Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nanda Satria
18.15.070
T.A 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Peranan dan arti dari ketiga macam penilaian ini sama pentingnya. Karena hasil yang
diperoleh dari ketiga macam penilaian ini amat berguna untuk membantu dalam pengambilan
keputusan. Dengan dilaksanakannya penilaian, akan dapat dihindari terjadinya sesuatu yang sia-
sia, yang dalam bidang administrasi dan yang terpenting adalah mencegah terjadinya
penghamburan sumber, tata cara, dan kesanggupan ( tenaga, dana, sarana dan metode) yang
keadaanya memang selalu amat terbatas.
c. Efektivitas Program
Penilaian juga dilakukan terhadap program secara keseluruhan. Suatu progam dinilai
efektif jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
d. Efisiensi
Sama halnya dengan efektivitas, maka penilaian juga dilakukan terhadap program secara
keseluruhan. Suatu program dinilai efisien, jika program tersebut dapat dilaksanakan
dengan hasil yang kecuali dapat menyelesaikan masalah juga pada waktu pelaksanaannya
tidak memerlukan sumber daya yang besar.
2. George James. Sama halnya dengan Deniston, maka George James juga memberikan ruang
lingkup penilaian suatu program kesehatan atas 4 macam, sebagai berikut :
a. Upaya program
Penilaian yang dilakukan disini adalah terhadap upaya yang dilaksanakan oleh program
dalam mencapai rencana/tujuan yang telah ditetapkan. Jika upaya yang dilaksanakan
telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut
penampilannya, mendapat penilaian yang baik.
b. Penampilan program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan
dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika hasil yang dicapai dinilai sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut, dari sudut penampilannya,
mendapat penilaian yang baik.
c. Ketepatan pengambilan program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Jika hasil yang dicapai dinilai sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, maka program tersebut dari sudut ketepatan penampilan,
mendapat penilaian yang baik.
d. Efisiensi program
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap penampilan program yang dibandingkan
tidak hanya terhadap tujuan dan atau masalah, tetapi juga terhadap pengggunaan
sumber daya. Jika hasil yang dicapai dinilai dapat mencapai tujuan, berhasil mengatasi
masalah serta penggunaan sumber dayanya terbatas, maka program tersebut, dari sudut
efisiensi, mendapat penilaian yang baik.
3. Milton R. Roemer. Milton R.Roemer membedakan ruang lingkup penilaian suatu proses
program kesehatan atas 6 jenis yaitu :
a. Status kesehatan yang dihasilkan
Disini penilaian yang dilakukan terhadap tingkat kesehatan yang dihasilkan dan
dilaksanakannya suatu program kesehatan. Mudah dipahami bahwa penilaian ini sulit
dilakukan, karena berbagai faktor lainnya sebenarnya turut mempengaruhi status
kesehatan seseorang atau masyarakat, harus turut diperhitungkan.
b. Kualitas pelayanan yang dilaksanakan
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Penilaian
dilakukan dengan membandingkan terhadap suatu tolok ukur dan ataupun kriteria yang
telah ditetapkan. Suatu program kesehatan dianggap baik, jika kualitas pelayanan telah
sesuai dengan standar minimal pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan. Tolok ukur
dan ataupun kriteria yang dipergunakan sebagai perbandingan banyak macamnya.
Misalnya angka kesembuhan, lama rata-rata hari perawatan ataupun obat yang diberikan
terhadap penderita.
c. Kualitas pelayanan yang dihasilkan
Secara umum disebutkan jika ratio antara dana dan masyarakat, ratio antara tenaga dan
masyarakat serta rasio antara sarana dan masyarakat adalah tinggi, maka pelayanan
kesehatan itu dinilai baik, karena berarti kontak antara masyarakat dengan pelayanan
kesehatan lebih sering hal ini dapat disebabkan kualitas program kesehaatan yang baik
d. Sikap masyarakat terhadap program kesehatan
Program kesehatan juga dapat dinilai dari sikap masyarakat (attitude of recipients) yang
memanfaatkan program kesehatan tersebut. Penilaian yang seperti ini bersifat subjektif
dan karena itu hasilnya sulit dipercaya.
e. Sumber daya yang tersedia
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap sumber daya yang tersedia (resources
made available), baik terdapat sumber dana, tenaga dan ataupun sumber sarana. Jika
sumber tersebut tersedia secara memadai, maka program tersebut dinilai cukup baik.
f. Biaya yang dipergunakan
Penilaian yang dilakukan disini ialah terhadap biaya (cost of the program) yang
dipergunakan oleh program. Dasar penilaian ialah melakukan perbandingan antara input
dengan output. Jika perbedaannya terlalu besar, maka program tersebut dinilai tidak
baik.
4. Blum. Blum membedakan ruang lingkup penilaian atas enam macam, yakni:
a. Pelaksanaan program
Pertanyaan pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pelaksanaan program ialah
apakah program tersebut terlaksana atau tidak, bagaimana pelaksanaannya serta faktor-
faktor penopang dan penghambat apakah yang ditemukan pada pelaksanaan program.
b. Pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan
Pertanyaan pokok yang akan dijawab pada penilaian tentang pemenuhan kriteria
program ialah apakah dalam pelaksanaan program, semua ketentuan yang telah
ditetapkan terpenuhi atau tidak. Ketentuan dan ataupun kriteria yang dimaksudkan
disini adalah seperti yang tercantum dalam rencana kerja program yang dimaksud.
c. Efektivitas program
Penilaian tentang efektivitas program menunjuk pada keberhasilan program dalam
mencapai tujuan ataupun mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
d. Efisiensi program
Sama halnya dengan penilaian tentang efektivitas, maka penilaian tentang efisiensi
program juga melihat keberhasilan program dalam mencapai tujuan ataupun mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi, tetapi dikaitkan dengan penggunaan dana. Sekalipun
program dapat mencapai tujuan ataupun mengatasi masalah, tetapi jika memerlukan
biaya yanag besar maka program tersebut dinilai tidak efisien.
e. Keabsahan hasil yang dicapai oleh program
Pada penilaian tentang keabsahan hasil rogram (validity), maka penilaian tersebut
dikaitkan pula dengan kemampuannya memberikan hasil yang sama pada setiap kali
program tersebut dilaksanakan. Program disebut absah (valid), apabila pada setiap kali
program tersebut dilaksanakan, hasil yang diperoleh adalah sama.
f. Sistem yang dipergunakan untuk melaksanakan program
Pada penilaian tentang sistem, yang dinilai adalah seluruh faktor yang terdapat dalam
program, dan atau seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi program.
Secara sederhana, ruang lingkup penilaian dapat dibedakan atas 4 kelompok, yakni:
1. Penilaian terhadap masukan
Termasuk kedalam penilaian tehadap masukan (input) ini ialah yang menyangkut
pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana.
2. Penilaian terhadap proses
Penilaian terhadap proses (process) lebih dititikberatkan pada pelaksanaan program, apakah
sesuai dengan rencana yang ditelah ditetapkan atau tidak. Proses yang dimaksudkan disini
mencakup semua tahap administrasi, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan program.
3. Penilaian terhadap keluaran
Yang dimaksud dengan penilaian tehadap keluaran (output) ialah penilaian terhadap hasil
yang dicapai dari dilaksanakannya suatu program.
4. Penilaian terhadap dampak
Penilaian terhadap dampak (impact) program mencakup pengaruh yang ditimbulkan dari
dilaksanakannya suatu program.
2.4 LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN PROGRAM KESEHATAN
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan penilaian, tentu diperlukan pedoman untuk
melaksanakannya. Pedoman yang dimaksud pada dasarnya terdiri dari langkah-lngkah yang
harus dilakukan pada waktu pelaksanaan.
1. Mac Mahon
Membedakan langkah-langkah penilaian atas tiga tahap yaitu :
a. Tahap menentukan macam dan ruang lingkup penilaian
Langkah pertama yang harus dilakukan pada penilaian adalah menentukan macam dan ruang
lingkup penilaian yang akan dilaksanakan.
b. Tahap pemahaman program yang akan dinilai
Langkah seharusnya yang harus dilakukan ialah memahami dengan lengkap program yang
akan dinilai. Disebutkan bahwa berhasil tidaknya penilaian yang dilakukan sangat
dipengaruhi sekali oleh sampai seberapa jauh pemahaman yang dimiliki terhadap program
yang akan dinilai.
c. Tahap pelaksanaan dan menarik kesimpulan
Langkah terakhir yang dilakukan ialah melaksanakan penilaian tersebut untuk kemudian
menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Untuk dapat menarik kesimpulan dianjurkan
untuk mempergunakan hasil dari program lain yang sesuai.
2. Audie Knutson
Langkah-langkah penilaian ada penilaian ada tiga macam yakni :
a. Tahap pemahaman program yang akan dinilai
Tahap pertama yang akan dilakukan ialah dengan memahami dengan lengkap
program yang akan dinilai.
b. Tahap mengembangkan rencana penilaian dan melaksanakan penilaian.
Langkah selanjutnya ialah mengembangkan rencana penilaian yang akan
dipergunakan dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
c. Tahap menerik kesimpulan.
Langkah selanjutnya ialah menarik kesimpulan terhadap hasil yang di
peroleh.Kesimpulan tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan hasil terhadap data
awal atau terhadap data dari program lain yang disesuai.
Sama halnya dengan ruang lingkup penilaian, maka keempat pembagian langkah-langkah
penilaian ini pada dasarnya tidak berbeda antara satu dengan lainnya. Yang ditemukan adalah
pembagian yang satu lebih melengkapi pembagian yang lainnya.
Langkah-langkah yang ditempuh pada waktu melaksanakan penilaian agaknya merupakan
perpaduan dari keempat pembagian di atas. Langkah-langkah yang dimaksud ialah :
1. Pahami dahulu program yang akan dinilai.
Untuk dapat memahami program dengan baik perhatian harus ditujukan kepada semua unsur
program yang meliputi :
a. Latar belakang dilaksanakannya program
b. Masalah yang mendasari lahirnya program
c. Tujuan yang ingin dicapai oleh program
d. Kegiatannya dilakukan untuk mencapai tujuan program
e. Organisasi dan tenaga pelaksana program
f. Sumber daya yang dipergunakan oleh program
g. Waktu dan tahapan program
h. Tolak ukur kriteria keberhasilan dan rencana penilaian program (jika ada)
2. Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan
Apabila pemahaman program telah dilakukan lanjutkanlah dengan menentukan macam
dan ruang lingkup penilaian. Pekerjaan yang seperti ini makin bertambah penting jika
kebetulan tidak ditemukan keterangan apapun tentang penilaian dalam rencana kerja yang
ditetapkan sebelumnya.
3. Susunlah rencana penilaian
Pada dasarnya rencana penilaian harus memenuhi semua syarat rencana yang baik yakni:
a. Tujuan penilaian
Rumuskan tujuan penilaian dengan jelas yakni yang mempunyai tolak ukur ataupun
kriteria sehingga memudahkan pengambilan kesimpulan.
b. Macam data
Tetapkan macam data atau keterangan yang diperlukan untuk penilaian yang tentu saja
berbeda antara satu program dengan program lainnya.
c. Sumber data
Sumber data yang baik ialah dapat dipercaya, akurat dan lengkap.
d. Cara mendapatkan data
Pada dasarnya ada empat cara yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan, dan
ataupun peran serta.
e. Cara menarik kesimpulan
Teknik penilaian banyak macamnya, karena semuanya tergantung dari program yang akan
dinilai. Dalam praktek sehari-hari yang sering dipergunakan adalah teknikRagpie Program
Matrix (RPM). Adapun prinsip dari RPM adalah sebagai berikut :
Krisis ekonomi mendalam serta bencana yang beruntun membebani sumber daya dan
pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada rendahnya status gizi, menurunnya pelayanan
kesehatan dan rendahnya higienitas masyarakat yang mengakibatkan rendahnya kualitas
kesehatan dan tingginya angka kesakitan dan kematian masyarakat. Hal ini diperparah dengan
banyaknya masyarakat yang berpendidikan dan berpendapatan rendah (miskin), serta kondisi
ekonomi makro yang tidak stabil. Pada kenyataan akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit yang
diperkirakan sudah tidak ada lagi sepeti; malaria, TBC, polio dan banyaknya angka kekurangan
gizi yang menjangkiti bayi, balita dan anak-anak. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah dengan program-program kesehatan bagi masyarakat miskin seperti askeskin
(asuransi kesehatan masyarakat miskin), JPKM miskin dan pengobatan dasar gratis bagi
masyarakat, serta menghidupkan kembali peran Posyandu di daerah-derah terpencil.
Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang
Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan karena masalah yang demikian. Karena itu setiap individu, keluarga dan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu.
Untuk pelaksanaan kegiatan program di Puskesmas, program kesehatan masyarakat
tersebut mempunyai target dari standar pelayanan minimal kesehatan yang sudah ditentukan oleh
pemerintah namun demikian masih diketemukan permasalahan-permasalahan di lapangan yaitu
rendahnya cakupan kegiatan akibat keterbatasan-keterbatasan di puskesmas termasuk sumber
daya manusia petugas kesehatan, Untuk menggambarkan keberhasilan pembangunan kesehatan
melalui kesehatan masyarakat diperlukan standar pelayanan minimal bidang kesehatan.Tenaga
pelaksana kegiatan pelayanan masyarakat belum sesuai berdasarkan standar minimal pelayanan
yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2004, yaitu tingkat pendidikan pelaksana
program kesehatan masyarakat seharusnya oleh tenaga dengan spesifikasi pendidikan sederajat
D3 kesehatan. Menyangkut sumber biaya, sumber biaya diperoleh dari berbagai sumber, seperti
Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Asuransi
Kesehatan, dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak, dan lain-lain.
Dari berbagai program kesehatan tersebut diatas, tentunya masih ada lagi program lain
yang lebih terperinci yang telah dibuat dan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan atau program-
program tersebut di masyarakat walaupun sudah dilaksanakan namun belum memenuhi atau
belum menjangkau semua masyarakat terutama masyarakat di daerah terpencil karena kurangnya
sarana transportasi, dan lain-lain.
Adapun analisis atau kajian dari Program utama Puskesmas berdasarkan basic six WHO
dan dikaitkan dengan RPJMN bidang kesehatan adalah
2. Berdasarkan Analisis atau kajian dari Program utama Puskesmas Basic six WHO dan dikaitkan
dengan RPJMN (Renstra Kementerian Kesehatan) tahun 2015 – 2019 adalah:
a) Promosi Kesehatan adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai
tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,
dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan
masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya dengan tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dimana yang menjadi sasaran dari
Promkes adalah :
a.Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
b. Penyuluhan Kesehatan individu dan kelompok
Contoh: penyuluhan PHBS, vitamin A, narkoba, P2M, HIV, malaria, diare,
penggunaan Jamkesmas
Persentasi rumah tangga yang mempraktikan Hidup Bersih dan Sehat meningkat
dari 50,1% tahun (2010) menjadi 53,9% (2011).
Hal yang membuat tidak maksimalnya pelaksanaan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat adalah terbatasnya kapasitas promosi kesehatan di
saerah akibat kurangnya tenaga promosi kesehatan. Berdasarkan laporan Rifaskes
2011, diketahui bahwa jumlah tenaga penyuluh kesehatan masyarakat di
Puskesmas hanya 4.144 orang di seluruh indonesia.
b) Kesehatan Lingkungan adalah Bahaya potensial terhadap kesehatan yang
diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan
dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-upaya yang
bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan
sangat penting.
Tujuan Kesehatan Lingkungan adalah bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan
yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan
resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju
derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas
meliputi:
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukiman
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
Dan upaya penyehatan lingkungan juga menunjukan keberhasilan yang cukup
bermakna. Persentase rumah tangga dengan akses air minum yang layak
meningkat.
c) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan
oleh agent infeksi atau toksinnya, yang beraasal dari sumber penularan atau
reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan
penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi:
Cara Penularan Penyakit Menular dikenal beberapa cara penularan penyakit
menular yaitu:
a. Penularan secara kontak
b. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman tercemar
c. Pennularan melalui vektor
d. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato.
Surveilans Evidemiologi Penyakit Menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem
kewaspadaan dini.
1. Program Pemberantasan Penyakit Menular
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan
pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Program Surveilans
h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah
Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS,
tubercolosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. Disamping itu
Indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit neglected
diseases seperti kusta, filariasis, leptoporosis, dan lain-lain. Angka Kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik
pada material maupun neonatal sudah sangat menurun.
d) Kesehatan Keluarga dan Reproduksi Kesehatan Keluarga adalah wujud keluarga
sehat, kecil bahagia dan sejahtra dari suami istri, anak dan anggota keluarga
lainnya (UU RI no 23 th 1992) Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik,
mental dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan,
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya.(WHO).
Tujuan:
Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur
biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam
mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan
kualitas hidup keluarga
kegiatan pelayanan reproduksi adalah:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. Kesehatan Anak Usia Sekolah
3. Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan PMS (Penyakit
Menular Sex)
4. Keluarga berencana
5. Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas)
Indikator keberhasilan
1. Angka Kematian Bayi
2. Angka Kematian Ibu
3. Persentasi ibu Hamil yang mempunyai Berat Badan dan Tinggi yang Normal
4. Persentasi ibu hamil dengan anemia
5. Persentasi balita dengan berat badan dan tinggi sesuai umur
e) Perbailkan Gizi masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan
status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi
kesehatan serta dikungan peran aktif masyarakat
Program
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas
1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi yang terdiri dari :
a. Pencegahan dan Penagnggulangan Gangguan akibat kekurangan
Yodium (GAKY)
b. Pencegahan dan penanggulangan Kurang kalori energi protein
(KEP) dan Kurang Energi Kronis (KEK)
c. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan Vitamin A (KVA)
d. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan Gizi Mikro
lain
e. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan Gizi Mikro
lain
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah Gizi Lebih
g. Sistem Kewaspadaan pangan dan Gizi (SKPG)
Sasaran
Sasarana upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang
beresiko menderita kelainan gizi antara lain:
1. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia dini
sekolah
2. Wanita Usia subur (WUS) termasuk calon pengantin
(cantin), ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan usia
lanjut (usila)
3. Semua penduduk rawan gizi (endemik)
4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
5. Pekerja penghasilan rendah
Perkembangan masalah gizi di indonesia demakin kompleks saat ini, selain
masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi
persoalan yang harus kita tangani dngan serius.
Menunjukan bahwa kelahiran dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
<2500 gram meurun dari 11.1 % menjadi 10.2 % stunting terjadi karena
kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak
mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan.
Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Tidak hanya terjadi pada usia balita,
prevalensi obesitas yang meningkat juga terjadi di usia dewasa.
f) Penyembuhan penyakit dan pelayanan kesehatan
a. Pelayanan Medik Rawat Jalan
b. Pelayanan kedaruratan gigi & mulut
Pelayanan penyakit tidak menular baru mencapai 79% Kekurangan persiapan
tersebut terutama karna kurangnya fasilitas yang tersedia; kurang lengkapnya
obat, sarana dan alat kesehatan; kurangnya tenaga kesehatan dan belum
memadainya kualitas pelayanan di Puskesmas, kesiapan peralatan dasar
memang cukup tinggi (84%) tetapi kemampuan menegakan diagnosis ternayata
masih rendah (61%). Di antara kemampuan menegakan diagnosis yang rendah
tersebut adalah tes kehamilan (47%), tes glukosa urin (47%), dan tes glukosa
darah (54%) hanya puskesmas yang mampu melakukan seluruh komponen
diagnosis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
a. Penilaian adalah prosedur pelaksanaan/hasil kerja/dampak secara sistematik, dengan
membandingkannya dengan standar dan dengan mengikuti kriteria/tujuan tertentu guna
menilai dan pengambilan keputusan selanjutnya.
b. Secara umum penilaian dapat dibedakan dalam 3 jenis, yakni :
1. Penilaian pada tahap awal program : Penilaian yang dilakukan pada saat merencanakan
suatu program. Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan bahwa rencana yang disusun
dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan.
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program : Penilaian yang dilakukan pada saat program
sedang dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah mengukur apakah program yang sedang
dilaksanakan telah sesuai dengan rencana atau tidak, apakah terjadi penyimpangan –
penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program
3. Penilaian pada tahap akhir program : Penilaian yang dilakukan pada saat program telah
selesai dilaksanakan. Tujuan utamanya untuk mengukur keluaran dan mengukur dampak
yang dihasilkan dari
program.
c. Langkah – langkah penilaian suatu program adalah :
Pahami dahulu program yang akan dinilai
Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan
Susunlah rencana penilaian
Melaksanakan penilaian
Menarik kesimpulan
Menyusun saran – saran
d. Teknik penilaian merupakan suatu metode yang digunakan terhadap pelaksanaan program
dan dalam praktik kesehariannya, teknik yang sering digunakan adalah teknik Ragpie
Program Matrix.
e. Program kesehatan masyarakat meliputi beberapa program yang tergabung dalam kegiatan
pokok puskesmas dan PHC, yang terdiri dari : (a) perbaikan gizi masyarakat, (b)
pemberantasan penyakit menular, (c) promosi kesehatan, dan (d) kesehatan lingkungan.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan suatu program, penilaian sangat beperan dalam suatu program
untuk mengetahui hasil dari program yang di jalankan. Oleh sebab itu penilaian program perlu
dipergunakan secara baik dan semaksimal mungkin guna penerapannya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Maidin, alimin . 2004. Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK): Makassar
http://fkmutu.blogspot.com