Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI

PECAHAN CAMPURAN KELAS V SEKOLAH DASAR

Hakiki May Khismawati (138620600168/8/PGSD A3) S-1 PGSD Universitas


Muhammadiyah Sidoarjo
hakiki.khismawati@gmail.com
Silvia Hidayati (138620600159/8/PGSD A3) S-1 PGSD Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo
ccaem52@gmail.com
Devi Dwi Jayanti (138620600180/8/PGSD A3) S-1 PGSD Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo
devidwijayanti05@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan siswa dalam


memahami materi pecahan campuran yang dialami oleh siswa kelas V pada pokok
bahasan bilangan pecahan campuran. Penelitian ini dilakukan di SDN Panggreh 2
Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Sampel pada penelitian ini adalah dua
siswa kelas V SDN Panggreh 2 Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik
pengambilan data menggunakan teknik tes dan wawancara. Teknik tes dalam
penelitian ini lembar tes yang berisi berisi soal uraian atau essay dan membahas
tentang materi pecahan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan disebabkan oleh (1) Menjumlah
pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut, (2) Salah dalam
mengubah bilangan pecahan campuran menjadi pecahan biasa dan salah
mengubah bilangan pecahan biasa menjadi pecahan campuran, (3) Penyebut
sudah disamakan tetapi pembilang belum disesuaikan, (4) Salah dalam
menentukan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) untuk menyamakan
penyebutnya, dan (5) salah dalam menyederhanakan bilangan pecahan pada hasil
akhir.

Kata Kunci : Analisis kesulitan, pemahaman, pecahan


(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah diberikan
mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tingi. Pembelajaran matematika
terdapat materi yang mempelajari tentang operasi hitung. Pecahan tidak pernah
lepas dari operasi hitung baik penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun
pembagian. Materi pecahan telah diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari,
hanya saja siswa kurang memahami mengenai konsep pecahan, oleh karena itu
masih banyak siswa yang salah dalam mengerjakan dan memecahkan masalah
soal-soal pada materi pecahan.
Kesulitan siswa dalam memahami konsep pecahan, membuat siswa
merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi
pecahan.Menurut Gargnett (1998) kesulitan belajar matematika secara khusus
masuk dalam definisi kesulitan belajar. Namun pada kenyataannya, sering
terabaikan karena di kebanyakan sekolah, layanan pendidikan khusus didasarkan
pada berkesulitan belajar dalam bahasa (khususnya membaca), sedikit saja yang
diakses dan mendapat layanan remedial kesulitan belajar matematika. Ketika
mengalami kesulitan dalam bahasa belum tentu mengalami kesulitan belajar
matematika, tetapi belajar matematika sama pentingnya dengan kemampuan
dalam bahasa khususnya membaca. Sehingga dibutuhkan perhatian yang sama
dalam belajar matematika dan kemampuan bahasa.
Menurut Amir (2015), kemampuan pemecahan masalah matematika
merupakan kesanggupan siswa dalam mencari penyelesaian soal matematika yang
tidak segera dapat diselesaikan atau belum tampak jelas penyelesaiannya. Dalam
belajar matematika konsep dasarnya harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari. Belajar dalam matematika berbeda dengan belajar pada mata pelajaran yang
lain karena kita harus mendapatkan hasil yang konkrit. Bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar matematika diperlukan pemahaman konsep-konsep
pada bilangan pecahan terutama pada operasi hitung dasar yang lebih dan juga
rumusnya, oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu untuk
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

meneliti dan menduga kesulitan belajar dalam memahami materi yang dialami
oleh siswa kelas V pada pokok bahasan bilangan pecahan.

Rumusan Masalah
Dari uraian latarbelakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu menganalisis kesulitan siswa dalam memahami materi pecahan campuran
dihadapi oleh siswa kelas V SDN Panggreh 2 Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo.

Tujuan Penelitan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan siswa dalam
memahami materi pecahan campuran yang dialami oleh siswa kelas V SDN
Panggreh 2 Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo pada pokok bahasan bilangan
pecahan campuran.

Kerangka Berfikir
Prestasi belajar matematika yang baik merupakan harapan dari semua
pihak. Apabila kenyataan tidak sesuai dari harapan, maka diperlukan langkah-
langkah dalam mengatasi kekurangan tersebut. Langkah pertama yang akan
dilakukan adalah dengan diagnosis kesulitan memahami pemahaman konsep
matematika. Pada dasarnya kegiatan diagnosis adalah merupakan proses upaya
memahami jenis dan karakteristiknya beserta dengan latar belakang dengan
menghimpun dan menggunakan berbagai data atau informasi selengkap dan
subyektif. Sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan.
Dalam mencari sebuah alternatif tentu ada pemecahan kesulitan tersebut. Siswa
seusia anak SD kelas V dalam memahami pembelajaran matematika masih sangat
perlu dibutuhkan suatu alat peraga yang dapat mengantarkan pemahaman anak
pada konsep yang dituju.
Hal yang juga turut berperan dalam kegiatan analisis kesulitan siswa
dalam memahami materi adalah kurikulum matematika SD yang nantinya
diterjemahkan ke dalam silabus dan rencana pembelajaran yang merupakan
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

pedoman pelaksanaan proses pembelajaran sekaligus pengambilan sumber materi


dengan evaluasinya. Tujuan dilakukan analisis kesulitan siswa dalam memahami
materi dikarenakan adanya sesuatu yang kurang dalam proses pembelajaran
terutama setelah diadakan evaluasi. Dengan adanya evaluasi setiap akhir
pembahasan pokok bahasan matematika tentunya akan dapat memberikan
masukan, pada materi apa siswa sudah menguasai dan pada materi apa siswa
belum menguasai.
Dari evaluasi ini pula dapat ditentukan mengapa siswa tidak dapat
menguasai atau memahami konsepnya. Dari hasil evaluasi inilah kita akan
mengetahui sejauh mana siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dan
dari evaluasi ini pula dapat dilakukan langkah analisis akan kesulitan siswa dalam
memahami materi. Kesalahan dalam pengerjaan soal dapat didiagnosis menurut
jenis-jenis kesalahannya yang menjadikan informasi tersebut menjadi sangat
berarti.
Menurut Amir (2015), faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika dapat dipandang sebagai faktor-
faktor kesulitan yang dialami siswa. Hal ini disebabkan siswa yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal dimungkinkan akan melakukan kesalahan
menjawab, sebaliknya siswa yang melakukan kesalahan menjawab dimungkinkan
sebelumnya mengalami kesulitan.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

METODE PENELITIAN

Tempat Dan Subyek Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V di SDN Panggreh 2
Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.

Subyek Penelitian
Dua orang siswa Kelas: V di SDN Panggreh 2 Kecamatan Jabon
Kabupaten Sidoarjo

Teknik Pengumpulan Data


1. Tes
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes.
Teknik tes dalam penelitian ini berisi soal uraian atau essay yang membahas
tentang materi pecahan. Bentuk soal uraian atau essay dipilih untuk
mengumpulkan data – data yang mengenai kesalahan siswa dalam menjawab
soal tes ( lembar tes). Karena dalam hal ini siswa diharuskan melaksanakan
proses dalam mengerjakan soal uraian tersebut. Dimana siswa dalam proses
mengerjakan soal uraian atau essay diharuskan memilih cara atau langkah
yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Kemudian hasil dari
soal uraian yang telah dikerjakan siswa dapat terlihat kesalahan – kesalahan
yang telah dilakukan siswa dalam mengerjakan soal tersebut.
2. Wawancara
Teknik wawancara yang di lakukan dalam penelitian ini merupakan teknik
wawancara mendalam dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a) Melibatkan individual
b) Bertatap muka dan menggunakan bahasa verbal
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN


Langkah – Langkah Analisis Data
Analisa data dilaksanakan sebagai penentuan materi apa yang belum
dikuasai pemahaman oleh siswa, mengidentifikasi kesulitan siswa dalam
memahami materi yang dilakukan siswa, kemudian menentukan kesulitan atau
kekurangan yang diduga menjadi penyebab kesulitan siswa dalam memahami
materi dapat dilihat dari siswa dalam menjawab soal.
Teknik dalam analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis data interaktif. Menurut Sukardi (2006) Teknik interaktif merupakan
suatu teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi yang terjadi
secara bersamaan.
Analisis data kualitatif ini diperoleh dari teknik wawancara yang
dilakukan kepada siswa kelas V di SDN Panggreh II Jabon yang mengalami
kesulitan dalam memahami konsep operasi pecahan campuran. Analisis dalam
penelitian ini memiliki beberapa tahap antara lain:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses suatu bentuk analisis yang termasuk,
membimbing dan menyaring informasi yang tidak diperlukan. Selanjutnya
mengelompokkan data yang masih mentah dari lapangan tetang kesulitan siswa
pada materi pecahan campuran. Hasil wawancara dipaparkan antara lain
sebagai berikut:
a. Menulis pedoman wawancara
b. Menulis hasil wawancara yang diperoleh dari lapangan
2. Penyajian atau penjabaran data
Kegiatan selanjutnya yaitu,penyajian dan penjabaran data yang berisi
tentang kumpulan data yang sudah diperoleh dilapangan yang berupa
kesulitan siswa.
3. Penarikan kesimpulan
Berikutnya dilakukan penarikan kesimpulan tetang kesulitan secara tertulis
dan hasil wawancara dilapangan.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

Temuan dan Diskusi


Dibawah ini merupakan tabel frekuensi dan presentase dari hasil jawaban
siswa yang diperoleh dari lembar tes siswa berisi beberapa soal yang digolongkan
dalam benar, salah, dan tidak dijawab.
Tabel 1. Presentase jawaban siswa pada lembar tes.
Pertanyaan
Jawaban P1 P2 P3 P4
IC RN IC RN IC RN IC RN
Benar 1 1 1 1 1 1
Salah 1 1
Tidak dijawab 0 0 0 0 0 0 0 0

Keterangan:
P1-P4= Pertanyaan nomor 1 sampai nomor 4 pada lembar tes.
Analisis hasil lembar tes dijabarkan dengan menganalisis setiap nomor soal tes.
Berikut hasil lembartes secar tertuli dan transkip wawancara dijabarkan sebagai
berikut ini.

Nomor 1
Pada tabel 1 diketahui bahwa siswa menjawab benar dengan memecahkan
masalah pada nomor 1 adalahsiswa IC. Siswa IC menggunakan pemahaman
konsep yang sempurna dalam penyelesaian soal nomor 1 tersebut.

Gambar 1 Jawaban siswa berinisial IC pada soal nomor 1


(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

Berikut ini mendeskripsikanpaparan hasil wawancara dengan siswa


berinisial IC sebagai berikut :
I : Bagaimanacaramu untuk menyelesaikan soal nomor 1?
IC :Disamakan penyebut langsung dijumlahkan
I :Bcaranya, jelaskan dengan langkah penyelesaianmu?
IC : Bilangan bulat dijumlahkan dahulu (1+2)=(3)Kemudian saya menyamakan
penyebutnya 3 dan 6 saya samakan jadi 6 , jadi jika penyebutnya dikali maka
pembilangnya dikalikan juga dengan jumlah yang sama jadi 1x2 karena 3 juga
2 1 3
dikali 2, lalu saya tinggal menjumlahkan 6 + = 36
6

I : Bagaimana kamu yakin jawabanmu benar?


IC : Saya tidak tahu bu.hehe

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode IC itu sudah baik karena sudah dapat mengerjakan soal dengan benar
hanya saja siswa tidak yakin dengan jawabannya.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa sudah baik.Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC. Seperti di
bawah ini :

Gambar 2 Jawaban siswa berinisiala RN pada soal nomor 1


Berikut ini mendeskripsikan paparan hasil wawancara dengansisiwa
berinisial RN sebagai berikut :
I : Bagaimana caramu untuk menyelesaikan soal nomor 1?
RN : Merubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa, menyamakan penyebut
kemudian menjumlahkannya.
I : Bagaimana caranya, jelaskan dengan langkah penyelesaianmu?
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

1 4 1 8
RN : Caranya 1 = 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 2 6 = lalu dijumlahkan, kemudian
3 3 6

pembilang ditambahkan pembilang dan penyebutnya disamakan dengan cara 3x2


= 6 dan 6x1 = 6, lalu hasilnya disederhanakan.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode RN itu belum memahami konsep penjumlahan pecahan campuran karena
dari jawaban soal yang dikerjakan siswa pembilang belum disesuaikan. Kemudian
siswa juga belum merubah dari pecahan biasa menjadi pecahan campuran
kembali.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa kurang baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC.

Nomor 2

Gambar 3 jawaban siswa berinisial IC pada soal nomor 1


Berikut ini mendeskripsikan paparan hasil wawancara dengansisiwa
berinisial RN sebagai berikut :
I : Bagaimana caramu untuk menyelesaikan soal nomor 2?
IC : Disamakan penyebut langsung dijumlahkan
I : Bagaimana caranya, jelaskan dengan langkah penyelesaianmu?
IC : Bilangan bulat dijumlahkan dahulu (3+2)=(5) kemudian saya menyamakan
penyebutnya 5 dan 10 saya samakan jadi 10 , jadi jika penyebutnya dikali maka
pembilangnya dikalikan juga dengan jumlah yang sama jadi 2x2 karena 5 juga
2 3 5
dikali 2, lalu saya tinggal menjumlahkan 10 + = 5 10
10

I : Bagaimana kamu yakin jawabanmu benar?


IC : Saya tidak tahu bu.hehe
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa sudah baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC. Seperti di
bawah ini :

Gambar 4 jawaban siswa berinisial RN pada soal nomor 2


I :Bagaimana caramu untuk menyelesaikan soal nomor 2?
RN : Mengalikan pembilang dan penyebut lalu hasilnya ditambahkan dengan
bilangan bulat.
I :Bagaimana caranya, jelaskan dengan langkah penyelesaianmu?
2 13 1 12
RN :Caranya 3 = 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 2 10 = lalu dijumlahkan, kemudian
5 5 10

pembilang ditambahkan pembilang dan penyebutnya disamakan dengan cara 5x2


= 10 dan 10x1 = 10

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode RN itu belum memahami konsep penjumlahan pecahan campuran karena
dari jawaban soal yang dikerjakan siswa pembilang belum disesuaikan. Kemudian
siswa juga belum merubah dari pecahan biasa menjadi pecahan campuran
kembali.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa kurang baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

Nomor 3
Pada tabel 1 diketahui bahwa siswa menjawab benar dengan memecahkan
masalah pada nomor 3 adalah siswa IC. Siswa IC menggunakan pemahaman
konsep yang sempurna dalam penyelesaian soal nomor 3 tersebut.

Gambar 5 Jawaban siswa berinisial IC pada soal nomor 3


Berikut ini mendeskripsikan paparan hasil wawancara dengansisiwa
berinisial IC sebagai berikut :
I : Bagaimana caramu untuk menyelesaikan soal nomor 3?
IC :Disamakan penyebut langsung dijumlahkan
I : Bagaimana caranya, jelaskan dengan langkah penyelesaianmu?
IC : Bilangan bulat dijumlahkan dahulu (2+4)=(6) kemudian saya menyamakan
penyebutnya 4 dan 8 saya samakan jadi 8 , jadi jika penyebutnya dikali maka
pembilangnya dikalikan juga dengan jumlah yang sama jadi 1x2 karena 4 juga
4 2 6
dikali 2, lalu saya tinggal menjumlahkan 8 + = 68
8

I : Bagaimana kamu yakin jawabanmu benar?


IC : Saya tidak tahu bu

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode IC itu sudah baik hanya saja jawaban siswa tidak benar karena salah
dalam mengalikan pembilang harusnya pembilang dikali 2 dan hasilnya 2 dan
siswa tidak yakin dengan jawabannya
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa sudah baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC. Seperti di
bawah ini :
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

Gambar 6 jawaban siswa berinisial RN pada soal nomor 3


I : Bagaimana caramu untuk menyelesaikan soal nomor 3?
RN : Mengalikan pembilang dan penyebut lalu hasilnya ditambahkan dengan
bilangan bulat.
I : Bagaimana caranya, jelaskan dengan langkah penyelesaianmu?
1 9 1 32
RN : Caranya 2 = 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 4 8 = lalu dijumlahkan, kemudian
4 4 8

pembilang ditambahkan pembilang dan penyebutnya disamakan dengan cara 4x2


= 8 dan 8x1 = 8

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode RN itu belum memahami konsep penjumlahan pecahan campuran karena
dari jawaban soal yang dikerjakan siswa pembilang belum disesuaikan. Kemudian
siswa juga belum merubah dari pecahan biasa menjadi pecahan campuran
kembali.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa kurang baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC.

Nomor 4
Pada tabel 1 diketahui bahwa siswa menjawab benar dengan memecahkan
masalah pada nomor 3 adalah siswa IC. Siswa IC menggunakan pemahaman
konsep yang sempurna dalam penyelesaian soal nomor 3 tersebut.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

Gambar 7 Jawaban siswa berinisial IC pada soal nomor 4


Berikut ini mendeskripsikan paparan hasil wawancara dengansisiwa
berinisial IC sebagai berikut:
I: Bagaimana caramu untuk menyelesaikan soal nomor 4?
IC: Disamakan penyebut langsung dijumlahkan
I: Bagaimana caranya, jelaskan dengan langkah penyelesaianmu?
IC : Bilangan bulat dijumlahkan dahulu (3+5)=(8) kemudian saya menyamakan
penyebutnya 6 dan 12 saya samakan jadi 12 , jadi jika penyebutnya dikali maka
pembilangnya dikalikan juga dengan jumlah yang sama jadi 1x2 karena 6 juga
2 1 3
dikali 2, lalu saya tinggal menjumlahkan 12 + = 8 12
12

I : Bagaimana kamu yakin jawabanmu benar?


IC : Saya tidak tahu bu.hehe

Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa sudah baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC. Seperti di
bawah ini:

Gambar 8 jawaban siswa berinisial RN pada soal nomor 4


(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

I : Bagaimana caramu untuk menyelesaikan soal nomor 4?


RN : Mengalikan pembilang dan penyebut lalu hasilnya ditambahkan dengan
bilangan bulat.
I : Bagaimana caranya, jelaskan dengan langkah penyelesaianmu?
1 9 1 32
RN : Caranya 3 = 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 4 8 = lalu dijumlahkan, kemudian
6 6 8

pembilang ditambahkan pembilang dan penyebutnya disamakan dengan cara 4x2


= 8 dan 8x1 = 8

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemahaman konsep siswa yang
berkode RN itu belum memahami konsep penjumlahan pecahan campuran karena
dari jawaban soal yang dikerjakan siswa pembilang belum disesuaikan. Kemudian
siswa juga belum merubah dari pecahan biasa menjadi pecahan campuran
kembali.
Pada jawaban yang tertulis pemahaman siswa kurang baik. Siswa berinisal
RN hasil dari jawabannya menggunakan pemahaman konsep yang berbeda
dengan pemahaman konsep yang di pahami oleh siswa berinisial IC.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa :
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan
disebabkan oleh:
1) Menjumlah pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
2) Salah dalam mengubah bilangan pecahan campuran menjadi pecahan
biasa dan salah mengubah bilangan pecahan biasa menjadi pecahan
campuran.
3) Penyebut sudah disamakan tetapi pembilang belum disesuaikan.
4) Salah dalam menentukan KPK (kelipatan persekutuan terkecil) untuk
menyamakan penyebutnya.
5) Salah dalam menyederhanakan bilangan pecahan pada hasil akhir.

B. Saran
Hendaknya guru dapat memaksimalkan kegiatan proses belajar
mengajar dengan baik tidak hanya mengajar dengan target kurikulum
terselesaikan. Akan tetapi memperhatikan tingkat penguasaan dan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Sebaiknya setiap
akhir pertemuan atau tatap muka siswa selalu diberi sebuah tes dan
diberikan pekerjaan rumah. Kemudian akan diperiksa oleh guru sekaligus
meminta untuk menjelaskan setiap langkah yang mana yang belum dikuasai
siswa dalam mengerjakannya. Ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan
yaitu dengan menggunakan buku sumber yang tidak asing atau yang dapat
memahamkan siswa dalam materi. Bagi siswa hendaknya bersikap aktif
menerima buku sumber selain yang diberikan guru.
(Khismawati,Hidayati,Jayanti),( Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi Pecahan
Campuran Kelas V Sekolah Dasar)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mulyono. 2012.Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:Rineka Cipta.


Amir, M. F. (2015). Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan
Linier. Jurnal Edukasi, 1(2), 138
Amir, M. F. (2015, October). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar. In
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN.36
Untari, E. (2014). Diagnosis Kesulitan Belajar Pokok Bahasan Pecahan pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi, 13(1),
5.
Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar,Bandung:
PT.Rosdakarya.
Polya , G., 1985., How to Solve It: A new aspect of mathematics method (2 ed).
Princeton, N.J., PrincetonnUniversity Press.

Anda mungkin juga menyukai