Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

RESUME MODUL 5
KUALITAS ALAT UKUR (INSTRUMEN)

NAMA MAHASISWA : NENI OKTAVIA

MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN di SD

NAMA TUTOR : RUSYDA, M.Pd

NIM : 835481098

POKJAR : TANJUNG RAYA

UNIVERSITAS TERBUKA PADANG


2017
KEGIATAN BELAJAR 1

VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL PENGUKURAN

A. APAKAH VALIDITAS ITU ?


Validitas adalah Ketepatan Hasil Pengukuran
Menurut (Gronlund dan Linn, 1990) ada tiga jenis validitas mengacu pada ketepatan interpretasi
yang dibuat dari hasil pengukuran yaitu :
1. Validitas isi (content validity)
Mengacu pada seberapa banyak materi tes tersebut dapat mengukur keseluruhan bahan atau
materi yang telah diajarkan.

2. Validitas konstrak (construct validity)


Mengacu pada seberapa banyak alat ukur tersebut dapat mengungkap keseluruhan konstrak yang
digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes tersebut.
Konstrak adalah konsep hipotesis yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat ukur.

3. Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related validity)


Mengacu pada seberapa banyak materi tes dapat dengan tepat memprediksi kesesuaian antara
pengetahuan yang dimiliki sekarang dengan keberhasilannya pada masa yang akan dating atau
kesesuaian antara penguasaan suatu pengetahuan dengan keterampilan penggunaan pengetahuan.

B. APAKAH RELIABILITAS ITU ?


Hasil pengukuran yang reliabel (tetap, konsisten, stabil). Hasil pengukuran yang berhubungan
dengan aspek fisik seperti mengukur panjang meja, berat badan, tinggi badan dll biasanya
menghasilkan reliabilitas yang tinggi sedangkan yang berhubungan dengan aspek psikologi dan
sosial seperti dalam pengukuran mewakili intelegensi,sikap dan konsep diri yang tidak dapat diukur
dengan ketepatan dan konsisten yang tinggi.
Menurut (gronlund dan linn, 1990) pengertian validitas mengacu pada ketepatan hasil
pengukuran maka pengertian reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu
pengukuran. Hasil pengukuran dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika hasil pengukuran
pertama hampir sama dengan hasil pengukuran kedua. Dan sebaliknya hasil pengukuran dikatakan
mempunya reliabilitas yang rendah jika hasil pengukuran pertama jauh berbeda dengan hasil
pengukuran kedua.
Ada dua konsep reliabilitas adalah :
1. Konsep Reliabilitas dalam arti equivalent tes
Dimaksudkan untuk mengetahui apakah dua set tes yang digunakan paralel atau tidak.
2. Konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal
Dimaksudkan untuk mengetahui apakah kumpulan butir soal yang ada dalam satu set tes
tersebut mengukur dimensi hasil belajar yang sama atau tidak.
Untuk menghitung korelasi digunakan formula product-moment :

𝑁 Σ𝑋𝑌 − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
𝑟 𝑥𝑦 =
√𝑁 Σ𝑋 2 − (Σ𝑋)2 × √𝑁ΣY 2 − (ΣY)2
Dimana :
r xy : Koefisien korelasi dari xy
N : Jumlah data
X : Data pertama
Y : Data kedua

C. BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA VALIDITAS DAN RELIABILITAS ?


Alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai
validitas yang tinggi. Sebab tingginya reliabilitas yang dihasilkan suatu alat ukur jika tidak dibarengi
dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang ingin diukur.

D. BAGAIMANA MENINGKATKAN RELIABILITAS ?


Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir soal ke dalam tes
tersebut. Butiran soal yang homogen artinya butiran soal-soal yang mengukur hal yang sama dengan
butir soal yang sudah ada. Penambahan butiran soal tidak akan menaikkan reliabilitas tes jika butiran
soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butiran soal yang telah ada.
Untuk menghitung penambahan butir soal menggunakan rumus Spearman-Brown:
𝐽𝑟𝑦𝑦
𝑟𝑥𝑥 =
1 + (𝐽 − 1)𝑟𝑦𝑦

Dimana :

𝑟𝑥𝑥 : Reabilitas sebelum penambahan butir soal

𝑟𝑦𝑦 : Reabilitas setelah penambahan butir soal

J : Rasio jumlah butir soal setelah dan sebelum penambahan


KEGIATAN BELAJAR 2
ANALISIS DAN PERBAIKAN INSTRUMEN

A. MENGAPA ANALISIS BUTIRAN SOAL PENTING?


Menganalisi soal bermanfaat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi guru, siswa, dan
proses pembelajaran itu sendiri.
Menurut Niko (1983) analisis butiran soal menggambarkan suatu proses pengambilan data, dan
penggunaan informasi tentang respon siswa terhadap setiap butiran soal. Arti penting penggunaan
analisis butiran soal adalah :
1. Untuk mengetahui apakah butir soal-butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh penyusun soal.
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam menguasai
suatu materi
3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan - kesulitan yang dialami siswa
dalam memahami suatu materi
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal
5. Untuk memperbaiki kemampuan guru dalam menulis soal.

B. KAPAN ANALISIS BUTIRAN SOAL DILAKUKAN?


Validitas set soal dapat diketahui dari kisi-kisi soal sedangkan reliabilitas soal baru dapat
diketahui setelah uji coba. Dalam menganalisis butir soal paling tidak ada dua karakteristik butir soal
yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal.
1. Tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukkan kualitas butir
soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang atau sukar.
Secara matematis tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan rumus:
𝐵
𝑝=
𝑁
Dimana :
p : Indeks tingkat kesukaran butir soal
B : Jumlah peserta tes yang menjawab benar
N : Jumlah seluruh peserta

Menurut Fernandes (1984) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah :


P > 0,75 ∶ 𝑀𝑢𝑑𝑎h
0,25 ≤ P ≥ 0,75 ∶ Sedang
P ≤ 0,24 ∶ Sukar
2. Daya beda (D)
Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut dapat membedakan
kemampuan individu peserta tes.
Indeks daya beda dapat dihitung dengan rumus:

D = P𝐴 − PB

Dimana :

D : Indeks daya beda butir soal

P𝐴 : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Fernandes (1984) kategori indeks daya beda butir soal adalah :

D ≥ 0,40 ∶ Sangat baik


0,30 ≤ D < 0,40 ∶ 𝐵𝑎𝑖𝑘
0,20 ≤ D < 0,30 ∶ 𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔
D < 0,20 ∶ 𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔

C. BAGAIMANA MELAKUKAN ANALISIS SECARA SEDERHANA?


Langkah - langkah dalam menganalisis butir soal:
1. Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa
2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa tersebut susunlah skor siswa mulai
dari skor tertinggi ke skor terendah
3. Berdasarkan urutan skor tersebut tertentu tentukan siswa yang masuk dalam kelompok atas dan
siswa yang termasuk dalam kelompok bawah
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang
disiapkan
5. Dengan cara yang sama hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang memilih tiap - tiap
alternatif jawaban yang disediakan
6. Hitung jumlah seluruh peserta yang menjawab benar
7. Hitung tingkat kesukaran butiran soal dan daya beda dengan rumus yang disediakan.

D. BAGAIMANA MENGANALISIS TES URAIAN?


Cara menganalisis tes uraian oleh Whitney dan Sabers (Mehrens dan Lehmann, 1984) sebagai
berikut :
1. Tentukan jumlah yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan kelompok bawah (25%)
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butiran soal dengan rumus berikut:

ΣA + ΣB − (2Nskormin )
𝑝=
2N(skormaks − skormin )

Σ A − ΣB
𝐷=
N(skormaks − skormin )

Dimana :
ΣA : Jumlah skor kelompok atas
ΣB : Jumlah skor kelompok bawah
N : 25 % peseerta didik
skormaks : Skor maksimal setiap butir soal
skormin : Skor minimal setiap butir soal

E. BAGAIMANA MEMPERBAIKI BUTIRAN SOAL?


Beberapa hal dalam memperbaiki butiran soal sebagai berikut :
1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika mempunyai tingkat
kesukaran (p) antara 0.25 sampai dengan 0.75 atau yang mendekati angkat tersebut.
2. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau jawaban yang dianggap
benar mempunyai daya beda positif tinggi dan alternative jawaban mempunyai daya beda
negative dan ada salah satu alternative jawaban mempunyai daya beda positif, aka butir soal
tersebut perlu ditelaah kembali,sebab ada kemungkinan terjadi salah kunci.

F. BAGAIMANA MEMPERBAIKI NON-TES?


Prosedur memperbaiki instrumen non-tes:
1. Meminta pakar untuk meriview atau menelaah instrument,
2. Uji coba kelapangan.
3. Analisis hasil uji coba dengan menggunakan program analisis instrument yang relevan.
4. Melihat kualitas instrument seperti validitas, reliabilitas serta kualitas sosal
5. Memperbaiki butir soal yang lemah
6. Uji coba butir soal yang telah diperbaiki sampai yakin instrument non-tes yang akan
digunakan dapat dipertanggung jawabkan kualitasny.

Penyebab butir soal kurang baik antara lain :


1. Penggunaan bahasa kurang komukatif
2. Kalimat bersifat ambiguous (dapat ditafsirkan ganda)
3. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat menyimpang dari indikator
4. Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait (sifat) yang akan diukur.

Anda mungkin juga menyukai