Jawaban Buker MPP
Jawaban Buker MPP
Latihan 1B.
Akuntabilitas Pemerintahan
Pemegang kedaulatan tertinggi negara adalah rakyat. Sesuai UU Nomor 28 Tahun 1999
disebutkan salah satu asas penyelenggaraan kepemerintahan yang baik yaitu asas
akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan perundang‐undangan yang berlaku.
Konsep akuntabilitas kemampuan seseorang atau organisasi atau penerima amanat untuk
memberikan jawaban kepada pihak yang memberikan amanat atau mandat tersebut.
Unit organisasi akuntabel bila mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan
semua tindakan/kegiatan yang mereka lakukan, dan menerima sanksi untuk tindakan yang
tidak layak atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Penilaian akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah penilaian atas realisasi penerapan
manajemen kinerja pemerintah yang menunjukkan pertanggungjawaban instansi
pemerintah atas hasil yang dirasakan masyarakat. Evaluasi ini memberikan masukan
bagaimana instansi pemerintah mengelola uang negara secara efektif dan efisien untuk
memberikan manfaat bagi rakyat sebagai pemberi amanah.
Latihan 2.
Perencanaan Pembangunan
Merujuk UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN:
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945, dalam bentuk visi,
misi, dan arah pembangunan Nasional UU 17 tahun 2007, periode 20 tahun.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan
Nasional, kebijakan umum, program K/L dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan
lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang
berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif Perpres 5
Tahun 2010, RPJMN ke-2 (2010-2014), periode 5 tahunan.
RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan,
rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif Perpres No. 54 Tahun 2012, RKP Tahun 2013.
RKP dijadikan salah satu pedoman dalam penyusunan RAPBN, selain Kerangka Ekonomi Makro
dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal, untuk dibahas bersama Pemerintah dan DPR.
Latihan 3
Penganggaran
Beberapa asumsi yang digunakan dalam jawaban:
Harga satuan langganan daya dan jasa (rata-rata empiris) adalah listrik Rp 1.050.000/bln,
telepon Rp 900.000/bln, PDAM Rp 150.000/bln.
Biaya pengiriman pos sebesar Rp 2.500/surat
Internet sebesar Rp 1.000.000/bulan
Harga PC Rp 6.000.000/unit, laptop Rp Rp8.000.000/unit, printer Rp 400.000/unit, mesin
absensi Rp 5.000.000/unit.
KERTAS KERJA RKA KL
RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA
TAHUN ANGGARAN 2014
Latihan 5
Pengorganisasian Pengelolaan Keuangan
Pengurusan Umum:
a. Menteri/PA:
menetapkan para pejabat di lingkungannya yang ditunjuk sebagai:
1) kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang (KPA/KPB);
2) pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara bukan pajak (PNBP);
3) pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
negara (tidak terikat tahun anggaran dan tidak boleh merangkap sebagai pejabat nomor
4, 5, dan 6);
4) pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran;
5) bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran penerimaan; dan
6) bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran belanja
Pengurusan Khusus:
a. Menteri Keuangan :
melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara;
menunjuk bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran negara;
mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran
negara;
menyimpan uang negara;
melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran atas
beban rekening kas umum negara;
b. Kuasa BUN (KPPN):
memerintahkan penagihan piutang negara kepada pihak ketiga sebagai penerimaan
anggaran; dan
melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran anggaran
c. Bendahara Penerimaan:
melakukan penerimaan atas pendapatan negara dan selanjutnya menyetorkan ke kas
negara
membuat surat pertanggungjawaban tentang uang yang diterima dan disetorkannya
meskipun tidak ada uang yang harus disetor (tidak ada penerimaan).
d. Bendahara Pengeluaran:
melakukan pembayaran atas tagihan kepada negara baik secara langsung maupun
melalui uang persediaan dengan dana yang diperolehnya melalui DIPA atau dokumen
lain yang dipersamakan.
Latihan 6
Penjadwalan Tugas/Kegiatan
Pelaporan:
(substansi)
Kegiatan 3024, untuk kegiatan pengawasan rutin terealisasi 100%, sedangkan laporan Tl atas
aduan masyarakat 0%, karena tidak ada pengaduan terhadap Dirjen Sumber Daya dan
Perangkat Pos dan informatika.
Kegiatan 3025, 3026 dan 3027, baik kegiatan rutin maupun tindak lanjut pengaduan masyarakat
terealisasi 100%.
Latihan 8
Proses Penerimaan
Praktek penerimaan PNBP 1
KWITANSI
Nomor : 1/BDK/I/2014
Galuhrsiwi Katresno
Pada hari ini, Jumat tanggal tigapuluh satu bulan Januari tahun dua ribu empat belas, Buku Kas Umum ditutup dengan posisi
sebagai berikut:
Saldo BKU Rp -
Terdiri dari:
Saldo Buku Kas Tunai Rp 0
Saldo Bank Rp 0 0
-
Honesty Bprakoso
Honesty Bagus Prakoso
NIP 1961XXXXXXXXXX1001 NIP 1971XXXXXXXXXX1001
REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
BULAN Januari TA 2014
Toko Majuterus:
Harga pengadaan Rp 4.750.000
Pajak PPh pasal 22 (1,5% x Rp 4.750.000) (Rp 71.250)
Dibayarkan netto Rp 4.678.750
CV Katering Laris
Harga pengadaan Rp 49.500.000
Pajak PPh pasal 22 (2% x Rp 49.500.000) (Rp 990.000)
Dibayarkan netto Rp 48.510.000
KPA sebagai perencana umum, PPK sebagai manajer kegiatan, ULP/pejabat pengadaan sebagai
pelaksana pemilihan penyedia barang/jasa yang mandiri, dan panitia/pejabat penerima
pengadaan sebagai pengawas kegiatan/pekerjaan sekaligus pengguna.
Latihan 7B.
Pemotongan Pajak
1. Satker Badiklat melakukan pembelian satu unit Laptop melalui dana UP dengan nilai
transaksi Rp.12.000.000 termasuk seluruh pajak terkait. Hitunglah jumlah PPN dan PPh
pasal 22.
Harga pengadaan Rp 12.000.000
Pajak PPN (10/110% x Rp 12.000.000) (Rp 1.090.909)
Dasar Pengenaan PPh Pasal 22 Rp 10.909.091
Pajak PPh pasal 22 (1,5% x Rp 10.909.091) (Rp 163.636)
Dibayarkan netto Rp 10.745.455
2. Bendaharawan membayar honor narasumber yaitu Fachruddin, M.Ak (golongan III) dan
Hendrawan, MMT (golongan IV) masing-masing sebesar Rp 1.000.000. Hitunglah jumlah PPh
pasal 21.
Honorarium gol III = Rp 1.000.000
Pajak atas honorarium (5% x Rp 1.000.000) =(Rp 50.000)
Honorarium gol IV = Rp 1.000.000
Pajak atas honorarium (15% x Rp 1.000.000) =(Rp 150.000)
3. Untuk pelaksanaan seminar, Badiklat menyewa ruangan pertemuan dengan mengadakan
perikatan kontrak dengan Hotel Gracia. Nilai kontrak sebesar Rp 7.500.000. Hitunglah
jumlah PPh pasal 23 yang harus dipungut bendaharawan.
Harga kontrak = Rp 7.500.000
Pajak PPh pasal 23 (2% x Rp 7.500.000) (Rp 150.000)
Dibayarkan netto = Rp 7.350.000
Latihan 9
Latihan 13
Tuntutan Kerugian Negara
1) Setiap kerugian negara wajib dilaporkan oleh atasan langsung atau kepala kantor kepada
menteri/pimpinan lembaga dan diberitahukan kepada BPK selambat-lambatnya tujuh hari
kerja setelah kerugian negara itu diketahui.
2) Segera setelah kerugian negara tersebut diketahui, kepada bendahara, pegawai negeri
bukan bendahara, atau pejabat lain yang nyata-nyata melanggar hukum atau melalaikan
kewajibannya, segera dimintakan surat pernyataan kesanggupan dan atau pengakuan
bahwa kerugian tersebut menjadi tanggung jawabnya dan bersedia mengganti kerugian
negara dimaksud. Surat pernyataan tersebut biasa disebut Surat Pernyataan Tanggung
Jawab Mutlak (SKTM).
3) Jika Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak tidak mungkin diperoleh atau tidak dapat
menjamin pengembalian kerugian negara, menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan
segera menetapkan Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Kerugian Sementara yang
ditujukan kepada yang bersangkutan. Surat keputusan dimaksud mempunyai kekuatan
hukum untuk pelaksanaan sita jaminan (conservatoir beslaag).
Latihan 10
Pelaporan Kinerja
(Contoh narasi untuk 1 sasaran strategis)
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Indikator ‘Persentase Laboratorium BPOM yang terakreditasi secara konsisten sesuai standar’
diukur berdasarkan jumlah laboratorium pusat dan Balai Besar/Balai POM yang terakreditasi
dibandingkan dengan jumlah seluruh laboratorium di Badan POM. Pada tahun 2012 terdapat 28
laboratorium di pusat dan Balai Besar/Balai POM yang terakreditasi dari 32 laboratorium yang
ada di Badan POM, sehingga realisasinya adalah 87,50%. Dibandingkan terhadap target tahun
2012, yaitu 90%, maka persentase capaiannya adalah 97,22%. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa target indikator ini belum tercapai. Beberapa permasalahan yang dihadapi
dalam pencapaian indikator ini adalah tidak sepenuhnya ketepatan waktu akreditasi dapat
dikendalikan oleh Balai POM namun hal tersebut dipengaruhi juga oleh ketersediaan sumber
daya di KAN/BSN sehingga mempengaruhi target waktu akreditasi Balai POM.
Saat ini, dari 32 laboratorium yang dimiliki Badan POM baik di pusat maupun seluruh Indonesia,
sejumlah 28 laboratorium telah mendapatkan sertifikat akreditasi dari KAN/BSN. Sedangkan 4
laboratorium yang belum mendapatkan sertifikat akreditasi adalah Balai POM di AAA, di BBB, di
CCC, dan di DDD yang merupakan Balai POM baru. Balai POM di BBB dan CCC telah dilakukan
assessment oleh KAN/BSN dalam rangka mendapatkan sertifikat akreditasi pada akhir tahun
2012, namun karena proses verifikasi terhadap hasil assessment oleh KAN/BSN memerlukan
waktu, hingga saat ini sertifikat akreditasi belum dapat diterbitkan. Sedangkan Balai POM di
AAA dan DDD sedang melakukan persiapan baik dokumen maupun sarana prasarana dan SDM
untuk dapat mengajukan proses akreditasi kepada KAN/BSN.
Indikator ‘Persentase ruang lingkup pengujian yang terakreditasi’ diukur berdasarkan jumlah
ruang lingkup pengujian yang terakreditasi dibandingkan terhadap jumlah standar ruang
lingkup pengujian. Pada tahun 2012 ruang lingkup pengujian yang terakreditasi adalah sejumlah
2.403 sedangkan jumlah standar ruang lingkup adalah 3.125, sehingga realisasi indikator ini
adalah 76,90% atau 109,85% dibandingkan terhadap target 70%.
Dari data tersebut di atas dapat disimpuIkan indikator pada sasaran strategis ini yang pada
tahun 2012 pencapaiannya belum optimal, yaitu indikator ’Persentase pemenuhan sarana dan
prasarana laboratorium terhadap standar terkini’. Sedangkan indikator ‘Persentase ruang
lingkup pengujian yang terakreditasi’, capaiannya telah optimal.
I. Keadaan pembukuan bulan pelaporan dengan saldo akhir pada BKU sebesar Rp 23.094.215
dan Nomor Bukti terkahir Nomor: ……../R/2013.
Jenis Buku Pembantu Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
1 2 3 4 5 6
A BP Kas, BPP, dan UM Perjadin
1. BP Kas (Tunai dan Bank) - 23.094.215 - 23.094.215
2. BP UM - - - -
Bijakbestari 2jiW
Bijak Bestari Duoji Warsito
NIP 1962XXXXXXXXXX1001 NIP 1972XXXXXXXXXX1001
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI
Pada hari ini, Kamis tanggal tigapuluh satu Januari tahun dua ribu tiga belas, kami selaku Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan
pemeriksaan kas dengan posisi saldo Buku Kas Umum sebesar Rp 23.094.215 dan Nomor Bukti terakhir Nomor: …./R/2013
2jiW Bijakbestari
Douji Warsito Bijak Bestari
NIP 1972XXXXXXXXXX1001 NIP 1961XXXXXXXXXX1001
REGISTER PENUTUPAN KAS
Terdiri dari:
Lembar Uang Kertas : Rp 100.000 90 lembar Rp 9.000.000
Lembar Uang Kertas : Rp 50.000 12 lembar Rp 600.000
Lembar Uang Kertas : Rp 20.000 2 lembar Rp 40.000
Lembar Uang Kertas : Rp 10.000 - lembar Rp -
Lembar Uang Kertas : Rp 5.000 - lembar Rp -
Lembar Uang Kertas : Rp 2.000 - lembar Rp -
Lembar Uang Kertas : Rp 1.000 - lembar Rp -
Selisih Rp 0
Mengetahui/menyetujui
Kepala Bagian Tata Usaha Bendahara Pengeluaran
Pejabat Pembuat Komitmen
Bijakbestari 2jiW
Bijak Bestari Duoji Warsito
NIP 1961XXXXXXXXXX1001 NIP 1972XXXXXXXXXX1001
ACTION PLAN
KETERANGAN
NO PERMASALAHAN PENYEBAB REKOMENDASI JANGKA PENDEK WAKTU WAKTU (PENANGGUNG
JANGKA PANJANG JAWAB)
s.d. 2011 PELAKSANAAN PELAKSANAAN
1 Penerimaan realisasi Mekanisme Perbaikan atas Perbaikan atas Sem II 2011 BLU RSCM
pendapatan BLU RSCM pengendalian internal Pengendalian Intern penatausahaan
tidak dapat diyakini penerimaan tidak terkait pendapatan dan
kewajarannya sebesar memadai belanja di BLU RSCM
Rp613.477.549.344,00
2 Masih ada gaji Mekanisme Perbaikan atas Perbaikan sistem Sem II 2011 Biro Keuangan
dokter/bidan PTT yang pengendalian Pengendalian Intern monitoring
telah dilaporkan belum penyaluran gaji terkait penyaluran
seluruhnya terjadi dan dokter/bidan PTT untuk kekurangan gaji dan
dibayarkan kepada memastikan dana dapat insentif dokter dan
pegawai yang berhak disalurkan tepat waktu bidan tidak tetap
sebesar dan sepenuhnya
Rp73.120.330.866,00 dibayarkan kepada yang
berhak, tidak memadai
3 Belanja barang senilai Mekanisme Perbaikan atas Peningkatan Sem II 2011 Biro Keuangan
Rp715.593.746.648,00 pengendalian atas Pengendalian Intern pengendalian atas
tidak dapat diyakini pelaksanaan terkait pelaksanaan
kewajarannya pertanggungjawaban pertanggungjawaban
belanja perjalanan dinas belanja perjalanan
belum memadai dinas oleh pejabat
penguji SPM di
Satker Pusat
4 Belanja Modal senilai Perhitungan HPS yang Perbaikan atas Intenalisasi SOP PBJ Sem II 2011 Sekretariat
Rp427.219.718.200,00 tidak cermat dan Pengendalian Intern Kementerian,
tidak dapat diyakini indikasi proses PBJ PPK dan ULP
kewajarannya pemilihan penyedia
barang yang tidak
melalui persaingan
sehat yang
mengakibatkan indikasi
kemahalan harga
ACTION PLAN
KETERANGAN
NO PERMASALAHAN PENYEBAB REKOMENDASI JANGKA PENDEK WAKTU WAKTU (PENANGGUNG
JANGKA PANJANG JAWAB)
s.d. 2011 PELAKSANAAN PELAKSANAAN