Anda di halaman 1dari 3

METODE PELAKSANAAN

DIVISI 1. UMUM
1.1 MOBILISASI

Mobilisasi peralatan dilakukan secara bertahap dan dibatasi dengan waktu yang tersedia,
yang meliputi mobilisasi alat yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan jadwal yang ada dan kebutuhan sparepart alat-alat yang sudah dilokasi pekerjaan.

Kegiatan demobilisasi dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai seperti


pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir periode Pelaksanaan,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai. Dalam hal ini, pemindahan peralatan dari tanah milik Pemerintah tidak
akan mengurangi kewajiban Kontraktor untuk menyediakan semua sumber daya yang
diperlukan selama periode pemeliharaan seperti keuangan, manajemen, peralatan, pekerjaan
dan bahan.

1.2. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

Sebelum memulai pekerjaan, lokasi pekerjaan disterilkan. Semua rambu – rambu harus
disiapkan supaya tidak terjadi kesimpang siuran kendaraan yang melewati lokasi pekerjaan.
Adapun metode dalam mengatur atau menghindari hal yang tidak terduga nantinya didalam
pelaksanaan pekerjaan, maka akan diberlakukan sistem buka tutup jalan satu arah.

1.3 MANAJEMEN MUTU

Semua material yang akan digunakan nantinya, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Mutu dan kualitas material, akan di konsultasikan dengan pihak penyedia atau pihak
direksi.

DIVISI 2. DRAINASE
2.1 PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR

Pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat dilaksanakan setelah pekerjaan galian saluran
air telah selesai, adukan pengikat batu yaitu semen dan pasir dengan perbandingan 1 pc : 4
psr dengan menggunakan alat pengaduk beton molen/concrete mixer.

Sebelum dilakukan pembuatan pasangan batu mortar pada saluran, dipasang lebih
dahulu profil kayu untuk membuat acuan penampang saluran yang akan dibuat, untuk
pasangan mortar terlebih dahulu dibuat bagian dasar saluran dan disusul dengan pasangan
batu mortar pada sisi-sisi saluran.

2.2 BETON K250 (FC’ 20) UNTUK STRUKTUR DRAINASE BETON MINOR

Adukan dan campuran beton K 250 dengan perbandingan 1 pc : 2 ps : 3 spliet


dikonsulttasikan dengan pihak direksi dengan menggunakan alat pengaduk beton molen /
concreate mixer.

Material yang digunakan sesuai dengan ketentuan dan spek teknis. Kotak takar ukuran
disetujui dengan pihak direksi, supaya kuat tekan beton yang diinginkan sesuai dengan mutu
K 250

2.3 BAJA TULANGAN UNTUK STRUKTUR DRAINASE BETON MINOR

Besi baja tulangan yang digunakan sesuai dengan standar SNI. Adapun dalam pelaksanaan
dilapangan, proses pemotongan dan merangkai besi disetujui pihak direksi, supaya nantinya
mutu dan kualitas beton akan sesuai dengan yang diinginkan.

DIVISI 7. PEKERJAAN STUKTUR

7.1 Pembongkaran Pasangan Batu

Adapun didalam pekerjaan pembongkaran pasangan batu lama yang telah ditentukan, sisa -
sisa material dari bongkaran dibersihkan dan dibuang dari lokasi pekerjan, agar tidak
mengganggu proses pekerjaan nantinya.

7.2 Pembongkaran Beton

Semua beton yang akan dibongkar, dilakukan dengan pengawasan dari pihak direksi. Beton
yang akan dibongkar jangan sampai menyebabkan kerusakan terhadap struktur beton yang
lain dilokasi pekerjaan.

Sisa material dari pembongkaran beton dibersihkan dan dibuang, supaya tidak mengganggu
dalam proses pekerjaan.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


8.1 Acian Warna Dan Trotoar

Proses pengacian akan dilaksanakan dengan sebaik mungkin, supaya hasil dari pekerjaan
rapi. Pekerjaan yang sudah di aci, akan dicat nantinya. Dalam proses pengecatan,akan
dikonsultasikan dengan pihak direksi

Pemasangan trotoar yang ada dilokasi pekerjaan disesuaikan dengan trotoar yang sudah ada
sebelumnya. Semua sisa – sisa material yg berada ditrotoar dibersihkan.

Anda mungkin juga menyukai