini, analisis yang dilakukan berupa analisis
detail-detail informasi, mempertimbangkan bentuk dan aspek
kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat,
hubungan situasional, dan lain-lain.
18
Aspek-aspek yang dinilai dalam mendengarkan didasarkan pada ruang
lingkup dan tingkat kedalaman pembelajaran serta kompetensi dasar yang
sudah ditetapkan di dalam kurikulum khususnya dalam indikator.
Penilaian bagi siswa bertujuan untuk mengetahui aspek yang belum
dikuasai dalam pengalaman belajar yang dikembangkan dari indikator.
Sedangkan bagi guru, untuk mengetahui aspek apa yang belum diajarkan
pada siswa. Selain itu, penilaian pembelajaran mendengarkan ini bertujuan
untuk mengetahui apakah semua yang telah dialami siswa dalam proses
pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi dasar khususnya dalam
indikator.
Secara umum aspek yang dinilai dalam pembelajaran mendengarkan
sebagai berikut.
a. Aspek kebahasaan yang meliputi pemahaman isi, kelogisan penafsiran,
ketepatan penangkapan isi, ketahanan konsentrasi, ketelitian
menangkap, dan kemampuan memahami.
b. Aspek nonkebahasaan yang meliputi pelaksanaan dan sikap,
menghormati, menghargai, konsentrasi/kesungguhan mendengarkan,
dan kritis.
C. Latihan
Diskusikan secara berkelompok tentang konsep pembelajaran
mendengarkan, karakteristik pembelajaran mendengarkan, dan kriteria
penilaian pembelajaran mendengarkan. Kemudian, masing-masing kelompok
memaparkan hasil diskusinya secara bergantian.
D. Rangkuman
Mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan
mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya. Tiga tahapan proses mendengarkan
yaitu: menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu
yang dikatakan, memahami dengan sebaik-baiknya sesuatu yang dikatakan,
19
dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu
yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
Konsep pembelajaran mendengarkan dapat disusun sebagai berikut: 1)
Konsep pembelajaran mendengarkan yang dilakukan oleh siswa merupakan
kegiatan mendengarkan sebagaimana yang dialami oleh siswa dalam
kehidupan nyata di masyarakat, 2) Konsep pembelajaran mendengarkan harus
memberikan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan dunia kerja yang
terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari, 3)
Konsep pembelajaran mendengarkan haruslah dilakukan secara berkelompok,
4) Konsep pembelajaran mendengarkan harus disesuaikan dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
Karakteristik pembelajaran mendengarkan adalah pembelajaran bahasa
lisan yang bersifat menerima informasi/pembelajaran berbahasa pasif.
Pembelajaran berbahasa pasif itu meliputi mendengarkan berita, petunjuk,
pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan,
penjelasan, laporan, ceramah, khutbah, pidato, pembicaraan narasumber,
dialog atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar dengan
memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak,
cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton
drama anak.
E. Evaluasi
Jawablah soal-soal berikut ini dengan menyilang a, b, c, atau d!
1. Berikut ini yang merupakan karakteristik pembelajaran mendengarkan
adalah....
a. Mendengarkan merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat pasif
b. Mendengarkan merupakan keterampilan berbahasa lisan
c. Memperdengarkan sesuatu kepada peserta menjadi bagian inti
pembelajaran
d. Memperdengarkan materi kepada peserta setiap kali peserta merasa
bosan
20
2. (1). Memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
(2). Prose kegiatan menengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang
telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa.
(3). Suatu prose kegiatan penyandian kembali lambing-lambang tertulis
yang diperdengarkan untuk berkomunikasi melalui mendengar.
(4). Proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan non bahasa
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interpretasi
untuk memperoleh informasi, sekaligus menangkap isi/pesan, serta
mampu memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
manusia dan atau sumber bunyi lainnya.
(5). Suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan
mengkomunikasikan lambang-lambang tertulis dengan mendengar.
Pernyataan-pernyataan di atas yang merupakan pengertian mendengarkan
adalah pernyataan nomor….
a. (1), (2), dan (5)
b. (1), (2), dan (4)
c. (1), (3), dan (4)
d. (1), (2), dan (5)
3. Tahapan dalam pembelajaran mendengarkan yang tepat adalah….
a. Pengenalan bunyi-bunyi (fonem); melakukan perintah fisik tanpa
respon lisan; memberikan pertanyaan dari suatu teks yang
diperdengarkan (lisan atau di kertas); memberikan latihan-latihan
membuat catatan.
b. Pengenalan bunyi-bunyi (fonem); melakukan perintah fisik tanpa
respon lisan; memberikan latihan-latihan membuat catatan;
memberikan pertanyaan dari suatu teks yang diperdengarkan (lisan
atau di kertas).
c. Melakukan perintah fisik tanpa respon lisan; memberikan pertanyaan
dari suatu teks yang diperdengarkan (lisan atau di kertas); Pengenalan
bunyi-bunyi (fonem); melakukan perintah fisik tanpa respon lisan;
d. Melakukan perintah fisik tanpa respon lisan; pengenalan bunyi-bunyi
(fonem); memberikan pertanyaan dari suatu teks yang diperdengarkan
(lisan atau di kertas); memberikan latihan-latihan membuat catatan.
4. Kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mempelajari Bahasa
Indonesia adalah....
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis
b. Menjadi guru Bahasa Indonesia yang cerdas dan cermat
c. Mampu menuangkan ide-ide ke dalam bahasa lisan dan tulisan dengan
baik
21
d. Menyadarkan masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
22
F. Umpan Balik
Bagus! Saudara telah mengerjakan evaluasi materi pokok bab 2 yang
terdapat dalam modul ini. Sekarang cocokanlah jawaban Saudara dengan
kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Jika 80 % jawaban
Saudara benar, lanjutkan untuk mempelajari materi pokok bab selanjutnya.
Jika jawaban Saudara yang benar di bawah 80 %, maka lakukan kembali
langkah seperti pada bab sebelumnya, yaitu pelajari kembali konsep-konsep
esensial pada materi pokok bab 2 ini.
23
BAB III
MATERI POKOK MENDENGARKAN NONSASTRA
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bab ini, saudara diharapkan dapat menjelaskan
materi aspek mendengarkan nonsastra mencakup tentang mendengarkan
wacana deskripsi, teks pendek, pesan pendek, petunjuk denah, pengumuman,
peristiwa, dan berita.
B. Uraian Materi
1. Mendengarkan wacana deskripsi
Wacana deskripsi merupakan wacana yang berisi gambaran fisik suatu
benda, manusia, ruang atau pun objek alam. Ada beberapa ciri wacana
deskripsi, antara lain
a. bersifat informatif,
b. tulisan di dasarkan atas pengamatan,
c. pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati penulis, dan
d. susunan peristiwa tidak menjadi utama, yang penting pesan sampai
kepada pembaca.
Salah satu manfaat mendengarkan wacana deskripsi adalah melatih
siswa untuk mampu memaparkan apa yang telah dia dengarkan secara
runtut sehingga orang yang mendengarkan seolah-olah merasakan atau
mengalami langsung sesuatu keadaan secara nyata. Contoh wacana
deskripsi untuk diperdengarkan sebagai berikut.
24
peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Di desaku, rata-rata
penduduknya memang berprofesi sebagai petani.
Di halaman rumah kakekku yang menghadap ke timur terdapat
pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang sedang berbuah
sangat lebat. Di samping kiri pohon mangga, terdapat pula pohon jambu
air yang belum berbuah karena belum musimnya. Tak jauh dari pohon
jambu air, ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya.
Sungguh pemandangan desa yang indah, sangat asri, dan damai. Ini
adalah desa tempat tinggal kakekku serta tempat kelahiranku. Desa yang
bernama Nambahdadi ini adalah tempat yang paling sering aku kunjungi
saat liburan. Selain kangen pada kakek dan nenek, aku juga selalu rindu
melihat pemandangan yang indah dan damai di sini.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/05/contoh-
karangan-deskripsi.html (dengan perubahan)
25
khususnya di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Pada masa-
masa inilah untuk menanamkan pentingnya kebersihan, karena di
masa ini biasanya segala bentuk pengajaran akan mudah diingat
hingga dewasa nantinya. Kebersihan harus diterapkan untuk
semua kalangan mulai dari guru, siswa, sampai penjaga sekolah.
Sekolah juga tetap harus menerapkan sistem piket. Tugas
utama sistem piket tentu saja membersihkan ruang kelas secara
bergantian sesuai dengan jadwal masing-masing. Sistem piket
dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab, bekerja sama, dan
berdisiplin. Rasa lelah yang dirasakan oleh para siswa akan
menjadi sebuah pelajaran untuk tidak membuang sampah
sembarangan. Mereka akan berpikir ulang jika ingin membuang
sampah sembarangan karena mereka juga merasakan betapa
lelahnya membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Selain
itu, kebersihan diri juga sama pentingnya. Berpakaian yang rapi
dan bersih tentu akan lebih baik.
http://summer-lock.blogspot.com/2010/02/bersih-bersih-di-sekolah.html
(dengan perubahan)
26
Contoh:
ADIK
ADIK
4. Mendengarkan pengumuman
Pengumuman merupakan bentuk penyampaian informasi yang
ditujukan kepada khalayak. Pengumuman bersifat satu arah. Pengumuman
biasanya disampaikan dalam bentuk lisan dan tertulis. Dalam bentuk lisan,
pengumuman disampaikan antara lain melalui pengeras suara dan radio.
Untuk menyimpulkan isi pengumuman yang disampaikan secara lisan
dengan baik, hal-hal yang perlu diperhatikan dan dicatat adalah
a. siapa pemberi pengumuman itu,
27
b. apa garis besar yang disampaikan dalam pengumuman itu,
c. kepada siapa pengumuman ditujukan, dan
d. waktu dan tempat hal yang diumumkan.
Contoh:
Pengumuman
Ttd.
Suyatno
28
Denah biasanya berupa gambar. Untuk membaca denah, kita memerlukan
pemahaman khusus terhadap rambu-rambu di dalamnya. Oleh karena itu,
saat mendengarkan pembacaan denah, penyimak harus mendengarkan
dengan saksama atau membuat beberapa catatan tentang isi denah tersebut.
Contoh:
Denah perjalanan Wibi dari rumah ke sekolah.
Setiap hari Wibi bersepeda menuju sekolahnya. Jarak yang
ditempuh Wibi dari rumah ke sekolah sekitar 1 km. Untuk
menuju ke sekolah, biasanya Wibi berangkat dari rumah
melewati Jalan Mujair, terus berbelok ke kanan menuju arah
Jalan Gurame, selanjutnya berbelok ke kiri melewati Jalan Lele
tempat SD 03 berada. Berdasarkan informasi yang telah
didengarkan tersebut, buatlah panah pada denah berikut ini
untuk menunjukkan arah perjalanan Wibi ke sekolahnya.
http://palingpintar.com/admin/images/2_0001.jpg
6. Mendengarkan peristiwa
Peristiwa tidak hanya terjadi di sekitar kita. Di belahan dunia lain
yang jauh dari jangkauan kita pun juga terjadi peristiwa. Banyak peristiwa
yang terjadi setiap saat. Ada peristiwa yang menggembirakan,
menyedihkan, bahkan yang memilukan sekali pun.
Saat mendengarkan peristiwa yang terjadi, kita terkadang ingin
memberikan tanggapan. Tanggapan muncul karena kita adalah makhluk
yang selalu berpikir dan memiliki kepedulian.
29
Ada beberapa hal yang muncul saat memberikan tanggapan ketika
mendengarkan sebuah peristiwa, yaitu
a. pertanyaan,
b. pernyataan simpati,
c. persetujuan,
d. saran, dan
e. kritik.
Perhatikan contoh berikut.
30
c. Pemerintah jangan hanya sibuk memikirkan bidang perekonomian dan
politik saja, tapi juga memperhatikan penanganan masalah lingkungan,
termasuk pemanasan suhu bumi kita.
7. Mendengarkan berita
Berita adalah informasi seputar peristiwa yang terjadi pada suatu
waktu. Mendengarkan berita, baik dari televisi maupun radio merupakan
sarana untuk mendapat wawasan. Melalui kegiatan mendengarkan ini,
kita dituntut untuk mengasah otak dalam mengingat atau mencatat secara
langsung hal-hal yang dianggap penting. Saat mendengarkan berita,
pastikan unsur 5W dan 1H (what, who, when, where, why, dan how) sudah
anda ketahui. Di samping itu, ketika mendengarkan secara intensif, anda
harus mencatat hal-hal penting berikut, yaitu
a. peristiwa apa yang diceritakan,
b. siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut,
c. kapan peristiwa itu terjadi,
d. di mana peristiwa itu terjadi,
e. mengapa peristiwa itu terjadi, dan
f. bagaimana penanganannya.
Contoh berita di bawah ini telah memuat unsur 5 W dan 1 H.
PEMBUKAAN
Selamat pagi pemirsa, kembali bersama saya WILDAN di acara
Seputar Indonesia, untuk mengabarkan berita- berita yang
teraktual tajam dan terpercaya, yang kami rangkum dalam
Seputar Indonesia pagi ini.
ISI
POHON TUMBANG AKIBAT HUJAN DERAS
Pada hari rabu, 12 Agustus 2009, hujan deras yang disertai
angin kencang telah menumbangkan sebuah pohon yang
cukup besar.
Pohon tersebut tepatnya telah menutup jalur busway yang
berada di Jl. Sisingamangaraja Jakarta Selatan. Sehingga Bus
Trans Jakarta dari arah CSW menuju Bundaran Senayan
terpaksa melewati jalan umum. Menurut warga setempat
kejadian ini terjadi tepatnya pada pukul 15.10 WIB hingga
menimbulkan kemacetan yang luar biasa. Kejadian ini tidak
merenggut korban jiwa.
31
PENUTUP
Berita tadi menutup acara Seputar Indonesia pagi ini. Saya
WILDAN mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa.
http://hasvanet.blogspot.com/2012/01/contoh-teks-berita.html
(dengan perubahan)
C. Latihan
Buatlah kelompok dengan masing-masing beranggotakan 5 orang.
Diskusikan cara yang paling menarik dan sederhana untuk menyampaikan
salah satu dari materi wacana, pesan singkat, petunjuk, atau pengumuman.
Kemudian, masing-masing kelompok menampilkan hasil diskusinya dalam
bentuk simulasi.
D. Rangkuman
1. Wacana deskripsi merupakan wacana yang berisi gambaran fisik suatu
benda, manusia, ruang atau pun objek alam. Salah satu manfaat
mendengarkan wacana deskripsi adalah melatih siswa untuk mampu
memaparkan apa yang telah dia dengarkan secara runtut sehingga orang
yang mendengarkan seolah-olah merasakan atau mengalami langsung
sesuatu keadaan secara nyata.
2. Untuk menyimpulkan isi pengumuman yang disampaikan secara lisan
dengan baik, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah siapa pemberi
pengumuman itu, apa garis besar yang disampaikan dalam pengumuman
itu, kepada siapa pengumuman ditujukan, dan waktu dan tempat hal yang
diumumkan.
3. Sebuah teks/bacaan memiliki gagasan yang ingin disampaikan penulis.
Untuk memahami sebuah wacana, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan isi bacaan dan menentukan ide
pokok bacaan.
4. Hal-hal yang muncul saat memberikan tanggapan ketika mendengarkan
sebuah peristiwa, yaitu pertanyaan, pernyataan simpati, persetujuan, saran,
dan kritik.
32
5. Mendengarkan berita, baik dari televisi maupun radio merupakan sarana
untuk mendapat wawasan. Saat mendengarkan berita, pastikan unsur 5W
dan 1H (what, who, when, where, why, dan how) sudah anda ketahui.
E. Evaluasi
Jawablah soal-soal berikut ini dengan menyilang a, b, c, atau d!
1. Dengarkan pembacaan dua teks di bawah ini.
Teks A
Para pahlawan telah berjuang memerdekakan bangsa dengan semangat
yang membara. Mereka bekerja keras berjuang sampai titik darah
penghabisan. Hanya satu kata yang ingin dicapai, yaitu “Merdeka!”.
Terbukti pada tanggal 17 Agustus 1945 mereka berhasil memerdekakan
bangsa.
Teks B
Betapa besar jasa para petani. Mereka telah bersusah payah menanam dan
merawat tanamannya agar tumbuh subur. Orang-orang kota tinggal
menikmati hasilnya saja. Para petani telah membanting tulang agar tidak
gagal panen.
SD HARAPAN JAYA
Jalan Masjid Baru No. 27, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Pengumuman
Diumumkan kepada seluruh siswa SD Harapan jaya, dalam rangka
memperingati Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2011, sekolah akan
melaksanakan upacara bendera.
Sehubungan dengan hal itu, semua siswa diharapkan hadir di sekolah tepat
pukul 07.00 WIB dan mengenakan seragam putih-putih.
Demikian pengumuman ini. Kami harap seluruh siswa melaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
Jakarta, 28 April 2011
Kepala sekolah,
Sudarti
NIP. 4700026142
33
2. Isi pengumuman di atas tentang....
a. pelaksanaan upacara bendera dalam rangka Hari Pendidikan Nasional
b. imbauan Kepala Sekolah kepada seluruh siswa
c. penggunaan seragam putih-putih saat upacara bendera
d. acara peringatan Hari Pendidikan Nasional
5. Kamu baru jatuh dari sepeda. Tentu kejadian itu tidak perlu dirahasiakan
terhadap siapa pun, apalagi terhadap orang tua. Jadi, sebaiknya, tidak
semua hal harus dirahasiakan, cukup hal-hal yang memalukan saja yang
kamu rahasiakan.
Maksud paragraf di atas adalah....
a. Kita harus merahasikan semua hal dari orang tua.
b. Janganlah semua hal kamu rahasiakan. Cukup hal-hal memalukan saja
yang perlu dirahasiakan.
c. Kita tidak perlu merahasiakan apapun.
d. Hal-hal yang membuat kita malu perlu kita ungkapkan kepada orang
lain.
34
6. Perhatikan denah berikut!
Bogor
Telaga warna
G Telaga
Puncak Pas
G Mas U
G Sumbuh
35
7. Bagaimana tanggapan masyarakat berkaitan dengan pemadaman listrik
selama satu jam?
a. menyambut positif
b. sangat mengembirakan
c. belum menyadari
d. kurang mendukung
36
F. Umpan Balik
Bagus! Saudara telah mengerjakan evaluasi materi pokok bab 3 yang
terdapat dalam modul ini. Sekarang cocokanlah jawaban Saudara dengan
kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Jika 80 % jawaban
Saudara benar, lanjutkan untuk mempelajari materi pokok bab selanjutnya.
Jika jawaban Saudara yang benar di bawah 80 %, maka lakukan kembali
langkah seperti pada bab sebelumnya, yaitu pelajari kembali konsep-konsep
esensial pada materi pokok bab 3 ini.
37
BAB IV
MATERI POKOK MENDENGARKAN SASTRA
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bab ini, saudara diharapkan dapat menjelaskan materi
aspek mendengarkan sastra mencakup tentang mendengarkan dongeng,
mendengarkan puisi, cerita anak, drama, pantun, cerita rakyat, dan cerita
pendek.
B. Uraian Materi
1. Mendengarkan dongeng
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi,
misalnya kejadian-kejadian aneh pada zaman dahulu. Dongeng berfungsi
untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur (Agus
Trianto, 2007: 46).
Macam-macam dongeng, antara lain sebagai berikut.
a. Mite, yaitu dongeng-dongeng yang isinya berhubungan dengan
kepercayaan.
Contoh: ‘Nyi Roro Kidul’ dan ‘Kuntilanak’.
b. Legenda, yaitu dongeng-dongeng yang isinya tentang asal mula suatu
tempat atau mengenai keajaiban alam.
Contoh: ‘Cerita asal mula kota Surabaya’ dan ‘Malinkundang’
c. Fabel, yaitu dongeng-dongeng tentang binatang yang bertingkah
seperti manusia.
Contoh: ‘Kancil dan Buaya’
d. Cerita Jenaka, yaitu dongeng-dongeng yang menceritakan tentang
orang yang pandir atau orang yang bernasib malang dengan
memberikan bumbu humor atau lucu.
Contoh: ‘Pak Pandir’, ‘Si Kabayan’, dan ‘Lebai Malang’.
38
Ciri-ciri dongeng di antaranya sebagai berikut.
a. Pelaku atau tokoh utama biasanya antara lain dewa-dewi, peri,
penyihir, raja-ratu, pangeran-putri, raksasa, binatang.
b. Latar peristiwanya antara lain hutan, kerajaan, negeri ajaib,
perkampungan masyarakat tradisional, dan lautan.
c. Tema-tema yang diangkat biasanya tentang moral (kebaikan yang
selalu menang melawan keburukan), kecerdikan binatang, atau lelucon
(hiburan).
d. Kalimat pembuka cerita biasanya diawali dengan ‘Pada zaman dahulu
kala...’, ‘Syahdan...’, ‘Sahibul hikayat...’, ‘Beribu-ribu tahun yang
lalu...’, atau ‘Pada masa silam...’.
e. Alur cerita sederhana.
f. Watak tokoh dalam sebuah cerita selalu ada protogonis dan antagonis.
Saat mendengarkan pembacaan sebuah dongeng, banyak pesan
moral yang terdapat di dalamnya. Jika gaya bercerita guru/teman dalam
menyampaikan dongeng sangat menarik, penyimak cerita akan menikmati
jalan cerita dan dengan cepat pula dapat memahami makna yang
terkandung di dalam dongeng tersebut. Pendengar pun jika diminta akan
mudah menceritakan kembali isi dongeng yang didengarkan.
Berikut ini salah satu contoh dongeng yang sering dijadikan bahan
simakkan dan sarat akan ajaran moral di dalamnya.
39
Singa terbangun kaget. Ia kemudian berdiri. Wajahnya teramat marah.
Mulutnya menganga, memperlihatkan gigi-giginya yang tajam.
Terdengarlah aumannya yang sangata keras. Tikus-tikus tadi tersentak
kaget. Mereka berlarian ke dalam bebatuan tempat mereka tinggal.
Sementara tikus yang terjatuh ke muka Singa tadi terkesima dan diam
tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.
Sang Raja Hutan melihat tikus kecil itu. Ia menangkap dan
mengangkatnya tinggi-tinggi. Si Tikus menjerit ketakutan.
“ Cit......cit..... cit...”
“Herrrrgggh.... diamlah kau, Tikus kecil,” bentak Singa. “Kau
makhluk lemah. Beraninya kamu berjalan di atas mukaku sehingga
mengganggu tidurku. Apa kau tidak takut? Aku akan membunuhmu!” kata
Singa mengancam
Tikus semakin ketakutan. Ia coba memberanikan diri.
“Tolonglah, ampuni hamba, Tuan. Jangan bunuh hamba. Mungkin
suatu saat Tuan membutuhkan hamba.”
Mendengar itu Singa tertawa.
“Apa? Kau makhluk kecil dan lemah kubutuhkan? Aku adalah Raja di
hutan ini dan seisi hutan ini tunduk padaku,” Singa menjelaskan. “Tapi
baiklah, aku yang besar ini malu rasanya membunuh makhluk kecil
sepertimu. Nasibmu beruntung hari ini. Pergilah!” Singa menghardik.
Kemudian, Singa melempar Tikus jauh jauh
“ Terima kasih, Tuan!” teriak Tikus yang segera saja berlari
Tikus kembali pada saudara-saudaranya. Ia menceritakan semua
kejadian yang baru saja dialaminya.
“Sungguh Raja Hutan itu baik sekali, telah melepaskan dan
memaafkanmu. Aku akan membalas kebaikannya itu,” katanya.
Suatu hari, Singa sedang berjalan-jalan di tengah hutan. Ia melihat
sepotong daging yang besar di dalam jalan. Ia tidak sadar kalau itu
perangkap pemburu. Ia makan daging itu dengan lahap. Lalu Singa pun
terperangkap. Ia berusaha melepaskan diri dari perangkap itu. Namun, ia
tak mampu melakukannya. Ia mengaum keras menggetarkan seisi hutan.
Berdatanganlah singa yang lain, istri, anak, dan saudara-saudaranya.
Singa betina maju dan berusaha melepaskan tali perangkap dengan cakar-
cakarnya yang tajam. Tapi, ia tak berhasil. Kemudian, majulah anak-
anaknya, singa-singa kecil, dan bersama sama memutuskan tali perangkap
itu. Juga tak berhasil. Singa yang lain maju melakukan yang sama.
Hasilnya pun sama. Si Raja Hutan yang terperangkap itu kembali
mengaum keras, sampai terdengar oleh Tikus yang terjatuh di wajah Singa
tempo hari. Ia keluar dari lubangnya dan berlari kearah datangnya suara. Ia
melihat Singa yang terperangkap. “ Jangan takut, Tuan. Aku datang
membantumu” katanya.
Singa-singa yang berada di situ melihat ke arahnya dengan heran.
“Kami saja yang besar dan kuat tak mampu melakukannya, apalagi
kamu yang lemah dan kecil,” kata mereka sangsi.
“ Aku akan mencobanya,” jawab Tikus
40
Tikus mulai menggigit tali jerat dengan giginya yang tajam. Akhirnya,
terputuslah tali tali itu satu persatu, sampai salah satu kaki Singa bisa
terlepas. Tetapi, singa yang besar itu tetap belum bisa melepaskan dirinya.
Tikus itupun terus menggigit tali tali itu sampai akhirnya badan singa
terlepas semua. Singa terbangun dan berteriak gembira bersama-sama
Singa lain. Ia sangat berterima kasih pada tikus yang telah menolongnya.
“Ketika melepaskanmu dulu, aku tidak berpikir sama sekali bahwa
suatu saat kau dapat menolongku. Lalu menyelematkanku dari bahaya
seperti yang kau lakukan saat ini. Ketika itu, aku memaafkanmu karena
kau makhluk kecil dan lemah. Sekarang aku tahu bahwa siapapun dapat
menolong yang lain. Makhluk yang lemah sekalipun. Terima kasih atas
pertolonganmu,” ucap Singa.
“Sama-sama, Tuan,” kata Tikus
Tikus itu pergi dengan membawa pengalaman baru baginya. Ia berlari
dan ingin segera menceritakan hal itu pada teman-temannya.
Mendidik dengan Cerita, (2005: 147-149)
2. Mendengarkan puisi
Puisi adalah ragam sastra yang terikat oleh banyaknya baris dalam tiap
bait dan banyaknya suku kata dalam tiap baris. Puisi merupakan ungkapan
perasaan seseorang yang ditulis dalam bahasa yang padat dengan kata-kata
pilihan. Puisi menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.
Ciri-ciri puisi sebagai berikut.
a. Bahasanya padat.
b. Diksi atau pilihan katanya tepat.
c. Kata bermakna kias atau simbolik.
Puisi dibangun oleh unsur-unsur intrinsik. Unsur intrinsik tersebut
adalah tema, amanat, perasaan penyair, nada puisi, dan latar.
Contoh
PR
dari sekolah aku membawa PR
matematika, aku belum mengerti
kutanya ayah, ayah tak bisa
kutanya ibu, ibu tak tahu
kutanya kakak, dia tertawa
kutanya kakek, kakek berkata
“mau pintar harus rajin belajar”
banyak bertanya
kataku ....
pada siapa?
41
Menyimak puisi di atas, dapat kita simpulkan hal-hal berikut.
a. Latar : lingkungan rumah.
b. Tema : kebingungan seorang anak menyelesaikan PR
matematikanya dan tidak seorang pun di rumah bisa
membantunya.
c. Amanat : rajin belajar dan berusaha supaya pintar.
Saat mendengarkan pembacaan puisi, hal-hal yang harus dipahami,
yaitu
a. gerak dan mimik apakah telah sesuai dengan isi puisi yang dibacakan,
b. lafal, tekanan, dan intonasi dalam menyampaikan puisi, dan
c. isi puisi agar dapat menangkap tema, nada, perasaan penyair, amanat,
dan latarnya.
42
Berikut ini salah satu contoh cerita anak.
Tabungan
Oleh Kakak Koko
43
“Ya. Tapi yang paling penting, aku disuruh ibumu untuk memintakan
uang tabunganmu untuk membayar biaya pengobatan itu.”
Singgih diam. Hatinya benar-benar sedih. Berat rasanya memberikan
uang itu. Tapi apa boleh buat, demi kesehatan ibunya uang itu diserahkan
kepada Pak Kardi.
Tak sampai dua minggu, ibu Singgih telah sehat kembali. Hal itu
menjadikan hati mereka gembira. Namun demikian, hati Singgih sangat
sedih ketika ingat uang tabungannya telah habis untuk membayar
pengobatan ibunya.
“Singgih,” ibunya memanggil ketika Singgih sedang duduk melamun
di muka pintu.
“Ya, Bu…,” jawabnya dan mendekat ke tempat ibunya.
“Duduklah,” ujar ibunya. “Kau memang anakku satu-satunya yang
baik hati. Kau telah mengorbankan uangmu untuk pengobatan ibu. Ikhlas
bukan?”
Singgih mengangguk lemah. Nampak sedih juga.
“Baiklah. Kalau begitu uang tabungan ibu yang ada dalam tiang
bambu itu boleh kau ambil untuk keperluanmu.”
“Ibu punya tabungan?” tanya Singgih.
“Ibu menerima uang pensiun sejak ayahmu meninggal setahun yang lalu.
Ibu pasti menyisihkan sebagian uang itu untuk ditabung.”
“Kalau begitu terima kasih, Bu…,” ucap Singgih terharu.
http://www.cerita-anak.com/tabungan.html#more-38
4. Mendengarkan drama
Drama adalah karya sastra yang dipaparkan dalam bentuk perbuatan,
tingkah laku, dan mimik. Drama bertujuan untuk mengambarkan
kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan
dan dialog. Dalam drama, ada banyak dialog langsung antartokohnya.
Pada saat dialog berlangsung, drama yang baik membutuhkan latar
pendukung, musik, dan bahasa tubuh para tokoh yang membantu
menghidupkan suasana dan menarik perhatian penonton.
Drama terdiri atas unsur panggung dan unsur luar panggung. Unsur
panggung berupa tokoh, adegan, babak, prolog, dialog, mimik, alur, latar,
dan musik. Sedangkan unsur luar panggung, yaitu sutradara, naskah, dan
tema.
Saat mendengarkan pembacaan sebuah teks drama, siswa harus
mampu menyimak beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
44
a. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam drama tersebut?
b. Di mana latar waktu dan latar tempat terjadinya peristiwa dalam
drama?
c. Bagaimana alur dalam drama tersebut?
d. Ada berapa babak cerita dalam naskah drama tersebut?
e. Apa tema yang diangkat cerita drama tersebut?
Dengarkan naskah drama berikut ini.
DIAM
Karya: Jean Murriat
Saduran: Bakdi Soemanto
Para Pelaku:
Aleks
Irna
Dawud
45
13. Aleks : Cukup. Kau....
14. Irna : Sudah.
15. Dawud: (Tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kali ketemu, begini. Di
sekolah, di kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak
Juweh, di rumah....
16. Irna : Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana,
dan....
17. Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan.
Tidak asal ngomong, asal....
18. Dawud: Diam.
Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak.
19. Aleks : Ini jadi....
20. Irna : Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak dengar bahwa
da....
21. Dawud: Diam Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa
guna. Padahal....
22. Aleks : Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekwen itu
namanya. Absurd. Buat larangan dilanggar sendiri. Huh.
Dasar....
23. Irna : Kau mulai lagi. Kementar itu secukupnya. Tidak ngelantur
ke sana ke sini....
24. Aleks : Diam, Irna, diaaaaam!
25. Dawud: Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak
memberi contoh....
26. Irna : Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud.
Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.
Jean Murriat, (1991: 20-21)
Naskah drama di atas akan dibacakan oleh beberapa teman. Siswa lain
menyimak dengan seksama untuk menjawab beberapa pertanyaan
berkenaan dengan unsur-unsur dalam drama tersebut. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Berapa orang tokoh yang memerankan drama tersebut?
b. Latar tempat dan waktu drama tersebut adalah....
c. Amanat yang tepat sesuai isi drama tersebut adalah....
d. Ceritakan kembali isi drama secara singkat.
46
5. Mendengarkan pantun
Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk
puisi. Sepertinya halnya puisi, pantun mementingkan keindahan bahasa,
pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya yang berbait-bait.
Ciri-ciri pantun sebagai berikut.
a. Satu bait terdiri dari empat baris.
b. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga
dan keempat merupakan isi.
c. Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata.
d. Rima berpola a-b-a-b.
Pada tingkatan Madrasah Ibtidaiyah, jenis pantun yang digunakan
untuk materi mendengarkan antara lain pantun nasihat, pantun agama, dan
pantun jenaka. Pantun nasihat berisi nasihat agar orang menjadi lebih baik.
Contoh:
Berburu ke padang datar
Mendapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
Amanat dalam pantun tersebut adalah menuntut ilmu jangan setengah-
setengah karena tidak akan bermanfaat.
Pantun agama berisi nasihat tentang masalah keagamaan. Perhatikan
contoh berikut ini.
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selarasnya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
Amanat dalam pantun di atas adalah meskipun ilmu kita tinggi, namun
tidak akan berguna bila tidak menjalankan kewajiban agama.
Berbeda dengan pantun-pantun sebelumnya, pantun jenaka bertujuan
menghibur orang yang mendengarkannya.
47
Contoh:
Pohon manggis di tepi rawa
Tempat kakek tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu
48
Caadara Sang Panglima (Papua), dan Putri Monodeaga (Sulawesi
Utara).
Perhatikan contoh berikut. Untuk menguji daya simak siswa, mereka
diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan setelah mendengarkan
pembacaan sebuah cerita rakyat.
Dahulu kala, di sebuah desa di Pulau Bali, hidup seorang dukun yang amat
sakti. Banyak orang yang mengaguminya karena dapat menyambung kembali
kepala binatang yang telah terpisah dari tubuhnya. Yang lebih hebat, ia dapat
menghidupkan kembali binatang yang telah mati.
Ia memperoleh ilmu sakti itu dari Dewata setelah bertapa di puncak gunung.
Semua penduduk suka padanya karena dalam menolong ia tidak pernah meminta
upah. Tetapi, ia merasa tidak puas akan ilmunya.
Ia kini ingin bisa menghidupkan manusia yang telah meninggal dunia. Ia
merencanakan akan memenggal kepala manusia, kemudian mencoba
menyambungkannya kembali. Percobaan itu amatlah berbahaya karena
berhubungan dengan jiwa manusia. Lagi pula, tak ada orang yang mau
mengorbankan dirinya untuk dipenggal kepalanya. Namun dukun itu tetap
berkeras hati. Rencananya harus terlaksana. Ia lalu meminta anak kandungnya
agar bersedia dipenggal kepalanya. Anaknya sebenarnya keberatan, namun ia
takut kepada ayahnya. Akhirnya, ia pun menyerah dan menurut saja.
Si dukun lalu mengayunkan pedangnya dan terpenggallah kepala anaknya.
Sementara itu di kayangan, Dewata mendengarkan rencana si dukun yang ingin
bisa menghidupkan kembali manusia yang telah mati. Ia amat gelisah mendengar
rencana itu. “ Jika manusia diberi kemampuan menghidupkan sesamanya, pasti
mereka akan sombong. Bahkan, bisa menganggap diri mereka sama dengan
Dewata,” keluhnya.
Ia lalu berpikir, bila tidak ada manusia yang meninggal, dunia pasti akan
penuh sesak dan akan terjadi bencana kekurangan makanan serta kesulitan
mendapatkan tempat tinggal. “Sekarang juga aku harus ke bumi. Aku akan
mencegah niat dukun itu,” ucapnya kemudian.
Namun sayang, Dewata terlambat sampai ke bumi. Kepala anak si dukun
telah terpisah dari tubuhnya. Dewata sangat murka. Ia memutuskan untuk
menghukum dukun itu. Maka sebelum si dukun berhasil menyambung kembali
kepala anaknya, Dewata menendang kepala itu hingga melayang-layang di
angkasa dan akhirnya jatuh di sungai.
Sadarlah si dukun bahwa Dewata marah kepadanya. Belum sempat ia
memohon ampun, berkatalah Dewata, “Hei, Manusia! Kini terimalah hukuman
ini! Kau telah melakukan sesuatu yang tidak pantas! Jika percobaanmu berhasil,
kau pasti akan menggap dirimu lebih hebat dari Dewata! Kau terlalu serakah,
bahkan tega mengorbankan anakmu sendiri! Sekarang, kepala anakmu ada di
sungai, menempel pada kepala seekor ikan yang besar! Anakmu akan menjadi
49
ikan selamanya! Itulah akibat dari perbuatanmu!” Setelah itu Dewata kembali ke
kayangan.
Si dukun amat sedih kehilangan anaknya. Lebih-lebih istrinya. Dukun itu
menangis sejadi-jadinya, menyesali perbuatannya. Ia merasa dirinya adalah orang
yang kejam karena telah tega membunuh anaknya sendiri.
Setelah peristiwa itu, di sungai tampak seekor ikan besar berkepala manusia
berenang kian kemari. Ikan itu kemudian berkembang biak. Namun lama-
kelamaan ikan itu tidak lagi berkepala manusia. Tetapi masih ada satu tanda yang
bisa menunjukkan bahwa ikan itu semula berkepala manusia, yaitu kumis yang
terjurai di dekat mulutnya. Kemudian orang menyebutnya dengan nama ikan lele.
Endang Firdaus, (1997: 24-28)
Setelah mendengarkan cerita rakyat tersebut, siswa dapat berlatih
daya simaknya dengan menceritakan kembali isi cerita yang didengar atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru seputar isi
cerita.
50
amanat. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik antara lain latar belakang
pengarang, keadaan masyarakat, budaya, dan keadaan politik.
Untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah, fokus utama mendengarkan cerpen
lebih banyak dikaitkan pada pemahaman unsur intrinsik. Setelah
mendengarkan pembacaan cerpen oleh guru atau salah seorang siswa,
pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul adalah sebagai berikut.
a. Siapa tokoh dalam cerita tersebut?
b. Di mana peristiwa dalam cerita terjadi?
c. Kejadian apa yang dialami oleh tokoh?
d. Apa hikmah yang dapat diambil dari cerita tersebut?
Contoh sebuah cerpen.
Bintang
Dia duduk di samping jendela, di bawah sinar lampu yang temaram.
Mencoba memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang
memantulkan sebagian dari cahaya matahari. Tak ada bintang yang
terlihat, semua bersembunyi di balik awan, barangkali malu untuk dilihat,
pikirnya seraya tersenyum. Angin malam berhembus sepoi-sepoi, seolah
menghembuskan udara pada wajahnya yang lembut. Awan bergerak
perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Ahh, ternyata
ada satu bintang di balik awan, senyumnya tersungging di balik bibirnya
yang mungil. Ya Rabb, ternyata setitik cahaya pun bisa memberikan
keindahan yang luar biasa di antara luasnya langit yang gelap di malam
hari. Ah, seandainya ketika membuka jendela, memandang langit dan tak
menemukan bintang kemudian dia tak mencoba menatap awan tapi
menutup jendela kembali, dia tak akan menemukan bintang yang
tersembunyi di balik awan.
Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak
menyadari ada cahaya kecil dalam malam yang gelap, yang kita beri nama
“bintang”. Betapa indahnya cahaya itu walaupun tak bisa menerangi
malam. Tapi, lain halnya ketika kita melihat ada setitik noda di atas kain
putih yang membentang. Kita justru terfokus pada noda yang kecil, dan
seolah lupa betapa bersihnya kain itu terlepas dari setitik noda yang ada,
yang mungkin bisa hilang hanya dengan sedikit detergent pemutih. Itulah
hidup, kadang-kadang kita lupa untuk memandang sesuatu dari sisi lain
yang dimiliki.
Saya, memiliki seorang murid yang saya pikir kecerdasannya kurang
menonjol dibanding lainnya. Suatu hari, ketika kami tengah membicarakan
sistem tata surya, hanya sebagai pengetahuan bahwa bumi merupakan
salah satu planet dalam sistem tata surya yang menjadi tempat tinggal
manusia, murid saya itu, sebut saja namanya Rimba, tiba-tiba berdiri dan
51
mengambil helm milik guru lain yang disimpan di atas loker dalam ruang
kelas serta memakainya. Tanpa saya sadari saya berkata kepadanya,
”Wah... Teman-teman, lihat!! Rimba memakai helm, seperti astronot yang
mau terbang ke bulan ya!” Semua teman-temannya memandang ke
arahnya. Dia tersenyum, spontan helmnya langsung di lepas dan
dikembalikan ke tempat semula, tanpa harus disuruh untuk
mengembalikan. Kemudian saya ajak mereka untuk menggambar roket di
atas kertas putih yang tersedia. Dan hasilnya, Subhanallah, murid yang
saya pikir kecerdasannya kurang menonjol itu justru tahapan
menggambarnya dua tingkat lebih tinggi dibanding murid yang saya pikir
paling pandai di kelas.
Seandainya saja saya memberikan reaksi yang lain seperti ”Rimba,
silakan dikembalikan helmnya karena sekarang saatnya kita belajar”, atau
”Maaf, silakan dikembalikan helmnya karena Rimba belum minta ijin bu
guru”, atau yang lainya, mungkin saya tidak akan pernah tahu bahwa
kecerdasan dia sudah lebih dari apa yang saya sangka karena pembahasan
hari itu bukan tentang astronot atau roket. Atau barangkali saya
membutuhkan lebih dari satu kalimat perintah untuk membuatnya
mengembalikan helm ke tempat semula.
Reaksi berbeda yang kita berikan ketika kita memandang bintang di
kegelapan malam atau setitik noda di selembar kain putih ternyata akan
memberikan hasil yang berbeda pula. Hidup ini indah, cobalah kita
memandang sesuatu dari sisi yang lain, maka yang tampak bukan hanya
sekedar 2 dimensi. Bukankah lebih seru ketika kita melihat film 3
dimensi?
Wijayanti, 12warna.blogspot.com
http://cerpenmu.com/cerpen-
kehidupan/bintang.html
C. Latihan
Pilihlah salah satu materi yang ada dalam bab ini. Selanjutnya, buatlah
kelompok dengan masing-masing beranggotakan 5 orang. Diskusikan cara
yang paling menarik dan sederhana untuk menyampaikan materi tersebut
kepada siswa. Kemudian, masing-masing kelompok menyimulasikannya
kepada kelompok lain.
52
D. Rangkuman
1. Salah satu manfaat mendengarkan pembacaan sebuah dongeng adalah
memperoleh hikmah dari pesan moral yang terdapat di dalamnya. Jika
gaya bercerita guru/teman dalam menyampaikan dongeng sangat menarik,
penyimak cerita akan menikmati jalan cerita dan dengan cepat pula dapat
memahami makna yang terkandung di dalam dongeng tersebut.
2. Puisi menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Mendengarkan
pembacaan puisi dapat menambah kemampuan untuk memahami makna
ungkapan perasaan seseorang yang ditulis dalam bahasa yang padat
dengan kata-kata pilihan.
3. Cerita anak sering disampaikan secara lisan. Pada saat mendengarkan
suatu cerita, hal-hal yang perlu dicermati antara lain siapa tokoh cerita, di
mana peristiwa terjadi, kapan waktu kejadiannya, dan tempat/latar
terjadinya cerita.
4. Ketika mendengarkan pembacaan sebuah teks drama, siswa harus mampu
menyimak beberapa hal, antara lain: Siapa saja tokoh yang terdapat dalam
drama tersebut? Di mana latar waktu dan latar tempat terjadinya peristiwa
dalam drama? Bagaimana alur dalam drama tersebut? Ada berapa babak
cerita dalam naskah drama tersebut? Apa tema yang diangkat cerita drama
tersebut?
5. Mendengarkan cerita rakyat yang dibacakan oleh guru atau teman
memiliki manfaat bagi siswa, antara lain dapat mengetahui adat istiadat
atau kebudayaan berbagai daerah di Indonesia, dapat menyerap nilai sosial
untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat menambah
pengetahuan tentang cerita rakyat dari berbagai daerah.
6. Saat mendengarkan pembacaan sebuah cerpen, siswa haruslah memahami
unsur-unsur apa saja yang membangun cerpen tersebut. Unsur yang
terkandung dalam cerpen adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur-unsur intrinsik meliputi tema, tokoh, alur, latar, gaya bahasa, dan
amanat. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik antara lain latar belakang
pengarang, keadaan masyarakat, budaya, dan keadaan politik.
53
E. Evaluasi
Jawablah soal-soal berikut ini dengan menyilang a, b, c, atau d!
1. Isi pantun terdapat pada baris....
a. pertama dan kedua
b. kedua dan ketiga
c. pertama dan ketiga
d. ketiga dan keempat
54
5. Dengarkan potongan dongeng berikut.
Di sebuah hutan, hiduplah seekor burung Nuri. Ia memiliki bulu yang
indah dan suara yang merdu. Akan tetapi, entahlah mengapa, burung itu
selalu menyendiri. Berbeda halnya dengan burung Pipit. Walaupun tidak
cantik, ia sangat ramah sehingga mempunyai banyak teman. Burung Pipit
merasa kasihan melihat burung Nuri. Lalu ia menyapa, “Selamat pagi,
Nuri. Ayo, keliling hutan sambil menikmati udara pagi!”
“Aku tidak mau berkeliling hutan. Nanti bisa ditembak pemburu karena
aku terlalu indah,” jawab burung Nuri sinis.
Perbedaan watak antara burung Nuri dan burung Pipit pada dongeng
tersebut adalah....
a. Burung Pipit sombong dan sinis, burung Nuri ramah dan baik hati.
b. Burung Nuri sombong dan ramah, burung Pipit baik hati dan sinis.
c. Burung Pipit ramah dan baik hati, burung Nuri ramah dan sinis.
d. Burung Nuri sombong dan sinis, burung Pipit ramah dan baik hati.
Doa
Karya Chairil Anwar
55
c. janganlah lupa beribadah kepada tuhan
d. janganlah berbohong karena berbohong itu dosa
10. Abdul Muis lahir pada tahun 1890 dan meninggal pada tahun 1957 di
Bandung. Sebagai pengarang dia tergolong ke dalam Angkatan Balai
Pustaka. Ayahnya seorang Minangkabau dan ibunya berasal dari Jawa.
56
Setelah tamat sekolah Belanda di Bukittinggi, ia hijrah ke Jawa. Di sana
ia hanya beberapa tahun mengunjungi “Stovia”. Kemudian bekerja di
Bandung, aktif sebagai wartawan, giat dalam lapangan politik,
mengunjungi Belanda sebagai delegasi “India Weerbor” salah seorang
tokoh Partai Serikat Islam. Tahun 1920 menjadi anggota Dewan Rakyat
yang pertama sampai tahun 1925. Sebagai pengarang namanya menjadi
terkenal karena roman “Salah Asuhan” sampai tahun 1952. Buku itu telah
mengalami empat kali cetak ulang. Ia banyak menerjemahkan karya sastra
asing.
Kalimat tanya yang sesuai dengan wacana di atas adalah....
a. Di negara Belanda bagian manakah ia menamatkan sekolahnya?
b. Apa saja buku yang diterjemahkan oleh Abdul Muis?
c. Berapa jumlah buku yang diterjemahkan oleh Abdul Muis?
d. Apa jabatan Abdul Muis di bidang politik?
F. Umpan Balik
Bagus! Saudara telah mengerjakan evaluasi materi pokok bab 4 yang terdapat
dalam modul ini. Sekarang cocokanlah jawaban Saudara dengan kunci
jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Jika 80 % jawaban Saudara
benar, lanjutkan untuk mempelajari materi pokok bab selanjutnya. Jika
jawaban Saudara yang benar di bawah 80 %, maka lakukan kembali langkah
seperti pada bab sebelumnya, yaitu pelajari kembali konsep-konsep esensial
pada materi pokok bab 4 ini.
57
BAB V
PENUTUP
58
2. Materi dan Bentuk Evaluasi
Materi evaluasi ini diambil dari materi pokok bab 2, bab 3, dan bab
4. Oleh karena itu, Saudara diharapkan benar-benar memahami seluruh
materi dalam modul ini.
Penyusunan materi evaluasi ini dibedakan berdasarkan kompetensi
yang akan dicapai dalam pembelajaran, dari mulai tingkat pengetahuan,
pemahaman, sampai kepada penerapan.
Walaupun dalam kenyataannya, setiap peserta memiliki tingkat
pengetahuan dan pemahaman yang berbeda, namun diharapkan semuanya
dapat mengikuti evaluasi ini dengan baik dan benar.
3. Soal-soal Evaluasi
Jawablah soal-soal berikut ini dengan menyilang a, b, c, atau d!
59
2. Bagaimana kondisi pantai di sekitar Tanjung Karang?
a. Dalam waktu 15 tahun lagi akan lenyap.
b. Pantainya hanya tersisa lima meter.
c. Daratannya berkurang hingga dua meter.
d. Pantainya hilang lima meter dalam waktu setahun.
7.
Pengumuman
....
Kunjungan akan dilakukan ke Panti Asuhan Kenangan di
Jalan Bakti nomor 20, pada hari Sabtu, 23 Januari 2009.
Setiap siswa diharapkan membawa buku cerita untuk
disumbangkan kepada anak-anak panti.
60
Kalimat pertama yang tepat untuk melengkapi pengumuman di atas
adalah....
a. Untuk mengisi waktu luang, mari kita mengunjungi panti asuhan.
b. Anak-anak, siapa yang mau ikut jalan-jalan ke panti asuhan?
c. Karena kasihan kepada anak-anak panti asuhan maka kita wajib
berkunjung.
d. Dalam rangka berbagi kasih antar sesama, sekolah kita akan
mengunjungi anak-anak panti asuhan.
61
9. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 15 Desember 1999 di Australia
adalah jatuhnya....
a. badai meteor di atas rumah-rumah penduduk di Dunbogan
b. sebuah meteor sebesar bola golf di bendungan Guyra
c. sebuah meteor di dekat tempat tidur sebuah rumah di Melbourne
d. sebuah meteor sebesar butiran kacang di atas sebuah rumah
penduduk di Dunbogan
10. Hal yang dianggap luar biasa pada bacaan soal nomor di atas adalah....
a. benda sebesar butiran kacang mampu membuat lubang cukup besar
saat menerobos atap rumah
b. badai meteor yang berada jauh di angkasa dapat dilihat dengan
mata telanjang
c. benda kecil yang mampu membuat lubang besar saat menerobos
atap rumah itu ternyata sebuah peluru kendali
d. dalam waktu seminggu Australia ditimpa meteor di tiga tempat
yang berbeda atas sebuah rumah penduduk di Dunbogan
62
Keajaiban terjadi, dari dalam tanah keluar air yang jernih seakan-
akan tanah pun ikut menangis. Air tersebut semakin besar dan dalam
sekejap tempat tersebut menjadi danau. Sekarang danau tersebut disebut
Telaga Warna.
63
17. Kura-kura dan monyet dahulu berkawan erat. Suatu waktu
persahabatan mereka menjadi retak karena monyet menipu kura-kura
yang lugu. Kura-kura yang dahulunya sayang berubah menjadi benci.
Perbedaan watak kura-kura dan monyet adalah....
a. kura-kura licik, monyet lugu
b. monyet licik, kura-kura lugu
c. kura-kura serakah, moyet baik
d. monyet sayang, kura-kura lugu
18. Firsa: “ Tidak! Aku tidak mau kalau harus mencuri keris itu!”
(marah, omongannya ketus, dan tangan berkacak pingggang)
Teks di atas merupakan penggalan dari....
a. drama
b. puisi
c. cerpen
d. pantun
64
21.
Deskripsi yang tepat berdasarkan
gambar di samping adalah....
a. Sebuah benda yang memiliki roda empat, dan berguna untuk alat
transportasi.
b. Sebuah benda yang memiliki roda dua.
c. Sebuah benda yang yang dapat membantu kita untuk membajak
sawah.
d. Benda yang bentuknya sangat kecil.
SDN Rumah
Pasrujambe 01 Joni
23. Aku adalah seekor hewan, makananku rumput, badanku besar dan
susuku diperah untuk dijual dan diminum banyak orang.
Hewan apakah yang di maksud dari deskripsi di atas?
a. kucing
b. kelinci
c. anjing
d. sapi
65
Teks percakapan untuk soal nomor 24 dan 25.
Vina : “Halo, selamat pagi.”
Tante Irma : “Selamat pagi, ini siapa?”
Vina : “Saya Vina tante, teman sekolah Dani, bisakah saya
berbicara dengan Dani?”
Tante Irma : “Oh, iya bisa. Tetapi Dani masih mandi”
Vina : “Kalau begitu, saya titip pesan saja tante. Tolong
sampaikan ke Dani saya tidak bisa masuk sekolah
karena sakit gigi”
Tante Irma : “Baiklah, nanti saya sampaikan”
66
26. Latar waktu dalam cerita di atas adalah....
a. setahun silam
b. sore hari
c. lima tahun
d. dua hari
Sepuluh November
Saat itu
Api yang membakar dadamu
Mengukuhkan semangat juangmu
Saat ini
Meskipun dengan jasmani cacat
Jiwamu, Pahlawan
Memihak yang benar
Semangat yang benar
Semangat itu bergemuruh di dada
Di hati para pemuda
67
30. Makna kata yang dicetak tebal dalam puisi di atas adalah....
a. semangat
b. zat yang panas
c. suara
d. perjuangan
33. Makna kata yang dicetak miring pada baris ketiga puisi tersebut
adalah....
a. bahagia
b. sedih
c. berduka
d. menangis
68
34. Ibu : Dok, tolong anak saya!
Dokter : Sakit apa, Bu?
Ibu : Katanya, sekujur tubuhnya panas dingin, tetapi saya
curiga. Setelah saya pegang suhu tubuhnya normal saja.
Dokter : Apa mungkin itu hanya alasan untuk tidak berangkat ke
sekolah?
Ibu : Bisa jadi. Ketika tadi temannya datang, mereka
tersenyum-senyum waktu saya katakan anak saya sakit.
Amanat yang terkandung dalam penggalan teks drama di atas adalah....
a. Jangan biarkan anak menderita!
b. Jangan berbohong kepada orang tua!
c. Percayalah dengan omongan orang tua!
d. Sering-seringlah tersenyum kepada orang lain!
Kalimat yang tepat diucapkan oleh Mia pada dialog (3) adalah....
a. Sumi sampai sekarang belum datang!
b. Huh, ternyata Sumi sudah datang!
c. Alhamdulillah, akhirnya Sumi datang juga!
d. Hai, mengapa Sumi kamu ajak juga?
69
37. Jangan suka duduk di pintu
..........................................
Rajinlah engkau membaca buku
Agar otakmu jadi cemerlang
70
40. Amanat yang sesuai dengan isi cerita tersebut adalah....
a. Binalah persahabatan dengan sesama manusia!
b. Mari, kita jalin kerukunan!
c. Sesama makhluk Tuhan harus tolong menolong.
d. Berjuanglah agar cita-citamu tercapai.
B. Umpan Balik
Dalam evaluasi kegiatan belajar pendalaman materi substantif mata
pelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan mendengarkan, disarikan dari
bab 2, bab 3, dan bab 4 modul yang digunakan untuk diklat Teknis
Peningkatan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Madrasah
Ibtidaiyah Tingkat Dasar. Oleh sebab itu, Saudara diharapkan benar-benar
memahami seluruh materi tersebut agar dapat diterapkan dalam pembelajaran
di kelas.
Adapun indikator bahwa Saudara telah memahami materi ini, apabila
saudara mampu menjawab soal tersebut mencapai nilai ≥ 80 sesuai dengan
cara penghitungan nilai sebagai berikut.
C. Tindak Lanjut
Saudara telah mengerjakan tes akhir modul untuk mengukur
kemampuan dalam mempelajari keselurahan isi modul. Cocokanlah jawaban
tes Saudara dengan kunci jawaban yang tersedia. Jika jawaban Saudara yang
benar mencapai 80 %, maka Saudara telah berhasil memiliki penguasaan yang
baik dalam mempelajari isi modul. Namun jika belum, Saudara perlu
mengulang kembali meningkatkan pemahaman pada materi yang belum
dikuasai. Selamat mencoba.
71
72
DAFTAR PUSTAKA
Tim Gamma Science. 2007. Kamus Pintar Komplit Bahasa Indonesia untuk SD
Kelas 4, 5, dan 6. Bandung: Penerbit Epsilon Grup.
http://www.cerita-anak.com/tabungan.html#more-38
http://cerpenmu.com/cerpen-kehidupan/bintang.html
http://stkip.wordpress.com/2010/02/16/pembelajaran-mendengarkan/
http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/kajian-proses-pembelajaran-bahasa-
indonesia-sd/
http://www.sekolahkami.com/banksoal//sd6indlat001.html
http://ayomendidik.wordpress.com/2012/09/05/soal-bahasa-indonesia-kelas-1-s-d-
kelas-5-ujian-semester-2/
73
GLOSARIUM
74
KUNCI JAWABAN
75
Kunci Evaluasi Akhir
1. b 21.a
2. d 22.b
3. a 23.d
4. c 24.b
5. d 25.c
6. a 26.b
7. d 27.c
8. a 28.a
9. d 29.d
10.a 30.a
11.d 31.c
12.b 32.d
13.b 33.a
14.a 34.b
15.d 35.a
16.d 36.a
17.b 37.d
18.a 38.d
19.b 39.a
20.c 40.c
76