I. TUJUAN 1. Memperkenalkan alat-alat tebangan yang banyak digunakan. 2. Mengetahui bagian-bagian alat dan fungsi masing-masing. 3. Dapat memahami cara pengoperasian alat tebangan.
II. DASAR TEORI
Meningkatnya kebutuhan manusia akan sumberdaya hutan khususnya kayu sangat bertolak belakang dengan ketersediaan sumberdaya hutan (kayu). Salah satu yang menyebabkan hal itu adalah buruknya pengelolaan hutan. Teknik perencanaan serta pelaksanaan pemanenan kayu yang baik dan benar belum terlaksana dalam pemanenan kayu di hutan alam Indonesia. Untuk itu,diperlukan perencanaan yang baik dalam pemanenan hutan sehingga dapat menjamin ketersediaan kayu di masa mendatang. Pemanenan hutan merupakan suatu kegiatan memproduksi kayu bulat (log). Pemanenan yang berwawasan lingkungan dapat mengurangi kerusakan lingkungan. (Elias, 1998). Pemanenan hasil hutan merupakan serangkaian kegiatan pemanfaatan hutan yang mengubah pohon menjadi bentuk yang dapat dipindahkan ke lokasi lain sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa tahapan yaitu penebangan (felling), penyaradan (skidding or yarding), pemuatan (loading), pengangkutan (transportation) dan penurunan kayu (unloading). Kegiatan penebanngan merupakan kegiatan yang sangat penting. Kesalahan dalam pekerjaan tersebut dapat menimbulkan kerugian yaitu berupa penurunan kualitas dan volume kayu . Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam penebangan terdapat 2 sistem yaitu sistem manual dan mekanis. Sistem penebangan manual menggunakan peralatan sederhana seperti gergaji tangan, kapak dan baji. Sedangkan kegiatan penebangan secara mekanis menggunakan gergaji rantai (chainsaw). Dengan semakin majunya teknologi pemanenan hasil hutan, manusia mencari jalan untuk membuat alat-alat pemanenan yang semakin sempurna dan memudahkan dalam pekerjaan pemanenan salah satunya adalah penggunaan chainsaw. (Suhartana, 2006). Komponen chainsaw antara lain : keping rantai, rantai, saringan udara, karburator, busi, tali starter, saringan bahan bakar, pompa minyak pelumas, kopling dan, roda rantai. (Soenarso et al, 1972) Pada dasarnya gergaji terdiri dari 3 bagian utama, yaitu mesin penggerak, bilah pemadu (penghantar) dan rantai gergaji. Pada tahun 1970-an jenis gergaji yang banyak digunakan adalah gergaji buatan Amerika, seperti Mculloch, Homelite, Pioneer, Echo dsb, tetapi merek-merek tersebut sebenarnya kurang cocok untuk postur orang Asia termasuk Indonesia, disamping itu jenis tersebut bobotnya terlalu berat. Gergaji rantai buatan Eropa merupakan gergaji yang relatif ringan dan kecil, sehingga relatif sesuai untuk ukuran tubuh orang Asia. Merek-merek gergaji buatan eropa antara lain adalah STIHL, Dolmar, Hosquarna, Uran, dsb. Pada saat ini model yang paling umum adalah gergaji yang terbuat dari bahan ringan, kekuatan mesin berkisar antara 10 – 12 HP dan panjang bilah penghantarnya antara 24 – 30 inchi. (Muhdi, 2006). Mata rantai harus tipis untuk memberikan gergajian yang baik dengan berat alat yang ideal. Mata rantai dibuat makin ke ujung harus semakin tajam hingga mempermudah penebangan. Beberapa tipe mata rantai yaitu Lance Teeth, Peg Tooth, dan Champion Tooth (Wackerman, 1949). Berdasarkan operator, gergaji rantai dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu gergaji rantai untuk 2 orang (two men chainsaw) dan gergaji rantai untuk 1 orang (one men chainsaw). Gergaji rantai untuk satu orang sering digunakan untuk menebang pohon, sedangkan gergaji rantai untuk 2 orang digunakan untuk memotong batang yang diameternya besar (Staaf & Wiksten, 1984). Berdasarkan berat dan kekuatannya, gergaji rantai dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu : Kelas Berat (kg) Berat (kg) Kekuatan PK Ringan < 10 kg 2-< 4 Sedang 10-12 kg 4-<6 Berat > 12 kg 6-8 (Soenarso, et al, 1972). III. ALAT DAN BAHAN 1. Bermacam-macam kapak. 2. Gergaji tangan 3. Gergaji mesin (chain saw)
IV. CARA KERJA
Alat-alat tebangan yang diperkenalkan digambar
Bagian-bagian dan fungsi dari alat tebangan disebutkan