Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

BERMAIN SENI KOLASE

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak


di Ruang 15 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3B

1. FITRIYAWATI 1800703001110

2. MELITA PUSPA N 180070300111009

3. ZIDNI TAQWIM 1800703001110

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
HALAMAN PENGESAHAN

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

BERMAIN SENI KOLASE

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak


di Ruang 15 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3B

1. 1. FITRIYAWATI 1800703001110

2. MELITA PUSPA N 180070300111009

3. ZIDNI TAQWIM 1800703001110

Telah diperiksa kelengkapannya pada :

Hari :

Tanggal :

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Akademik, Perseptor Klinik,

( ) ( )

NIP. NIP.
RENCANA KEGIATAN SATUAN ACARA BERMAIN
DI RUANG 15 RSSA MALANG

Oleh Kelompok 13 PSIK UB

1. Topik :
Penerapan terapi bermain dengan kegiatan bermain seni kolase

2. Tujuan Umum :
Pasien mampu mengembangkan kemampuan motorik halus dan kreatifitas dalam seni
menempel (kolase)
3. Tujuan Khusus :
➢ Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
➢ Anak mampu menyeimbangkan kemampuan berpikir dengan kemampuan motorik halus
dalam berkreasi melalui aktivitas menghias suatu gambar
➢ Anak mampu beradaptasi lebih efektif terhadap stres atau cemas karena sakit atau
dirawat
4. Landasan teori :
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster, 1989). Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, dan sosial. Karakteristik bermain pada anak usia pra sekolah (4-6
tahun) adalah cooperatif play, anak bermain bersama dengan jenis permainan yang
terorgainisasi dan terencana.
Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang tidak hanya sekedar mengisi waktu tetapi
kebutuhan anak seperti halnya makan, minum serta kasih sayang. Anak memerlukan variasi
permainan untuk kesehatan fisik, mental, emosi, intelektual, kreatifitas dan sosial. Pada
anak pra sekolah tujuan kegiatan bermain adalah :
a. Mengembangkan kemampuan motorik
b. Merangsang daya imajinasi
c. Menumbuhkan sportivitas
d. Mengembangkan kepercayaan diri
e. Mengembangkan kreatifitas
f. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan
5. Prinsip bermain yang dilakukan, adalah :
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.
2. Mempertimbangkan keamanan.
3. Kelompok umur/usia klien sama.
4. Melibatkan orang tua.
5. Tidak bertentangan dengan pengobatan.
6. Kriteria Anggota bermain :
a. Usia pra sekolah (4-6 tahun)
b. Keadaan umum : cukup baik, kooperatif, dan tidak berpenyakit menular
c. Menyetujui/bersedia
d. Tidak ada gangguan pada fungsi motorik ektremitas atas yang mengganggu pergerakan
7. Proses seleksi :
a. Merekrut anak yang berusia pra sekolah
b. Identifikasi anak yang termasuk kriteria anggota bermain
c. Membuat kontrak dengan anak dan orang tua yang menyetujui untuk bermain
1) Mendahului dengan ajakan bermain
2) Setelah anak menyetujui bermain, baru kita laksanakan terapi bermain di ruang yang
telah ditentukan
8. Struktur Kelompok :
a. Tempat bermain : Ruang 15 RSSA Malang
b. Pelaksanaan : Kamis, 20 Maret 2019
c. Lamanya bermain : 30 menit (pukul 10.30 – 11.00 WIB)
9. Alokasi waktu :
➢ 5 menit persiapan
➢ 20 menit pelaksanaan
➢ 5 menit evaluasi
➢ Jumlah anggota : 10 anak
➢ Alat Bantu : kertas warna-warni, lem, kertas putih bergambar sebagai tempat menempel
➢ Pengorganisasian
10. Pengorganiasaian :
➢ Leader : Fitriyawati
➢ Co Leader : Melita Puspa Nurmala
➢ Fasilitator : Zidni Taqwim
➢ Observer : Fitriyawati, Melita Zidni
11. Diskripsi Tugas :
a. Leader :
➢ Mengkoordinir seluruh kegiatan
➢ Memimpin permainan
b. Co Leader
➢ Membantu mengkoordinasikan seluruh kegiatan
➢ Membantu memimpin permainan
c. Fasilitator
➢ Memotivasi anggota dalam perkenalan kelompok
➢ Memotivasi dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
➢ Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan terapi bermain
➢ Bertanggung jawab terhadap proses antisipasi masalah
d. Observer
➢ Mengamati semua proses yang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya
kegiatan
➢ Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok sebagai
evaluasi kelompok
12. Kegiatan permainan :
a. Pra interaksi
➢ Leader mengorganisir kegiatan, peralatan dan pembagian tugas
➢ Menata tempat bermain
➢ Mengajak anak untuk setuju mengikuti bermain
b. Proses kerja
➢ Leader mengenalkan diri dan team bermain
➢ Leader menetapkan kontrak waktu untuk bermain
➢ Fasilitator memulai memimpin permainan menempel dengan langkah sebagai
berikut: 1) membagikan kertas warna-warni, 2) meminta untuk menyobek-nyobek
dalam ukuran kecil, 3) mempersiapkan kertas putih bergambar, 4) memberikan lem
pada kertas warna yang telah disobek, 5) menempelkan pada kertas putih sesuai
dengan contoh dan kreatifitas anak, 6) biarkan hasil kolase hingga lem mengering.
➢ Selama permainan fasilitator :
- Mengaktifkan anak-anak berperan serta
- Menggunakan gerakan-gerakan yang dimengerti dan dapat diikuti
- Mengembangkan pola seni kolase yang dapat diikuti oleh anak yaitu dengan
menempel kertas berwarna sesuai kreatifitas dan imajinasinya
➢ Selama permainan observer mengamati respon anak
c. Terminasi
➢ Observer meminta anak satu-persatu menunjukkan hasil kolase yang sudah dibuat
kepada fasilitator
➢ Eksplorasi anak setelah melakukan seni kolase sesuai kreatifitas dan imajinasinya
➢ Salam penutup
13. Kriteria evaluasi
a. Struktur
➢ Persiapan pasien
● Keluarga bersedia mengikutsertakan anak dalam kelompok bermain
● Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
● Anak siap untuk melakukan permainan seni kolase
➢ Lingkungan
● Lingkungan bermain menunjang
● Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada gangguan
➢ Media
● Anak dapat menyobek kertas dengan ukuran secukupnya dan menghias gambar
sesuai kreatifitas dan imajinasinya
b. Proses
● Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
● Fasilitator memperagakan bagaimana cara menyobek kertas ke dalam ukuran
kecil-kecil
● Anak mampu menyobek kertas berwarna sesuai yang diperagakan/diinstruksikan
● Anak dapat aktif menempel kertas sesuai kreatifitas dan imajinasinya sesuai
yang diinstruksikan oleh petugas
● Anak mampu bertahan dalam permainan sampai permainan selesai
c. Hasil
● Anak mampu menempel kertas berwarna sesuai kreatifitas dan imajinasinya
yang difasilitasi oleh leader untuk menghias suatu gambar yang ada di
hadapannya.
Contoh pola gambar yang akan dihias menggunakan seni kolase:

Atau gambar lain dapat menyesuaikan apa yang diinginkan oleh anak saat itu.
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN SENI KOLASE
1. Konsep Bermain

1.1 Pengertian Bermain


Bermain merupakan aspek yang penting dalam kehidupan anak dan salah satu
cara yang efektif untuk mengurangi stress. Saat sakit dan dirawat di rumah sakit
merupakan suatu krisis pada kehidupan anak dan sering menyebabkan stress yang
terbesar, dengan bermain ketakutan dan kecemasan dapat diminimalkan
(Hockenberry dan Wilson, 2009).

1.2 Fungsi Bermain di Rumah Sakit


Menurut Journal of Music Therapy bahwa terapi aktivitas bermain pada anak-
anak didesain untuk membantu seorang anak memverbalisasikan pengalaman di
rumah sakit sehingga mereka dapat mengatasi trauma saat di rumah sakit
(Froehlich, 1984).
Menurut Hockenberry dan Wilson (2009) bermain secara umum berfungsi untuk
menstimulus perkembangan pada diri anak, diantaranya adalah perkembangan
sensori dan motoric, intelektual, meningkatkan kemampuan sosialisasi,
meningkatkan kreatifitas, membentuk kesadaran diri, sebagai terapi dan untuk
perkembangan moral (Hockenberry dan Wilson, 2009).
Kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit bukan alasan bahwa anak harus
dipisahkan dan aktivitas bermainnya. Aktivitas bermain merupakan bagian yang
terintegrasi dalam kehidupan anak dan tidak dapat dipisahkan. Menurut Hockenberry
dan Wilson (2009) aktivitas bermain di rumah sakit sangat penting bagi anak karena
bermain mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai upaya untuk:
a. Memfasilitasi penyesuain diri terhadap situasi yang tidak dikenal.
b. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol diri.
c. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian tubuh,
fungsinya dan penyakit atau kecacatan tubuhnya.
d. Memperbaiki konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan
dan prosedur medis.
e. Membantu mengurangi stress akibat perpisahan.
f. Memberi hiburan dan relaksasi.
g. Membantu anak merasa lebih nyaman di lingkungan yang aman.
h. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
i. Untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap positif terhadap orang
lain.
j. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat serta
memberi cara untuk mencapai tujuan-tujuan terapeutik.
(Hockenberry dan Wilson, 2009).

1.3 Prinsip Bermain di Rumah Sakit


Tujuan utama terapi bermain adalah untuk memfasilitasi emosional dan fisik anak
saat di rumah sakit. Beberapa penelitian membuktikan kefektifan terapi bermain dalam
mengurangi stress fisiologis dan stress psikologis anak-anak yang mendapatkan
perawatan di rumah sakit. Menurut Hockenberry dan Wilson (2009) dalam memberikan
aktivitas bermain di rumah sakit ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
perawat anak diantaranya adalah upayakan aktivitas bermain yang diberikan tidak
membutuhkan banyak energy, singkat, dan sederhana. Hal yang paling penting
dipertimbangkan perawat adalah keamanan dan infeksi silang. Jika aktivitas bermain
diselenggarakan dalam bentuk kelompok, maka upayakan kelompok umur yang sama
serta libatkan keluarga dan orang tua untuk pendampingan anak selama proses bermain
(Hockenberry dan Wilson, 2009).

1.4 Jenis Permainan Anak Prasekolah


Jenis permainan pada anak usia prasekolah sesuai dengan karakteristik aktivitas
bermain yang imitative, imaginative dan dramatic. Jenis permaianan yang sesuai adalah
permainan pakaian boneka, mainan rumah tangga, telepon, binatang dan peralatan
peternakan, kereta api, truk, pesawat terbang, boneka tangan, kit dokter dan perawat,
sangat membantu dalam mengekspresikan diri pada anak (Hockenberry dan Wilson,
2009).

2. Permainan Seni Kolase


Kolase adalah teknik menempel berbagai macam unsur kedalam satu frame
sehingga menghasilkan karya seni yang baru. Dengan demikian, kolase adalah karya
seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu
komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan karya. Kata kunci yang menjadi
esensi dari kolase adalah “ menempel atau merekatkan “ bahan apa saja yang serasi.
Karya kolase bisa berwujud sebuah karya utuh atau hanya merupakan bagian dari
sebuah karya,misalnya lukisan yang menambahkan unsur tempelan sebagai elemen
estetis.
Permainan kolase mempunyai banyak fungsi untuk perkembangan pada diri anak
yakni sebagai berikut :
a. Melatih Motorik Halus Saat bermain kolase
b. Meningkatkan Kreativitas
c. Melatih Konsentrasi
d. Mengenal Warna
e. Mengenal Bentuk
f. Melatih Memecahkan Masalah
g. Mengasah Kecerdasan Spasial
h. Melatih Ketekunan i. Meningkatkan Kepercayaan Diri
.

DAFTAR PUSTAKA

Hockenberry, M.E., Wilson,D., Winkelstein, M.L., Schwartz, P. 2009. Wong’s Essential of


Pediatric Nursing 8th Edition. St.Louis: Mosby Elsevier.

Muharrar, Syakir dan Sri, Verayanti. 2013. Kolase, Montase, Mozaik. Semarang: Esensi.

Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jogjakarta: Diva Press.

Sukardi, Evan S. dan Hajar, Pamandhi. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka

Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas, Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai