Anda di halaman 1dari 7

UJI BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA MATA AIR

BUKIT SIKUMBANG DESA PULAU SARAK KECAMATAN KAMPAR

Kartini Winasari
Rita Endriani
Fifia Chandra
kartiniwinasari@ymail.com

ABSTRACT

Water spring in Bukit Sikumbang Desa Pulau Sarak Kecamatan Kampar are used by people in
the village to be sourced of drinking water. The water springs are appear from the land
naturraly. The study aims to knowed bacteriological's quality of the drinking water from Bukit
Sikumbang Desa Pulau Sarak Kecamatan Kampar's Water Springs. The method of this study
was laboratoric description, the bacterological test had been collecting from 10 drinking water
managing that sourced from Bukit Sikumbang's water springs by tap water that patch in
distribution tub. The result showed that 100% sample contaminated by Coliform and 50%
sample had positif result for containing Escherichia coli, so it did not fulfill the standart for
health that had been established by Department of Health of Republic of Indonesia in
"Permenkes" number: 492/MENKES/PER/IV/2010.

Keywords: water springs, water quality, drinking water, Coliform, Escherichia coli

PENDAHULUAN nomor: 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang


syarat-syarat kualitas air minum bahwa air
Air sangatlah penting bagi manusia, minum tidak diperbolehkan mengandung
dimana 60% berat badan manusia bakteri Coliform dan Escherichia coli
1
komponennya adalah air. Manfaat utama air (E.coli).5 Adanya bakteri E.coli di dalam air
bagi manusia sebagai bahan baku air minum.2 minum mengindikasikan air telah
Air minum dapat berasal dari air hujan, air terkontaminasi oleh kotoran manusia atau
permukaan, air tanah dan mata air.3 Air yang hewan, berdampak timbulnya penyakit diare
bersumber dari mata air dapat langsung dan gastroenteritis lainnya.6
diminum jika belum tercemar.4 Berdasarkan Studi Basic Human
Departemen Kesehatan Republik Services (BHS) di Indonesia tahun 2006,
Indonesia (Depkes RI) telah menetapkan 47,5% air minum yang dikonsumsi oleh
kualitas air secara mikrobiologis, melalui masyarakat Indonesia mengalami kontaminasi
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI
1
JOM FK Vol.2 No.2 Okt 2015
E.coli penyebab diare.7 Hasil penelitian Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone
Zakianis (2003) menunjukkan adanya E.coli di Bolango menunjukkan keberadaan bakteri
dalam sampel air mempunyai resiko terjadinya Coliform dan E.coli.13 Penelitian lain juga
diare pada bayi sebesar 2,752 kali.8 Hasil dilakukan oleh Lewerissa F dan Kaihena M
Penelitian Wandansari PA (2014) (2009) tentang analisis kualitatif bakteri
menunjukkan bahwa ada hubungan antara Coliform dan Fecal coliform pada mata air
kualitas sumber air minum dengan kejadian Desa Saparua Kecamatan Saparua Kabupaten
diare di Desa Karangmangu Kecamatan Maluku Utara, didapatkan bahwa mata air
Sarang Kabupaten Rembang.9 Desa Saparua Kecamatan Saparua Kabupaten
Berdasarkan data dari Direktoral Maluku Utara menunjukkan keberadaan
Jendral Bina Pelayanan Medik Kementrian bakteri Coliform dan E.coli.14
Kesehatan RI pada tahun 2008, dilaporkan Air minum masyarakat di Desa Pulau
bahwa penyakit diare dan gastroenteritis Sarak Kecamatan Kampar bersumber dari
merupakan penyakit utama yang menyebabkan beberapa mata air yang berada di kaki Bukit
pasien rawat inap rumah sakit di Indonesia Sikumbang yang dikelola oleh 10 pengelola air
sebanyak 200.412 kasus.10 Menurut data Riset minum. Berdasarkan observasi pada pengelola
Kesehatan Daerah 2007 prevalensi diare air minum, air yang dijual kepada masyarakat
menurut provinsi, dari 33 provinsi urutan ke 8 tanpa melalui proses pengolahan, masing-
terbanyak adalah Provinsi Riau sebesar masing pengelola mengalirkan air dari mata air
10,3%.7 Pada tahun 2008 Dinas Kesehatan melalui sistem perpipaan yang melewati
Kampar melaporkan penyakit diare dan pemukiman dan perkebunan masyarakat.
gastroenteritis merupakan penyakit urutan ke 4 Pengelola air minum memiliki bak
dari 10 penyakit terbanyak di Kabupaten pendistribusian untuk menampung air sebelum
Kampar yaitu 18.449 kasus.11 Berdasarkan dijual kepada masyarakat. Konstruksi
profil Puskesmas Kampar dari tahun 2010 beberapa bak pendistribusian terbuat dari
sampai 2013 angka kejadian diare cenderung semen yang dilapisi keramik dan tidak kedap
meningkat, dimana angka kejadiannya air. Masyarakat membeli air dengan membawa
berturut-turut 954 kasus, 1123 kasus, 1284 wadah sendiri dan mengisi air sendiri melalui
kasus, 1470 kasus.12 Hasil studi World Health keran air yang menempel di bak
Organization (WHO) pada tahun 2007, 94% pendistribusian. Kondisi cara produksi ini
kasus diare dicegah dengan meningkatkan masih memungkinkan air minum
akses air bersih, sanitasi, perilaku higienis dan terkontaminasi oleh zat-zat kimia, fisik,
pengolahan air minum skala rumah tangga.7 radioaktif dan mikrobiologi seperti E.coli dan
Daerah di Indonesia masih banyak Coliform lainnya.
yang menggunakan mata air sebagai sumber Masyarakat Desa Pulau Sarak sebagian
air minum, salah satunya di Desa Bilungala besar menggunakan mata air ini sebagai
Utara Kecamatan Bone Pantai Kabupaten sumber air minum tanpa dimasak terlebih
Bone Bolango. Air yang dijadikan sumber air dahulu. Hasil pemeriksaan kualitas air pada
minum oleh masyarakat Desa Bilungala Utara salah satu distributor air minum dari mata air
tidak melalui proses produksi, air dialirkan Bukit Sikumbang Desa Pulau Sarak
dari mata air langsung masuk ke dalam pipa Kecamatan Kampar pada awal berdirinya
buatan masyarakat sehingga air mudah ditemukan total bakteri Coliform sebanyak
terkontaminasi. Berdasarkan penelitian 43/100 ml sampel air.15 Hasil wawancara
Pomalingo M (2012) yang sampelnya berasal dengan masyarakat Desa Pulau Sarak
dari sumber mata air Desa Bilungala Utara
2
JOM FK Vol.2 No.2 Okt 2015
menyebutkan bahwa setiap tahun anggota HASIL PENELITIAN
keluarga ada yang mengalami diare.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti Telah dilakukan pengambilan data uji
tertarik untuk melakukan penelitian tentang uji bakteriologis air untuk mengidentifikasi
bakteriologis air minum pada mata air Bukit Coliform, Fecal coliform dan Escherichia coli
Sikumbang Desa Pulau Sarak Kecamatan pada sampel air minum yang bersumber dari
Kampar. mata air Bukit Sikumbang Desa Pulau Sarak
Kecamatan Kampar di Laboratorium
METODE PENELITIAN Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Riau. Sampel pada penelitian ini diambil
Lokasi Penelitian sebanyak 3 kali pengulangan di tempat yang
Penelitian ini dilakukan dengan sama untuk mengurangi bias. Secara fisik
mengambil sampel mata air di Bukit seluruh sampel air minum dari mata air Bukit
Sikumbang Desa Pulau Sarak Kecamatan Sikumbang Desa Pulau Sarak terlihat jernih,
Kampar. Uji bakteriologi dilakukan di tidak berbau dan tidak berasa.
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Riau pada Maret 2015 Uji penduga (presumptive test)
dengan menggunakan metode Most Proable menggunakan medium lactose broth (LB)
Number (MPN) seri tabung 5 5 5. yang diinkubasi pada suhu 370C selama 24
jam. Hasil positif (+) Coliform ditandai dengan
adanya gas yang terperangkap di dalam tabung
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Durham. Pada semua pengambilan sampel
deskriptif laboratorik yaitu melakukan uji didapatkan hasil uji penduga (presumptive
bakteriologis air minum yang dikelola oleh 10 test) 100% sampel air minum telah
pengelola air minum yang bersumber dari terkontaminasi oleh Coliform. Hasil yang
mata air Bukit Sikumbang Desa Pulau Sarak diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai
Kecamatan Kampar. berikut :

Tabel 4.1 Hasil analisis uji penduga (presumptive


Populasi dan Sampel test) untuk Coliform
Hasil uji n Persen (%)
Populasi pada penelitian ini adalah air
Sampel (+) 10 100%
minum dari mata air Bukit Sikumbang Desa Sampel (-) 0 0%
Pulau Sarak Kecamatan Kampar yang dikelola Total 10 100%
oleh 10 pengelola air minum. Sampel pada Keterangan n=jumlah keseluruhan sampel
penelitian ini adalah semua populasi yang
Indeks MPN tertinggi ditemukan pada
diambil dari masing-masing pengelola air
sampel air I yaitu 180/100 ml air dan diikuti
minum melalui air keran. Sampel diambil
oleh sampel air H yaitu 159,3/100 ml air.
sebanyak 3 kali pengulangan.
Sampel yang positif pada tahap uji
Pengolahan dan Penyajian Data penduga (presumptive test) dilanjutkan ke
Data yang diperoleh diolah secara tahap uji penguat (confirmed test)
komputerisasi dengan menggunakan Microsoft menggunakan medium brilliant green lactose
office excel dan dibandingkan tabel MPN, broth (BGLB) diinkubasi selama 24 jam
kemudian disajikan dalam bentuk tabel secara duplo yaitu pada suhu 370C untuk
distribusi frekuensi. melihat kontaminasi Coliform dan suhu 44,50C
untuk melihat kontaminasi Fecal coliform,
3
JOM FK Vol.2 No.2 Okt 2015
didapatkan 100% sampel memberikan hasil dengan pewarnaan Gram, terlihat bakteri
yang positif (+) terkontaminasi oleh Coliform berbentuk batang dan Gram negatif.
dan 70% sampel memberikan hasil yang
positif (+) terkontaminasi oleh Fecal coliform. PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
4.2 sebagai berikut: Kontaminasi air oleh bakteri patogen
yang paling sering digunakan sebagai
Tabel 4.2 Hasil analisis uji penguat (confirmed test)
untuk Coliform suhu 370C dan Fecal coliform suhu
indikator adalah Eschericia coli dan
45,50C kelompok Coliform lainnya.3 Kehadiran
Hasil suhu 370C suhu 44,50C kelompok bakteri tersebut ditentukan
uji n Persen (%) n Persen (%) berdasarkan beberapa cara pengujian
Sampel 10 100% 7 70% diantaranya dengan uji Most Probable Number
(+)
(MPN). Uji MPN memiliki beberapa cara
Sampel 0 0% 3 30%
(-) dalam perhitungannya berdasarkan jumlah
Total 10 100% 10 100% tabung setiap serinya yaitu 3, 5, 8, 10. Menurut
Keterangan n = jumlah keseluruhan sampel International Standard Organization (ISO)
menggunakan 5 atau lebih tabung setiap
Hasil dari pemeriksaan uji penguat serinya maka semakin akurat nilai yang
yang positif (+) pada suhu 370C akan dihasilkan.16
dilanjutkan ke tahap pemeriksaan selanjutnya Uji penduga (presumptive test) dapat
yaitu uji pelengkap (completed test) dengan dilihat bahwa seluruh sampel (100%) air yang
menginokulasi sampel yang positif pada media bersumber dari mata air Bukit Sikumbang
agar EMB yang selanjutnya dilakukan Desa Pulau sarak Kecamatan Kampar telah
pewarnaan Gram. Sampel yang diperiksa terkontaminasi oleh Coliform (Tabel 4.1) dan
menggunakan media agar EMB menunjukkan diperkuat dengan uji penguat (confirmed test)
50% adalah negatif (-) E.coli, hal ini dapat (Tabel 4.2) sebanyak 100% sampel yang
dilihat pada media agar EMB tidak terdapat positif Coliform.
koloni berwarna merah dengan kilat logam Kemungkinan penyebab kontaminasi
(metallic sheen). Hasil yang diperoleh pada uji bakteri Coliform yang terjadi pada pengelola
pelengkap (completed test) dapat dilihat pada air minum yang bersumber dari mata air Bukit
Tabel 4.3 sebagai berikut : Sikumbang Desa Pulau Sarak Kecamatan
Tabel 4.3 Hasil analisis uji pelengkap (completed test)
Kampar dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
untuk E.coli
Hasil uji n Persen (%)
letak geografis sumber mata air dan cara
Sampel (+) 5 50% pengaliran air dari sumber. Para pengelola air
Sampel (-) 5 50% minum mengalirkan air dari sumbernya
Total 10 100% melalui sambungan pipa-pipa melewati
Keterangan n = jumlah keseluruhan sampel perkebunan masyarakat hingga ketempat
pendistribusian, panjang pipa-pipa tersebut
Suspensi bakteri dari media agar EMB
lebih kurang 2 km, pipa-pipa tersebut memiliki
diinokulasikan dalam tabung reaksi yang berisi
ketebalan 2,5 inchi dan pada saat pemasangan
medium BGLB, diinkubasi selama 24 jam
pertama pipa-pipa tersebut tidak ada yang
pada suhu 44,50C, dimana 50% sampel yang
dicuci hamakan terlebih dahulu.
positif pada uji penguat (confirmed test)
Berdasarkan persyaratan bakteriologis
membentuk gas dalam BGLB dan dilanjutkan
air minum menurut Permenkes RI nomor:
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat-
4
JOM FK Vol.2 No.2 Okt 2015
syarat kualitas air minum bahwa air minum dari total keseluruhan sampel (Tabel 4.2),
tidak diperbolehkan mengandung bakteri sedangkan dari uji pelengkap (completed test)
Coliform dan Eschericia coli (E.coli).5 Berarti didapatkan hanya 50% sampel yang positif (+)
air dari pengelola air minum yang bersumber mengandung E.coli. Hal ini disebabkan oleh
dari mata air Bukit Sikumbang Desa Pulau kemungkinan adanya bakteri Fecal coliform
Sarak Kecamatan Kampar tidak memenuhi selain E.coli yang mengkontaminasi air
persyaratan sebagai air minum. diantaranya genus Klebsiella pneumonia,
Hal ini sesuai dengan penelitian yang Salmonella dan Shigella.28
dilakukan oleh Lewerissa F dan Kaihena M Kontaminasi bakteri Fecal coliform
(2009) tentang analisis kualitatif bakteri yang terjadi pada air minum yang bersumber
Coliform dan Fecal coliform pada mata air dari mata air Bukit Sikumbang Desa Pulau
Desa Saparua Kecamatan Saparua Kabupaten Sarak Kecamatan Kampar kemungkinan
Maluku Utara. Nilai MPN mata air 1 untuk dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat disekitar
bakteri Coliform 4 MPN/100 ml, positif Fecal pengolahan air dan cara produksi
coliform dan E.coli sedangkan mata air II penyimpanan air minum. Aktivitas seperti
untuk bakteri Coliform 30 MPN/100 ml, mencuci, mandi dan adanya margasatwa
positif Fecal coliform dan E.coli. Berdasarkan disekitar mata air bisa menghadirkan bakteri
hasil penelitian ini didapatkan bahwa mata air pencemar seperti Fecal coliform.
Desa Saparua Kecamatan Saparua Kabupaten Proses produksi air minum yang tidak
Maluku Utara menunjukkan keberadaan sesuai dengan pedoman cara produksi depot
bakteri Coliform dan E.coli sehingga tidak air minum juga menyebabkan air minum
memenuhi syarat kualitas air minum yang mudah terkontaminasi.18 Secara umum
telah ditetapkan Permenkes RI untuk baku produksi air minum dari air baku sebelum
mutu air minum, sementara itu masyarakatnya didistribusikan ke masyarakat dilakukan
menjadikan mata air ini sebagai sumber air terlebih dahulu hal-hal yaitu air dialirkan
minum.14 kedalam bak pengendap untuk mengendapkan
Penelitian lain juga dilakukan oleh suspensi padat. Jika suspensi tersebut tidak
Pomalingo M (2012) yang sampelnya berasal dapat diendapkan maka dihilangkan dengan
dari sumber mata air Pegunungan Aladi di cara koagulan dengan mengalirkan air ke bak
Desa Bilungala Utara Kecamatan Bone Pantai koagulan, disini ditambahkan bahan koagulan
Kabupaten Bone Bolango. Hasil penelitian ini Al2(SO4)3 atau Fe2(Cl3)4 yang dapat
menunjukkan keberadaan bakteri Coliform dan mengikat koloid menjadi flok yang disebut
E.coli tetapi 56,5% masyarakatnya menjadikan dengan proses flokulasi. Untuk menghilangkan
mata air ini sebagai sumber air minum.13 kekeruhan air melalui proses penyaringan
Penelitian yang dilakukan oleh Arthana pasir dengan ketebalan 0,6-0,9 meter. Hal
(2004) bahwa kualitas air beberapa mata air di yang terpenting adalah menghilangkan kuman
sekitar Bedugul, Bali mengandung bakteri yang ada pada air dengan desinfektan bisa
total Coliform tertinggi pada mata air Pura dibubuhi larutan kaporit atau menggunakan
Teratai Bang sebanyak 140 MPN/100 ml alat ozone dan atau sinar ultra violet.
dibandingkan dengan mata air Gesing dan Selanjutnya air ditampung di bak
mata air Buyan masing-masing 43 MPN/100 penampungan dan siap dialirkan ke instalasi
ml dan 0 MPN/100 ml. Ketiga mata air distribusi.3
tersebut tidak mengandung bakteri E.coli.17
Air minum yang positif (+)
terkontaminasi Fecal coliform sebanyak 70%
5
JOM FK Vol.2 No.2 Okt 2015
SIMPULAN DAN SARAN d. Masyarakat
Bagi masyarakat yang menggunakan
Simpulan mata air sebagai sumber air minum harus
Berdasarkan hasil pengambilan data uji memasak air yang diminum.
bakteriologis air minum pada mata air Bukit e. Peneliti Lain
Sikumbang Desa Pulau Sarak Kecamatan Disarankan bagi peneliti lainnya yang
Kampar, maka dapat diambil simpulan sebagai ingin melakukan penelitian lanjutan untuk
berikut: meneliti kualitas fisik, kimia dan radioaktif
1. Air minum dari mata air Bukit Sikumbang pada air minum yang bersumber dari mata
Desa Pulau Sarak Kecamatan Kampar air Bukit Sikumbang Desa Pulau Sarak
sebanyak 100% mengandung bakteri Kecamatan Kampar.
Coliform.
2. Air minum dari mata air Bukit Sikumbang
DAFTAR PUSTAKA
Desa Pulau Sarak Kecamatan Kampar
sebanyak 50% mengandung bakteri E.coli. 1. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6,
Jakarta: EGC; 2011. h. 607.
Saran
2. Soemirat J. Kesehatan lingkungan. Gadjah
Berdasarkan simpulan di atas, maka
Mada University Press. Yogyakarta; 2011.
ada beberapa hal yang penulis sarankan
h.103-104.
sebagai berikut:
3. Sarudji D. Kesehatan lingkungan. Karya
a. Dinas Kesehatan Kampar
putra darwati. Bandung; 2010. h. 165-201.
Memberikan sosialisasi kepada
4. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat
pengelola air minum tentang syarat
ilmu dan seni. Rineka cipta. Jakarta; 2007.
mendirikan depot air minum. Mewajibkan
5. Departemen Kesehatan RI. Peraturan
seluruh pengelola air minum untuk
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
mendapatkan surat tanda izin usaha (SITU)
nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
pendirian depot air minum serta
tentang persyaratan kualitas air minum.
melakukan pengawasan secara berkala
Jakarta; 2010.
terhadap kualitas air minum yang
6. Daniel M, Benjamin L. Contagious acute
bersumber dari mata air Bukit Sikumbang
gastrointestinal infections. N Engl J Med.
Desa Pulau Sarak Kecamatan Kampar.
2004 [cited 2014 Nov 08]; 351:23.
b. Puskesmas Kampar
Availablefrom:
Memberikan penyuluhan kepada
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJ
masyarakat Desa Pulau Sarak tentang
Mra041837
pengolahan air sebelum diminum.
7. Departemen Kesehatan RI. Keputusan
c. Pengelola air minum
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Pengelola air minum harus mengurus
Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang
SITU produksi air minum dan melakukan
strategi nasional sanitasi total berbasis
pemeliharaan, pemeriksaan kualitas air
masyarakat. Jakarta; 2008.
minum secara berkala 3 bulan sekali serta
8. Zakianis. Kualitas bakteriologis air bersih
melakukan perbaikan secara terus menerus
sebagai faktor risiko terjadinya diare pada
dalam memproduksi air minum sebagai
bayi di Kecamatan Pancoran Mas Kota
upaya untuk melindungi kesehatan
Depok Tahun 2003. [Tesis]. Jakarta.
masyarakat.
Universitas Indonesia; 2003.
6
JOM FK Vol.2 No.2 Okt 2015
9. Wandansari PA. Hubungan antara kualitas 18. Departemen Perindustrian dan
sumber air minum dengan kejadian diare di Perdagangan RI. Keputusan Menteri
Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Perindustrian dan Perdagangan Republik
Kabupaten Rembang. Semarang. Ilmu Indonesia nomor 651/MPP/kep/10/2004
kesehatan masyarakat Fakultas ilmu tentang persyaratan teknis depot air minum
keolahragaan Universitas Negeri dan perdagangannya. Jakarta;2004
Semarang; 2014.
10. Departemen Kesehatan RI. Situasi diare di
indonesia. Buletin jendela data dan
informasi kesehatan. Subdit pengendalian
diare dan infeksi saluran pencernaan
kemenkes RI. Jakarta; 2011.
11. Dinas Kesehatan Kampar. Profil Dinas
Kesehatan Kampar. Bangkinang; 2008.
12. Puskesmas Kampar. Profil Puskesmas
Kampar. Airtiris; 2014.
13. Pomalingo M. Studi kualitas bakteriologi
pada sumber mata air pegunungan aladi
sebagai air minum di Desa Bilungala Utara
Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone
Bolango. [skripsi]. Gorontalo: Fakultas
ilmu kesehatan dan keolahragaan
Universitas Gorontalo; 2012.
14. Lewerissa F, Kaihena M. Analisis
Kualitatif Bakteri Coliform dan Fecal
coliform pada Mata Air Desa Saparua
Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku
Utara. Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pattimura. Maluku Utara;
2009.
15. Laboratorium Kesehatan Daerah Kampar.
Hasil pemeriksaan kualitas air bersih.
Nomor 440/LABKES/2014/508.a.
Bangkinang; 2014.
16. International Standard Organization.
General requirement and guidance for
microbiological examinations.
Microbiology of food and animal feeding
stuffs. ISO 7218; 2007.
17. Arthana, IW. Studi kualitas air beberapa
mata air di sekitar Bedugul, Bali. Program
studi ilmu lingkungan,program pasca
sarjana, Universitas Udayana. Bali; 2004.

7
JOM FK Vol.2 No.2 Okt 2015

Anda mungkin juga menyukai