Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS RASIO KEUANGAN

RASIO LIKUDITAS

Rasio Likiuditas adalah rasio yang paling banyak mendapatkan perhatian baik dari pada analisis
maupun investor. Analisis terhadap likuiditas ini membutuhkan bantuan lain, seperti: anggaran kas
(cash budgeting) yang akan dibahas kemudian.

Current ratio: rasio dihitung dengan membagi asset lancer (current assets) dengan utang lancer
(current liabilities). Aset lancer secara umum secara umum terdiri atas: kas, surat berharga, piutang
dagang, persediaan, biaya dibayar dimuka dan asset lancer lainnya. Utang lancer tediri dari: utang
dagang, utang bank, utang pajak, utang muka pelanggan dan lainnya. Rasio digunakan sebagai alat
ukur atas kemampuan perusahaan dalam memenuhui utang atas kewajiban jangka pendeknya.

Current Ratio = Asset lancar ÷ Utang lancar

Acid test ratio/ quick ratio: rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dengan mengurangkan persediaan yang dianggap kurang likuid karena prosesnya
cukup panjang, yaitu melalui penjualan dan kemudian piutang dagang atau tunai. Namun ada
beberapa pos neraca yang harus dikeluarkan antara lain: uang muka dan jaminan, biaya dibayar di
muka, pajak dibayar di muka, dan lainnya, karena pos-pos tersebut kenyataannya tidak lebih likuid
dari persediaan, bahkan bisa sulit ditagih

Current Ratio = Asset lancar - (Persediaan + Asset lancar lain) ÷ Kewajiban lancar

Cash Ratio/ Ratio of Immediate Solvency: Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat
berharga, menyebabkan analisis laporan keuangan perlu melihat cash ratio.

Cash Ratio = Kas + Surat berharga ÷ Utang lancar

Net Working Capital To Total Assets Ratio

Aktiva lancer adalah aktiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi kas dalam
jangka pendek, sedangkan utang lancer adalah semua kewajiban perusahaan yang dalam jangka
pendek harus dipenuhi. Net working capital merupakan ukuran kasar sumber kas yang potensial dari
perusahaan.

Net Working Capital To Total Assets = Aktiva lancar – Utang lancar ÷ Aktiva total

RASIO LEVERAGE

Rasio leverage mengukur sejauh mana perusahaan mendanai usahanya dengan membandingkan
antara dana sendiri (shareholders equity) yang telah disetorkan dengan jumlaah pinjaman dari para
kreditur (creditors). Hal pertama adalah para kreditur melihat atau menganalisis berapa jumlah dana
sendiri yang telah disetor (owner supplied funds) sebagai margins of safety, yaitu merupakan suatu
batas aman atas kemungkinan buruk yang terjadi. Kedua, dengan dana pinjaman dari kreditur,
pemilik perusahaan memiliki keuntungan, yaitu masih memiliki hak mengendalikan perusahaan
dengan jumlah investasi terbatas. Ketiga, jika perusahaan memiliki kelebihan atau keuntungan dari
selisih keuntungan operasional dengan bunga atau biaya modal, maka pemilik perusahaan akan
memperoleh keuntungan.

Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah, memiliki resiko kecil apabila kondisi perekonomian
menurun, tetapi sebaliknya, apabila kondisi perekonomian sedang naik (boom) perusahaan akan
kehilangan kesempataan untung memperoleh keuntungan (return) yang relative besar.

Rasio leverage yang umum digunakan adalah berikut ini:

Total debt to total assets: rasio ini sering disebut sebagai debt ratio yaitu mengukur jumlah
persentase dari jumlah dana yang diberikan oleh kreditur berupa utang terhadap jumlah asset
perusahaan. Utang (debt) termasuk utang lancer, utang bank, obligasi, dan kewajiban jangka
panjang lainnya.

Perhitungan debt ratio adalah sebagai berikut:

Debt Ratio = Total utang ÷ Total aktiva

Debt to equity ratio: rasio ini mengukur jumlah utang atau dana dari luar perusahaan terhadap
modal sendiri (shareholders equity).

Perhitungan debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = Total utang ÷ Modal pemilik

Long Term Debt To Equity Ratio

Rasio ini membandingkan anatara utang jangka panjang dan modal pemilik. Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang jangka panjang. Semakin rendah
rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.
Long Term Debt To Equity Ratio =Utang jangka panjang ÷ Modal pemilik

Tangible Assets Debt Coverage

Rasio ini membandingkan antara aktiva berwujud (setelah dikurangi utang lancar) dan utang jangka
panjang.

Tangible Assets Debt Coverage = Aktiva – Aktiva tidak berwujud – Utang lancar ÷ Utang jangka
panjang

Times Interest Earned (Interest Coverage)

Times Interest Earned Ratio membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan utang janka
panjang. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh laba sebelum bunga dan pajak (laba operasi) dapat
berkurang untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Times Interest Earned = Laba sebelum bunga dan pajak ÷ Bunga utang

Debt Service Coverage

Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan
memasukkan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman. Yang dimaksud denga beban
tetap dalam rasio ini adalah bunga utang jangka panjang beserta cicilan pokok pinjaman dan biaya
sewa jika ada.

Debt Service Coverage = Laba sebelum bunga dan pajak ÷ Bunga utang jangka panjang + Biaya sewa
+ Angsuran pokok pinjaman

Earning Variability

Jumlah beba utang yang besar akan menjadi masalah besar jika terdapat ketidakpastian (resiko)
pada laba di masa yang akan datang. Oleh karena itu kreditur perlu melihat variabilitas laba
perusahaan selama jangka waktu tertentu. Sebagai alternative adalah dengan melihat perubahan
relative laba dari tahun ke tahun dengan rata-rata tingkat laba.

Earning Variability = Standar Devisiasi(EBIT[+] – EBIT) ÷ Rata-rata EBIT

EBIT= Laba sebelum bunga dan pajak


RASIO AKTIVITAS

Inventory turnover ratio (ITR): merupakan salah satu rasio aktivitas.

Perhitungan inventory turnover ratio adalah sebagai berikut:

Inventory Turnover Ratio = Harga pokok penjualan ÷ Rata-rata persediaan

Perputaran persediaan dalam perusahaan menunjkan kinerja perusahaan dalam aktivitas


operasional. Semakin tingkat perputaran persediaan, kemungkinan semakin besar perusahaan akan
memperoleh keuntungan, alasannya selain likuiditas perusahaan naik, antara lain: biaya penanganan
persediaan, termasuk gudang akan lebih rending (handling costs), biaya modal lebih efisien,
kemunginan barang rusak lebih kecil (dead stock), bagi perusahaan elektronik, pakaian jadi,
makanan, dan sejenisnya, ketinggalan factor model, rasa, dan lainnya dapat dihindari.

Peputaran piutang (receivables turnover ratio): rasio ini digunakan untuk memperkirakan beberapa
kali dalam suatu periode tertentu, jumlah arus kas masuk ke perusahaan yang diperoleh dari piutang
dagang, semakin cepat piutang dagang atau tagihan masuk akan semakin baik, karena akan
menambah likuiditas perusahaan.

Perhitungan receivables turnover ratio adalah sebagai:

Receivables Turnover Ratio = Penjualan ÷ Rata-rata piutang dagang

Total Operating Assets Turnover

Rasio ini digunakan membandingkan anatara penjualan bersih dan seluruh aktiva yang digunakan
dalam suatu periode.

Total operating assets turnover = Penjualan bersih ÷ Total aktiva

RASIO PROFITABILITAS

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan laba perusahaan
maupun nilai ekonomis atas penjualan, asset bersih perusahaan maupun modal sendiri
(shareholders equity). Rasio ini lebih dinikmati oleh para pemegang saham dan manajemen
perusahaan sebagai salah satu alat keputusan investasi.

Operating profit margin: Rumus ini dihitung denga membagi laba bersih sebelum pajak (earning
before taxes/EBT) dengan penjualan.

Perhitungan operating profit margin adalah sebagai berikut:

Operating Profit Margin = Laba sebelum pajak ÷ Penjualan

Operating assets turnover: Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan asset
yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Perhitungan operating assets turnover adalah sebagai berikut:

Operating Assets Turnover = Penjualan ÷ Total aset

Operating rate of return: Rasio ini dihitung dengan mengalikan operating profit margin dengan
operating assets turnover.

Perhitungan rate of return adalah sebagai berikut:

Rate of Return = Margin x Turnover

Gross profit margin:

Gross Profit Margin = Laba kotor ÷ Penjualan

Opearting Ratio

Operating ratio (rasio operasi) merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya operasi
(harga pokok penjualan + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum) dan penjualan bersih.

Operating Ratio = Biaya operasi ÷ Penjualan bersih

Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah rasio yang membandingkan atara laba setelah bunga dan pajak dari
penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian dari penjualan bersih yang manjadi laba setelah
bunga dan pajak.
Net Profit margin = Laba setelah bunga dan pajak ÷ Penjualan bersih

Anda mungkin juga menyukai