TESIS
RIFAI LA APU
P3300215401
Tesis
Program Studi
Ilmu Perikanan
Rifai La Apu
Kepada
Nama : Rifai La Ap
pengambil alihan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti
atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini karya orang
Rifai La Apu
KATA PENGANTAR
Asslamualaikum Wr.Wb
besar Muhammad Saw sebagai suri tauladan bagi manusia dalam kehidupan
islam.
Penyelasaian Tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
yang tercinta ayahanda La Apu La Konca dan ibunda Jabida Labunga atas
curahan keringat, kasih sayang dan doa sejak dalam kadungan sampai
hingga detik ini. Terima kasih pula kepada Istri Jumiyati Arsjad, SE dan anak
tercinta Kayana Fattiha yang dengan iklas menunggu serta selalu mendoakan
penulis.
Terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Dr. Ir.
Zainuddin, M.Si dan Dr. Ir. Edison Saade, M.Sc selaku pembimbing I dan
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik maupun saran yang
penelitian ini.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 5
B. Limbah Jeroan Ikan 6
C. Pengolahan Limbah Ikan 7
D. Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila 8
E. Sistem Pencernaan 11
F. Kinerja Pertumbuhan 13
1. Sintasan Pertumbuhan 14
2. Kecernaan 16
3. Rasio Konversi Pakan 19
4. Retensi Nutrien 20
G. Kualitas air 22
H. Kerangka Pemikiran 24
I. Hipotesis 25
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 26
B. Materi Penelitian 26
C. Prosedur Penelitian 27
D. Rancangan Penelitian 30
E. Parameter Pengamatan 32
F. Analisa Data 35
A. Kesimpulan 64
B. Saran 64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Nomor Halaman
1. Kerangka pemikiran 24
2. Histogram pertumbhan ikan nila perminggu 54
3. Dokumentasi penelitian 92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode pengolahan jeroan ikan cakalang
yang produksinya memiliki kandungan nutrisi terbaik dan menentukan dosis tepung
ikan yang dapat disubtitusi oleh jeroan ikan cakalang pada pakan ikan nila. Penelitian
dilaksanakan selama 3 bulan di Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan. penelitian
terdiri dari dua tahapan yaitu mengolah jeroan ikan cakalang untuk mendapatkan
kandungan nutrisi yang terbaik dan pemberian kombinasi tepung jeroan ikan dalam
formulasi pakan dengan dosis yang berbeda pada pemeliharaan ikan nila. Kualitas
nutrisi jeroan ikan dan pakan uji dilakukan analisis proksimat di laboratorium nutrisi
pakan Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari 3 dan 6 perlakuan dan diulangi
sebanyak 3 kali. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan dilakukan uji
lanjut menggunakan uji W-Tuckey, sedangkan data kualitas air dan asam amino
dianalisis secara dekskroptif berdasarkan kebutuhan ikan nila. Kandungan protein
terbaik terdapat pada pengolahan dengan sistem tanpa pemanasan (74,50%) yang
berbeda nyata (p>0,05) dengan sistem pengukusan (71,37%) dan perebusan
(69,87%). Tepung jeroan ikan cakalang mampu mensubtitusi tepung ikan sebesar
50% dibanding dengan 25%, 75% 100% dan 100% tepung ikan serta pakan komersil.
Pemberian 50% tepung jeroan ikan berbeda nyata (p>0,05) terhadap kinerja
pertumbuhan ikan nila. Retensi nutrien terbaik terdapat pada kombinasi 50:50%
tepung jeroan ikan cakalang tetapi semua perlakuan tidak berpengaruh. Tingkat
kecernaan nutrien terbaik pada pemberian dosis terendah terdapat pada pakan
komersil yang tidak berbeda nyata (p>0,05) terhadap semua perlakuan. Hasil
penelitian dapat disimpulkan : (I) pengolahan jeroan ikan cakalang terbaik dengan
metode langsung dibandingkan dengan metode pengukusan dan perebusan, (II)
dosis tepung jeroan ikan cakalang mampu memsubtitusi tepung ikan sebesar 50%
pada pakan buatan ikan nila.
Kata kunci : pemanfaaan, jeroan ikan cakalang, subtitusi, pakan, kinerja pertumbuhan
ABSTRACT
Rifai La Apu. The Utilization of Skipjack Fish (Katsuwonus pelamis) Innards Waste as
Fish Flour Substitution Material on Growth Performance of parrot fish ( Oreocheomis
niloticus) (Supervised by Dr. Ir Zainuddin, M.Si and Dr. Ir. Edison Saade, M.Sc)
The research aimed to determine, the prosesing method of the skipjack fish
innards whose production had the best nutrition content, and the fish flour dosage
wichh could be subtituted by the skipjack fish innards of parrot fish woof. The research
was conducted for three monts at Bacan, south Halmahera Regency. Prossesing the
skipjack fish innards to obtain the best nurition content, and the fish innards flour in the
woof formulation with the different dosages on the parrot fish during the rearing period.
The proximate analysis was conducted in the woof nutrition laboratory oh Hassanudin
university on the quality of the fish innards nutrition and fish woof. The research was
carried out using the camplete randomizad design with 6 and 3 treatments and 3
replications. The data were analysed using the variance analysis and the advanced
test was carried out using W-Tuckey test.The best protein in obtained in the
prossesing with the system without heat (74,50%) having the significant effek
(p>0,05), with the steaming system (71,37%) and bolling system (69,87%). The
skipjack fish innards flour can subtitution the fish flour 50% compared with on all
treatments. The giving of 50% the fish innards flour has the significant influence
(p>0,05) on the parrot fish grouth performance. The best nutrient retention exists in
25% and 50% having the significant effect (p>0,05) with 75%, 100% and 0 woof. The
best nutrien digestibility level in the lowest dosage giving is in the commercial woof
which has the significant influence (p>0,05) on all treatments.
A. Latar Belakang
mengalami peningkatan terutama ikan nila yaitu sebesar 7.116 ton pada
tahun 2004 menjadi 220.900 ton pada tahun 2008 atau meningkat
seperti suhu, salinitas, dan dapat hidup pada kerapatan tinggi. Pada
nila terbesar setelah Cina, Mesir dan Filipina. Usaha untuk meningkatkan
ikan sebagai sumber protein utama bagi pakan kultivan masih tergolong
mahal, olehnya itu perlu dilakukan pemanfaatan bahan baku lokal sebagai
memilih bahan baku pakan kultivan yaitu: (I) memiliki nilai gizi yang baik,
(II) harga murah, dan (III) mudah diperoleh, (VI) tidak mengandung racun
ikan dan Tempat Pendaratan Ikan (TPI). Ikan cakalang merupakan salah
satu hasil produk usaha perikanan terbesar di Maluku Utara pada umunya
dan Kabupaten Halmahera Selatan pada khususnya, hal ini dapat dilihat
18 ton (2013), 3898, 90 ton (2014), dan sebesar 4000,27 ton (2015) (DKP,
Hal-Sel 2015).
Pengolahan hasil perikanan diikuti dengan produksi limbah yang
tinggi, seperti limbah hasil produksi fillet ikan berupa kepala ikan, jeroan,
dan tulang ikan. Jeroan ikan cakalang yang memiliki bobot 10-15%
2008). Produksi jeroan ikan yang besar ini perlu diimbangi usaha
yang lebih bernilai tambah. Kualitas nutrisi limbah jeroan ikan sebagai
baku.
Hal ini jika dibiarkan akan berdampak pada lingkungan. Berdasarkan hal
B. Rumusan Masalah
karena harga pakan yang tinggi terutama berbahan baku tepung ikan.
Produksi ikan cakalang yang tinggi akan terdapat potensi limbah yang
bahan baku.
pengolahan limbah jeroan ikan cakalang menjadi bahan baku pakan yang
berikut:
ikan nila.
anaknya.
memanjang, ramping dan relatif pipih. Ikan nila dapat hidup di perairan
yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal. Ikan nila
juga dapat hidup di sungai yang tidak terlalu deras alirannya, di waduk,
danau, rawa, sawah, tambak air payau atau di dalam jaring terapung.
Salah satu sifat biologi ikan nila yang penting sehingga ikan ini cocok
untuk dibudidayakan adalah respon yang luas terhadap pakan yakni dapat
herbivora, omnivora dan pemakan plankton. Sifat penting lain dari ikan
Ikan nila dikenal sebagai ikan yang relatif tahan terhadap perubahan
nabati, dan daun tumbuhan yang halus. Selain itu ikan nila dapat diberi
pakan buatan seperti pellet dan pakan tambahan seperti dedak halus,
tepung bungkil sawit, dan ampas kelapa (Sayed, 1999 dalam Rina dan
yang tidak terpakai atau terbuang misalnya kepala, sirip, dan jeroan (isi perut).
sekitar 3,6 juta ton pertahun (KKP 2010). Limbah merupakan bahan baku
bahwa limbah industri perikanan misalnya jeroan memiliki kandungan protein dan
lemak tak jenuh yang tinggi. Kandungan protein dalam jeroan ikan sturgeon
(Acipenser persicus) 15,48%, ikan catla (Catla catla) 8,52% dan ikan tongkol
ton (20% total produksi). Jeroan ikan mengandung protein dan lemak tak
jenuh yang tinggi. Jeroan ikan memiliki bobot 10-15% (bergantung pada
kepala dan kulit. Pemanfaatan jeroan ikan saat ini terbatas untuk pakan
penggunaan enzim eksternal yang lebih sedikit untuk hidrolisis jeroan ikan
(Ovissipour, 2008).
ikan yang ditangkap dari wilayah yang berbeda memiliki ukuran jeroan
yang berbeda. Jeroan ikan tuna berkisar antara 5,18% sampai 7,05%.
Jeroan ikan tuna mengandung aktivitas enzim yang berbeda. Limpa dari
aktivitas lipase tertinggi (0,72 U/mL dengan aktivitas spesifik 0,03 U/mg).
memecah molekul protein menjadi asam amino (Sumiati, 2008). Haris dan
faktor seperti sintesis enzim yang tepat, produksi enzim dalam jumlah
2016).
Proses metabolisme pakan akan menjadi energi bagi ikan untuk
secara utuh sehingga pakan tidak ada yang terbuang. Pemberian pakan
yang tidak tepat baik dari kualitas dan kuantitasnya akan menumpuk di
dasar tambak dan akibatnya tambak tercemar, sampai pada batas waktu
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Bahan baku protein
dalam nutrisi ikan karena protein merupakan salah satu nutrien yang
berbeda, pada stadia larva dan benih dibutuhkan protein yang tinggi,
Tabel 1.
Lemak merupakan sumber utama energi, lemak tersimpan dalam
jaringan dan berfungsi untuk menjaga energi pada ikan. Selain itu lemak
dapat juga sebagai media penyimpanan vitamin- vitamin yang larut dalam
lemak sebagai sumber energi lebih kecil dibandingkan peran protein. Ikan
berperan dalam pengangkutan antar sel seperti vitamin dan sterol dimana
vitamin dan sterol ini merupakan nutrien larut dalam lemak (Rosdiana,
2004).
Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku
nabati. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10-
cukup tersedia maka nutrien yang lain seperti protein dan lemak akan
untuk ikan nila pada seluruh umur dapat perlihatkan pada tabel 1.
amina dan gugus karbosil) yang terikat pada atom karbon yang
amino ini terletak pada atom karbon yang sama (Rudi, 2014). Gugus
karbosil memberikan sifat asam dan gugus amina bersifat basa, yang
dapat membawa muatan listrik total pada sifat larutan. Suatu molekul
Pada umumnya sifat asam amino larut dalam air dan tidak larut
dalam pelarut organik, sifat ini berbeda dengan asam karbosilat maupun
asam amina terutama pada titik leburnya. Beberapa asam amino tidak
dari makanan. Asam amino yang dijumpai pada protein terdiri atas 20
asam amino yang di kelompokan kedalan asam amino esensial dan asam
total badannya, sedangkan panjang usus ikan karnivora lebih pendek dari
panjang total badannya dan panjang total ikan omnivora hanya sedikit
Pada hewan tingkat tinggi, protein yang terdapat sebagai bagian dari
mengalami denaturasi oleh kerja HCl dan dihidrolisis oleh enzim pepsin
akhir dari hidrolisis adalah asam amino bebas yang kemudian masuk
Lemak akan diubah menjadi partikel lemak berukuran kecil yang disebut
micel oleh garam empedu dan lipase pankreatik. Partikel lemak dalam
bentuk micel ini siap diserap oleh dinding usus (enterosit) (Fujaya, 2004).
secara intensif terjadi pada segmen usus yang memiliki enzim amilase
usus, antara lain: amilase, laktase, selulase, dll. Amilum dan glikogen
dihidrolisis oleh enzim amilase menjadi maltose dan dekstrin. Maltose dan
dekstrin ini akan dihidrolisis oleh enzim laktase -limit dekstrinase menjadi
bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta
F. Kinerja Pertumbuhan
yang merupakan sifat ikan koi yang dapat timbul kapan saja jika pasokan
1992).
sel-selnya, dan juga dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan ukuran
jumlah dan ukuran sel, dengan laju sintesis molekul yang kompleks dari
reproduksi dan warna kulit tidak normal. kelbihan protein dan lemak akan
2. Kecernaan
dan nutrien yang dicerna dan diserap. Kecernaan nutrien mengacu pada
oleh beberapa faktor yaitu sifat kimia air, suhu air, jenis pakan, ukuran,
umur ikan, kandungan gizi pakan, frekuensi pemberian pakan, sifat fisika
dan kimia pakan serta jumlah dan macam enzim pencernaan yang
pakan yang mengandung glukosa dan sukrosa lebih tinggi dari perlakuan
dalam Tyler and Calow 1985). Indikator yang digunakan harus bersifat
tidak dapat dicerna, tidak berubah secara kimia, tidak beracun bagi ikan,
dapat dianalisa dengan baik dan dapat melalui usus secara keseluruhan
pakan dengan asumsi bahwa semua Cr2O3 yang dikonsumsi oleh ikan
akan keluar dari saluran pencernaan dan akan tampak dalam feses.
Perubahan relatif dari persentase Cr2O3 pada pakan dan feses akan
1993).
dapat dicerna dan diserap serta tidak berpengaruh negatif pada ikan
arginin. Nilai kecernaan lemak yang berasal dari ikan jauh lebih tinggi
dalam komplek dalam bentuk pati dan dekstrin relatif sukar dicerna dan
sendiri.
daging. Semakin besar nilai FCR, maka semakin banyak pakan yang
efisiensi pakan yang didapatkan akan semakin rendah dan berlaku pula
baik tidaknya mutu pakan yang diberikan pada ikan yang dipelihara
Kualitas pakan yang baik yang disertai pemberian jumlah dan frekuensi
yang tepat akan dapat menghasilkan konversi yang baik. Umumnya nilai
FCR kurang dari 2 masih dinyatakan baik. FCR yang tinggi kemungkinan
beberapa faktor seperti mutu pakan, kuantitas pakan, spesies ikan, ukuran
ikan, dan kualitas air, juga berhubungan dengan kualitas pakan, dimana
kualitas pakan dipengaruhi oleh daya cerna atau daya serap ikan
4. Retensi Nutrien
sebagai zat pembangun, oleh karena itu agar ikan dapat tumbuh dengan
normal, ransum atau pakan harus harus memiliki kandungan energi yang
pertumbuhan ikan dan dengan kandungan gizi yang lengkap, akan dapat
bobot badan (gram) per konsumsi protein, Anggorodi (1994). Iqbal et al.,
sintesis protein tubuh yang berasal dari protein. Peningkatan berat badan
berat badan yang dihasilkan makan nilai konversi ransum dan rosio
semakin kecil nilai REP maka semakin efisien pemanfaatn protein yang
sebagai bahan bakar dalam produksi energi sel (Yudiarto et al., 2012).
5. Kualitas Air
pemeliharaan berkisar antara 6-7 yang masih dalam kisaran normal untuk
ikan dapat tumbuh dan berkembang baik. Ikan nila mampu hidup pada
1995, dalam Arafat et al., 2015), ikan mampu hidup dalam kisaran oksigen
terlarut sebesar 3-5 mg/L, Kecilnya nilai oksigen terlarut dalam air
antara 0,05 – 0,3 ppm. Menurut Asmawi (1986) dalam Putra dkk (2011),
kualitas perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
Pengolahan
Pencemaran
Tanpa
Perebusan dan pengukusan
Perebusan/
Pengukusan
pemasakan
Asam Amino
Kecernaan Nutrisi
Kinerja Pertumbuhan
Retensi Nutrisi, Nilai Konversi Pakan, Pertumbuhan
dan Sintasan
Terbaik
50:50%
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai Mei 2017,
Provinsi Maluku Utara. Analisis proksimat bahan baku dan ikan uji akan
Pertanian Bogor.
B. Materi Penelitian
1. Wadah Penelitian
2. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah ikan nila yang panjang rata-rata 7
cm dan berat 6 gram, sebanyak 180 ekor. Setiap wadah diisi benih ikan
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahapan yaitu tahap pertama adalah
dan tahap yang kedua adalah uji coba pakan terhadap kinerja
1. Tahap I
(Sahwan, 2003).
dan penepungan
dan penepungan.
menggunakan ayakan.
2. Tahap II
kandungan nutrisi yang terbaik , tepung ikan, tepung sagu, dan tepung
volumenya paling kecil sampai dengan volume yang paling besar, agar
bulan dan pakan diberikan 3 kali sehari pada pukul 07.00, 12.00, dan
17.00 Witt dengan presentase pemberian pakan 3% dari bobot tubuh
pertambahan bobot ikan uji dan penyesuaian jumlah pakan yang akan
feses dan melakukan pergantian air sebesar 50% setiap hari pada pagi
D. Rancangan Penelitian
1. Tahap I
Adapun tata letak wadah pada percobaan ini disajikan pada gambar 2.
A2 C1 A1
B3 B2 A3
C3 C2 B1
Gambar 2. Tata Letak wadah Penelitian Tahap I
2. Tahap II
A3 C2 K3 C1 D1 A2
E1 B2 D2 A1 E3 B1
C3 D1 E2 K2 B3 K1
E. Parameter Pengamatan
1. Parameter Tahap I
(lampiran 1).
FAO (1983).
dibutuhkan
2. Parameter Tahap II
a. Kecernaan Nutrien
D Ce ( ) - )
Kecernaan Protein ( ) - )
b. Retensi Nutrisi
1. Retensi Protein
( ) ( )
( )
2. Retensi Lemak
Retensi protein dilakukan untuk mengukur presentasi protein yang
( ) ( )
( )
(1979).
( )
( )
Keterangan :
SR= Sintasan (%)
Nt = Jumlah Ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor)
( )
F. Analisis Data
Data penelitian pertumbuhan, sintasan, rasio konversi pakan,
Sedangkan asam amino pakan uji dan kualitas air media dianalisis
pemanasan limbah udang dengan lama waktu pemanasan 15, 30, 40, dan
akan dapat menurunkan kualitas dari limbah tepung udang. Menurut Scott
beberapa jenis asam amino yang tidak tahan terhadap panas, seperti
tekanan suhu dan lama waktu yang digunakan. Sundari et al., (2015),
makin tinggi suhu yang digunakan akan semakin intens kerusakan pada
lemak.
menyatakan bahwa kenaikan kadar abu pada saat bahan pangan diolah
suatu protein. Acton dan Rudd (1987) dalam Huda (2003), berpendapat
bahwa nilai indeks asam amino esensial merupakan nilai yang dapat
asam amino esensial ikan nila dengan kekurangan rata-rata diatas 50%.
Indeks asam amino pakan yang diukur belum termasuk asam amino
esensial jenis triptophan namun diduga jika nilai triptophan diketahui maka
pakan uji yang belum mampu memenuhi kebutuhan ikan nila. Lampiran
mampu memenuhi kebutuhan ikan nila. leusyn pada pakan kontrol hampir
mendekati kebutuhan ikan nila yaitu 2,18. Leusyn sangat diperlukan untuk
yang dikonsumsi akan dipecah menjadi asam amino dan diserap oleh
cukup (Muchtadi,1993).
diberikan melebihi level yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Huda, (2003) yang menyatakaan jika proporsi asam amino pakan berbeda
satu atau lebih proporsi dari asam amino esensial dari profil asam ikan
terhambatnya pertumbuhan.
mitokondria, baik pada ginjal maupun hati ikan teleostei (Weltzien et al.,
palingkurang.
sintesa protein, juga menjadi bahan pembentuk asam amino lain (sistein)
dan vitamin (kolin). Selain itu fungsi penting lain menthionin adalah
(12).
63,34 diikuti kombinasi 0:100, 25:75, 75:25, 100:0 dan perlakuan kontrol.
kontrol tetapi tidak berbeda nyata (p>0,05) pada kombinasi 0:100 dan
25:75.
jeroan ikan cakalang 0:100 dan 25:75, hasil uji W-Tuckey memperlihatkan
tapi tidak berbeda nyata pada semua perlakuan kombinasi jeroan ikan
cakalang.
rata diduga sumber protein bahan baku hewani pada pakan yang berasal
tepung jeroan ikan dan tepung ikan memiliki nilai kecernaan yang baik, hal
ini didukung oleh Lovell (1989) dalam Selpiana dkk (2013), menyatakan
penggunaan tepung ikan untuk pakan ikan nila memiliki tingkat kecernaan
bahan hewani karena serat kasar yang sulit dicerna dan mempunyai
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sifat kimia air, suhu air, jenis
pakan, sifat fisika dan kimia pakan serta jumlah dan macam enzim
1993).
kandungan serat yang terkandung dalam pakan terlalu tinggi ini sesuai
serat yang tinggi di dalam pakan ikan akan mempengaruhi daya cerna
(Tawwab, 2012).
mengonsumsi pakan yang tersusun serat kasar yang tinggi, maka akan
oleh Handjani (2007), daya cerna protein sebesar 77,50% dengan serat
kasar 4,53%, nilai daya cerna protein sebesar 67,68% (7,5%), nilai daya
cerna protein sebesar 62,19% (6,65%), dan daya cerna protein sebesar
pada saat pembakaran sampel dengan larutan H 2SO4 1,25% dan NaOH
bagian dari karbohidrat yang tidak dapat dicerna, serata kasar juga dapat
kualitas air. Rukamana (1997), melaporkan pada ikan nila kadar serat
kuantitas dan kualitas pakan, jenis bahan pakan, kandungan gizi pakan,
ikan, ukuran dan umur ikan serta sifat fisik dan kimia perairan. Kecernaan
total mengindikasikan total kecernaan nutrien sebagai sumber energi yaitu
komposisi bahan dan zat makanan dalam pakan akan mempengaruhi nilai
Soedibya 2013).
D. Retensi Nutrien
Retensi nutrien dan kandungan nutrisi rata-rata tubuh ikan nila yang
jeroan ikan cakalang tersaji pada (Lampiran 23) dan rata-rata retensi
50% diikuti 25%, 75%, 100%, 0%, dan kontrol, hasil penelitian
sumber energi.
protein dan retensi lemak pada ikan nila (Lampiran 25). Tingginya retensi
39,77% memiliki retensi protein yang rendah hal ini diduga serat kasar
masuk ke dalam tabuh dan jumlah protein yang hilang pada level
metabolisme.
Arief dkk (2015), menyatakan nilai retensi protein selain
sparing effeck dari lemak dan karbohidrat sebagai penyedia energi untuk
sebab jika protein dalam pakan kurang maka ikan akan memanfaatkan
karbohidrat.
and Lim (2002) dalam Ali dkk (2015), menyatakan bahwa nilai retensi
pakan dan erat kaitannya dengan kualitas protein yang ditentukan oleh
komposisi asam amino serta kebutuhan ikan akan asam amino tersebut.
organ.
kombinasi 50:50 diikuti kombinasi 25:75, 75: 25, 100:0, 0:100 dan kontrol.
Hasil analisis ragam (Lampiran 27) menunjukan kombinasi 50:50 tidak
nonprotein bagi ikan dan asam lemak esensial, lemak juga memelihara
bentuk dan fungsi fosfolipid dalam membantu absorbsi vitamin yang larut
tubuh ikan.
Kadar lemak yang terkandung dalam tubuh ikan dapat disimpan dan
lemak diduga diperoleh dari kandungan BETN yang tinggi dalam pakan
yang dimanfaatkan ikan nila sebagai lipid dalam bentuk asam lemak.
lemak yang berasal dari non lemak seperti karbohidrat menjadi asam
antara nilai retensi protein dan laju pertumbuhan harian ikan nila dalam
tepung jeroan ikan cakalang sebanyak 50% dan 25% menghasilkan laju
30.00
25.00 Perlakuan A
Perlakuan B
20.00
Perlakuan C
15.00
Perlakuan D
10.00
Perlakuan E
5.00
Perlakuan K
0.00
0 I II III IV V VI VII VIII IX X XI
perlakuan sampai pada minggu ketiga yang dikarenakan ikan nila pada
g), kemudian secara berturut-turut di ikuti oleh perlakuan 25:75 (20,45 g),
nyata pada taraf (P>0,05) terhadap pertumbuhan harian ikan nila yang
pakan yang dikonsumsi ikan nila dimana nilai kecernaan dan retensi
protein dalam pakan absorbsi protein kurang efisien. Rina dan Elrifadah
(2015), bahwa secara umum kebutuhan ikan akan protein berkisar antara
nutrien pada ikan diantaranya jumlah dan jenis asam amino esensial,
fisiologi ikan.
terlalu tinggi, hanya sebagian yang akan diserap dan digunakan untuk
pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dari ikan nila. Sahwan
Ikan nila tergolong ikan omnivora tetapi dilihat dari segi ususnya
lipase dan maltase yang cukup tinggi pada ikan nila. Selain faktor usus
pertumbuhan ikan nila juga dipengaruh oleh kandungan serat yang tinggi
ekstreta lebih besar. Mudjiman (2000) dalam Rina & Elrifadah (2015),
menyatakan penggunaaan serat kasar dalam pakan tidak boleh lebih dari
8%.
tersaji pada (Lampiran 31). Rata- rata rasio konversi pakan setiap
cakalang 50% tidak berbeda nyata (p<0,05) dengan subtitusi 25%, tetapi
harian ikan erat hubungannya dengan nilai efisiensi pakan, jika laju
25:75% memiliki nilai konversi pakan rendah tetapi masih dianggap belum
mempengaruhi daya cerna dan daya serap ikan terhadap pakan yang
berbeda, hasil yang berbeda diperoleh Putra dkk, (2011) memperoleh nilai
konversi pakan antara 1,43 - 1,95 dianggap baik pada pemeliharaan ikan
ikan. Nilai rasio konversi pakan pada ikan nila ditentukan oleh
pakan yang dapat merubah menjadi pertumbuhan pada ikan. Barrows dan
Hardy (2001) dalam Rina dan Elrifadah (2015), menambahkan bahwa nilai
rasio konversi pakan dipengaruhi oleh protein pakan, protein pakan yang
lebih efisien. Selain itu dipengaruhi oleh jumlah pakan yang diberikan,
semakin efisien.
perlakuan.
diakibatkan kualitas pakan yang belum baik terutama daya apung pakan
uji. Pakan uji yang cepat tenggelam mengakibatkan kualitas air dalam
sangat lama sehingga kualitas air tetap terjaga, selain itu sisa pakan yang
baik dari hasil metabolisme ikan maupun penguraian sisa pakan akan
Putra (2011), menyatakan bahwa pakan pellet yang cepat tengelam akan
cepat hancur bila terendam air dan mengakibatkan pencemaran
lingkungan terutama butiran yang tidak termakan oleh ikan. Umroh (2007),
melaporkan kurang dari lebih 15% pakan yang diberikan kepada ikan tidak
Rata- rata ikan yang mati juga dikarenakan terserang jamur pada
bagian mulut dan sirip serta bagian tubuh ikan. jamur yang menyerang
bentuk seperti kapas berwarnah puti pada bagian sirip ekor, sirip
punggung dan terdapat beberapa ekor yang terserang pada bagian mulut,
ikan yang biasa terserang selalu berada didekat tepi aquarium. Quiniou
kelabu dan coklat pada kulit, sirip, mata atau telur ikan. Arie (2008),
kepala, tutup insang sirip dan bagian tubuh luar lainnya, terutama pada
saat kualitas air tidak baik, kekurangan makanan, suhu air rendah, dan
Saprolegnia sp disebabkan adanya luka yang dibuat pada tubuh ikan dan
jamur pada ikan ketika ikan mengalami stress atau sistem imun yang
ikan kehilangan lendir akibat penangan yang kurang baik. Webster dan
air yang buruk pada aquarium baik secara fisik maupun kimia.
H. Kualitas Air
dan ammonia. Kisaran kualitas air selama penelitian tersebut tersaji pada
Tabel 10.
nila antara 25–30 ºC. Suhu air berpengaruh terhadap nafsu makan dan
proses metabolisme ikan. Pada suhu rendah proses pencernaan makanan
8,01. Kisaran pH tersebut merupakan kondisi yang baik untuk habitat dan
pertumbuhan ikan nila. Menurut Sherif (2009) dalam Yanti (2013), kisaran
untuk habitat ikan nila antara 6–8,5. Kandungan oksigen merupakan salah
satu faktor lingkungan yang penting bagi kehidupan ikan. Nilai pH selama
asam) dan pH yang terlalu tinggi (sangat basa), sebagian besar ikan
perairan pada penelitian ini masih layak untuk kehidupan ikan nila.
ekskresi amonia ikan yang diberi pakan setiap hari lebih tinggi
tidak ada perbedaan yang signifikan nilai fisika-kimia air pada semua
laboratorium.
IV.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Raharjo, dan Sulistiono. 2005. Fisiologi Ikan,
Pencernaan dan Penyerapan Makanan, Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor: IPB. 0-215
Ali, M., Santoso L., dan Fransiska D. 2015. Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan
dengan Tepung Kepala Ikan Teri terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (
Oreochromis niloticus). Maspari Jurnal. 7,(1): 63-70
Agustono, Arief M., dan Yudiarto S. 2007. Pengaruh penambahan Atrakan yang
Berbeda dalam Pakan Pasta terhadap Retensi Protein, Lemak dan Energi
benih Ikan sidat (Anguilla bicolar) Stadia Elver. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. 4 (2): 135-140
Arief M. Faradiba D. Dan Al Arief M.A. 2015. Pengaruh Pemberian Probiotik Plus
Herbal pada Pakan Komersil terhadap Retensi Protein Dan Retensi Lemak
Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. Vol 7, (2):207-211
Bhaskar N dan Mahendrakar NS. 2008. Protein hydrolisate from visceral waste
protein of Catla (Catla catla) : Optimization Of Hydrolysis Condition For A
Commercial Neutral Protease. Bioresource Technology 99 : 4105-4111.
Haris R.S dan E Karmas.1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan.
Penelitian ITB. Bandung.
Huda N. 2003. Komposisi Asam Amino dan Mutu Protein Ikan Kerisi (Nemipterus
japonicus). Fish J Garing 12 (1):31-38
Lan C.C., dan Pan B.S.. 1993. Invitro Ability Stimulating The Proteolysis of Feed
Protein in The Midgut Gland of Grass Shrimp (Pennaeus monodon).
Lovell T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. New York. Pp. 260
Mahfuds L.D, Sarjana T.A, dan Sarengat W. 2010. Efisiensi Penggunaan Protein
Ransum yang Mengandung Limbah Destilasi Minuman Beralkohol (LDMB)
oleh Burung Puyuh (Cortunis cortunis japonica ) Jantan. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Martha F., Hamadi., Sampekalo J., dan Lantu S. (2015). Pengaruh Pemberian
Pakan Komersil yang Berbeda pada Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Budidaya Perairan. .Manado. Universitas Samratullangi.
Merantica dan wina. 2007. Pemanfaatan Meat Bone meal sebagai Pengganti
Tepung Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Skripsi. Program Studi Teknologi
dan Manejemen Akuakultur. Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan. IPB
Bogor.
Mirzah. 2006. Efek Pemanasan Limbah Udang yang Direndam dalam Air Abu
Sekam terhadap Kandungan Nutrisi dan Energi Metabolisme. Jurnal
Peternakan. Padang. Vol 3, 2: 45-50
Muhlisoh, Mustahal dan Putra A.N. 2015 Kecernaan Ikan Patin ( Pangasius sp)
dengan Penambahan Dosis Probiotik yang Berbeda. Jurnal Perikanan dan
Kelautan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5 (1) : 19 – 25.
Muchtadi D. 1993. Teknik Evaluasi Gizi Protein. Program Studi Ilmu Pangan.
Program Pascasarjan IPB. Bogor.
Mushafaat L.,Sukria H.A., dan Suryahadi. 2015. Kualitas Protein dan Komposisi
Asam Amino Ampas Sagu Hasil Fermentasi Aspergillus niger dengan
Penambahan Urea dan Zeolit. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 20
(2) : 124-130
Poernomo A, dan Buckle KA. 2002. Crude peptones from cowtail ray (Trygon
sephen) viscera as microbial growth media. World Journal of Microbiology
& Biotechnology 18: 333–340.
Pusat Penyuluhan Kealutan dan Perikanan, 2011. Blok diakses pada tanggal 10
Oktober 2016.
Selviana. 2013. Kajian Tingkat kecernaan pakan Buatan yang Berbasis Tepung
Ikan Rucah pada Ikan Nila Merah. Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Budidaya Perairan. 1 (3) : 101 – 108
Sahwan M.F. (2003). Pakan Ikan dan Udang. Penebar Awadaya. Jakarta.
Scott, M. L.M.C. Nesheim and R.J Young. 1982. Nutrition of Chicken. New York.
Silva S. S & Anderson, T. A. 1995. Fish Nutrion in Aquaculture. Champman dan
Hall. London – Madras.
Sitompul S. 2004. Analisis asam amino dalam tepung ikan dan bungkil kedelai.
Buletin Teknik Pertanian. 37.9(1): 33
Soedibya P.H. 2013. Retensi Protein pada Ikan Nila yang diberi Pakan Azzola
pinnata dengan diperkaya Mikroba Probiotik. Jurnal Akuakultur
Indonesia.12 (2): 109-113.
Yanti, Z., Muchlisin A. Z.,dan Sugito. 2013. Perubahan dan Kelangsungan Hidup
Benih Ikan nila pada Beberapa Konsentrasi Tepung daun jaloh (Salix
tetrasperma) dalam Pakan. Depik 2. (1) : 16-19
Zonneveld NZA, Huisman EA, Bonn JH. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 318h
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 4. Hasil analisis ragam kandungan lemak rata-rata jeroan ikan cakalang
Source of Variation SS Df MS F sig
Between Groups 82,4994 2 41,2497 316,278 0,000s
Within Groups 0,78253 6 0,13042
Total 83,2819 8
s: significant
Lampiran 5. Hasil uji W-Tuckey pengaruh pengolahan jeroan ikan cakalang terhadap kadar
lemak
Mean 95% Confidence Interval
(J) Std.
(I) perlakuan Difference Sig.Lower Upper
perlakuan Error
(I-J) Bound Bound
perlakuan A perlakuan B -0,270 0,295 0,651 -1,175 0,635
perlakuan C 6,28333* 0,295 0,000 5,379 7,188
perlakuan B perlakuan A 0,270 0,295 0,651 -0,635 1,175
perlakuan C 6,55333* 0,295 0,000 5,649 7,458
*
perlakuan C perlakuan A -6,28333 0,295 0,000 -7,188 -5,379
perlakuan B -6,55333* 0,295 0,000 -7,458 -5,649
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 6. Hasil analisis ragam kandungan karbohidrat rata-rata jeroan ikan cakalang
Source of Variation SS df MS F Sig
s
Between Groups 30.839 2 15.419 17.566 .005
Within Groups 4.389 5 .878
Total 35.228 7
s: significant
Lampiran 7. Hasil uji W-Tuckey pengaruh pengolahan jeroan ikan cakalang terhadap
kandungan karbohidrat
Mean 95% Confidence Interval
Std.
(I) perlakuan (J) perlakuan Difference Sig. Lower Upper
Error
(I-J) Bound Bound
*
Perlakuan A Perlakuan B 3.45333 .76499 .006 14.869 54.198
Perlakuan C -121.167 .85529 .216 -34.103 .9869
Perlakuan B Perlakuan A -345.333 .76499 .006 -54.198 -14.869
*
Perlakuan C -4.66500 .85529 .003 -68.636 -24.664
*
Perlakuan C Perlakuan A 121.167 .85529 .216 -.9869 34.103
*
Perlakuan B 4.66500 .85529 .003 24.664 68.636
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 8. Hasil analisis ragam kandungan abu rata-rata jeroan ikan cakalang
Sum of Squares Df Mean Square F Sig
Between Groups 5.578 2 2.789 24.949 0,001S
Within Groups .671 6 0.112
Total 6.249 8
S: significant
Lampiran 9. Hasil uji W-Tuckey pengaruh pengolahan jeroan ikan cakalang terhadap
kandungan abu
95% Confidence
Mean Std. Interval
(I) perlakuan (J) perlakuan Sig.
Difference Error Lower Upper
(I-J) Bound Bound
-
Perlakuan A Perlakuan B -1.67667* .27299 .002 25.143 -.8390
Perlakuan C -.01333 .27299 .999 -.8510 .8243
Perlakuan B Perlakuan A 1.67667* .27299 .002 .8390 25.143
Perlakuan C 1.66333* .27299 .002 .8257 25.010
Perlakuan C Perlakuan A .01333 .27299 .999 -.8243 .8510
-
Perlakuan B -1.66333* .27299 .002 25.010 -.8257
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 10. Kandungan asam amino pakan uji
Jenis Asam Kombinasi TJIC : TIK
Amino 0:100% 25:50% 50:50% 75:25% 100:0% Kontrol
Asam Amino Esensial
Histidin 0,35 0,43 0,79 0,44 0,51 0,68
Isoleusin 0,55 0,59 1 0,75 0,63 0,8
Leusin 1,95 1,91 2,18 1,69 1,52 1,14
Lysin 1,47 1,43 1,14 1,79 1,19 1,01
Methionin 0,32 0,51 0,62 0,42 0,48 0,67
Phenyl alanin 0,55 0,51 0,6 0,83 0,62 0,72
Valin 1,14 1,45 0,81 1,26 1,26 1,07
Treonin 0,59 0,62 0,57 0,58 0,72 0,39
Arginin 0,4 0,59 1,03 0,54 0,49 0,68
Asam Amino Non Esensial
Tirosin 0,82 0,84 0,82 0,72 0,47 1,12
Glisin 0,43 0,83 0,67 0,59 0,48 0,85
Alanin 0,80 0,58 1,21 1,05 0,69 1,24
Serin 0,29 0,62 0,51 0,37 0,31 0,50
Asam Glutamat 2,73 4,38 4,97 2,76 3,42 3,91
Asam asparat 1,41 2,42 2,20 1,35 1,26 2,04
Prolin 1,84 1,18 1,61 1,67 1,84 1,63
sistein 0,29 0,72 0,34 0,25 0,39 0,60
Lampiran 13. Hasil analisis ragam kecernaan total rata-rata ikan nila
Sum of Squares Df Mean Square F Sig
Between
Groups 137.437 5 27.487 2.372 .102s
Within Groups 139.060 12 11.588
Total 276.497 17
s: significant
Lampiran 14. Hasil analisis ragam kecernaan protein rata-rata ikan nila
Sum of Squares Df Mean Square F Sig
Between
Groups 114.035 5 22.807 2.189 .124s
Within Groups 125.022 12 10.419
Total 239.057 17
s: significant
Lampiran 15. Hasil uji W-Tuckey kecernaan total ikan nila
Mean 95% Confidence Interval
(I) (J) Difference (I- Std. Lower Upper Bound
PERLAKUAN PERLAKUAN J) Error Sig. Bound
25:75 .82667 2.77949 .771 -5.2293 6.8827
50:50 -2.72333 2.77949 .347 -8.7793 3.3327
0:100 75:25 3.18000 2.77949 .275 -2.8760 9.2360
100:0 3.46000 2.77949 .237 -2.5960 9.5160
Kontrol 5.86333 2.77949 .057 -.1927 11.9193
0:100 -.82667 2.77949 .771 -6.8827 5.2293
50:50 -3.55000 2.77949 .226 -9.6060 2.5060
25:50% 75:25 2.35333 2.77949 .414 -3.7027 8.4093
100:0 2.63333 2.77949 .362 -3.4227 8.6893
Kontrol 5.03667 2.77949 .095 -1.0193 11.0927
0:100 2.72333 2.77949 .347 -3.3327 8.7793
25:75 3.55000 2.77949 .226 -2.5060 9.6060
50:50% 75:25 5.90333 2.77949 .055 -.1527 11.9593
*
100:0 6.18333 2.77949 .046 .1273 12.2393
*
Kontrol 8.58667 2.77949 .009 2.5307 14.6427
0:100 -3.18000 2.77949 .275 -9.2360 2.8760
25:75 -2.35333 2.77949 .414 -8.4093 3.7027
75:25% 50:50 -5.90333 2.77949 .055 -11.9593 .1527
100:0 .28000 2.77949 .921 -5.7760 6.3360
Kontrol 2.68333 2.77949 .353 -3.3727 8.7393
0:100 -3.46000 2.77949 .237 -9.5160 2.5960
25:75 -2.63333 2.77949 .362 -8.6893 3.4227
100:0% 50:50 -6.18333 *
2.77949 .046 -12.2393 -.1273
75:25 -.28000 2.77949 .921 -6.3360 5.7760
Kontrol 2.40333 2.77949 .404 -3.6527 8.4593
0:100 -5.86333 2.77949 .057 -11.9193 .1927
25:75 -5.03667 2.77949 .095 -11.0927 1.0193
Kontrol 50:50 -8.58667 *
2.77949 .009 -14.6427 -2.5307
75:25 -2.68333 2.77949 .353 -8.7393 3.3727
100:0 -2.40333 2.77949 .404 -8.4593 3.6527
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 18. Hasil analisis ragam kecernaan lemak rata-rata ikan nila
Sum of Squares Df Mean F Sig
Square
Between
Groups 931.689 5 186.338 9.556 .001s
Within Groups 233.996 12 19.500
Total 1165.685 17
s: significant
Lampiran 19. Hasil uji W-Tuckey kecernaan lemak ikan nila
Lampiran 21. Hasil analisis ragam kecernaan karbohidrat rata-rata ikan nila
Sum of Squares Df Mean F Sig
Square
Between
Groups 186.723 5 37.345 2.030 .146s
Within Groups 220.779 12 18.398
Total 407.502 17
s: significant
Lampiran 22. Hasil uji W-Tuckey kecernaaan karbohidrat ikan nila
Mean 95% Confidence Interval
(I) (J) Difference Std. Lower Upper
PERLAKUAN PERLAKUAN (I-J) Error Sig. Bound Bound
25:50% -.09000 3.50221 .980 -7.7207 7.5407
50:50% 1.14000 3.50221 .750 -6.4907 8.7707
0:100 75:25% .95000 3.50221 .791 -6.6807 8.5807
100:0% 1.31333 3.50221 .714 -6.3173 8.9440
*
Kontrol 9.18333 3.50221 .022 1.5527 16.8140
50:50% .09000 3.50221 .980 -7.5407 7.7207
75:25% 1.23000 3.50221 .732 -6.4007 8.8607
25:50% 100:0% 1.04000 3.50221 .772 -6.5907 8.6707
0:100% 1.40333 3.50221 .696 -6.2273 9.0340
*
Kontrol 9.27333 3.50221 .021 1.6427 16.9040
25:50% -1.14000 3.50221 .750 -8.7707 6.4907
75:25% -1.23000 3.50221 .732 -8.8607 6.4007
50:50% 100:0% -.19000 3.50221 .958 -7.8207 7.4407
0:100% .17333 3.50221 .961 -7.4573 7.8040
*
Kontrol 8.04333 3.50221 .040 .4127 15.6740
25:50% -.95000 3.50221 .791 -8.5807 6.6807
50:50% -1.04000 3.50221 .772 -8.6707 6.5907
75:25% 100:0% .19000 3.50221 .958 -7.4407 7.8207
0:100% .36333 3.50221 .919 -7.2673 7.9940
*
Kontrol 8.23333 3.50221 .037 .6027 15.8640
25:50% -1.31333 3.50221 .714 -8.9440 6.3173
50:50% -1.40333 3.50221 .696 -9.0340 6.2273
100:0% 75:25% -.17333 3.50221 .961 -7.8040 7.4573
0:100% -.36333 3.50221 .919 -7.9940 7.2673
*
Kontrol 7.87000 3.50221 .044 .2393 15.5007
*
25:50% -9.18333 3.50221 .022 -16.8140 -1.5527
*
50:50% -9.27333 3.50221 .021 -16.9040 -1.6427
Kontrol 75:25% -8.04333 *
3.50221 .040 -15.6740 -.4127
*
100:0% -8.23333 3.50221 .037 -15.8640 -.6027
*
0:100% -7.87000 3.50221 .044 -15.5007 -.2393
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 23. Kandungan nutrisi rata-rata tubuh ikan nila
Kandungan Nutrisi Ikan
Perlakuan
Ulangan Air Protein Lemak Kasar Karbohidrat Abu
Ikan Awal 10,37 68,14 4,57 12,08 15,21
I 14,25 74,94 11,77 3,17 10,12
0 : 100 II 13,37 73,69 12,40 1,89 12,02
II 13,44 75,97 11,41 2,71 9,90
Rata-Rata 13,40 75,90 10,45 3,30 10,34
I 17,01 76,62 11,11 1,17 11,10
25:75 II 13,11 75,16 9,18 4,88 10,77
II 10,09 75,91 11,08 3,86 9,15
Rata-Rata 13,40 75,90 10,45 3,30 10,34
I 14,22 76,15 11,46 1,95 10,45
50:50:00 II 14,30 76,11 10,47 2,40 11,02
II 16,06 75,51 12,99 1,78 9,73
Rata-Rata 14,86 75,92 11,64 2,04 10,40
I 14,24 75,16 9,03 2,12 13,69
75:25:00 II 15,34 73,64 9,66 2,06 14,65
II 14,50 74,18 9,22 4,34 12,27
Rata-Rata 14,69 74,32 9,30 2,84 13,54
I 13,71 73,50 9,28 4,66 12,56
100:0 II 15,96 74,31 9,67 4,72 11,29
II 17,16 74,47 8,53 2,51 14,49
25:75 I 17,01 76,62 11,11 1,17 11,10
I 14,69 75,40 11,31 5,19 8,10
Pakan 13,71 75,99 11,12 3,20 9,69
II
Kontrol
II 14,37 74,90 12,80 3,56 8,73
Rata-Rata 14,26 75,43 11,74 3,99 8,84
Lampiran 24. Retensi protein rata-rata ikan nila
Jumlah Protein Tubuh Ikan
Kombinasi
Ulangan konsumsi Retensi Protein
TIJC : TIK Awal Akhir
Protein
I 71,03 69,94 9.57
0:100 % II 70,31 68,14 68,69 7.89
III 72,67 69,97 9.39
Rata-Rata 71,34 71,57 8,95
I 96,70 71,62 8.77
25:50 % II 97,06 68,14 71,16 8.26
III 87,61 71,91 10.01
Rata-Rata 93,79 71,57 9,01
I 101,73 71,85 8.56
50:50 % II 94,83 68,14 72,11 9.46
III 102,51 74,51 1.08
Rata-Rata 99,69 72,82 9,70
I 77,11 69,16 7.81
75:25 % II 62,19 68,14 68,24 8.19
III 61,51 68,18 8.18
Rata-Rata 66,94 68,52 8,06
I 80,33 69,50 7.91
100: 0% II 64,43 68,14 69,31 9.57
III 75,45 68,47 7.06
Rata-Rata 73,40 69,53 8,18
I 125,20 73,40 8.19
Pakan
II 140,01 68,14 73,99 7.75
Komersil
III 137,10 74,90 8.58
Rata-Rata 134,10 74,10 8,17
Lampiran 27. Hasil analisis ragam rata-rata retensi lemak ikan nila
Sum of Squares Df Mean F Sig
Square
Between
Groups 16.892 5 3.378 .739 .609ns
Within Groups 54.878 12 4.573
Total 71.769 17
ns: nonsignificant
Lampiran 28. Pertumbuhan harian rata-rata ikan nila
Kombinasi
TJIC : TIK Bobot Ikan lama Pertumbuhan
Ulangan
Pemeliharaan (%)/hari ± Std
(%) Ikan Awal Ikan Akhir
I 6,01 18,84 1,33
0:100 II 6,01 21,03 84 1,37
III 6,01 20.21 1,41
Rata-Rata 6,01 20,03 1,37± 0,066
I 6,01 23,30 1,61
25 : 75 II 6,01 23,66 84 1,63
III 6,01 23,81 1,64
Rata-Rata 6,01 23,59 1,63 ± 0,015
I 6,01 24,35 1,67
50:50 II 6,01 25,18 84 1,71
III 6,01 24,89 1,69
Rata-Rata 6,01 24,81 1,69 ± 0,042
I 6,01 21,66 1,53
75 : 25 % II 6,01 19,13 84 1,38
III 6,01 18,44 1,33
Rata-Rata 6,01 19,74 1,41 ± 0,104
I 6,01 19,34 1,39
100 : 0 % II 6,01 18,82 84 1,36
III 6,01 18,84 1,36
Rata-Rata 6,01 19 1,37 ± 0,017
I 6,01 18,4 1,33
Kontrol II 6,01 18,99 84 1,37
III 6,01 19,62 1,41
Rata-Rata 6,01 19 1,37±0,040
Lampiran 29. Hasil analisis ragam pertumbuhan harian rata-rata ikan nila
Sum of Squares Df Mean F Sig
Square
Between
Groups .274 5 .055 17.304 0,000S
Within Groups .038 12 .003
Total .312 17
S: significant
Lampiran 30. Hasil uji W-Tuckey pertumbuhan harian ikan nila
Mean 95% Confidence Interval
(I) (J) Difference Std. Lower Upper
PERLAKUAN PERLAKUAN (I-J) Error Sig. Bound Bound
*
25:50% -.19667 0,04595 0,011 -0,3510 -0,0423
50:50% -.24667* 0,04595 0,002 -0,4010 -0,0923
0:100 75:25% .01667 0,04595 0,999 -0,1377 0,1710
100:0% .06000 0,04595 0,777 -0,0943 0,2143
Kontrol .06000 0,04595 0,777 -0,0943 0,2143
50:50% -.05000 0,04595 0,877 -0,2043 0,1043
75:25% .21333* 0,04595 0,006 0,0590 0,3677
25:50% 100:0% .25667* 0,04595 0,001 0,1023 0,4110
0:100% .19667* 0,04595 0,011 0,0423 0,3510
Kontrol .25667* 0,04595 0,001 0,1023 0,4110
25:50% .05000 0,04595 0,877 -0,1043 0,2043
75:25% .26333* 0,04595 0,001 0,1090 0,4177
50:50% 100:0% .30667* 0,04595 0,000 0,1523 0,4610
0:100% .24667* 0,04595 0,002 0,0923 0,4010
Kontrol .30667* 0,04595 0,000 0,1523 0,4610
25:50% -.21333* 0,04595 0,006 -0,3677 -0,0590
50:50% -.26333* 0,04595 0,001 -0,4177 -0,1090
75:25% 100:0% .04333 0,04595 0,927 -0,1110 0,1977
0:100% -.01667 0,04595 0,999 -0,1710 0,1377
Kontrol .04333 0,04595 0,927 -0,1110 0,1977
25:50% -.25667* 0,04595 0,001 -0,4110 -0,1023
50:50% -.30667* 0,04595 0,000 -0,4610 -0,1523
100:0% 75:25% -.04333 0,04595 0,927 -0,1977 0,1110
0:100% -.06000 0,04595 0,777 -0,2143 0,0943
Kontrol .00000 0,04595 1,000 -0,1543 0,1543
25:50% -.25667* 0,04595 0,001 -0,4110 -0,1023
*
50:50% -.30667 0,04595 0,000 -0,4610 -0,1523
Kontrol 75:25% -.04333 0,04595 0,927 -0,1977 0,1110
100:0% .00000 0,04595 1,000 -0,1543 0,1543
0:100% -.06000 0,04595 0,777 -0,2143 0,0943
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 31. Rasio konversi pakan rata-rata ikan nila
Kombinasi
W0 WT D F FCR ± Std
TJIC : TIK Ulangan
I 60,12 113,05 34,47 297,96 2,94
0:100 II 60,12 126,20 26,31 294,41 2,90
III 60,12 121,24 28,30 286,00 2,87
Rata-Rata I 60,12 113,05 34,47 297,96 2,94±0,492
I 60,12 163,07 20,60 361,70 2,75
25 : 75 II 60,12 165,63 20,02 363,05 2,76
III 60,12 142,85 33,94 327,70 2,68
Rata-Rata 60,12 157,18 24,85 350,82 2,73±0,158
I 60,12 194,64 18,39 396,75 2,96
50:50:00 II 60,12 174,24 25,69 369,86 2,52
III 60,12 170,44 19,71 376,29 3,03
Rata-Rata 60,12 179,77 21,26 380,97 2,84±0,404
I 60,12 151,59 19,50 335,46 3,42
75:25:00 II 60,12 114,80 24,65 270,54 2,78
III 60,12 110,65 24,65 267,57 3,13
Rata-Rata 60,12 125,68 22,93 291,19 3,11±0,108
I 60,12 135,00 27,15 329,10 3,02
100 :0 II 60,12 112,92 25,34 263,97 2,86
III 60,12 131,85 18,18 309,13 2,92
Rata-Rata I 60,12 163,07 20,60 361,70 2,75±0,115
I 60,12 165,58 6,03 393,49 3,40
Kontrol II 60,12 189,88 0,00 440,02 3,55
III 60,12 176,54 16,21 430,88 3,30
Rata-Rata 60,12 177,33 7,41 421,46 3,42±0,321
Lampiran 32. Hasil analisis ragam rasio konversi pakan ikan nila
Sum of Squares Df Mean F Sig
Square
Between s
Groups 1.229 5 .246 9.232 .001
Within Groups .319 12 .027
Total 1.548 17
S: significant
Lampiran 33. Hasil Uji W-Tuckey rasio konversi pakan nila
Mean 95% Confidence Interval
(I) (J) Difference Std. Lower Upper
PERLAKUAN PERLAKUAN (I-J) Error Sig. Bound Bound
*
25 : 75 .39000 .13321 .013 .0998 .6802
*
50 : 50 .55667 .13321 .001 .2664 .8469
0:100 75 : 25 -.05667 .13321 .678 -.3469 .2336
100 : 0 -.08333 .13321 .543 -.3736 .2069
Kontrol -.12333 .13321 .373 -.4136 .1669
*
0:100 -.39000 .13321 .013 -.6802 -.0998
50 : 50 .16667 .13321 .235 -.1236 .4569
25:50% 75 : 25 -.44667 *
.13321 .006 -.7369 -.1564
*
100 : 0 -.47333 .13321 .004 -.7636 -.1831
*
Kontrol -.51333 .13321 .002 -.8036 -.2231
*
0:100 -.55667 .13321 .001 -.8469 -.2664
25 : 75 -.16667 .13321 .235 -.4569 .1236
*
50:50% 75 : 25 -.61333 .13321 .001 -.9036 -.3231
*
100 : 0 -.64000 .13321 .000 -.9302 -.3498
*
Kontrol -.68000 .13321 .000 -.9702 -.3898
0:100 .05667 .13321 .678 -.2336 .3469
*
25 : 75 .44667 .13321 .006 .1564 .7369
75:25% 50 : 50 .61333 *
.13321 .001 .3231 .9036
100 : 0 -.02667 .13321 .845 -.3169 .2636
Kontrol -.06667 .13321 .626 -.3569 .2236
0:100 .08333 .13321 .543 -.2069 .3736
*
25 : 75 .47333 .13321 .004 .1831 .7636
100:0% 50 : 50 .64000 *
.13321 .000 .3498 .9302
75 : 25 .02667 .13321 .845 -.2636 .3169
Kontrol -.04000 .13321 .769 -.3302 .2502
0:100 .12333 .13321 .373 -.1669 .4136
*
25 : 75 .51333 .13321 .002 .2231 .8036
Kontrol 50 : 50 .68000 *
.13321 .000 .3898 .9702
75 : 25 .06667 .13321 .626 -.2236 .3569
100 : 0 .04000 .13321 .769 -.2502 .3302
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 34. Tingkat kelangsungan hidup rata-rata ikan nila
Kombinasi
TJIC : TIK (%) Ulangan Ikan Awal Ikan Akhir SR ± std (%)
I 10 7 70
0:100 II 10 7 70
III 10 8 80
Rata-Rata 10 7,33 73,33 ± 5,773
I 10 8 80
25 : 75 II 10 7 70
III 10 8 80
Rata-Rata 10 7,66 76,66 ± 5,773
I 10 7 70
50 : 50 II 10 8 80
III 10 8 70
Rata-Rata 10 7,66 76,66 ± 5,773
I 10 8 80
75 :25 II 10 6 60
III 10 7 70
Rata-Rata 10 7 70 ± 10,000
I 10 7 70
100 :0 II 10 8 80
III 10 7 70
Rata-Rata 10 7,33 73,33 ± 5,773
I 10 9 90
Kontrol II 10 10 100
III 10 9 90
Rata-Rata
10 9,33 93,33 ± 5,773
Lampiran 35. Hasi analisis ragam tingkat kelangsungan hidup ikan nila
Sum of Squares Df Mean F Sig
Square
Between
Groups 1066.667 5 213.333 4.800 .012S
Within Groups 533.333 12 44.444
Total 1600.000 17
S: significant
Lampiran 36. Hasil uji lanjut W-Tuckey tingkat kelangsungan hidup ikan nila
Mean 95% Confidence Interval
(I) (J) Difference Std. Lower Upper
PERLAKUAN PERLAKUAN (I-J) Error Sig. Bound Bound
25:50% -6.66667 4.30331 .147 -16.0428 2.7095
50:50% -6.66667 4.30331 .147 -16.0428 2.7095
0:100 75:25% -3.33333 4.30331 .454 -12.7095 6.0428
100:0% -6.66667 4.30331 .147 -16.0428 2.7095
*
Kontrol -33.33333 4.30331 .000 -42.7095 -23.9572
50:50% 3.33333 5.44331 .552 -8.5266 15.1933
75:25% 6.66667 5.44331 .244 -5.1933 18.5266
25:50% 100:0% 3.33333 5.44331 .552 -8.5266 15.1933
0:100% 3.33333 5.44331 .552 -8.5266 15.1933
*
Kontrol -16.66667 5.44331 .010 -28.5266 -4.8067
25:50% -3.33333 5.44331 .552 -15.1933 8.5266
75:25% 3.33333 5.44331 .552 -8.5266 15.1933
50:50% 100:0% .00000 5.44331 1.000 -11.8600 11.8600
0:100% .00000 5.44331 1.000 -11.8600 11.8600
*
Kontrol -20.00000 5.44331 .003 -31.8600 -8.1400
25:50% -6.66667 5.44331 .244 -18.5266 5.1933
50:50% -3.33333 5.44331 .552 -15.1933 8.5266
75:25% 100:0% -3.33333 5.44331 .552 -15.1933 8.5266
0:100% -3.33333 5.44331 .552 -15.1933 8.5266
*
Kontrol -23.33333 5.44331 .001 -35.1933 -11.4734
25:50% -3.33333 5.44331 .552 -15.1933 8.5266
50:50% .00000 5.44331 1.000 -11.8600 11.8600
100:0% 75:25% 3.33333 5.44331 .552 -8.5266 15.1933
0:100% .00000 5.44331 1.000 -11.8600 11.8600
*
Kontrol -20.00000 5.44331 .003 -31.8600 -8.1400
*
25:50% 16.66667 5.44331 .010 4.8067 28.5266
*
50:50% 20.00000 5.44331 .003 8.1400 31.8600
Kontrol 75:25% 23.33333
*
5.44331 .001 11.4734 35.1933
*
100:0% 20.00000 5.44331 .003 8.1400 31.8600
*
0:100% 20.00000 5.44331 .003 8.1400 31.8600
Jeroan Ikan Bahan Baku Pakan Uji