Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

ANALISIS ATAU KAJIAN PROGRAM PUSKESMAS BERDASARKAN


BASIC SIX WHO DAN DIKAITKAT DENGAN RPJMN BIDANG
KESEHATAN

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

Nanda Satria
18.15.070

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT

T.A 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilaian Program adalah penting karena ia merupakan satu elemen penting manajemen
yang membantu manajemen menentukan efektivitas dan efisiensi program.
Perjanjian Program yang disediakan oleh Badan Pemerintah dalam pelaksanaan Sistem
Kesehatan Nasional membantu lembaga tersebut dan Perbendaharaan memantau kinerja setiap
Aktivitas dan mengambil apapun tindakan jangka pendek yang perlu untuk menyelesaikan
masalah yang timbul. Namun, informasi di dalam Perjanjian Program tidak mencukupi untuk
memungkinkan Pegawai mengambil tindakan yang lebih efektif serta memutuskan waktu depan
sesuatu Program atau kegiatan. Ini membutuhkan penilaian yang lebih mendalam dan Setiap
Aktivitas / Program perlu dievaluasi.
Penilaian Program adalah penelitian formal melibatkan analisis yang sistematis terhadap sesuatu
program / kegiatan dengan tujuan mendapatkan gambaran nyata tentang kesesuaiannya,
efektivitas, ekonomi dan efisiensi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang menjadi batasan penilaian program?
2. Apa saja jenis - jenis penilaian program kesehatan?
3. Apa saja yang menjadi ruang lingkup penilaian program kesehatan?
4. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian program?
5. Teknik apa yang digunakan dalam penilaian program?
6. Apa saja program – program kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui batasan penilaian suatu program


2. Dapat mengetahui jenis - jenis penilaian program kesehatan
3. Dapat mengetahui ruang lingkup penilaian program kesehatan
4. Dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian
program
5. Dapat mengetahui teknik yang digunakan dalam penilaian program
6. Dapat mengetahui program – program kesehatan

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BATASAN PENILAIAN


Suatu program yang akan dilaksanakan khususnya program kesehatan membutuhkan
penilaian agar program yang dilaksanakan dapat dikelola dengan baik.Penilaian adalah prosedur
pelaksanaan/hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan membandingkannya dengan
standar dan dengan mengikuti kriteria/tujuan tertentu guna menilai dan pengambilan keputusan
selanjutnya. Batasan tentang penilaian banyak macamnya, beberapa yang terpenting diantaranya
adalah :
1. The World Health Organization
Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yang dimiliki untuk
meningkatkan pencapaian, pelaksanaan,dan perencanaan suatu program melalui pemilihan
secara saksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan selanjutnya.
2. The American Public Association
Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari
pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. The International Clearing House on Adolescent Fertility Control for Population Options
Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang
dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan
pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dilakukan pada setiap tahap
dari pelaksanaan program.
4. Riecken
Penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu
program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jika diperhatikan keempat batasan diatas, segera terlihat bahwa ada dua pendapat tentang
penilaian tersebut, yakni :
1) Penilaian hanya dilakukan pada tahap akhir program.
Pendapat yang seperti ini dapat dilihat dalam batasan yang dilakukan ole Ricken. Disini
dikemukakan bahwa penilaian tersebut dilakukan terhadap akibat yang ditimbulkan oleh
suatu program, yang pada dasarnya hanya dapat dilakukan jika suatu program telah selesai
dilaksanakan.
2) Penilaian dapat dilakukan pada tahap program.
Pendapat seperti ini secara tegas dikemukakan oleh The International clearing house on
Adolescent fertility control for population options dan secara samar-samar ditemukan pula
pada batasan yang dirumuskan oleh The World Health organization dan American Public
Health Association. Pada pendapat yang terakhir ini disebutkan bahwa penilaian tidak hanya
dilakukan pada tahap akhir program, tetapi juga dapat dilakukan pada waktu program
sedang dilaksanakan dan atau sebelum peogram itu dilaksanakan.

2.2 JENIS PENILAIAN PROGRAM


Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat ditemukan pada system tahap
pelaksanaan program, maka penilaian secara umum dapat dibedakan dalam 3 jenis, yakni :
1. Penilaian pada tahap awal program.
Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu program
(Formatif evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang
disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat
menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian yang bermaksud mengukur kesesuaian program
dengan masalah atau kebutuhan masyarakat ini sering disebut pula denga studi penjajakan
kebutuhan.
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program.
Penilaian yang dimaksudkan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan.
Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan
tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut.
3. Penilaian pada tahap akhir program.
Penilaian yang dilakukan disini ialah pada saat program telah selesai dilaksanakan.
Tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur
keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan. Dari kedua
macam penilaian akhir ini, diketahui bahwa penilaian keluaran lebih mudah daripada
penilaian dampak, karena penilaian dampak dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Peranan dan arti dari ketiga macam penilaian ini sama pentingnya. Karena hasil yang
diperoleh dari ketiga macam penilaian ini amat berguna untuk membantu dalam pengambilan
keputusan. Dengan dilaksanakannya penilaian, akan dapat dihindari terjadinya sesuatu yang sia-
sia, yang dalam bidang administrasi dan yang terpenting adalah mencegah terjadinya
penghamburan sumber, tata cara, dan kesanggupan ( tenaga, dana, sarana dan metode) yang
keadaanya memang selalu amat terbatas.

2.3 RUANG LINGKUP PENILAIAN PROGRAM KESEHATAN


Sesuai dengan luasnya pengertian kesehatan, maka ruang lingkup penilaian yakni hal-hal
yang dinilai dari suatu program kesehatan adalah amat luas. Disini ada beberapa sarjana yang
memberikan ruang lingkup program kesehatan yaitu sebagai berikut :
1. Deniston. Deniston menyebutkan bahwa hal-hal yang dapat dinilai suatu, program
kesehatan dibedakan atas 4 jenis yakni :
a. Kelayakan Program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap program secara keseluruhan. Program
yang dinilai layak jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
b. Kecukupan Program
Sama halnya dengan kelayakan,maka penilaian yang dilakukan disini ialah juga terdapat
program secara keseluruhan. Suatu program dinilai cukup jika program tersebut telah
dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

c. Efektivitas Program
Penilaian juga dilakukan terhadap program secara keseluruhan. Suatu progam dinilai
efektif jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
d. Efisiensi
Sama halnya dengan efektivitas, maka penilaian juga dilakukan terhadap program secara
keseluruhan. Suatu program dinilai efisien, jika program tersebut dapat dilaksanakan
dengan hasil yang kecuali dapat menyelesaikan masalah juga pada waktu pelaksanaannya
tidak memerlukan sumber daya yang besar.
2. George James. Sama halnya dengan Deniston, maka George James juga memberikan ruang
lingkup penilaian suatu program kesehatan atas 4 macam, sebagai berikut :
a. Upaya program
Penilaian yang dilakukan disini adalah terhadap upaya yang dilaksanakan oleh program
dalam mencapai rencana/tujuan yang telah ditetapkan. Jika upaya yang dilaksanakan
telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut
penampilannya, mendapat penilaian yang baik.
b. Penampilan program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan
dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika hasil yang dicapai dinilai sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut penampilannya,
mendapat penilaian yang baik.
c. Ketepatan pengambilan program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jika hasil yang dicapai dinilai sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut dari sudut ketepatan penampilan,
mendapat penilaian yang baik.
d. Efisiensi program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan
tidak hanya terhadap tujuan dan atau masalah, tetapi juga terhadap pengggunaan
sumber daya. Jika hasil yang dicapai dinilai dapat mencapai tujuan, berhasil mengatasi
masalah serta penggunaan sumber dayanya terbatas, maka program tersebut, dari sudut
efisiensi, mendapat penilaian yang baik.
3. Milton R. Roemer. Milton R.Roemer membedakan ruang lingkup penilaian suatu proses
program kesehatan atas 6 jenis yaitu :
a. Status kesehatan yang dihasilkan
Disini penilaian yang dilakukan terhadap tingkat kesehatan yang dihasilkan dan
dilaksanakannya suatu program kesehatan. Mudah dipahami bahwa penilaian ini sulit
dilakukan, karena berbagai faktor lainnya sebenarnya turut mempengaruhi status
kesehatan seseorang atau masyarakat, harus turut diperhitungkan.
b. Kualitas pelayanan yang dilaksanakan
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Penilaian
dilakukan dengan membandingkan terhadap suatu tolok ukur dan ataupun kriteria yang
telah ditetapkan. Suatu program kesehatan dianggap baik, jika kualitas pelayanan telah
sesuai dengan standar minimal pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan. Tolok ukur
dan ataupun kriteria yang dipergunakan sebagai perbandingan banyak macamnya.
Misalnya angka kesembuhan, lama rata-rata hari perawatan ataupun obat yang diberikan
terhadap penderita.
c. Kualitas pelayanan yang dihasilkan
Secara umum disebutkan jika ratio antara dana dan masyarakat, ratio antara tenaga dan
masyarakat serta rasio antara sarana dan masyarakat adalah tinggi, maka pelayanan
kesehatan itu dinilai baik, karena berarti kontak antara masyarakat dengan pelayanan
kesehatan lebih sering hal ini dapat disebabkan kualitas program kesehaatan yang baik
d. Sikap masyarakat terhadap program kesehatan
Program kesehatan juga dapat dinilai dari sikap masyarakat (attitude of recipients) yang
memanfaatkan program kesehatan tersebut. Penilaian yang seperti ini bersifat subjektif
dan karena itu hasilnya sulit dipercaya.
e. Sumber daya yang tersedia
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap sumber daya yang tersedia (resources
made available), baik terdapat sumber dana, tenaga dan ataupun sumber sarana. Jika
sumber tersebut tersedia secara memadai, maka program tersebut dinilai cukup baik.
f. Biaya yang dipergunakan
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap biaya (cost of the program) yang
dipergunakan oleh program. Dasar penilaian ialah melakukan perbandingan antara input
dengan output. Jika perbedaannya terlalu besar, maka program tersebut dinilai tidak
baik.
4. Blum. Blum membedakan ruang lingkup penilaian atas enam macam, yakni:
a. Pelaksanaan program
Pertanyaan pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pelaksanaan program ialah
apakah program tersebut terlaksana atau tidak, bagaimana pelaksanaannya serta faktor-
faktor penopang dan penghambat apakah yang ditemukan pada pelaksanaan program.
b. Pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan
Pertanyaan pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pemenuhan kriteria
program ialah apakah dalam pelaksanaan program, semua ketentuan yang telah
ditetapkan terpenuhi atau tidak. Ketentuan dan ataupun kriteria yang dimaksudkan
disini adalah seperti yang tercantum dalam rencana kerja program yang dimaksud.
c. Efektivitas program
Penilaian tentang efektivitas program menunjuk pada keberhasilan program dalam
mencapai tujuan ataupun mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
d. Efisiensi program
Sama halnya dengan penilaian tentang efektivitas, maka penilaian tentang efisiensi
program juga melihat keberhasilan program dalam mencapai tujuan ataupun mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi, tetapi dikaitkan dengan penggunaan dana. Sekalipun
program dapat mencapai tujuan ataupun mengatasi masalah, tetapi jika memerlukan
biaya yanag besar maka program tersebut dinilai tidak efisien.
e. Keabsahan hasil yang dicapai oleh program
Pada penilaian tentang keabsahan hasil rogram (validity), maka penilaian tersebut
dikaitkan pula dengan kemampuannya memberikan hasil yang sama pada setiap kali
program tersebut dilaksanakan. Program disebut absah (valid), apabila pada setiap kali
program tersebut dilaksanakan, hasil yang diperoleh adalah sama.
f. Sistem yang dipergunakan untuk melaksanakan program
Pada penilaian tentang sistem, yang dinilai adalah seluruh faktor yang terdapat dalam
program, dan atau seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi program.

Secara sederhana, ruang lingkup penilaian dapat dibedakan atas 4 kelompok, yakni:
1. Penilaian terhadap masukan
Termasuk kedalam penilaian tehadap masukan (input) ini ialah yang menyangkut
pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana.
2. Penilaian terhadap proses
Penilaian terhadap proses (process) lebih dititikberatkan pada pelaksanaan program, apakah
sesuai dengan rencana yang ditelah ditetapkan atau tidak. Proses yang dimaksudkan disini
mencakup semua tahap administrasi, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan program.
3. Penilaian terhadap keluaran
Yang dimaksud dengan penilaian tehadap keluaran (output) ialah penilaian terhadap hasil
yang dicapai dari dilaksanakannya suatu program.
4. Penilaian terhadap dampak
Penilaian terhadap dampak (impact) program mencakup pengaruh yang ditimbulkan dari
dilaksanakannya suatu program.
2.4 LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN PROGRAM KESEHATAN
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan penilaian, tentu diperlukan pedoman untuk
melaksanakannya. Pedoman yang dimaksud pada dasarnya terdiri dari langkah-lngkah yang
harus dilakukan pada waktu pelaksanaan.
1. Mac Mahon
Membedakan langkah-langkah penilaian atas tiga tahap yaitu :
a. Tahap menentukan macam dan ruang lingkup penilaian
Langkah pertama yang harus dilakukan pada penilaian adalah menentukan macam dan ruang
lingkup penilaian yang akan dilaksanakan.
b. Tahap pemahaman program yang akan dinilai
Langkah seharusnya yang harus dilakukan ialah memahami dengan lengkap program yang
akan dinilai. Disebutkan bahwa berhasil tidaknya penilaian yang dilakukan sangat
dipengaruhi sekali oleh sampai seberapa jauh pemahaman yang dimiliki terhadap program
yang akan dinilai.
c. Tahap pelaksanaan dan menarik kesimpulan
Langkah terakhir yang dilakukan ialah melaksanakan penilaian tersebut untuk kemudian
menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Untuk dapat menarik kesimpulan dianjurkan
untuk mempergunakan hasil dari program lain yang sesuai.

2. Audie Knutson
Langkah-langkah penilaian ada penilaian ada tiga macam yakni :
a. Tahap pemahaman program yang akan dinilai
Tahap pertama yang akan dilakukan ialah dengan memahami dengan lengkap
program yang akan dinilai.
b. Tahap mengembangkan rencana penilaian dan melaksanakan penilaian.
Langkah selanjutnya ialah mengembangkan rencana penilaian yang akan
dipergunakan dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
c. Tahap menerik kesimpulan.
Langkah selanjutnya ialah menarik kesimpulan terhadap hasil yang di
peroleh.Kesimpulan tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan hasil terhadap data
awal atau terhadap data dari program lain yang disesuai.

3. Levey dan Loomba


Levey dan Loomba membedakan langkah-langkah penilaian atas 6 jenis yakni :
a. Tahap menetapkan tujuan penilaian
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menetapkan dahulu tujuan penilaian. Tujuan
ini akan dapat ditetapkan apabila dipelajari dengan baik program yang akan dinilai.
b. Tahap melengkapkan tujuan dengan tolak ukur tertentu.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah melengkapkan tujuan penilaian dengan
tolak ukur tertentu.
c. Tahap mengembangkan model, rencana dan program penilaian
Setelah tolak ukur berhasil dilengkapkan dilanjutkan dengan mengembangkan model
rencana dan program penilaian tersebut harus jelas sehingga bukan saja dapat dipakai
sebagai pegangan tetapi juga dapat dipahami dan dipergunakan oleh pihak ketiga
seandainya ingin melakukan penilaian yang sama.
d. Tahap melaksanakan penilaian
Apabila model rencana dan penilaian telah berhasil disusun lanjutkanlah dengan
melaksanakan penilaian itu sendiri. Catatlah hasil yang ingin dicapai.
e. Tahap menjelaskan derajat keberhasilan yang dicapai
Lanjutkan pekerjaan penilaian tersebut dengan menjelaskan derajat keberhasilan dan
kegagalan yang dicapai oleh program. Penjelasan yang dimaksud ialah dalam bentuk
kesimpulan tentang hasil program yang dinilai.
f. Tahap menyusun saran-saran
Langkah terakhir yang harus dilaksanakan ialah menyusun saran-saran sesuai dengan
hasil penilaian yang diperoleh.

4. Menurut The World Health Organization


Langkah-langkah penilaian ada Sembilan tahap yakni :
a. Tahap penentuan hal yang akan dinilai.
Langkah pertama yang dilakukan ialah menentukan hal yang akan dinilai. Pekerjaan ini
dapat dilakukan jika dapat dipelajari dengan baik program yang akan dinilai.
b. Tahap melengkapkan keterangan yang dibutuhkan
Langkah selanjutnya yang dilakukan ialah mengumpulkan berbagai keterangan yang ada
hubungannya dengan program yang akan dinilai. Untuk ini perlunya dipelajari secara
cermat berbagai laporan yang ada dan yang berhubungan dengan pelaksanaan program.
c. Tahap memeriksa hubungan antara keterangan dengan tujuan penilaian.
Apabila berbagai keterangan telah berhasil diperoleh, lanjutkanlah dan penyeleksian
keterangan. Buanglah keterangan yang tidak ada hubungannya dengan tujuan penilaian.
d. Tahap menilai kecukupan keterangan.
Lanjutkan pekerjaan penilaian ini dengan menilai kecukupan penilaian keterangan yang
diperoleh. Apabila keterangan tersebut dianggap belum cukup, lakukan pengumpulan
keterangan lagi. Jika telah cukup, lanjutkan ke tahap berikutnya
e. Tahap menetapkan kemajuan program
Nilai kemajuan program dengan mempergunakan keterangan yang telah di kumpulan.
Kemajuan program dapat dinilai dari keberhasilannya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
f. Tahap menetapkan efektivitas program
Langkah selanjutnya ialah menetapkan efektivitas program. Suatu program dianggap
efektif jika dinilai dapat mengatasi masalah yang mendasari dilaksanakannya program
tersebut.
g. Tahap menetapkan efisiensi program
Lanjutkan dengan menilai efisiensi program yakni yang dikaitkan dengan besarnya dana
yang dipergunakan untuk melaksanakan program tersebut.
h. Tahap menetapkan dampak program
Setelah ditetapkan efektivitas dan efisisensi program lanjutkan dengan menetapkan
dampak program.
i. Tahap menarik kesimpulan dan menyusun saran
Langkah terakhir yang dilakukan ialah menarik kesimpulan serta menyusun saran-saran
sesuai dengan hasil penilaian.

Sama halnya dengan ruang lingkup penilaian, maka keempat pembagian langkah-langkah
penilaian ini pada dasarnya tidak berbeda antara satu dengan lainnya. Yang ditemukan adalah
pembagian yang satu lebih melengkapi pembagian yang lainnya.
Langkah-langkah yang ditempuh pada waktu melaksanakan penilaian agaknya merupakan
perpaduan dari keempat pembagian di atas. Langkah-langkah yang dimaksud ialah :
1. Pahami dahulu program yang akan dinilai.
Untuk dapat memahami program dengan baik perhatian harus ditujukan kepada semua unsur
program yang meliputi :
a. Latar belakang dilaksanakannya program
b. Masalah yang mendasari lahirnya program
c. Tujuan yang ingin dicapai oleh program
d. Kegiatannya dilakukan untuk mencapai tujuan program
e. Organisasi dan tenaga pelaksana program
f. Sumber daya yang dipergunakan oleh program
g. Waktu dan tahapan program
h. Tolak ukur kriteria keberhasilan dan rencana penilaian program (jika ada)
2. Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan
Apabila pemahaman program telah dilakukan lanjutkanlah dengan menentukan macam
dan ruang lingkup penilaian. Pekerjaan yang seperti ini makin bertambah penting jika
kebetulan tidak ditemukan keterangan apapun tentang penilaian dalam rencana kerja yang
ditetapkan sebelumnya.
3. Susunlah rencana penilaian
Pada dasarnya rencana penilaian harus memenuhi semua syarat rencana yang baik yakni:
a. Tujuan penilaian
Rumuskan tujuan penilaian dengan jelas yakni yang mempunyai tolak ukur ataupun
kriteria sehingga memudahkan pengambilan kesimpulan.
b. Macam data
Tetapkan macam data atau keterangan yang diperlukan untuk penilaian yang tentu saja
berbeda antara satu program dengan program lainnya.
c. Sumber data
Sumber data yang baik ialah dapat dipercaya, akurat dan lengkap.
d. Cara mendapatkan data
Pada dasarnya ada empat cara yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan, dan
ataupun peran serta.
e. Cara menarik kesimpulan

Secara umum kesimpulan dapat dilakukan dengan lima cara yakni :


i. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data awal
Harus diyakini bahwa data awal yakni data yang sebelum dilaksanakannya
program tersedia dengan lengkap.
ii. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan tujuan program
Cara ini dapat dipergunakan jika rumusan tujuan jelas dan lengkap.
iii. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil program lain
Jika kesimpulan ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil
dari program lain haruslah diupayakan bahwa program lain tersebut adalah
program yang sesuai. Harus selalu diingat bahwa betapa sesuainya program
tersebut selalu ditemukan beberapa faktor yang berbeda, misalnya keadaan social
budaya masyarakat tempat dilakukannya program, waktu pelaksanaan program,
pelaksana program, dan lain sebagainya.
iv. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan sesuatu tolak ukur.
Kesimpulan dapat ditarik dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan
suatu tolak ukur berupa indikator dan ataupun kriteria tertentu. Indikator
(indicator) dipergunakan jika yang ingin diukur adalah suatu perubahan, mudah
dimengerti karena indikator mengandung tolak ukur berupa variabel. Misalnya
angka kematian, angka komplikasi, angka kesembuhan dan lain sebagainya yang
seperti ini. Jika menggunakan kriteria (criteria) maka yang diukur adalah hasil
dari suatu perbuatan karena kriteria mengandung tolak ukur berupa standar.
Misalnya standar layanan medis, yang baik atau tidaknya ditentukan oleh
beberapa kriteria. Antara lain anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, diagnosis, tindakan dan lain sebagainya yang seperti ini.
v. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari kontrol.
Jika cara ini yang ingin dipergunakan, haruslah diyakini bahwa program lain
sebagai kontrol tersebut memang ada.
4. Laksanakan penilaian.
Apabila rencana penilaian telah berhasil disusun, lanjutkan dengan melaksanakan penilaian
tersebut. Catatlah semua kegiatan serta hasil yang diperoleh.
5. Tarik kesimpulan
Hasil penilaian haruslah disimpulkan. Tariklah kesimpulan tersebut sesuai dengan cara yang
telah ditetapkan dalam rencana penilaian. Pada dasarnya ada dua macam kesimpulan yang
sering disimpulkan, yakni :
a. Kesimpulan tentang keberhasilan program
Yang dinilai di sini ialah sampai seberapa jauh program telah berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, baik berupa keluaran dan ataupun dampaknya. Lazimnya
kesimpulan tersebut ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh terhadap tolak
ukur yang ditetapkan. Hitunglah presentase keberhasilannya. Untuk menghitung
presentase keberhasilan sering dipergunakan formula sebagai berikut :
X2 – X0
% keberhasilan = __________ X 100%
XI – X0
X2 = Pencapaian
X1 = Tujuan
X0 = Masalah

b. Kesimpulan tentang nilai program


Nilai program ada dua yakni efektifitas dan efisiensi. Program dinilai efektif jika
dapat menyelesaikan masalah. Sedangkan jika dalam menyelesaikan masalah tersebut
diperlukan penggunaan sumber dana yang sedikit maka program tersebut dinilai efisien.
Karena penilaian efisiensi dikaitkan dengan biaya atau cost maka pada saat ini
banyak dikembangkan berbagai perhitungan biaya program kesehatan. Perhitungan
seperti ini menjadi perhatian utama para ahli ekonomi kesehatan atau health
economics yang banyak membantu dalam pengambilan keputusan tentang alokasi biaya.
Dua contoh perhitungan biaya yang sering dipergunakan adalah cost benefit
analisis dan cost effektifness analisis.
6. Susunlah saran-saran
Langkah terakhir yang dilaksanakan pada penilaian adalah menyusun saran-saran
sesuai dengan hasil penilaian. Tujuannya ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan
program pada masa yang akan datang.
2.5 TEKNIK PENILAIAN PROGRAM

Teknik penilaian banyak macamnya, karena semuanya tergantung dari program yang akan
dinilai. Dalam praktek sehari-hari yang sering dipergunakan adalah teknikRagpie Program
Matrix (RPM). Adapun prinsip dari RPM adalah sebagai berikut :

1. Sederhanakan dan kelompokanlah program kedalam tiga penahapan yakni tahap


perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian akhir program.
2. Sederhanakan dan kelompokanlah program ke dalam tiga komponen yakni komponen
sumber, kegiatan dan tujuan.
3. Isilah kotak yang terbentuk dengan keterangan yang sesuai dan lakukan perbandingan.
Setelah itu tarik kesimpulan dan susunlah saran.

2.6 PROGRAM - PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT

Krisis ekonomi mendalam serta bencana yang beruntun membebani sumber daya dan
pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada rendahnya status gizi, menurunnya pelayanan
kesehatan dan rendahnya higienitas masyarakat yang mengakibatkan rendahnya kualitas
kesehatan dan tingginya angka kesakitan dan kematian masyarakat. Hal ini diperparah dengan
banyaknya masyarakat yang berpendidikan dan berpendapatan rendah (miskin), serta kondisi
ekonomi makro yang tidak stabil. Pada kenyataan akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit yang
diperkirakan sudah tidak ada lagi sepeti; malaria, TBC, polio dan banyaknya angka kekurangan
gizi yang menjangkiti bayi, balita dan anak-anak. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah dengan program-program kesehatan bagi masyarakat miskin seperti askeskin
(asuransi kesehatan masyarakat miskin), JPKM miskin dan pengobatan dasar gratis bagi
masyarakat, serta menghidupkan kembali peran Posyandu di daerah-derah terpencil.
Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang
Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan karena masalah yang demikian. Karena itu setiap individu, keluarga dan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu.
Untuk pelaksanaan kegiatan program di Puskesmas, program kesehatan masyarakat
tersebut mempunyai target dari standar pelayanan minimal kesehatan yang sudah ditentukan oleh
pemerintah namun demikian masih diketemukan permasalahan-permasalahan di lapangan yaitu
rendahnya cakupan kegiatan akibat keterbatasan-keterbatasan di puskesmas termasuk sumber
daya manusia petugas kesehatan, Untuk menggambarkan keberhasilan pembangunan kesehatan
melalui kesehatan masyarakat diperlukan standar pelayanan minimal bidang kesehatan.Tenaga
pelaksana kegiatan pelayanan masyarakat belum sesuai berdasarkan standar minimal pelayanan
yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2004, yaitu tingkat pendidikan pelaksana
program kesehatan masyarakat seharusnya oleh tenaga dengan spesifikasi pendidikan sederajat
D3 kesehatan. Menyangkut sumber biaya, sumber biaya diperoleh dari berbagai sumber, seperti
Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Asuransi
Kesehatan, dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak, dan lain-lain.

Program kesehatan masyarakat meliputi beberapa program yang tergabung dalam


kegiatan pokok puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar. Program ini terdiri atas :

1. Program promosi kesehatan:


(a) mengkoordinir kegiatan penyuluhan kesehatan
(b) melaksanakan kegiatan sosialisasi JPKM
(c) melakukan penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)
(d) pelayanan klinik sanitasi, dan lain-lain
(e) membuat perencanaan dan laporan.

2. Program kesehatan lingkungan:


(a) melaksanakan kegiatan dalam rangka penyehatan lingkungan,
(b) melakukan pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU), tempat pengelolaan makanan
(TPM), tempat penjualan dan penyimpanan pestisida,
(c) melakukan pembinaan/penyuluhan kepada masyarakat tentang sarana air minum dan
jamban keluarga (SAMIJAGA),dll
(d) membuat perencanaan dan laporan.

3. Program gizi masyarakat:


(a) melaksanakan tugas kegiatan upaya perbaikan gizi keluarga dan gizi masyarakat
(b) melaksanakan pendistribusian Vitamin A, tablet Fe,
(c) melakukan koordinasi dengan lintas sektoral terkait dengan kegiatan UPGK (usaha perbaikan
gizi keluarga),
(d) membuat perencanaan dan laporan.

4. Program pemberantasan penyakit menular:


(a) melaksanakan penyuluhan yang berhubungan dengan kegiatan pemberantasan
penyakit menular,
(b) melaksanakan imunisasi,
(c) melaksanakan kegiatan pemberantasan penyakt menular,
(d) membuat perencanaan dan laporan.

Dari berbagai program kesehatan tersebut diatas, tentunya masih ada lagi program lain
yang lebih terperinci yang telah dibuat dan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan atau program-
program tersebut di masyarakat walaupun sudah dilaksanakan namun belum memenuhi atau
belum menjangkau semua masyarakat terutama masyarakat di daerah terpencil karena kurangnya
sarana transportasi, dan lain-lain.
Adapun analisis atau kajian dari Program utama Puskesmas berdasarkan basic six WHO
dan dikaitkan dengan RPJMN bidang kesehatan adalah
2. Berdasarkan Analisis atau kajian dari Program utama Puskesmas Basic six WHO dan dikaitkan
dengan RPJMN (Renstra Kementerian Kesehatan) tahun 2015 – 2019 adalah:
a) Promosi Kesehatan adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai
tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,
dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan
masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya dengan tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dimana yang menjadi sasaran dari
Promkes adalah :
a.Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
b. Penyuluhan Kesehatan individu dan kelompok
Contoh: penyuluhan PHBS, vitamin A, narkoba, P2M, HIV, malaria, diare,
penggunaan Jamkesmas
Persentasi rumah tangga yang mempraktikan Hidup Bersih dan Sehat meningkat
dari 50,1% tahun (2010) menjadi 53,9% (2011).
Hal yang membuat tidak maksimalnya pelaksanaan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat adalah terbatasnya kapasitas promosi kesehatan di
saerah akibat kurangnya tenaga promosi kesehatan. Berdasarkan laporan Rifaskes
2011, diketahui bahwa jumlah tenaga penyuluh kesehatan masyarakat di
Puskesmas hanya 4.144 orang di seluruh indonesia.
b) Kesehatan Lingkungan adalah Bahaya potensial terhadap kesehatan yang
diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan
dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-upaya yang
bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan
sangat penting.
Tujuan Kesehatan Lingkungan adalah bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan
yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan
resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju
derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas
meliputi:
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukiman
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
Dan upaya penyehatan lingkungan juga menunjukan keberhasilan yang cukup
bermakna. Persentase rumah tangga dengan akses air minum yang layak
meningkat.
c) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan
oleh agent infeksi atau toksinnya, yang beraasal dari sumber penularan atau
reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan
penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi:
Cara Penularan Penyakit Menular dikenal beberapa cara penularan penyakit
menular yaitu:
a. Penularan secara kontak
b. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman tercemar
c. Pennularan melalui vektor
d. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato.
Surveilans Evidemiologi Penyakit Menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem
kewaspadaan dini.
1. Program Pemberantasan Penyakit Menular
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan
pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Program Surveilans
h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah
Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS,
tubercolosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. Disamping itu
Indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit neglected
diseases seperti kusta, filariasis, leptoporosis, dan lain-lain. Angka Kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik
pada material maupun neonatal sudah sangat menurun.
d) Kesehatan Keluarga dan Reproduksi Kesehatan Keluarga adalah wujud keluarga
sehat, kecil bahagia dan sejahtra dari suami istri, anak dan anggota keluarga
lainnya (UU RI no 23 th 1992) Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik,
mental dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan,
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya.(WHO).
Tujuan:
Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur
biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam
mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan
kualitas hidup keluarga
kegiatan pelayanan reproduksi adalah:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. Kesehatan Anak Usia Sekolah
3. Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan PMS (Penyakit
Menular Sex)
4. Keluarga berencana
5. Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas)
Indikator keberhasilan
1. Angka Kematian Bayi
2. Angka Kematian Ibu
3. Persentasi ibu Hamil yang mempunyai Berat Badan dan Tinggi yang Normal
4. Persentasi ibu hamil dengan anemia
5. Persentasi balita dengan berat badan dan tinggi sesuai umur
e) Perbailkan Gizi masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan
status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi
kesehatan serta dikungan peran aktif masyarakat

Program
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas
1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi yang terdiri dari :
a. Pencegahan dan Penagnggulangan Gangguan akibat kekurangan
Yodium (GAKY)
b. Pencegahan dan penanggulangan Kurang kalori energi protein
(KEP) dan Kurang Energi Kronis (KEK)
c. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan Vitamin A (KVA)
d. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan Gizi Mikro
lain
e. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan Gizi Mikro
lain
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah Gizi Lebih
g. Sistem Kewaspadaan pangan dan Gizi (SKPG)
Sasaran
Sasarana upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang
beresiko menderita kelainan gizi antara lain:
1. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia dini
sekolah
2. Wanita Usia subur (WUS) termasuk calon pengantin
(cantin), ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan usia
lanjut (usila)
3. Semua penduduk rawan gizi (endemik)
4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
5. Pekerja penghasilan rendah
Perkembangan masalah gizi di indonesia demakin kompleks saat ini, selain
masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi
persoalan yang harus kita tangani dngan serius.
Menunjukan bahwa kelahiran dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
<2500 gram meurun dari 11.1 % menjadi 10.2 % stunting terjadi karena
kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak
mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan.
Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Tidak hanya terjadi pada usia balita,
prevalensi obesitas yang meningkat juga terjadi di usia dewasa.
f) Penyembuhan penyakit dan pelayanan kesehatan
a. Pelayanan Medik Rawat Jalan
b. Pelayanan kedaruratan gigi & mulut
Pelayanan penyakit tidak menular baru mencapai 79% Kekurangan persiapan
tersebut terutama karna kurangnya fasilitas yang tersedia; kurang lengkapnya
obat, sarana dan alat kesehatan; kurangnya tenaga kesehatan dan belum
memadainya kualitas pelayanan di Puskesmas, kesiapan peralatan dasar
memang cukup tinggi (84%) tetapi kemampuan menegakan diagnosis ternayata
masih rendah (61%). Di antara kemampuan menegakan diagnosis yang rendah
tersebut adalah tes kehamilan (47%), tes glukosa urin (47%), dan tes glukosa
darah (54%) hanya puskesmas yang mampu melakukan seluruh komponen
diagnosis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
a. Penilaian adalah prosedur pelaksanaan/hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan
membandingkannya dengan standar dan dengan mengikuti kriteria/tujuan tertentu guna
menilai dan pengambilan keputusan selanjutnya.
b. Secara umum penilaian dapat dibedakan dalam 3 jenis, yakni :
1. Penilaian pada tahap awal program : Penilaian yang dilakukan pada saat merencanakan
suatu program. Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan bahwa rencana yang disusun
dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan.
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program : Penilaian yang dilakukan pada saat program
sedang dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah mengukur apakah program yang sedang
dilaksanakan telah sesuai dengan rencana atau tidak, apakah terjadi penyimpangan –
penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program
3. Penilaian pada tahap akhir program : Penilaian yang dilakukan pada saat program telah
selesai dilaksanakan. Tujuan utamanya untuk mengukur keluaran dan mengukur dampak
yang dihasilkan dari
program.
c. Langkah – langkah penilaian suatu program adalah :
 Pahami dahulu program yang akan dinilai
 Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan
 Susunlah rencana penilaian
 Melaksanakan penilaian
 Menarik kesimpulan
 Menyusun saran – saran
d. Teknik penilaian merupakan suatu metode yang digunakan terhadap pelaksanaan program
dan dalam praktik kesehariannya, teknik yang sering digunakan adalah teknik Ragpie
Program Matrix.
e. Program kesehatan masyarakat meliputi beberapa program yang tergabung dalam kegiatan
pokok puskesmas dan PHC, yang terdiri dari : (a) perbaikan gizi masyarakat, (b)
pemberantasan penyakit menular, (c) promosi kesehatan, dan (d) kesehatan lingkungan.

3.2 Saran
Untuk meningkatkan suatu program, penilaian sangat beperan dalam suatu program
untuk mengetahui hasil dari program yang di jalankan. Oleh sebab itu penilaian program perlu
dipergunakan secara baik dan semaksimal mungkin guna penerapannya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Rencana Strategi Depkes ( http://www.depkes.com )

Maidin, alimin . 2004. Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK): Makassar

Entjang, indan. 2000. ilmu kesehatan masyarakat: Jakarta

Muninjaya, gde.2004. Manajemen kesehatan : jakarta

Notoatmodjo, soekidjo. 2003. Ilmu kesehatan masyarakat : Jakarta

http://fkmutu.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai