Cover
Cover
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah diberikan
mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tingi. Pembelajaran matematika
terdapat materi yang mempelajari tentang operasi hitung. Pecahan tidak pernah
lepas dari operasi hitung baik penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun
pembagian. Materi pecahan telah diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari,
hanya saja siswa kurang memahami mengenai konsep pecahan, oleh karena itu
masih banyak siswa yang salah dalam mengerjakan dan memecahkan masalah
soal-soal pada materi pecahan.
Kesulitan siswa dalam memahami konsep pecahan, membuat siswa
merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi
pecahan.Menurut Gargnett (1998) kesulitan belajar matematika secara khusus
masuk dalam definisi kesulitan belajar. Namun pada kenyataannya, sering
terabaikan karena di kebanyakan sekolah, layanan pendidikan khusus didasarkan
pada berkesulitan belajar dalam bahasa (khususnya membaca), sedikit saja yang
diakses dan mendapat layanan remedial kesulitan belajar matematika. Ketika
mengalami kesulitan dalam bahasa belum tentu mengalami kesulitan belajar
matematika, tetapi belajar matematika sama pentingnya dengan kemampuan
dalam bahasa khususnya membaca. Sehingga dibutuhkan perhatian yang sama
dalam belajar matematika dan kemampuan bahasa.
Menurut Amir (2015), kemampuan pemecahan masalah matematika
merupakan kesanggupan siswa dalam mencari penyelesaian soal matematika yang
tidak segera dapat diselesaikan atau belum tampak jelas penyelesaiannya. Dalam
belajar matematika konsep dasarnya harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari. Belajar dalam matematika berbeda dengan belajar pada mata pelajaran yang
lain karena kita harus mendapatkan hasil yang konkrit. Bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar matematika diperlukan pemahaman konsep-konsep
pada bilangan pecahan terutama pada operasi hitung dasar yang lebih dan juga
rumusnya, oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu untuk
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)
meneliti dan menduga kesulitan belajar dalam memahami materi yang dialami
oleh siswa kelas V pada pokok bahasan bilangan pecahan.
Rumusan Masalah
Dari uraian latarbelakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu menganalisis kesulitan siswa dalam memahami materi pecahan campuran
dihadapi oleh siswa kelas V SDN Panggreh 2 Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo.
Tujuan Penelitan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan siswa dalam
memahami materi pecahan campuran yang dialami oleh siswa kelas V SDN
Panggreh 2 Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo pada pokok bahasan bilangan
pecahan campuran.
Kerangka Berfikir
Prestasi belajar matematika yang baik merupakan harapan dari semua
pihak. Apabila kenyataan tidak sesuai dari harapan, maka diperlukan langkah-
langkah dalam mengatasi kekurangan tersebut. Langkah pertama yang akan
dilakukan adalah dengan diagnosis kesulitan memahami pemahaman konsep
matematika. Pada dasarnya kegiatan diagnosis adalah merupakan proses upaya
memahami jenis dan karakteristiknya beserta dengan latar belakang dengan
menghimpun dan menggunakan berbagai data atau informasi selengkap dan
subyektif. Sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan.
Dalam mencari sebuah alternatif tentu ada pemecahan kesulitan tersebut. Siswa
seusia anak SD kelas V dalam memahami pembelajaran matematika masih sangat
perlu dibutuhkan suatu alat peraga yang dapat mengantarkan pemahaman anak
pada konsep yang dituju.
Hal yang juga turut berperan dalam kegiatan analisis kesulitan siswa
dalam memahami materi adalah kurikulum matematika SD yang nantinya
diterjemahkan ke dalam silabus dan rencana pembelajaran yang merupakan
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Dua orang siswa Kelas: V di SDN Panggreh 2 Kecamatan Jabon
Kabupaten Sidoarjo
Keterangan:
P1-P4= Pertanyaan nomor 1 sampai nomor 4 pada lembar tes.
Analisis hasil lembar tes dijabarkan dengan menganalisis setiap nomor soal tes.
Berikut hasil lembartes secar tertuli dan transkip wawancara dijabarkan sebagai
berikut ini.
Nomor 1
Pada tabel 1 diketahui bahwa siswa menjawab benar dengan memecahkan
masalah pada nomor 1 adalahsiswa IC. Siswa IC menggunakan pemahaman
konsep yang sempurna dalam penyelesaian soal nomor 1 tersebut.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode IC itu sudah baik karena sudah dapat mengerjakan soal dengan benar
hanya saja siswa tidak yakin dengan jawabannya.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa sudah baik.Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC. Seperti di
bawah ini :
1 4 1 8
RN : Caranya 1 = 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 2 6 = lalu dijumlahkan, kemudian
3 3 6
Nomor 2
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa sudah baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC. Seperti di
bawah ini :
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode RN itu belum memahami konsep penjumlahan pecahan campuran karena
dari jawaban soal yang dikerjakan siswa pembilang belum disesuaikan. Kemudian
siswa juga belum merubah dari pecahan biasa menjadi pecahan campuran
kembali.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa kurang baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)
Nomor 3
Pada tabel 1 diketahui bahwa siswa menjawab benar dengan memecahkan
masalah pada nomor 3 adalah siswa IC. Siswa IC menggunakan pemahaman
konsep yang sempurna dalam penyelesaian soal nomor 3 tersebut.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode IC itu sudah baik hanya saja jawaban siswa tidak benar karena salah
dalam mengalikan pembilang harusnya pembilang dikali 2 dan hasilnya 2 dan
siswa tidak yakin dengan jawabannya
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa sudah baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC. Seperti di
bawah ini :
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode RN itu belum memahami konsep penjumlahan pecahan campuran karena
dari jawaban soal yang dikerjakan siswa pembilang belum disesuaikan. Kemudian
siswa juga belum merubah dari pecahan biasa menjadi pecahan campuran
kembali.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa kurang baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC.
Nomor 4
Pada tabel 1 diketahui bahwa siswa menjawab benar dengan memecahkan
masalah pada nomor 3 adalah siswa IC. Siswa IC menggunakan pemahaman
konsep yang sempurna dalam penyelesaian soal nomor 3 tersebut.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa sudah baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC. Seperti di
bawah ini:
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode RN itu belum memahami konsep penjumlahan pecahan campuran karena
dari jawaban soal yang dikerjakan siswa pembilang belum disesuaikan. Kemudian
siswa juga belum merubah dari pecahan biasa menjadi pecahan campuran
kembali.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa kurang baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa :
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan
disebabkan oleh:
1) Menjumlah pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
2) Salah dalam mengubah bilangan pecahan campuran menjadi pecahan
biasa dan salah mengubah bilangan pecahan biasa menjadi pecahan
campuran.
3) Penyebut sudah disamakan tetapi pembilang belum disesuaikan.
4) Salah dalam menentukan KPK (kelipatan persekutuan terkecil) untuk
menyamakan penyebutnya.
5) Salah dalam menyederhanakan bilangan pecahan pada hasil akhir.
B. Saran
Hendaknya guru dapat memaksimalkan kegiatan proses belajar
mengajar dengan baik tidak hanya mengajar dengan target kurikulum
terselesaikan. Akan tetapi memperhatikan tingkat penguasaan dan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Sebaiknya setiap
akhir pertemuan atau tatap muka siswa selalu diberi sebuah tes dan
diberikan pekerjaan rumah. Kemudian akan diperiksa oleh guru sekaligus
meminta untuk menjelaskan setiap langkah yang mana yang belum dikuasai
siswa dalam mengerjakannya. Ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan
yaitu dengan menggunakan buku sumber yang tidak asing atau yang dapat
memahamkan siswa dalam materi. Bagi siswa hendaknya bersikap aktif
menerima buku sumber selain yang diberikan guru.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)
DAFTAR PUSTAKA