Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan. Banyak
hal yang diperoleh dari pendidikan. Baik tentang keterampilan, kepribadian, nilai
bersikap, pengetahuan dan lain sebagainya. Dalam bidang pendidikan yang
berperan penting khususnya dalam proses pembelajaran adalah guru. Guru
merupakan seorang yang bertugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Undang-
undang Guru dan Dosen, 2005:3). Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat
besar terhadap kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan yang harus dilakukan adalah pendidikan yang dapat
mengembangkan potensi masyarakat, mampu menumbuhkan kemauan serta bisa
membangkitkan motivasi untuk menggali potensi dan mengembangkannya secara
optimal untuk membangun secara utuh dan menyeluruh. Pelaksanaan pendidikan,
khususnya pendidikan formal terjadi di lingkungan sekolah. Pendidikan di sekolah
merupakan salah satu dari tri pusat pendidikan. Hal ini hendaknya benar-benar
diperhatikan oleh guru. Sehingga guru harus benar-benar melaksanakan tugasnya
dengan sebaik mungkin. Dalam pelaksanaan tugasnya, guru hendaknya
merencanakan pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat menciptakan
pembelajaran yang bermutu dan menghasilkan peserta didik yang berkualitas
pula.
Dalam praktik pembelajaran yang baik di sekolah, guru harus memilih
metode pembelajaran yang dianggap paling tepat. Metode yang dipilih
disesuaikan dengan hakikat pembelajaran, karakteristik peserta didik, jenis materi
pelajaran, situasi dan kondisi lingkungan dan tujuan yang akan dicapai (Arif
Rohman, 2009:180). Salah satu mata pelajaran yang diberikan dari jenjang
pendidikan dasar adalah matematika. Mata pelajaran ini berfungsi untuk

1
2

mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan menggunakan rumus


matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui
materi bilangan pengukuran dan geometri (Kurikulum KTSP, 2006).
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang diperoleh dari pelajaran ini barmanfaat
untuk mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran orisinil, rasa ingin tahu, membuat
prediksi, dugaan, mencoba-coba dan mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah (Kurikulum KTSP, 2006). Sekarang ini, matematika masih menjadi mata
pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian besar siswa di Indonesia termasuk di
dalamnya siswa Sekolah Dasar (SD). Matematika merupakan mata pelajaran yang
bersifat abstrak, cenderung sulit diterima dan dipahami oleh peserta didik. Apabila
peserta didik dihadapkan pada suatu materi tertentu sedangkan dia belum siap
memahaminya, maka dia tidak saja akan gagal dalam belajar tetapi peserta didik
akan menakuti, membenci dan menghindari pelajaran tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kelas V SDIT Al-Fatih 1, pada mata
pelajaran matematika belum semua siswa bisa mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditentukan oleh guru yaitu 79. Hasil belajar siswa terlihat
bahwa dari 30 siswa, baru 11 siswa yang bisa mencapai nilai KKM. Sedangkan 19
siswa lain kesulitan untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal. Tidak semua
siswa bisa dengan mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ada
sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan sebagian lagi belum bisa
memahaminya. Adanya perbedaan kepemahaman siswa ini maka terjadi jarak
antara yang sudah paham dengan yang belum paham. Hal ini terjadi karena guru
lebih sering melakukan pembelajaran secara konvensional yang bersifat monoton
sehingga siswa cenderung bosan dengan cara guru mengajarkan berbagai materi
pelajaran. Guru kurang melakukan variasi pembelajaran dalam mengajarakan
siswa siswanya. Ada siswa yang mudah menerima pelajaran dan ada siswa yang
sulit menerima pelajaran dengan hanya ceramah saja yang dilakukan oleh guru.
Dan banyak pula siswa yang kurang memahami pelajaran takut bertanya langsung
kepada guru.
3

Saat peneliti melakukan pembelajaran di kelas V SDIT Al-Fatih 1 dalam


proses belajar mengajar, peneliti sebagai guru hanya melakukan metode ceramah
dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan
ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hasil wawancara
peneliti terhadap beberapa siswa kelas V SDIT Al-Fatih 1 menunjukkan bahwa
mereka mengatakan pelajaran yang paling sulit adalah matematika. Kesulitan
yang mereka sampaikan yaitu pada memahami materi dan menggunakannya.
Siswa sering mendengarkan penjelasan guru saja kemudian mengerjakan soal-soal
yang diperintahkan walau belum terlalu memahami materi yang diajarkan.
Agar proses pembelajaran dapat mengakomodasikan ilmu pengetahuan
keseluruh siswa dengan baik, maka peneliti memutuskan untuk menerapkan
metode pembelajaran Tutor Sebaya. Dalam proses pembelajaran ini, tutor dituntut
harus memiliki daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu
dapat menerangkan pelajaran kepada kawan. Model tutorial merupakan cara
penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul
untuk dipelajari siswa secara mandiri (Martinis, 2007: 73). Menggunakan metode
tutor sebaya dapat mengakomodasi siswa yang tidak berani bertanya kepada guru
tentang materi yang belum dipahaminya. Adanya tutor ini siswa yang belum
paham dapat leluasa bertanya kepada tutor yang merupakan temannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian dengan
judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Metode
Tutor Sebaya Siswa Kelas V Di SDIT Al-Fatih 1 Citra Raya Kabupaten
Tangerang”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dengan bantuan kolabor dapat
diidentifikasi kelemahan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil
pengamatan dan diskusi ditemukan beberapa permaslahan yang terjadi sebagai
berikut:
a. Hasil belajar matematika pada Ulangan Harian siswa kelasV SDIT Al-
Fatih 1 yang sudah memenuhi KKM hanya sebesar 37%.
b. Siswa cenderung pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran.
4

c. Siswa masih menganggap pelajaran matematika adlah pelajaran yang sulit


dan menakutkan.
d. Kemandirian siswa dalam belajar kurang tampak ketika menggunakan
metode ceramah.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diskusi yang dilakukan penulis
dengan supervisor 2 ditemukan beberapa penyebab rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika yaitu sebagai berikut:
a. Metode yang digunakan terfokus pada ceramah atau metode mengajar
yang digunakan kurang bervariasi sehingga tidak menarik perhatian siswa.
b. Kegiatan pembelajaran tidak melibatkan siswa secara aktif.
c. Siswa takut bertanya kepada guru ketika belum mengerti materi yang
dipelajari.
d. Guru menerangkan tanpa memperhatikan semua kondisi siswa apakah
telah menerima informasi dengan baik atau belum.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah penulis mengkaji analisis maslah tersebut, dan berdasarkan
masukan dari supervisor 2, maka penulis mengambil prioritas alternatif
pemecahan masalah yang akan dilakukan dengan menerapkan metode
Tutor Sebaya yang di harapkan:
a. Meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan kerjasama dalam proses pembelajaran.
c. Melatih kemampuan komunikasi pada diri siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: Apakah penerapan metode tutor sebaya dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V di SDIT Al-Fatih 1 Citra
Raya Kabupaten Tangerang?
5

C. Tujuan Penelitian
Sesuai masalah yang dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika kelas V SDIT Al-Fatih 1 Citra Raya Tahun Ajaran 2018/2019
dengan menggunakan metode Tutor Sebaya.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
kelas V SDIT Al-Fatih 1 Citra Raya Tahun Ajaran 2018/2019 dengan
menggunakan metode Tutor Sebaya.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pendidikan secara
langsung maupun tidak langsung.
1. Untuk Siswa
a) Dapat meningkatan minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
b) Dapat meningkatkan kemampuan kerjasama dalam pembelajaran.
c) Dapat melatih kemampuan komunikasi pada diri siswa.
2. Untuk Guru
a) Sebagai masukan guru untuk memilih konsep dasar teori dan metode
pembelajaran yang tepat supaya pembelajaran menjadi lebih bermakna
melalui variasi kegiatan yang dilakukan siswa.
b) Sebagai wacana mengenai pembelajaran aktif dengan penerapan teori
Gagne melalui metode pemecahan masalah yang memfokuskan pelajaran
Matematika terutama operasi hitung bilangan.
3. Untuk Sekolah
a) Dapat memberi sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka
memperbaiki proses pembelajaran di sekolah.
b) Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga pendidik atau guru lainnya
dalam menerapkan pembelajaran dengan konsep teori yag sesuai dengan
materi dan kondisi siswa.

Anda mungkin juga menyukai