Bab Iii. Metodologi PDF
Bab Iii. Metodologi PDF
METODOLOGI PENELITIAN
dan bengkel mekanik untuk melakukan beberapa fabrikasi yang tidak dapat
1 Studi Literatur
Pembuatan Heat
4 Exchanger
5 Eksperimen
Adapun tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam tugas akhir ini dapat dilihat
dibawah ini:
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk memahami teori dasar yang berkaitan dengan
perancangan untuk menentukan dimensi heat exchanger tipe compact selain itu
pengeringan buah kopi. Adapun literatur tersebut diperoleh dari sumber buku,
2. Perancangan Data
kopi, laju aliran air geothermal, dan data lain yang diperoleh dari literatur yang
dibutuhkan untuk menghasilkan udara panas yang sesuai dengan udara yang
menentukan berapa panjang tube, jumlah tube, ukuran plat (fin), dan juga
4. Detail drawing
Setelah diperoleh hasil rancangan yang paling efektif dari heat exchanger maka
dapat dilakukan pembuatan dan fabrikasi sesuai dengan rancangan yang telah
diperoleh sebelumnya.
keluaran dari heat exchanger apakah sudah sesuai dengan temperatur yang
Membahas hasil dari performa heat exchanger yang telah dibuat serta
Secara garis besar alur pelaksanaan penelitian ini dijelaskan pada flowchart di
bawah :
Start
Apakah
Belum rancangan
sudah benar?
Sudah
Fabrikasi :
1. Fin heat exchanger
2. Tube heat exchanger
3. Head heat exchanger
Apakah
Belum
Fabrikasi
sudah selesai?
Sudah
A B
Grafik
1. Laju aliran udara masuk
terhadap waktu operasi dan
temperatur yang dicapai
Pencatatan data 2. Laju aliran udara masuk
1. Debit/laju aliran air terhadap temperatur
2. Laju aliran udara masuk maksimal yang dicapai
heat exchanger 3. Laju aliran udara masuk
terhadap efektifitas heat
exchanger
Sudah
Kesimpulan dari penelitian
Pengambilan data untuk satu kali pengoperasian
heat exchanger untuk pengeringan kopi meliputi :
1. Temperatur air panas keluar dan masuk pada
heat exchanger End
2. Temperatur udara keluar dan masuk pada
heat exchanger
3. Rentan waktu pengoperasian heat exchanger
hingga mencapai temperatur udara keluaran
yang stabil
Sudah
Dari data perancangan yang ditunjukkan pada tabel 3.2 maka dilakukan pencarian
spesifikasi dari kedua fluida tersebut pada literature yang nantinya akan
Dari tabel 3.3 di atas debit pompa yang digunakan untuk mengalirkan fluida
adalah sebesar 4 liter/menit diperoleh dari jenis pompa yang digunakan, dan
berdasarkan literature dapat digunakan untuk menentukan laju aliran massa fluida
m = 4 liter/menit . air
= 0,066467 kg/s
Selanjutnya dalam tabel 3.3 data perancangan telah diketahui temperatur masuk
dan temperatur keluar dari udara, dan besar laju udara yang mengalir pada heat
exchanger sebesar 0,22662 kg/s yang diperoleh berdasarkan jenis kipas yang
energy ( qudara) pada udara yang mengacu pada tabel 3.3 serta literature adalah
sebagai berikut :
qudara m f .C p , f .T f
0,22662kg / s. 1,0077kJ / kg.K (333 305) K
6,3954kW
Dengan didapatkan nilai qudara maka temperatur keluar dari pemanas (air
perpindahan panas yang diterima fluida yang diapanaskan (udara) akan sama
qudara q air
6,3954 Kw = m air .C p ,air .Tair
mencari dimensi Heat Exchanger type compact yang sesuai untuk memanaskan
udara luar dari temperatur 305 K sampai 333 K yang nantinya digunakan untuk
memanaskan biji kopi, susunan tube dan jarak fin untuk heat exchanger ini
menggunakan tabel pada buku “Compact Heat Exchanger” Kays and London
dengan tipe “surface tipe 7.75 – 5 / 8T” yang telah ditunjukan pada tabel 3.4
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.3 Compact Heat Exchanger
Beberapa besaran telah ditentukan pada tabel 3.3 Compact Heat Exchanger
Surface tipe 7.75 – 5 / 8T, selanjutnya untuk luas permukaan depan dari heat
0,3m x 0,3m sehingga luas permukaan sisi depan (Afr) sebesar 0,09 m2 .
37
adalah mengetahui koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) yang terjadi pada
Langkah pertama yaitu mengetahui besar nilai Ah/Ac yaitu perbandingan luas
permukaan fluida dingin maka dapat mencari besar resistansi konduksi untuk jenis
( )
( )
Untuk memperoleh bilangan Reynold pada jenis compact heat exchanger maka
perlu menentukan besar kecepatan massa udara (G) terlabih dahulu dengan
5,2358 kg/s m2
Setelah diperoleh besar dari kecepatan massa udara (G), maka besar bilangan
Re
Re
Re = 938,614
Dengan besar bilangan Reynold 938,614 maka dari grafik jenis HE tipe surface
7.75 – 5/8T diperoleh nilai faktor colburn j untuk perpindahan panas (JH = St . Pr
2/3
)
39
(JH)
Selanjutnya mencari nilai koefisien konveksi fluida dingin (hc) dapat dihitung
Untuk itu perlu di ketahui besar bilangan Nuselt terlebih dahulu, dimana untuk
Nu = C.Rem.Pr1/3
Nu = 0.683.Re0.466.Pr0.33
Nu = 14,796
W/m2K
dibutuhkan besar nilai efisiensi fin (µf) dengan meggunak persamaan (2.6)
Tanh m.Lc
µf
m.Lc
41
dengan
Dimana dari jenis surface heat exchanger 7.75-5/8T diperoleh lebar fin dari tube
(L) = 0,875 inchi , tebal fin (t) = 0,016 inchi. Kemudian menghitung nilai lebar
Lc = L + (t/2)
Lc = 0,0875 +(0,016/2)
Lc = 0,883 inchi 0,02242 m
m 2.hc / k .t
2.23,83W / m 2 K
m
177W / mK.4,064.10 4 m
m 25,74m 1
Tanh m.Lc
µf
m.Lc
Tanh 25,74m 1 . 0,02242m
µf
25,74m 1 . 0,02242m
µf 0,90
42
Setelah diperoleh semua besar nilai koefisien konveksi fluida panas dan koefisien
konveksi fluida dingin maka dapat dihitung besar nilai koefisien perpindahan
̇
43
̇ ̇
̇ kg/s . 1,0077 kJ/kg K (333-305) K
̇
̇
kg/s . 1,0077 kJ/kg K (373-305) K
Setelah diperoleh besar nilai efektifitas dari heat exchanger maka nilai NTU dapat
̇
̇
Dengan besar nilai Cmin/Cmax dan nilai efektifitas ( ) di atas maka pada pada
NTU = 0,85
Dengan besar volume dari heat exchanger adalah 0,0259 m3 maka panjang heat
dimensi heat exchanger dengan panjang dalam perhitungan yaitu sebesar 22,25cm
namun dalam realisasinya panjang heat exchanger dibuat menjadi 30cm karena
akan dibuat sebagai berikut spesifikasi fin atau sirip penyusun compact heat
exchanger memiliki: panjang fin = 300 mm; lebar fin = 300 mm; tebal fin = 0,4
mm; jumlah fin yang dibutuhkan = 88 fin; penyusunan jarak antar fin = 3 mm.
Sedangkan spesifikasi untuk tube sebagai berikut: panjang tube = 300 mm; jumlah
selanjutnya adalah visualisasi detail drawing dari heat exchanger. Bentuk dan
diperoleh dimensi dan detail drawing dari heat exchanger yang akan dibuat.
Selanjutnya adalah melakukan proses simulasi aliran, dimana untuk compact heat
exchanger tersusun dari beberapa tube yang cukup banyak nantinya tube-tube
tersebut akan dialiri oleh fluida pemanas berupa air, untuk memudahkan dalam
memastikan air tersebut akan mengisi mengalir pada semua tube maka dapat
Dalam proses simulasi parameter yang di input adalah sebagai berikut dimensi
serta bentuk dari heat exchanger yang ditentukan dari hasil perancangan,
kemudian menentukan bidang arah aliran fluida air masuk dan keluar, jenis fluida
yang mengalir yaitu air, jenis material yang digunakan juga harus ditentukan yaitu
alumunium, selanjutnya kecepatan aliran air 0,08 m/s, dan tekanan 1atm juga di
input. Untuk setiap proses simulasi komponen yang divariasikan pada komponen
head heat exchanger pada peletakan bagian pipa input dan pipa output dan juga
pengaruh pemberian baffle, terdapat tiga variasi bentuk head heat exchanger, dan
Untuk variasi yang pertama yaitu meletakkan saluran masuk dan saluran keluar
air panas terletak pada bagian tengah dari head heat exchanger. Hasil simulasi
aliran untuk kondisi ini terlihat dalam gambar 3.9 dibawah ini
51
a b
Gambar 3.9 Simulasi untuk pipa input dan output di bagian tengah
Dalam gambar 3.9 merupakan gambar hasil simulai aliran air untuk jenis variasi
pipa input dan output terletak di tengah head heat exchanger, gambar a
merupakan bentuk dari heat exchanger dengan pipa input dan output dibagian
tengah sedangkan gambar b merupakan hasil simulasi aliran air panas ditunjukkan
alumunium terkonsentrasi hanya di bagian tengah saja sedangkan untuk pipa yang
terletak di pinggir tidak terisi air panas. Hal ini dapat mengurangi kemampuan
dari heat exchanger dalam menukarkan panas dari air panas ke udara sehingga
untuk kondisi head dengan pipa input dan output dibagian tengah terjadi proses
3.5.2. Pipa Input dan Output Terletak di Atas dan Bawah Head
Untuk variasi yang kedua yaitu meletakkan saluran masuk dan saluran keluar air
panas terletak pada bagian atas dan bawah dari head heat exchanger. Dari jenis
variasi sebelumnya terlihat bahwa air panas mengalir kurang baik karena masih
terdapat beberapa pipa alumunium yang belum terisi sepenuhnya oleh air panas
sehingga untuk variasi kedua saluran input air panas diubah dibagian atas dengan
tujuan agar air panas dapat mengalir denga sendirinya menuju pipa output
dibagian bawah. Hasil simulasi aliran untuk kondisi ini terlihat dalam gambar
a b
Gambar 3.10 Simulasi untuk pipa input dan output di bagian atas dan bawah
Dalam gambar 3.10 merupakan gambar hasil simulai aliran air untuk jenis variasi
pipa input dan output terletak di bagian atas dan bawah dari head heat exchanger.
Gambar a merupakan bentuk dari heat exchanger dengan pipa input dan output
53
dibagian atas dan bawah sedangkan gambar b merupakan hasil simulasi aliran air
panas. Heat exchanger ditempatkan secara vertikal pada ruang pengering seperti
yang digambarkan pada gambar 3.10. Dalam simulasi aliran air panas masuk
melalui bagian atas dari head heat exchanger kemudian air tersebut mengalir
sedikit berputar untuk memenuhi bidang head dan mengalir memenuhi pipa-pipa
alumunium.
Dari hasil simulasi ditunjukkan bahwa aliran air panas cukup baik jika
terisi air panas terlihat cukup banyak namun pada salah satu bagian terdapat pipa-
pipa yang tidak terisi air panas seperti yang ditunjukkan pada lingkaran hitam
pada gambar 3.10 b dalam bagian tersebut masih terjadi kekosongan aliran air
sehingga kemampuan heat exchanger untuk menukar panas akan kembali belum
maksimal.
Untuk variasi yang ketiga yaitu dengan menambahkan baffle atau sekat pada
bagian head heat exchanger. Tujuan dari ditambahkannya baffle disini adalah
sebagai penyekat untuk mengarahkan fluida air panas agar mengalir memenuhi
semua pipa alumunium, karena dari kedua jenis variasi sebelumnya terlihat bahwa
air panas mengalir kurang sempurna masih terdapat beberapa pipa alumunium
yang belum terisi sepenuhnya. Hasil simulasi aliran untuk kondisi ini terlihat
a b
Pada gambar 3.11 di atas merupakan hasil simulasi dari kondisi head heat
exchanger yang ditambahkan baffle atau sekat sebagai pengarah aliran air panas
hasilnya cukup baik seperti yang terlihat pada gambar 3.11 a. Gambar tersebut
merupakan hasil simulasi untuk tampak dari depan terlihat bawa arah aliran air
tidak hanya terjadi satu kali melainkan aliran air akan terbagi manjadi empat kali
dikarenakan terdapat penyekat pada head heat exchanger sehingga air sepenuhnya
akan memenuhi semua pipa-pipa yang terdapat pada heat exchanger seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.11 b dimana semua pipa alumunium terisi secara
penuh dengan air panas yang mengalir, dengan demikian kinerja dari heat
Berdasarkan ketiga simulasi jenis variasi head pada heat exchanger terdapat
beberapa perbedaan pada proses aliran air yang terjadi dan proses aliran air yang
55
baik yaitu memenuhi semua pipa alumunium yeng terdapat pada heat exchanger
terjadi pada variasi ketiga yaitu dengan penambahan baffle atau penyekat
sehingga dalam proses fabrikasi menggunakan jenis head yang ketiga yaitu
Alat pendukung yang digunakan dalam proses pembuatan heat exchanger adalah
sebagai berikut :
a. Digital Thermometer
Digital thermometer ini digunakan untuk mengukur suhu input dan output dari
fluida pemanas (air panas) dan fluida yang dipanaskan (udara). Alat ini dipilih
b. Pipa Alumunium
Pipa alumunium ini digunakan sebagai media penampang pada heat exchanger
dalam pemanasan udara yang nantinya akan digunakan untuk mengeringkan buah
kopi, pada pipa aluminium tersebut akan mengalir media pemanas berupa air
panas. Pemilihinan material alumunium karena selain memiliki titik melting yang
tinggi aluminium juga mudah untuk didapat dan harganya relatif lebih murah.
c. Pelat Alumunium
Tipe heat exchanger yang akan dibuat adalah heat exchanger tipe compact. Untuk
tipe heat exchanger ini merupakan heat exchanger yang tersusun dari sirip-sirip
untuk memperluas bidang kontak panas dari media pemanas yang ada di dalam
pipa aluminium. Pemilihan pelat dengan material alumunium karena pelat yang
dibutuhkan dalam perancangan memiliki ketebalan yang tipis yaitu 0.4 mm dan
Kipas angin atau fan digunakan sebagai penggerak atau penyuplai udara pada
heat exchanger. Udara tersebut yang nantinya akan dipanaskan lalu akan menuju
ruang pengering sebagai media untuk mengeringkan buah kopi, jenis kipas yang
e. Pompa Air
Untuk mengalirkan air pada heat exchanger dibutuhkan pompa sebagai pengalir
paksa air. Pada penelitian ini pompa yang digunakan adalah pompa sanyo
berdaya listrik 125 watt, daya hisap dan daya dorong masing-masing 9 m, dengan
Pada penelitian ini pompa digunakan untuk mengalirkan air menuju boiler
selanjutnya aliran air keluaran boiler ini nantinya akan langsung masuk kedalam
tegangan pompa agar debit dan laju pompa dapat diatur sesui dengan
perancangan. Untuk lebih jelas bentuk dari pompa yang digunakan pada
Dalam fabrikasi compact heat exchanger terbagi dalam beberapa tahapan proses
Pembuatan menggunakan proses cutting atau proses pemotongan dalam proses ini
menggunakan alat potong gerinda, dengan bentuk dan ukuran seperti yang
agar dalam proses pengelasan nanti material tidak terbakar atau berlubang.
pada gambar 3.17. Setelah itu untuk keempat sudutnya dilakukan penyambungan
dengan proses pengelasan alumunium hingga tidak terjadi kebocoran saat diisi
dengan air.
60
Setelah terbentuk kotak maka dilakukan proses pengeboran dengan ukuran ϕ 5/8
inch pada kedua sisinya yaitu sisi atas dan sisi bawah yang bertujuan untuk
penempatan pipa input air dan pipa output air. Untuk masing-masing sisinya
sebanyak 20 lubang baut karena pada sisi ini kemungkinan terjadi kebocoran
sangat tinggi sehingga membutuhkan lebih banyak baut agar dalam proses
yang ditunjukkan pada gambar 3.17. Fungsi dari baffle disini adalah sebagai
penyekat untuk mengarahkan fluida air panas agar mengalir memenuhi semua
pipa alumunium, baffle terbuat dari potongan plat alumunium dengan ketebalan
yang sama yaitu 2 mm dengan ukuran panjang 300 mm dan lebar 50 mm.
a c
Keterangan gambar
a. Proses pembuatan skema
head pada HE
b. Proses pembentukan kotak
untuk head HE
b c. Proses pemasangan baffle
pada head HE
Tahapan kedua yaitu pembuatan komponen fin, komponen fin ini terbuat dari
material berupa alumunium lembaran dengan tebal sesuai perancangan yaitu 0,4
mm. Proses pertama yaitu melakukan proses cutting atau pemotongan lembaran
alumunium menjadi ukuran 300 mm x 300 mm. Heat exchanger yang dirancang
menjadi satu dan dilakukan proses pengeboran secara bersamaan dengan pola
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.18 dengan menggunakan mata bor
ukuran ϕ 5/8 inch sehingga menghasilkan lubang yang sesuai dengan diameter
pipa yang akan digunakan. Pipa yang digunakan terbuat dari bahan alumunium
dengan ukuran ϕ 5/8 inch, pipa alumunium tersebut dilakukan proses pemotongan
a b
Keterangan gambar
a. Proses pemotongan tube
b. Proses pengeboran fin
Setelah semua komponen telah selesai dibuat maka proses selanjutnya yaitu
tertumpuk menjadi satu tadi sehingga proses pemasangan menjadi lebih mudah.
62
Pada bagian ujung pipa dipasangkan fin alumunium yang memiliki tebal 2 mm,
fin pada bagian tengah memilki jarak 3 mm disusun menggunkan alat bantu
berupa besi yang berbentuk plat strip dengan ketebalan 3 mm juga sehingga jarak
dikarenakan pipa alumunium memiliki ketebalan hanya 1mm makan sulit untuk
dilakukan proses pengelasan pada bagian head. Sehingga dilakukan proses rivet
join antara pipa dengan plat penutup head pada heat exchanger agar air panas
semua pipa telah terhubung maka dilakukan proses pemasangan head dari heat
exchanger dengan terlebih dahulu melapisi bagian luar dari sisi yang akan
343 0C lalu dilakukan proses pembautan dengan tujuan agar kedua komponen
dikarenakan jika saat terjadi kerusakan pada heat exchanger maka heat exchanger
a
c
Keterangan gambar
a. Proses pemasangan fin
dengan tube.
b. Proses pengambungan tube
dengan plat head
b c. Proses pengecatan dan
pemasangan tutup HE
Proses yang terakhir yaitu pemasangan tutup pada kedua sisi heat exchanger dan
proses pengecatan, perlu diberikan penutup sisi karena bertujuan agar udara yang
ini semua komponen pendukung pada alat pengering kopi energi panas bumi yang
semua dipasang menjadi satu kesatuan seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam proses instalasi alat heat exchanger antara
lain :
panas bumi yaitu berupa menempatkan heat exchanger pada bagian bawah
dari ruang pengering dimana dari bawah heat exchanger diletakkan fan
boiler yang nantinya akan mengalir air panas yang telah dipanaskan pada
mesin boiler dan memasang selang output dari heat exchanger menuju
penampungan air.
3. Sensor termokopel diletakkan pada pipa input dan pipa output air panas dari
heat exchanger dan juga diletakkan pada bagian udara masuk dan bagian
tercapai.
a c
Keterangan gambar
a. Penematan sensor suhu
udara keluar pada HE
b. Penematan sensor suhu
air masuk pada HE
b c. Peletakan HE di dalam
ruang pengering
Dalam persiapan awal merupakan proses persiapan sistem awal pada alat bantu
pompa dan kipas sebagai penggerak aliran air dan aliran udara untuk mengetahui
Fenomena yang perlu diukur sebelum pengujian adalah debit air pada pompa,
Debit air yang mengalir pada pipa input dari heat exchanger diukur menggunakan
sensor ukur flow meter dengan metode pengujiannya pompa dihidupkan dan air
yang mengalir akan melewati alat ukur tersebut, selanjutnya alat ukur yang telah
terhubung dengan komputer akan menunjukkan display debit air yang terukur.
a
c
Keterangan gambar
a. Sensor flow meter
b. Voltage regulator
c. Proses pengujian debit air
Pengukuran laju aliran udara dari fan dilaksanakan sebelum pengujian dimulai,
tersebut. Mengacu buku petunjuk alat, satuan kecepatan pada anemometer dapat
dapat ditentukan yaitu m/s. Selain itu range kecepatan aliran yang dapat diukur
regulator guna mendapatkan laju aliran udara optimal sesuai perancangn awal.
a c
Keterangan gambar
a. Annemometer
b. Instalasi pengujian
kecepatan udara keluarn HE
c. Proses pegukuran kecepatan
udara masuk dari fan
b
Pada pengujian laju aliran udara diatas menggunakan alat ukur anemometer jenis
meletakkan anemometer tersebut secara tegak lurus pada biadang fan yang
menunjukkan besar kecepatan udara yang terukur seperti ditunjukkan pada tabel
3.6. Kemudian setelah dikalikan dengan luas penampang heat exchanger dan