PENDAHULUAN
1
memberikan pengaruh buruk yang berakibat fatal apabila tidak disaring
dengan baik oleh para penggunanya. Internet salah satunya, internet yang
berkembang bebas saat ini apabila tidak digunakan secara bijak dan tanpa
kontrol maka akan berakibat buruk dan fatal terutama terhadap kaum muda
yaitu anak-anak dan remaja. Mereka akan memperoleh informasi yang
seharusnya tidak atau belum boleh diketahui secara bebas. Kurangnya
pendidikan moral dan perhatian terhadap kaum muda inilah yang
menyebabkan segala kemajuan ini menjadi suatu kemunduran. Lingkungan
tempat mereka tinggal seharusnya menjadi peran terpenting dalam
pembentukan karakter pada anak. Keluarga, tetangga, dan kerabat dekat
sebaiknya melakukan pendekatan dan dorongan kepada pelaku tindak
penyimpangan.
Dari data tiga tahun terakhir, tindak kriminal yang dilakukan oleh anak
muda mengalami peningkatan, data diambil dari sms.lap.ditjenpas.go.id. Saat
ini tercatat 191 tahanan narapidana anak-anak di Kota Bandung yang
melakukan tindak kriminal diantaranya yang paling banyak adalah kasus
perlindungan anak, kejahatan terhadap ketertiban, pembunuhan, narkotika,
pencurian, perampokan, penganiayaan, asusila, pemerasan, dan senjata tajam,
sumber didapat dari Jurnal Harian lapas Anak Kelas III Bandung, tanggal 20
September 2016. Tercatat pula terdapat 4 anak diantaranya merupakan
residivis, yaitu orang yang pernah dihukum mengulangi tindak kejahatan
yang serupa; penjahat kambuhan: terdakwa tergolong pernah dijatuhi
hukuman dua tahun, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bahkan setelah
diberi hukuman dan dimasukan ke dalam penjara, beberapa anak belum jera
dan masih melakukan tindak krimial yang sama. Kurangnya perhatian,
motivasi, dan pendekatan inilah yang menjadi tanggungjawab masyarakat
sekitar sehingga terciptanya lingkungann yang damai dan sejahtera.
2
terdapat sebuah kampung padat penduduk yang memiliki sebuah cerita
inspiratif. Kampung ini dulunya merupakan kampung yang kumuh dan sering
terjadi banjir. Tetapi perubahan terjadi di kampung ini, kampung yang
dulunya kumuh dan sering terjadi banjir, sekarang tidak lagi karena
masyarakat didalamnya bergotong-royong membuat sumur resapan. Kampung
ini bahkan menjadi kampung percontohan saat ini karena perubahan besar
yang telah dilakukannya. Dibalik perubahan besar yang terjadi di Blok Tempe
ternyata terdapat peran sekumpulan pemuda yang ternyata dulunya adalah
pelaku kriminal, bahkan hampir seluruh pemuda, tepatnya 20 dari 25 pemuda
di Blok Tempe pernah masuk ke dalam penjara. “Dulunya Blok Tempe
disebut sebagai kampung narapidana karena kaum mudanya sering melakukan
keributan disini, berkelahi, terlibat narkoba, bahkan sampai minuman keras”,
kata Achmad Ruyani Ketua RT 04 tersebut. Hal ini menarik karena dibalik
perubahaan lingkungan yang positif, terdapat peran kaum muda yang
berlatarbelakang negatif dulunya. Transformasi kehidupan inilah yang sangat
menarik untuk diteliti lebih lanjut. Ditengah maraknya kriminalitas yang
dilakukan oleh kaum muda di Kota Bandung, ternyata ada sekumpulan
pemuda yang diketahui adalah mantan narapidana yang mampu membuat
kampung atau desanya menjadi lebih baik.
Film sebagai sebuah karya seni dan industri saat ini semakin
berkembang pesat. Sebagai media visual, film banyak digunakan sebagai
media hiburan bagi penontonnya, untuk menyampaikan aspirasi masyarakat,
atau sebagai refleksi dari realitas sosial. Salah satu jenis film yang diambil
yaitu film dokumenter. Film dokumenter adalah film yang
3
mendokumentasikan kenyataan. Kunci utama dari dokumenter adalah
menyajikan fakta. Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh,
perisrtiwa, dan lokasi yang nyata. Artinya, film dokumenter digunakan untuk
merepresentasikan kenyataan dan menampilkan kembali fakta yang ada dalam
kehidupan yang dibuat lebih terstruktur dalam durasi film. Adapun jenis
dokumenter yaitu dokumenter televisi dimana dokumenter dalam halnya disini
digunakan sebagai acara atau program televisi. Menurut Gerzon R. Ayawaila
dalam Fachruddin (2012; 321) film dokumenter televisi adalah program
dokumenter dengan tema topik tertentu, disajikan dengan gaya bercerita,
menggunakan narasi (dengan voice over hanya terdengar suara tanpa wajah
yang menyuarakan tampak di layar monitor), menggunakan wawancara, juga
ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual (picture story). Hal yang
menjadi poin penting tentunya adalah pesan khusus dari film dokumenter
tersebut. Film dokumenter televisi biasa digunakan selain untuk konsumsi
televisi, film dokumenter juga dapat diikutsertakan ke dalam berbagai festival
film baik dari dalam maupun luar negeri.
Film dokumenter televisi juga dapat menjadi media yang efektif untuk
memberikan informasi atau pengetahuan baru yang dapat membangun dan
menginspirasi orang yang menontonnya. Dalam halnya disini penulis ingin
menyampaikan informasi mengenai transformasi kehidupan sosial di Blok
Tempe yang diharapkan dapat menjadi pilot project bagi kaum muda lain
khususnya yang melakukan penyimpangan dan warga kampung atau desa-
desa lain di Bandung untuk dapat melakukan perubahan positif terhadap
lingkungannya. Penulis sebagai sutradara akan menggarap film dokumenter
jenis dokumenter televisi yang dikemas secara menarik melalui penggayaan
yang menggabungkan gaya eksposisi dan performatif.
4
1.2 Identifikasi Masalah
5
1.3 Batasan Masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah dan peninjauan lebih lanjut,
penulis membatasi masalah agar pembahasan lebih terarah dengan
keterangan sebagai berikut:
1.3.1 Apa
Media utama yang dirancang berupa sebuah dokumenter
televisi.
1.3.2 Siapa
Target audiens dari perancangan ini adalah pelaku tindak
penyimpangan dengan usia 18-25 tahun yang tinggal di Kota
Bandung.
1.3.3 Bagaimana
Dalam hal ini penulis selaku sutradara akan membuat
dokumenter televisi dengan menggunakan penggabungan
penggayaan eksposisi dan performatif.
1.3.5 Mengapa
Melalui dokumenter televisi ini diharapkan dapat memberikan
informasi serta dapat menginspirasi masyarakat di Kota
Bandung khususnya kaum muda pelaku penyimpangan agar
dapat melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih baik.
6
1.4 Rumusan Masalah
7
Mengetahui hal – hal yang dapat diupayakan dari segi desain
untuk melakukan pendekatan yang bersifat persuasif dalam
menginspirasi kaum muda menyimpang di Kota Bandung.
Mengetahui hal-hal yang dapat diupayakan dari segi
penyutradaraan dalam membuat sebuah film dokumenter.
1. Observasi
Menurut John W. Creswell (2016:267) observasi merupakan
peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku
dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Peneliti
merekam / mencatat aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian
baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur. Dalam hal ini
penulis melakukan observasi langsung ke Blok Tempe dan
mendokumentasikan keadaan wilayah Blok Tempe saat ini.
2. Wawancara
Peneliti dapat melakukan wawancara antar personal (face to face
interview) atau dapat melakukan focus group interview dimana
partisipan dapat terdiri dari enam sampai delapan partisipan
(Creswell, 2016:267). Dalam hal ini penulis melakukan
wawancara personal kepada narasumber diantaranya Kepala Desa
dan Reggi Kanyong Munggaran sebagai pemuda aktif dikawasan
8
Blok Tempe untuk mendapatkan informasi seputar keadaan di
Blok Tempe.
3. Studi Pustaka
Selama proses penelitian, penulis mempelajari kepustakaan dan
mengumpulkan beberapa informasi berupa data berdasar kepada
kepentingan penulis yaitu terkait dengan objek penelitian dan
teori-teori mengenai penyutradaraan dan dokumenter televisi.
4. Studi Literatur
Dalam studi literatur penulis mempelajari beberapa film
dokumenter diantaranya film dokumenter Human, Waria dengan
Tuhan, dan Lentera Indonesia (Perjuangan Pendidikan Anak
Pemulung Pontianak).
9
menyusun informasi satu sama lain yang berkaitan dalam bentuk
paragraf.
1. Pra Produksi
Pra produksi merupakan tahap atau langkah awal penulis
dalam melakukan perancangan dengan mengumpulkan data-
data keseluruhan mengenai objek penelitian, membuat naskah
dan storyboard, dan mengatur segala persiapan produksi baik
segi materil maupun non-materil.
2. Produksi
Pada tahap ini penulis dan tim sudah mulai melakukan proses
shooting dari awal hingga akhir. Penulis yakni sekaligus
sutradara dalam pembuatan karya ini bertanggung jawab atas
segala proses produksi film.
3. Pasca Produksi
Tahap terakhir adalah pasca produksi dimana setelah seluruh
proses shooting dilakukan selanjutnya akan dilakukan
pemilihan gambar atau video mana saja yang akan diambil dan
dilanjutkan dengan proses editing, packaging, dan promoting.
10
1.8 Skema Perancangan
Latar Belakang
Meningkatnya tingkat kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda di Kota Bandung karena
tidak adanya kemauan untuk melakukan perubahan hidup ke arah yang lebih baik.
Fokus Masalah
Fenomena
Pemuda di Blok Tempe mampu melakukan perubahan kualitas hidup dari perilaku
kriminal menjadi pemuda yang berperan penting terhadap perubahan lingkungan dan
daerahnya.
Opini Issue
“Daerah ini memang dulunya rawan sekali. Tidak ada 1. Dulunya hampir setiap malam minggu
yang berani keluar rumah seperti sekarang ini. Tidak terjadi perkelahian di Blok Tempe.
ada anak-anak yang bermain seperti sekarang ini, mau 2. Mantan narapidana di Blok Tempe
pergi ke sekolah pun di antar jemput oleh keluarga.”, mayoritas adalah warga usia muda.
kata salah seorang aktivis senior dan Ketua RT 4,
Ahmad Ruyani.
Hipotesa
Kurangnya media untuk memotivasi serta menginspirasi kaum muda Kota Bandung untuk
dapat melakukan perubahan hidup yang positif.
Solusi
11
1.9 Pembabakan
12
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
2.1 Film
Film menurut UU no. 8 tahun 1992 merupakan karya cipta seni dan
budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang – dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,
piringan video, atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk,
jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya,
dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukan dan ditayangkan dengan sistem
proyeksi mekanik, elektronik, atau lainnya. Michael Rabiger dalam Apip (2011)
juga beranggapan bahwa setiap film menarik dan menghibur, serta membuat para
audiens berpikir. Setiap hasil karya yang ada bersifat unik dan menarik sehingga
ada banyak cara yang dapat digunakan dalam suatu film dokumenter untuk
menyampaikan ide-ide tentang dunia nyata.
13
Berikut ini merupakan skema hubungan naratif dan sinematik dalam film yang
terdapat pada buku Memahami Film karya Hilmawan Pratista.
FILM
Unsur naratif disini merupakan aspek cerita dan narasi yaitu pembentukan
sebuah alur cerita, plot dan didalamnya terdapat unsur-unsur tokoh, masalah,
konflik, ruang juga waktu. Sementara unsur sinematik yang dimaksud disini
adalah segala aspek teknis pembentuk film seperti mise en scene, sinematografi
kamera, editing, dan sound (suara). Dalam sebuah film juga terdapat bahasa film
yaitu merupakan kombinasi antara bahasa suara dan bahasa gambar (Pratista,
2008:3). Bahasa film ada atau digunakan untuk menjadi sebuah solusi agar karya
film yang dibuat dapat diterima dan diapresiasi baik oleh audiens
Film pada dasarnya dibagi menjadi tiga jenis yaitu dokumenter, fiksi, dan
eksperimental. Film dokumenter adalah film yang menyajikan fakta dan
kenyataan dimana keaslian dan orisinalitas cerita menjadi ciri khas jenis film ini.
Sementara film fiksi merupakan film imajinatif yang terikat pada plot, nyawa
utamanya adalah pada cerita, segala unsur naratif dan sinematografi didalamnya
berupa karangan dan fiktif belaka. Film eksperimental berbeda dengan film fiksi
dan juga dokumenter. Film eksperimental tidak memiliki plot namun memiliki
struktur dimana sineas berperan penting karena keseluruhan gagasan, ide dan
emosi didalamnya merupakan pengalaman batin sineas itu sendiri.
14
A. Film Dokumenter
15
informasi, ilmu pengetahuan, dan yang dominan unsur hiburan yang
kreatif.
Tipe shot kamera yang dibatasi berdasarkan kontinuitas gambar yang
sewajarnya, di mana telah berlaku umum pada stasiun televisi, khususnya
memperhitungkan etika dan estetika dari gambar berdasarkan rambu-
rambu penyiaran, budaya yang dijunjung tinggi sebagai seorang
broadcaster yang profesional.
Tujuan pembuatan dokumenter untuk disiarkan pada slot tayang di stasiun
televisi.
1. Laporan Perjalanan
Pada awalnya dokumenter laporan perjalanan adalah dokumentasi
antropologi dari para ahli etnolog atau etnografi. Pengemasan
dokumenter perjalanan lebih kritis dan radikal dalam mengupas
permasalahan. Lebih banyak menggunakan wawancara untuk
mendapatkan informasi lengkap mengenai opini publik. Istilah yang
sering digunakan adalah travelogue, travel film, travel documentary,
dan adventures film.
16
2. Sejarah
Film dokumenter sejarah merupakan dilm dokumenter yang
memaparkan suatu peristiwa sejarah. Dokumenter sejarah sangat
kental aspek referentian-meaning nya (makna yang sangat tergantung
pada referensi peristiwanya). Adapun tiga hal penting dalam
dokumenter sejarah adalah waktu peristiwa, lokasi sejarah, dan tokoh
pelaku sejarah tersebut.
5. Ilmu Pengetahuan
Film ini berisi penyampaian informasi mengenai suatu teori,
sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Kemasannya bisa film
edukasi atau film instruksional. Film dokumenter sains atau edukasi ini
biasanya ditujukan oleh publik umum yang menjelaskan tentang suatu
ilmu pengetahuan tertentu seperti contohnya National Geographic.
Sementara film instruksional dirancang khusus untuk mengajari atau
menginstruksikan pemirsanya bagaimana melakukan berbagai macam
hal.
17
6. Nostalgia
Dokumenter ini mengisahkan kilas balik dan napak tilas. Dikemas
dengan menggunakan penuturan perbandingan (perbandingan sekarang
dan masa lampau). Film-film ini sebenarnya dekat dengan jenis
sejarah, namun biasanya banyak mengetengahkan kilas balik atau
napak tilas pada kejadian-kejadian dari seseorang atau satu kelompok.
7. Rekonstruksi
Dokumenter rekonstruksi mencoba memberi gambaran ulang
terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Dokumenter ini tidak
menonjolkan seorang jurnalis yang melaporkan, menjelaskan peristiwa
dan menyimpulkan seaktual mungkin. Fokus utamanya rekonstruksi
suatu peristiwa penting dan menarik yang pernah terjadi atau dialami
seseorang.
8. Investigasi
Dokumenter ini dikemas untuk mengungkap misteri sebuah
peristiwa yang belum atau tidak pernah terungka dengan jelas. Jenis
dokumenter ini kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Peristiwa yang
diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam,
baik diketahui oleh publik ataupun tidak.
18
10. Buku Harian (Diary Film)
Diary film merupakan dokumenter yang mengombinasikan laporan
perjalanan dengan nostalgia kejayaan masa lalu, jalan cerita
mencantumkan secara lengkap dan jelas tanggal kejadian, lokasi, dan
karakternya sangat subjektif. Dokumenter ini juga mengacu pada
catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang
lain. Sudut pandang dari tema-temanya menjadi sangat subjektif,
karena sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada
lingkungan tempat dia tinggal, peristiwa yang dialami atau bahkan
perlakuan kawan-kawannya terhadap dirinya. Dari segi pendekatan
dokumenter jenis ini memiliki beberapa ciri yang pada akhirnya
banyak yang menganggap gayanya konvensional. Struktur ceritanya
cenderung linear serta kronologis, narasi menjadikan unsur suara lebih
banyak digunakan serta sering kali mencantumkan ruang dan waktu
kejadian yang cukup detil. Diary film ini dapat digabungkan dengan
jenis lain seperti laporan perjalanan (travel-doc) ataupun nostalgia oleh
sang kreator.
11. Dokudrama
Dokudrama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa
bagian film fisutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan
yang detail. Rekonstruksi cerita dokudrama menurut framing televisi
atau film dramatisasi memiliki sumber ide dari kisah nyata, nove, dan
berasal dari berita kontroversial. Film dokumenter drama merupakan
peristiwa yang pernah terjadi direkonstruksi ulang dengan kemasan
yang baru.
19
berdasarkan fakta (Ayawaila, 2008:23). Dengan kata lain disini, film dokumenter
merupakan film non-fiksi yang memiliki cerita yang nyata namun didalamnya
sineas dapat bereksplorasi untuk mengemas film dokumenter ini menjadi sesuatu
yang menarik untuk ditayangkan. Sang kreator disini tetap berperan dalam
mengemas cerita yang sudah ada (nyata) agar layak dan menghibur para
audiensnya. Kreator berhak mengeksplorasi unsur-unsur pembentuk film
dokumenter didalamnya seperti estetika naratif dan sinematografinya tetapi tetap
tidak mengubah benang merah yang berlatar-belakang realitas dalam menyajikan
cerita nyata. Menurut Fachruddin (2012: 322) penggayaan-penggayaan tersebut
diantaranya:
20
B. Film Fiksi
Seperti yang telah dikatakan Pratista (2008:6) bahwa film fiksi terikat oleh
plot. Dari sisi cerita, film fiksi sering menggunakan cerita rekaan di luar kejadian
nyata serta memiliki konsep pengadeganan yang telah dirancang sejak awal.
Berbeda dengan film dokumenter, film fiksi berada diantara nyata dan abstrak
baik secara naratif maupun sinematik.
C. Film Eksperimental
Shot
Shot merupakan satu kali take pengambilan gambar. Shot adalah unsur
terkecil dari film. Beberapa shot dapat membentuk sebuah adegan.
Film dokumenter lebih bebas menggunakan semua tipe shot,
sedangkan umumnya dokumenter berdurasi pendek dan terbatas
menggunakan tipe shot seperti close up dan medium shot.
21
Adegan (Scene)
Sekuen (Sequence)
22
B. Hubungan Naratif dengan Ruang dan Waktu
Sebuah cerita tidak mungkin terjadi tanpa adanya ruang dan waktu. Ruang adalah
tempat dimana para pelaku cerita bergerak dan beraktivitas. Naratif akan
membantu memperjelas ruang dan waktu, sebaliknya ruang dan waktu akan
nampak jelas dengan kekuatan naratif. Keduanya saling berkesinambungan.
C. Urutan Waktu
1. Pola Linier
Kebanyakan film menggunakan plot linier dimana waktu berjalan
sesuai dengan urutan peristiwa tanpa adanya interupsi waktu yang
signifikan. Penuturan cerita dengan menggunakan pola ini tentu saja
lebih memudahkan audiens untuk dapat memahami keseluruhan isi
film. Sepanjang apapun rentang waktu cerita jika tidakterdapat
interupsi waktu yang signifikan maka polanya tetap linier. Sekalipun
menggunakan multi-plot(tiga cerita atau lebih) jika disajikan secara
simutan dan terjadi dalam waktu yang relatif sama, maka polanya juga
tetap dianggap linier. Plot film sering kali diinterupsi oleh teknik kilas-
balik atau kilas-depan. Namun interupsi waktu dianggap tidk
signifikan selama teknik tersebut tidak mengganggu alur cerita secara
keseluruhan.
23
D. Elemen Pokok Naratif
1. Pelaku Cerita
Setiap film cerita umumya memiliki karakter utama dan
pendukung. Karakter utama adalah motivator utama yang menjalankan
alur naratif sejak awal hingga akhir cerita. Karakter pendukung sering
bertindak sebagai pemicu konflik (antagonis) atau kadang sebaliknya
dapat membantu karakter utama dalam menyelesaikan masalahnya
(protagonis).
2. Permasalahan dan Konflik
Permasalahan dapat diartikan sebagai penghalang yang dihadapi
tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya. Permasalahan sering kali
ditimbulkan pihak antagonis karena memiliki tujuan yang sama atau
berlawanan dengan pihak protagonis. Permasalahan juga bisa muncul
tanpa pihak antagonis. Masalah dapat muncul dari dalam diri tokoh
utama sendiri yang akhirnya memicu konflik batin.
3. Tujuan
Setiap pelaku utama dalam sebuah film cerita pasti memiliki
tujuan, harapan atau cita-cita. Tujuan dan harapan tersebut dapat
bersifat fisik (materi) atau nonfisik (nonmateri). Tujuan fisik sifatnya
jelas dan nyata sementara nonfisik sifatnya tidak nyata (abstrak). Film-
film drama dan melodrama sering kali bertujuan nonfisik seperti
mencari kebahagian, kepuasan batin, eksistensi diri, dan lain
sebagainya.
24
E. Pola Struktur Naratif
Pola struktur naratif dalam film secara umum dibagi menjadi tiga tahapan
yakni, permulaan, pertengahan, serta penutupan. Tahap pembukaan biasanya
hanya memiliki panjang cerita seperempat durasi filmnya. Tahap pertengahan
adalah yang paling lama dan biasanya panjangnya lebih dari separuh durasi film.
Sementara tahap penutupan biasanya sekitar seperempat durasi film dan
merupakan segmen yang terpendek. Melalui tiga tahapan inilah karakter, masalah,
tujuan, aspek ruang dan waktu masing-masing ditetapkan dan berkembang
menjadi alur cerita secara keseluruhan. (Pratista, 2008:44)
Tahap Permulaan
Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling kritis
dalam sebuah cerita karena dari sinilah segalanya bermula. Pada
titik inilah ditentukan aturan permainan cerita film. Pada tahap ini
biasanya telah ditetapkan pelaku utama dan pendukung; pihak
protagonis dan antagonis; masalah dan tujuan; serta aspek ruang
dan waktu cerita (eksposisi). Kadang pada tahap ini terdapat
sekuen pendahulu atau prolog yang merupakan latar belakang
cerita film.
Tahap Pertengahan
Tahap pertengahan sebagian besar berisi usaha dari tokoh
utama atau protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah
25
yang telah ditentukan pada tahap permulaan. Pada tahap inilah alur
cerita berubah arah dan biasanya disebabkan oleh aksi diluar
perkiraan yang dilakukan karakter utama atau pendukung.
Tindakan inilah yang nantinya memicu munculnya konflik.
Konflik sering kali berisi konfrontasi (fisik) antara pihak
protagonis dan antagonis. Pada tahap inilah tempo cerita semakin
meningkat hingga klimaks cerita. Pada akhir tahap ini hingga
menjelang klimaks, tokoh utama sering kali mengalami titik
terendah (putus asa) baik dari segi fisik maupun mental.
Tahap Penutupan
Tahap penutupan adalah klimaks cerita, yakni puncak dari
konflik atau konfrontasi akhir. Pada titik inilah film mencapai titik
ketegangan tertinggi. Dalam film western, klimaks adalah duel
akhir antara tokoh protagonis dan antagonis. Dalam film roman
klimaks adalah momen sesaat sebelum seseorang mendapatkan
cintana dari tambatan hatina. Setelah konflik berakhir maka
tercapailah penyelesaian masalah, kesimpulan cerita, atau resolusi.
Menurut Pratista (2008:46) struktur tiga babak atau juga sering diistilahkan
struktur Hollywood klasik merupakan model struktur naratif yang paling lama,
populer, serta berpengaruh sepanjang sejarah film. Pola struktur tiga babak mulai
populer sejak tahin 1910-an dan sangat berperan besar membentuk sinema
Hollywood menuju era keemasannya. Struktur tiga babak sendiri diadopsi dari
pola struktur cerita atau pembabakan dalam seni pertunjukan (teater).
26
Sekilas skema diatas tampak serupa dengan pola struktur naratif secara umum
yakni, pembukaan, pertengahan, dan penutupan. Memang pada intinya sama
namun struktur tiga babak memiliki beberapa karakteristik yang khas menyangkut
aspek ruang dan waktu, pelaku, masalah atau konflik, serta tujuan.
2.2 Sutradara
Menguasai teori film dan sinematografi saja tidak cukup, karena dia
(sutradara) juga harus memiliki pengetahuan umum dari berbagai disiplin ilmu,
menurut Ayawalia (2008:106). Sutradara harus memiliki kejelasan visi dan
maksud dari yang akan dia sampaikan dalam filmnya, disamping juga harus yakin
pada yang menjadi fokus isi penuturan serta pesan yang hendak disampaikan.
Selain itu sutradara juga harus memiliki pendekatan dan gaya (style) dalam
mempresentasikan karyanya.
27
sutradara dalam menggarap film dengan baik. Empat konsentrasi tersebut
diantaranya:
Pendekatan
Ada dua hal yang menjadi titik tolak pendekatan dalam
dokumenter, yaitu apakah penuturannya diketengahkan secara esai
atau naratif. Keduanya memiliki ciri khas yang spesifik dan
menuntut daya kreatif tinggi sutradara.
Gaya
Gaya dalam dokumenter terdiri dari bermacam-macam
kreativitas, seperti gaya humoris, puitis, satire, anekdot, serius,
semi serius, dan seterusnya. Dalam gaya ada tipe pemaparan
eksposisi (expository documentary), ada pula observasi
(observational documentary), selain gaya interaktif (interactive
documentary), refleksi (reflexive documentary), dan performatif
(performative documentary).
28
Bentuk
Pada hakikatnya bentuk penuturan masih termasuk dalam
bingkai gaya, hanya saja lebih spesifik. Bentuk tidak harus berdiri
sendiri secara baku, karena sebuah tema dapat merupakan
gabungan dari dua bentuk penuturan. Perlu disadari bahwa bentuk
memang perlu, tetapi bukan untuk membatasi kreativitas.
Struktur
Yang dimaksud struktur adalah kerangka rancangan untuk
menyatukan berbagai analisir film sesuai dengan yang menjadi ide
penulis atau sutradara. Struktur penuturan dalam dokumenter dapat
dibagi dalam dua cara secara umum, yaitu: secara kronologis dan
secara tematis. Dua cara ini sekaligus merupakan refleksi dari
pendekatan esai dan naratif.
Struktur kronologis lebih mudah dirancang dibanding
struktur tematis. Kelebihan struktur tematis adalah kemampuannya
merangkum penggalan-penggalan sekuens yang kadang tidak
berkesinambungan, yang ternyata dapat dirangkai menjadi suatu
kesatuan mengingat isi temanya menjadi bingkai cerita.
29
Nanang Martono (2014:12) mengatakan perubahan sosial merupakan
bagian dari perubahan budaya. Perubahan sosial dan perubahan budaya yang
terjadi dalam masyarakat saling berkaitan, tidak ada masyarakat yang tidak
memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan tanpa
masyarakat.
Perubahan
Perubahan
Sosial
Budaya
30
kualitatif mengenai peranan-peranan dan organisasi. Keempat, perubahan dalam
struktur kelompok, yaitu perubahan dalam komposisi kelompok, tingkat
kesadaran kelompok dan hubungan-hubungan di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat (Soekanto dalam Martono, 2014).
Penemuan-penemuan baru.
Penemuan baru berupa teknologi dapat mempengaruhi atau
mengubah cara individu berinteraksi dengan orang lain dan dapat
mengurangi jumlah kebutuhan tenaga kerja di sektor industri.
Pertentangan atau konflik.
Proses perubahan sosial dapat terjadi akibat adanya konflik sosial
dalam masyarakat, hal tersebut disebabkan oleh faktor perbedaan
kepentingan atau terjadi ketimpangan sosial.
31
Peperangan.
Perang dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang
dapat memaksa ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang
kalah.
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Adanya interaksi antara dua kebudayaan yang berbeda akan
menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat
diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect.
Namun, jika terjadi penolakan maka disebut cultural animosity.
Selain faktor tersebut ada faktor yang mendorong (mempercepat) dan yang
menghambat proses perubahan sosial. Adapun faktor yang mempercepat proses
perubahan sosial diantaranya:
32
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan
tindak pidana, dapat menjadi cikal bakal terjadinya perubahan sosial
budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar tercipta inovasi.
5. Sistem stratifikasi masyarakat yang terbuka.
Hal tersebut memungkinkan adanya gerakan sosial vertikal atau
horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Hal ini juga
membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat
mengembangkan kemampuan dirinya.
6. Penduduk yang heterogen.
Masyarakat heterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi
yang berbeda akan mudah mengalami pertentangan yang dapat
menimbulkan kegoncangan sosial.
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.
Rasa tidak puas dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan,
pertentangan, dan berbagai gerakan revolusi atau berbagai upaya untuk
merubahnya.
8. Adanya orientasi masa depan.
Pemikiran yang selalu berorientasi masa depan akan membuat
masyarakat selalu berfikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-
penemuan baru yang diseusaikan dengan perkembangan dan tuntutan
zaman.
9. Adanya nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk
memperbaiki kehidupannya.
Usaha merupakan keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi
kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya
yang terbatas. Usaha-usaha ini merupakan faktor terjadinya perubahan
33
tidak akan mungkin terjadi proses asimilasi, akulturasi yang mampu
merubah kondisi masyarakat tersebut.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
Ilmu pengetahuan merupakan kunci perubahan yang akan membawa
masyarakat menuju pada peradaban yang lebih baik.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Sikap tradisional akan mengagung-agungkan kepercayaan yang sudah
diajarkan nenek moyangnya dapat menghambat sebuah masyarakat
melakukan perubahan, karena dipercaya akan menimbulkan malapetaka.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat
atau versted interest.
Akan ada sekelompok individu yang akan mempertahankan atau hanya
sekedar ingin mewujudkan ambisisnya dalam meraih tujuan pribadi atau
golongannya dan berupaya keras untuk mempertahankan posisinya dalam
masyarakat.
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Masuknya unsur-unsur kebudayaan dari luar dapat diyakini akan
mengancam integrasi sebuah masyarakat sehingga masyarakat seringkali
membatasi diri untuk menerima unsur-unsur budaya dari luar.
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.
Sikap demikian dapat dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah
masyarakat lain sehingga memunculkan perasangka dan kehawatiran pada
masyarakat tersebut.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
Setiap upaya untuk merubah masyarakat, tidak akan berjalan ketika
bertentangan dengan nilai-nilai ideologi yang telah dianut kelompok
masyarakat selama ini.
8. Adat atau kebiasaan.
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola prilaku bagi anggota masyarakat
didalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya.
9. Adanya nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak
mungkin diperbaiki.
34
B. Dampak Perubahan Sosial
1. Dampak Postif
Beberapa dampak positif perubahan sosiak diantaranya adalah:
Manusia semakin mudah dan cepat dalam menyelesaikan
aktivitasnya.
Integrasi sosial semakin meningkat.
Kualitas individu (dan masyarakat) semakin baik, seiring
perkembangan teknologi baru.
Mobilitas sosial semakin cepat.
Pola pikir manusia semakin berkembang melalui pertukaran
budaya, pertukaran informasi yang dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja.
2. Dampak Negatif
Adapun dampak negatif perubahan sosial diantaranya:
Peningkatan angka kemiskinan.
Jumlah pengangguran semakin tinggi.
Peningkatan angka kriminalitas.
Terjadi konflik sosial.
Individualitas semakin meningkat.
Pencemaran lingkungan.
35
BAB III
3.1 Data
Blok Tempe merupakan sebutan atau nama lain dari salah satu daerah
padat penduduk di Bandung, tepatnya di Babakan Asih RT 04 RW 01
Bojongloa Kaler, kampung atau daerah ini memiliki sebuah cerita
inspiratif. Kampung ini dulunya merupakan kampung yang kumuh dan
sering terjadi banjir. Tetapi perubahan terjadi di kampung ini, kampung
yang dulunya kumuh dan sering terjadi banjir, sekarang tidak lagi karena
masyarakat didalamnya bergotong-royong membuat sumur resapan.
Kampung ini bahkan menjadi kampung percontohan saat ini karena
perubahan besar yang telah dilakukannya. Dibalik perubahan besar yang
terjadi di Blok Tempe ternyata terdapat peran sekumpulan pemuda yang
ternyata dulunya adalah pelaku kriminal, bahkan hampir seluruh pemuda,
tepatnya 20 dari 25 pemuda di Blok Tempe pernah masuk ke dalam
penjara. “Dulunya Blok Tempe disebut sebagai kampung narapidana
karena kaum mudanya sering melakukan keributan disini, berkelahi,
terlibat narkoba, bahkan sampai minuman keras”, kata Achmad Ruyani
Ketua RT 04 tersebut. Hal ini menarik karena dibalik perubahaan
lingkungan yang positif, terdapat peran kaum muda yang berlatarbelakang
negatif dulunya. Hingga saat ini Blok tempe dapat menjaga dan
melestarikan lingkungan dan warga didalamnya. Transformasi kehidupan
inilah yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut. Ditengah maraknya
kriminalitas yang dilakukan oleh kaum muda di Kota Bandung, ternyata
ada sekumpulan pemuda yang notabene adalah mantan narapidana yang
mampu membuat kampung atau desanya menjadi lebih baik. Terjadi
pendekatan didalamnya, adanya rasa peduli terhadap lingkunganlah yang
membuat mereka mampu melakukannya. Sebelumnya memang pemuda-
36
pemuda ini meresahkan warga dan menjadi sampah masyarakat, tetapi
setelah dilakukan pendekatan yang intensif oleh Pak Achmad Ruyani dan
salah satu pemuda disana yaitu Reggi Kanyong Munggaran, pemuda-
pemuda ini lalu mau dan mampu untuk melakukan sesuatu yang positif
untuk lingkungannya. Pendekatan sosial dengan cara terjun langsung dan
berkegiatan bersama pemuda-pemuda ini menjadi cara yang cukup efektif
dalam merubah perilaku buruk menjadi baik. Dimulai dari berkumpul
bersama makan nasi liwet, membuat sumur resapan, membetulkan jalan
yang rusak, hingga kegiatan berkesenian seperti mural tembok bersama,
pencak silat, dan jaipong yang menjadi kegiatan sehari-hari pemuda di
daerah Blok Tempe hingga saat ini.
Hal menarik yang terjadi di Blok Tempe adalah masyarakatnya
mampu melakukan perubahan yang sangat signifikan terhadap
lingkungannya. Sebelum terjadi perubahan lingkungan yang signifikan,
terjadi perubahan terlebih dahulu pada pemuda-pemuda di Blok Tempe.
Pemuda-pemuda Blok Tempe yang dulunya merupakan “pelaku kriminal”
ternyata telah melakukan perubahan kualitas hidup. Kriminal yang
dimaksudkan disini adalah kenakalan remaja seperti perkelahian, minum-
minuman keras, narkoba, judi, dan senjata tajam. Sampai pada akhirnya
Pak Achmad Ruyani selaku ketua RT mencoba melakukan pendekatan
kepada pemuda-pemuda di Blok Tempe secara perlahan. Pada malam hari
ketika pemuda-pemuda berkumpul, Pak Achmad lalu datang dan
meramaikan suasana dengan memainkan gitar diiringi nyayian pemuda
disana. Sandi, salah satu pemuda mantan narapidana di Blok Tempe
mengaku bahwa perubahan yang telah dilakukan olehnya dan teman-
temannya tidaklah mudah. Perubahan ini didasarkan kepada rasa lelah,
malu, dan niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sandi melihat adik-
adik setelahnya dan berharap mereka tidak mengikuti jejak kakak-
kakaknya. Disamping itu, terdapat peran seseorang yang telah
berkontribusi banyak dalam membantu segala permasalahan Sandi dengan
kepolisian juga pihak-pihak lainnya. Pemuda tersebut adalah Reggi, salah
satu pemuda di Blok Tempe yang memiliki semangat dan kepedulian
37
tinggi terhadap lingkungannya. Reggi membantu banyak dalam
menyelesaikan masalah yang dialami Sandi seperti membantunya keluar
dari penjara dan sebagainya. Pada akhirnya Sandi yang mulai jera dan
malu lalu sedikit demi sedikit mau untuk melakukan perubahan dalam
hidupnya. Didorong dengan nasihat-nasihat persuasif Reggi kepada Sandi
dan kawan-kawan akhirnya mereka mau untuk melakukan perubahan.
Perubahan itu berlangsung cukup lama dimulai dari tahun 2005-2007
hingga pada akhirnya pemuda-pemuda di Blok Tempe mulai mengurangi
melakukan keributan disana, mengurangi minum-minuman keras di Blok
Tempe, ketika hendak minum-minuman keras mereka cenderung memilih
untuk meminumnya diluar, dan sebagainya. Karena di Blok Tempe sering
terjadi banjir akhirnya pemuda-pemuda ini berkeinginan untuk membuat
sesuatu untuk lingkungannya, dimulai dari jalanan yang rusak,
membersihkan sungai, hingga membuat sumur resapan.
Gambar 3.1 Sumur Resapan di RT 04 pada jalanan yang telah di paving block saat ini.
38
Adapun setelah memperbaiki jalan yang rusak dan menanggulangi
banjir, masyarakat Blok Tempe pun membuat public space yaitu balai
perkumpulan tempat anak-anak bermain juga berkumpulnya para warga
Blok Tempe.
39
Pemuda-pemuda di Blok Tempe pun kerap kali berkumpul bersama
menjalin silaturahmi di balai perkumpulan ini. Balai ini tentu saja tidak
hanya dijadikan sebagai tempat berkumpul para warga tetapi juga sebagai
sarana kegiatan warga seperti PAUD untuk anak-anak, pelatihan pencak
silat, jaipong, bahkan latihan berkesenian seperti teater longser. Di Blok
Tempe pun saat ini telah memiliki sarana air bersih sendiri.
Saat ini warga Blok Tempe tidak lagi khawatir tidak mendapatkan air
bersih karena telah dibuat sarana air bersih dan memiliki air keran sendiri,
salah satunya adalah keran air pada gambar diatas yaitu terletak tepat
didepan balai perkumpulan warga RT 04. Sarana air bersih di Blok Tempe
inipun telah diresmikan oleh Pemerintah Kota Bandung Dinas Tata Ruang
dan Cipta Karya.
40
Gambar 3.5 Peresmian Sarana Air Bersih oleh Pemerintah Kota Bandung.
Pada bulan November 2016 kemarin pun baru saja diadakan syukuran
bersama atas pembangunan tangki air. Warga Blok Tempe saat ini pun
semakin kompak dan menjaga lingkungannya. Rencana kedepan tangki ini
akan ditambah dan ditingkatkan lagi guna memperbanyak sarana air bersih
di Blok Tempe.
41
Selama proses kerja bakti yang terjadi di Blok Tempe ini terjadi sinergi
ang sangat baik antara pemuda dan warganya. Rasa peduli satu sama lain
dan cinta akan lingkungan tempat mereka tinggal membuat lingkungan ini
menjadi lingkungan atau kampung percontohan di Bandung. Mereka
menamakan tim kerja bakti ini sebagai Kartoen Ervat yaitu Karang Taruna
RT 04. Dibawah ini merupakan batu peresmian Kartoen Ervat.
Gambar 3.7 Peresmian Katoen Ervat oleh warga pada 28 Oktober 2010.
42
Gambar 3.8 Ridwan kamil bersama warga Blok Tempe.
(Sumber: http://www.kompasiana.com/haribrahma/blok-tempe-kawan-suci-
ridwan-kamil-membangun-bandung_55c20a3cb27a618a048b4567, tahun 2011)
43
3.1.2 Data Karya Sejenis
44
Sinopsis
Struktur Penuturan
45
Plot
Alur Cerita
Alur yang digunakan pada film ini adalah alur maju, karena
didalamnya tidak ada kilas balik (flashback) dan tidak pula ada campuran
waktu lampau, masa depan, dan sekarang. Alur cerita yang digambarkan
pada film ini cenderung memiliki tempo yang cukup lambat karena pada
setiap scene menunjukan detail-detail yang cukup jelas.
46
Judul : Waria dengan Tuhan Documentary
Genre : Dokumenter
Durasi : 00:20:14
Produksi : Sifa Sultanika and Team
Sutradara : Sifa Sultanika
Gaya : Performatif
Sinopsis
Struktur Penuturan
Plot
47
Alur Cerita
48
Sutradara : Lentera Indonesia
Gaya : Eksposisi
Sinopsis
Struktur Penuturan
Plot
Alur Cerita
49
3.1.3 Data Pendukung
A. Data Wawancara
50
bertujuan agar si subjek bisa lebih mengeluarkan emosinya
dalam bercerita ataupun beraktifitas tanpa merasa
terganggu dengan adanya kita sebagai sutradara atau
kamera yang sebelumnya mungkin mereka merasa
terganggu. Hal ini juga sangat membantu dalam proses
wawancara, jadi subjeknya bisa lebih lepas bercerita
mengenai hal yang saya tanyakan bahkan dia memberikan
informasi lebih karena dia sudah tidak menggap kita
sebagai orang asing lagi. Pendekatan ini juga membantu
kreator film dalam hal meriset data-data yang dicari, karena
riset tersebut bukan hanya sekedar turun kelapang untuk
melihat langsung keadaan atau sebagainya, tapi riset ini
harusnya bisa lebih mendalam karena kita langsung
berhadapan dengan subjeknya maka kita bisa menggali
lebih dalam informasi yang mungkin belum kita ketahui
dan ternyata sangat menarik untuk bisa diangkat, hal
tersebut bisa saja terjadi namun semuanya itu kembali lagi
ke pendekatannya seperti apa.
51
yang membuat film dokumenter lebih mengedepankan
visual, ada sisi dari film dokumenter yang kurang diangkat
bahkan dilupakan, yaitu isi dari film tersebut, kalau
ngomongin masalah teknis udah pada jago tapi konten
tersebut yang harusnya di kedepankan, karena hal ini
tentang isi dari film tersebut untuk diangkat sebagai
informasi. Ya lebih bagus kedua duanya seimbang sama
bagusnya, karena dua duanya termasuk faktor penting
dalam sebuah pembuatan film khususnya dokumenter.
52
b. Hasil Wawancara
Subjek 1
53
membuat sumur resapan pada titik-titik tertentu. Setelah itu
lalu membetulkan jalan yang selama proses perbaikan itu
dilakukan oleh seluruh pemuda yang dibilang tanda kutip
tersebut. Setelah proses itu berlangsung, terjadi perubahan
signifikan pada lingkungan Blok Tempe ke arah yang lebih
positif. Setelah saya dan Kang Reggi masuk ke dalam anak-
anak mulai timbul kepedulian pada pemuda-pemuda ini
dengan melihat kondisi atau keadaan kampung Blok Tempe
yang mulai sempit dan tidak ada ruang untuk anak-anak
bermain, akhirnya pemuda-pemuda ini memiliki ide untuk
membuat public space yang dibantu juga oleh Ridwan Kamil.
Kenapa bisa seperti itu karena ide seseorang itu biasanya
keluar dari obrolan-obrolan. Untuk saat ini kegiatan yang
berlangsung di Blok Tempe hanya PAUD saja karena sedang
terjadi pembangunan torrent Kegiatan yang biasanya dilakukan
ada les bahasa inggris, pengajian, pencak silat, latihan jaipong.
Malah sekarang mau bekerja sama dengan anak STSI yang
mengajarkan tentang kesenian berbahasa berbudaya Sunda.
Sudah tidak ada masalah di Blok Tempe tetapi ada sesuatu
yang menurut saya belum mencapai target yaitu kedalaman
atau perbaikan dalam spiritual pemuda ini secara menyeluruh.
Pemuda yang besekolah layak hanya sedikit.
Subjek 2
54
merubah hal-hal buruk yang biasa kita lakukan, saling
ngudukung satu sama lain, mulai merubah sedikit demi sedikit.
55
Subjek 3
56
dari kesadaran pemuda blok tempe yang pada awalnya mereka
hanya sekelompok pemuda yang dicap sebagai sampah
masayarakat yang kemudian kami berikan dorongan dan
motivasi dengan berbagai pendekatan untuk mereka berubah
ke arah yang lebih baik, dan hal itu berhasil.
B. Data Literatur
a. Website
57
memiliki tim ahli, maka Reggi Kayong Munggaran mendatangkan
Ketua Bandung Creative City Forum saat itu, Ridwan Kamil untuk
menjadi konsultan dan memberikan masukan serta arahan untuk
mereka mengembangkan penataan kampung ini. Ridwan Kamil, yang
saat ini menjabat sebagai Walikota Bandung, mulai melakukan
penataan daerah tersebut pada tahun 2007. Saat itu keadaan daerah ini
sangat kumuh karena sampah ada dimana-mana dan tidak ada lahan
khusus bagi anak-anak untuk bermain. Melihat hal tersebut, Ridwan
Kamil bersama-sama dengan warga di sana mulai menata daerah
tersebut. Salah satu program yang dibuat oleh Ridwan Kamil adalah
membuat sumur resapan dengan diameter 50 centimeter dan
kedalaman 2 meter. Sumur resapan ini dibuat karena daerah Blok
Tempe berada di dekat aliran Sungai Citepussehingga ketika hujan
turun, debit air naik dan membuat daerah ini banjir. Pada tahun 2009,
penataan mulai difokuskan pada penganganan sampah, perbaikan jalan
maupun pembuatan tempat bermain. Saat itu, warga serta beberapa
orang lainnya patungan membeli tanah dan menyulap tanah kosong itu
menjadi ruang keluarga, tempan anak-anak bermain maupun berlatih
seni dan budaya. Kampung itu pun didekorasi dengan berbagai macam
foto kegiatan warga Blok Tempe dan juga dinding yang dihiasi
dengan mural. Sumber dana penataan Blok Tempe berasal dari iuran
warga dan mereka juga menolak dana yang berasal dari partai politik
maupun pemerintah. Kelebihan dana iuran ini menjadi kas warga yang
digunakan untuk asuransi masyarakat.
58
dua tingkat yang digunakan warga untuk berkumpul dan juga
digunakan warga Blok Tempe untuk bersantap siang bersama-sama.
Setiap acara atau perayaan hari besar, warga yang berada di Blok
Tempe mengadakan berbagai macam acara kebersamaan, berbeda
dengan keadaan sebelumnya yang selalu dipenuhi dengan keributan
dan pekelahian. Selain kedaan kampung mereka yang berubah,
sebagian besar warga Blok Tempe menjadi penguasaha rumahan.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Blok_Tempe)
b. Artikel
Beruntung Bandung kini dipimpin oleh seorang Ridwan Kamil.
Gebrakannya sebagai orang nomor satu di Kota Bandung cukup
fenomenal. Bagaimana tidak seorang arsitek profesional tiba-tiba
mencalonkan diri menjadi wali kota dan menang pula. Padahal
sewaktu bertarung Emil sapaan akrabnya melawan calon-calon yang
lebih populer. Keberhasilan tersebut tentu melalui proses yang tak
mudah dan panjang. Ada satu tempat yang tak bisa terpisahkan dari
Emil, Blok Tempe. Blok tempe merupakan sebuah gang di daerah
pemukiman padat di tengah Kota Bandung. Saking sempitnya lorong
gang tidak bisa dilalui oleh roda dua secara berlawnan arah, salah
satunya harus mundur dan menepi. gang itu juga dikenal dengan gang
seribu punten dan gang narapidana. maklum kerasnya kehidupan
membuat banyak warga di daerah tersebut sempat berurusan dengan
59
kepolisian. sebelum tatto menjadi tren seperti saat ini, pemuda Blok
Tempe telah merajah tubuh mereka sebagai identitas. Kolaborasi
Perubahan Bagai ulat yang bermetafora menjadi kupu-kupu cantik,
warga blok tempe sadar perlunya perbaikan kualitas hidup. sadar jika
waktu terus berjalan akan ada generasi baru yang menggantikan.
Dengan modal perkawanan serta semangat perubahan Warga Blok
Tempe akhirnya menemukan jalan. sulit rasanya jika harus berjuang
sendirian di tengah situasi ekonomi rata-rata warga yang terbilang pas-
pasan. Seorang pemuda setempat mengajak Ridwan Kamil untuk
melakukan sesuatu di kampungnya. Gayung pun bersambut, hatinya
terketuk jika di kota tercintanya terdapat permasalahan urban yang
begitu kompleks yang tercermin dari kawasan Blok Tempe. Model
kolaborasi untuk perubahan akhirnya dimulai di kawasan tersebut.
Pada 2007, secara bergotong royong warga bersama relawan
memermak kawasan itu. Dinding kusam dicat berwarna-warni,
sebagian tembok disentuh seni grafiti, dibangun sumur resapan untuk
mengurangi banjir yang terjadi di setiap turun hujan, membersihkan
saluran air menanam pohon dan sebagainya. Dengan bantuan dana
pihak ketiga sebuah lahan kosong dapat terbeli, diatasnya dibangun
bale warga sebagai ruang berkegiatan warga setempat. Hingga hari ini
bale tersebut hidup oleh aktifitas warga.
(Sumber: http://www.kompasiana.com/haribrahma/blok-tempe-
kawan-suci-ridwan-kamil-membangun-
bandung_55c20a3cb27a618a048b4567)
60
C. Data Khalayak Sasaran
a. Demografis
Remaja akhir - Dewasa di kota-kota besar ( laki-laki dan
perempuan ) dengan segmen sebagai berikut:
Usia : 18 - 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
Pendidikan : Sekolah Tinggi
Status Sosial : Golongan menengah
b. Psikografis
Dalam segi psikografis, khalayak sasaran memiliki minat
untuk menonton film-film dokumenter dan menyukai gambar-
gambar atau visual yang menarik didukung dengan kekuatan
emosional konten film dokumenter tersebut. Saat ini khalayak
menyukai tema-tema nostalgia.
c. Geografis
Target sasaran penulisan meliputi kawasan kota dan
kabupaten Bandung. Film ini fokus kepada masyarakat kota dan
kabupaten Bandung karena masih banyak daerah kumuh padat
penduduk yang masyarakatnya masih melakukan penyimpangan
bahkan kriminalitas. Adanya film ini diharap dapat menginspirasi
mereka.
61
d. Perilaku Konsumen
Perilaku dari target sasaran sebagai konsumen dari
penulisan ini secara umum ialah menyukai film yang memiliki
visual-visual yang menarik, konten film bertemakan nostalgia,
serta mendukung emosionalitas pada sebuah film. Film
dokumenter dengan tema buku harian dan nostalgia tentang
transformasi kehidupan sosial untuk target audiens umur 18 - 25
tahun diharapkan bisa memberikan inspirasi dan motivasi terhadap
khalayak sasaran dengan memberikan visual yang menarik juga
didukung dengan konten naratif yang menarik, emosional secara
persuasif agar film bisa dinikmati tidak hanya dari visualnya tetapi
pesan moral yang terkandung dalam film juga dapat tersalurkan
sehingga khalayak dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupannya
3.2 Analisis
62
Dulunya daerah Blok Tempe merupakan daerah hijau yang banyak kita
temui masjid-masjid di setiap RT/RW nya. Kawasan blok tempe ini dulu
dikenal dengan kawasan islami, tetapi semuanya mulai berubah dan pemuda-
pemuda disana khususnya di RT 04 mengalami perubahan negatif dan sering
kali melakukan tindak kriminal hingga penjara bukanlah hal yang baru untuk
mereka. Setelah ditinjau lebih lanjut, perubahan awal pemuda ini pun didasari
faktor dari dalam yaitu:
1. Bertambahnya penduduk.
Blok Tempe merupakan kawasan padat penduduk dan penduduk
dudalamnya bertambah setiap tahunnya. Pertambahan jumlah
penduduk akan mempengaruhi persebaran wilayah dan juga akan
menyebabkan perubahan sosial budaya. Semakin padat penduduk di
Blok Tempe, semakin banyak pula persepsi dari setiap masyarakatnya
sehingga kemungkinan besar timbul perpecahan dan perbedaan satu
sama lain.
2. Penemuan-penemuan baru.
Saat ini teknologi merupakan hal lumrah bahkan sudah menjadi
kebutuhan bagi kita. Penemuan baru berupa teknologi dapat
mempengaruhi atau mengubah cara individu berinteraksi dengan orang
lain, secara tidak langsung teknologi membuat sifat individualis pada
setiap masyarakat sehinngga timbbul rasa acuh dan kurangnya
kepedulian terhadap lingkungan. Teknologi yang disalah-gunakan pun
menyebabkan para pemuda-pemuda ini mengikuti jalan yang salah dan
terlibat “pergaulan bebas” seperti narkoba, perkelahian, pencopetan,
minuman keras, dsb.
3. Pertentangan atau konflik.
Proses perubahan sosial dapat terjadi akibat adanya konflik sosial
dalam masyarakat, hal tersebut disebabkan oleh faktor perbedaan
kepentingan atau terjadi ketimpangan sosial. Adanya konflik antara
masyarakat dan pemuda pun menjadi pemicunya. Masyarakat selalu
saja menganggap “negatif’ kepada pemuda-pemuda “pelaku kriminal”
di Blok Tempe.
63
Selain faktor tersebut ada faktor yang mendorong (mempercepat) dan yang
menghambat proses perubahan sosial yang terjadi di Blok Tempe. Faktor yang
mempercepat proses perubahan sosial diantaranya:
64
untuk memperbaiki kualitas hidup pada masing-masing pemuda di
Blok Tempe.
13. Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang
menyimpang.
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan
tindak pidana, dapat menjadi cikal bakal terjadinya perubahan sosial
budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-
hal baru yang kreatif. Seperti halnya di Blok Tempe, Reggi dan Pak
Achmad selalu memberikan toleransi yang banyak serta kesempatan
kepada pemuda untuk dapat berubah dan memperbaiki hidup mereka.
14. Sistem stratifikasi masyarakat yang terbuka.
Hal tersebut memungkinkan adanya gerakan sosial vertikal atau
horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Hal ini juga
membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat
mengembangkan kemampuan dirinya. Masarakat di Blok Tempe yang
akhirnya sedikit demi sedikit mulai terbuka dan mulai percaya kepada
pemuda-pemuda ini memberikan lebih banyak peluang dan harapan
sehingga semakin banyak pemuda yang ingin berubah menjadi lebih
baik.
15. Penduduk yang heterogen.
Masyarakat heterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi
yang berbeda akan mudah mengalami pertentangan yang dapat
menimbulkan kegoncangan sosial. Di Blok Tempe memiliki
masyarakat heterogen yang memiliki latar belakang bidaya berbeda-
beda sehingga memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Reggi dan Pak
Achmad sebagai pencetusnya lalu mulai menularkan rasa peduli akan
lingkungan kepada masyarakat yang membuat perubahan ini semakin
sinergi.
16. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.
Adanya rasa ketidakpuasan Reggi terhadap lingkungannya yang
sedang kacau membuat Reggi memiliki keinginan yang kuat untuk
dapat merubah lingkungannya. Hal ini juga dirasakan pemuda-pemuda
65
di Blok Tempe setelah melakukan perubahan, mereka merasa
kurangnya public space di daerahnya lalu berkeinginan membuatnya
yang sampai sekarang berhasil mempunyai balai perkumpulan sendiri
di Blok Tempe RT 04. Rasa tidak puas dapat menimbulkan reaksi
berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan revolusi atau
berbagai upaya untuk merubahnya.
17. Adanya orientasi masa depan.
Reggi yang memiliki tingkat intelektual yang berbeda dibanding yang
lain merasa perlu untuk mensuntikan formula-formula, nasihat-nasihat
yang berorientasikan masa depan sehingga pemuda-pemuda ini mau
dan berkeinan untuk maju. Proses yang terjadi cukup lama ini ternyata
membuahkan hasil yang manis pada akhirnya. Pemikiran yang selalu
berorientasi masa depan akan membuat masyarakat selalu berfikir
maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang
diseusaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
18. Adanya nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk
memperbaiki kehidupannya.
Nasihat-nasihat dan juga dukungan moral Reggi dan Pak Achmad akan
menjadi kekuatan bagi pemuda-pemuda di Blok Tempe untuk selalu
mencoba dan berusaha untuk berubah. Usaha merupakan keharusan
bagi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak
terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Usaha-
usaha ini merupakan faktor terjadinya perubahan di Blok Tempe.
66
akan terjadi tukar informasi, atau tidak akan mungkin terjadi proses
asimilasi, akulturasi yang mampu merubah kondisi masyarakat tersebut.
11. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
Ilmu pengetahuan pada saat itu tidak banyak berkembang. Sedikit
masyarakat yang bisa meneruskan sekolahnya ke tingkat perguruan tinggi
termasuk pemuda-pemudanya. Kurangnya ilmu pengetahuan ini tentu saja
menghambat proses perubahan di Blok Tempe karena masyarakat terbiasa
dengan pemikiran tertutup, dan tidak berorientasikan masa depan. Ilmu
pengetahuan merupakan kunci perubahan yang akan membawa
masyarakat menuju pada peradaban yang lebih baik.
12. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Sikap tradisional akan mengagung-agungkan kepercayaan yang sudah
diajarkan nenek moyangnya dapat menghambat sebuah masyarakat
melakukan perubahan, karena dipercaya akan menimbulkan malapetaka.
Di Blok Tempe pada saat itu awalnya masyarakat berpikiran sangat kolot,
tertutup dan keras. Mereka tidak mau terbuka dan menerima dengan
lapang dada pemuda-pemuda ini.
13. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Masuknya unsur-unsur kebudayaan dari luar dapat diyakini akan
mengancam integrasi masyarakat di Blok Tempe sehingga masyarakat
seringkali membatasi diri untuk menerima unsur-unsur budaya dari luar.
14. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.
Pada halnya disini masyarakat di Blok Tempe dulunya berfikiran tidak
terbuka yang mengakibatkan sulitnya mereka untuk menerima perbuatan-
perbuatan pemuda-pemuda hingga mereka juga tidak memberikan
kesempatan pada mereka pada awalnya.
15. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
Setiap upaya untuk merubah masyarakat, tidak akan berjalan ketika
bertentangan dengan nilai-nilai ideologi yang telah dianut kelompok
masyarakat di Blok Tempe selama ini.
67
16. Adanya nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak
mungkin diperbaiki.
Dulunya pemuda-pemuda ini memiliki pemikiran yang pesimis, dan itu
tentunya tidak baik untuk keberlangsungan hidup mereka. Sikap pasrah ini
menyebabkan masyarakat enggan melakukan perubahan.
68
pemuda-pemuda ini hingga mereka dapat merubah lingkungan mereka
menjadi lebih baik.
Stockshoot
Backsound gambar yang
instrumental menggambarkan
ketenangan.
69
Menceritakan Menuturkan rasa
apa arti bahagia yang
kebahagiaan dimiliki setiap
orang dengan
latarbelakang
Menceritakan budaya, ras,
apa arti agama, adat dan
kebahagiaan istiadat,
kepercayaan,
pandangan, pola
pikir, serta
Menceritakan perilaku yang
apa arti berbeda-beda.
kebahagiaan
Stockshoot
Backsound gambar yang
instrumental menggambarkan
keanekaragaman
Pertengahan
Backsound Stockshoot
instrumental gambar yang
menggambarkan
persatuan.
70
Menceritakan Menceritakan
apa arti pengalaman
perang yang berbeda-
beda dari setiap
manusia tentang
apa itu perang,
Menceritakan apa yang mereka
apa arti rasakan ketika
perang perang, dan apa
makna perang
menurut mereka.
Stockshoot
Backsound gambar yang
instrumental menggambarkan
kegemuruhan.
Menceritakan Menceritakan
apa arti pengalaman
perdamaian mereka tentang
perang, lalu
menjelaskan
pentingnya
Menceritakan perdamaian.
apa arti
perdamaian
71
Stockshoot anak
yang sedang
Backsound tersenyum
instrumental bahagia
menggambarkan
perdamaian.
Menceritakan
apa arti cinta
Menceritakan
pengalaman
manusia dalam
Menceritakan memaknai apa
apa arti cinta itu artinya cinta
bagi mereka,
dan seberapa
berharganya itu,
seberapa
indahnya cinta
Menceritakan menurut mereka.
apa arti cinta
Stockshoot
Backsound gambar yang
instrumental menggambarkan
kebahagiaan
dengan hanya
bermain ayunan.
72
Stockshoot
Backsound gambar yang
instrumental menggambarkan
keindahan alam.
Menceritakan
Menceritakan tentang setiap
apa arti pengalaman
keluarga tentang
keluarga, apa itu
keluarga,
Menceritakan seberapa
apa arti berharganya
keluarga makna keluarga
di kehidupan
mereka.
Keluarga
Menceritakan merupakan
apa arti sosok yang amat
keluarga sangat mereka
cintai, dan
mereka
menggambarkan
seberapa besar
itu.
Stockshoot
gambar yang
Backsound menggambarkan
unstrumental keselarasan dan
harmoni.
73
Penutupan
Menceritakan Menceritakan
apa arti hidup tanggapan atau
persepsi mereka
tentang apa arti
hidup bagi
mereka. Jejak
Menceritakan apa yang ingin
apa arti hidup ditinggalkan
ketika sudah
mati, dan untuk
apa mereka
hidup.
Menceritakan
apa arti hidup
Stockshoot
Backsound gambar yang
instrumental menggambarkan
kehampaan.
Film ini
Backsound didedikasikan
instrumental untuk apa, siapa,
dan bagaimana.
74
Potongan
wawancara
dan Credit title.
backsound
Seorang PSK
Wawancara. waria yang
sedang
berdandan di
Memakai malam hari
baju. bersiap-siap
untuk
melakukan
pekerjaannya
75
Wawancara.
sambil
menceritakan
Berangkat senang, pahit,
kerja. getir, yang
dirasakan
selama
Wawancara. hidupnya,
bagaimana ia
Memperlihat memandang
kan tempat hidup ini.
kerjanya dan
bagaimana ia
bekerja.
Menceritakan
Wawancara. Pondok
Pesantren Waria
dan
memperlihatkan
Bercanda kegiatan apa
bersama. saja yang sering
dilakukan
disana. Mulai
Bersenda dari diskusi,
gurau beribadah
bersama. bersama,
mengaji
bersama, hingga
76
Diskusi bernyanyi
bersama. bersama.
Mereka berada
di pesantren
Wawanacara. bukan untuk
menjadi laki-
laki tetapi ingin
mencari Tuhan.
Bernyanyi
bersama.
Memperlihat
kan fisik
narasumber
ketiga.
Mengamen Menceritakan
sambil bagaimana
berjoget. orang lain
memandang
Hidup di nya, bagaimana
jalanan. bagaimana dia
menghadapi
lingkungannya,
Merokok. dan bagaimana
keluarga
menanggapi
dirinya dengan
Wawancara. kehidupan nya.
Mengamen di
77
tempat
laundy.
Wawancara.
Diberikan
uang setelah
mengamen.
Wawancara.
Pertengahan Timelaps
jalanan di
malam hari.
Dimalam hari,
disatu sisi waria
Wawancara. bekerja sebagai
PSK dalam
memenuhi
Waria sedang kebutuhannya
malakukan sehari-hari.
qamat Disisi lain para
sebelum waria yang
salat. tinggal di
Pondok
Pesantren
78
Salat berusaha
berjamaah. mencari
kedudukannya
di dalam agama.
Wawancara.
Wawancara.
Mereka
bercerita
bagaimana cara
Mengaji mereka
bersama. berbadah kepada
Tuhannya.
Mereka juga
Wawancara. berusaha
mencari
kedudukan
mereka, status
Waria sosial mereka
membaca dalam
puisi. lingkungannya.
Mereka berbaur,
beusaha untuk
Wawancara. dapat diterima
masyarakat,
mulai dari
lingkungan
Wawancara. terdekat dulu
seperti keluarga
hingga meluas
79
sampai ke
Berangkat pemerintahan.
ziarah
bersama.
Wawancara.
Menjelaskan
Membeli dari persepsi
bumbu di masing-masing
pasar. apakah mereka
akan terus
Salat selamanya
berjamaah. menjadi seperti
ini ataukah
mereka akan
bertaubat.
Wawancara.
Berdoa
setelah salat.
Wawancara.
Wawancara.
80
Penutupan Ziarah dan Merkea
berdoa. menjalani
kehidupan
mereka sehari-
Para waria harinya biasa
berada di saja, tidak
makam. menghiraukan
apa kata orang
lain. Mereka
menganggap
Wawancara. kehidupan yang
mereka jalani itu
Bersiap-siap adalah benar,
untuk sehingga mereka
berangkat biasa saja
kerja. menyikapi
semua hal
Waria yang termasuk
hidup lingkungannya.
dijalanan.
81
Bernyanyi
bersama,
melakukan
pentas seni.
Credit title.
Anak-anak
sedang
duduk.
Ekspresi
anak-anak.
82
Anggi
mengajarkan
anak-anak.
Mereka
bermain
bersama.
Bumper.
Pertengahan
Anak-anak
belajar
membaca.
Anggi
mengajar
membaca.
Banyak juga
relawan-
relawan lain.
83
Stockshot
Relawan
mengajar
Wawancara
Stockshot
Stockshot
Stockshot
84
Tempat
mengajar
anak-anak
pemulung.
Kakek tua
sedang
bekerja keras.
Anak-anak
sedang
memulung.
Plastik
menjadi
incarannya.
Wawancara
Bernyanyi
bersama
musisi
Pontinak.
85
Gambaran
tempat.
Wawancara
musisi.
Stockshot.
Wawancara
Selanjutnya.
Bumper.
86
Anak-anak
bermain
bersama.
Wawancara.
Kegiatan
belajar-
mengajar.
Anak-anak
membagi-
bagi beras.
Beras
ditimbang
dan
dimasukan ke
dalam
plastik. Lalu
dibagikan
kepada orang
87
tua anak-
anak.
Wawancara.
Wawancara.
Penutupan
Kilas balik
Bumper
Wawancara
88
Kegiatan
belajar-
mengajar di
tepi danau
Credit title
Setelah dikaji lebih dalam dan analisis yang telah dilakukan, peneliti
menarik garis kesimpulan dari analisis yang telah dikerjakan. Pada dasarnya
perubahan dapat terjadi akibat adanya dorongan dan kemauan dari diri sendiri.
Pemuda-pemuda di Blok Tempe tidak akan mampu berubah kalau tidak adanya
dorongan dari lingkungan sekitarnya, ditambah lagi dengan kemauan ingin
merubah kualitas hidup yang dimiliki oleh masing-masing pemuda di Blok
Tempe. Perubahan terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu diantaranya
bertambah dan berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru dan
pertentangan atau konflik. Adapun faktor-faktor yang dapat mempercepat dan
89
memperlambat proses perubahan diantaranya kontak dengan budaya lain, sistem
pendidikan formal yang maju, sikap menghargai hasil karya seseorang dan
keinginan untuk maju, adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang
menyimpang, sistem stratifikasi masyarakat yang terbuka, penduduk yang
heterogen, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu, adanya
orientasi masa depan, dan adanya nilai bahwa manusia harus selalu berusaha
untuk memperbaiki kehidupannya. Selain itu faktor penghambatnya adalah
kurangnya hubungan dalam masyarakat lain, perkembangan ilmu pengetahuan
yang lambat, sikap masyarakat yang sangat tradisional, rasa takut akan terjadinya
kegoyahan pada integrasi kebudayaan, prasangka terhadap hal-hal baru atau asing
atau sikap yang tertutup, hambatan-hambatan yang bersifat ideologis, adat atau
kebiasaan, dan adanya nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak
mungkin diperbaiki.
Perubahan akan terjadi apabila adanya kemauan dari diri sendiri dan
dukungan serta kepercayaan dari orang-orang terdekat. Perubahan tidak mungkin
terjadi sangat cepat, segalanya membutuhkan proses dan pendekatan. Bagaimana
caranya kita dapat menghadapi segala kesulitan dan mencari solusi demi
kepentingan dan kebaikan bersama. Masyarakat Blok Tempe pun sudah memiliki
pola pikir yang terbuka dan mulai mau menerima pemuda-pemuda ini karena
mereka memberikan bukti bukan janji. Apa yang terlihat kadang bukan seperti itu
maknanya. Kepedulian akan lingkungan membuat harmoni dan kesejahteraan bagi
masyarakat di Blok Tempe. Dimulai dari perubahan terhadap diri sendiri lalu
kesadaran akan kenyamanan lingkungannya menjadikan Blok Tempe mempunyai
banyak cerita.
Film dokumenter menjadi media yang tepat bagi masyarakat kaum muda
di Kota Bandung untuk dapat menginspirasi serta memotivasi mereka.
Dokumenter yang dikemas tidak hanya dari segi konten yang menarik tapi juga
dari segi visual yang memanjakan mata audiens. Struktur bertutur naratif lebih
mudah dipahami oleh masyarakat dan alur campuran akan menarik jika digunakan
dalam dokumenter ini. Dokumenter akan menarik jika visualnya bagus dan
memiliki konten yang menarik dan dalam. Untuk membuat dokumenter ini dapat
90
menyentuh hati audiens diperlukan adanya struktur penuturan naratif secara
emosional. Dalam pembuatan film dokumenter memang lebih sulit dibandingkan
film fiksi karena kreator menyajikan sesuatu cerita secara nyata tanpa dibuat-buat
dari segi konten. Kreator harus mampu memiliki pendekatan lebih secara
emosional agar dapat mendapatkan informasi secara lebih lengkap dan terbuka.
3.4 Konsep
Setelah peneliti mengkaji lebih dalam, peniliti lalu mulai membuat sebuah
konsep dan perancangan baik dari segi konten maupun penggayaan. Peneliti akan
membuat sebuah karya film dokumenter yang dapat menginspirasi masyarakat
kaum muda dengan menggunakan penggayaan performatif dimana kreator dalam
halnya disini adalah peneliti akan memberikan visual yang bagus dan
memanjakan mata para audiens sehingga tidak membosankan. Dari segi konten
peneliti akan membuat naratif dengan benang merah “perjuangan perubahan
pemuda di Blok Tempe” dengan segala jatuh bangun yang mereka hadapi selama
proses perubahan yang akan dikemas semenarik mungkin. Peneliti pun akan
91
mengedepankan struktur penuturan yang lebih emosional secara naratif, yaitu
memiliki struktur 3 babak (pembukaan, isi, penutup) dengan alur campuran.
Awalnya peneliti akan membuat keadaan Blok Tempe saat ini yang sudah sangat
berubah dan bagus, lalu peneliti kemudian memutar waktu (flash back) dan
menceritakan peliknya perjuangan pemuda-pemuda ini dalam melakukan
perubahan. Peneliti akan mengambil titik-titik tertentu yang sangat krusial bagi
masing-masing pemuda dan akan direpresentasikan kembali menggunakan
wawancara mendalam secara emosional. Selama proses ini peneliti akan membuat
jalur benang merah dan menyisipkan nilai-nilai inspiratif untuk menginspirasi
secara persuasif agar audiens mau dan mampu melakukan perubahan kualitas
hidup. Setting tempat yang akan digunakan tentu saja di Blok Tempe itu sendiri,
penjara atau lapas anak, dan di studio untuk wawancara mendalam. Wawancara
mendalam yang akan dilakukan penulis menggunakan pendekatan secara
emosional agar subjek mampu memberikan cerita dan pengalaman yang real atau
nyata secara lengkap. Selain wawancara pun penulis menggunakan narator (voice
of God) sebagai pencerita dalam sudut pandang orang ketiga. Musik yang akan
digunakan adalah musik instrumental. Durasi film dokumenter ini kurang lebih
10-15 menit. Konsep dari karya ini diharapkan mampu menginspirasi serta
memotivasi masyarakat kaum muda.
92
BAB IV
Setelah menganalisa data yang telah didapat dari Blok Tempe melalui
pendekatan sosiologi, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dibutuhkan anak-
anak atau pelaku penyimpangan adalah sebuah kepedulian sosial dari lingkungan
terdekat, dorongan, serta kesadaran diri sendiri terhadap kehidupan dan masa
depan mereka yang akan datang. Kata kunci yang sudah didapat dari perubahan di
Blok Tempe ini adalah inspirasi dan motivasi. Untuk itu diperlukan adanya media
yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada pelaku penyimpangan agar
mau dan mampu untuk melakukan perubahan. Media ini diharapkan dapat
menghimbau lingkungan terutama masyarakat kota Bandung agar mau
memberikan kepedulian, dorongan, serta perhatian yang lebih kepada pemuda
pelaku penyimpangan yang ada disekitarnya. Penulis memilih dokumenter televisi
sebagai media yang efektif karena dapat menyebarluaskan suatu informasi secara
cepat serta dapat diapresiasi oleh banyak orang. Dokumenter televisi ini ingin
dipublikasikan atau dijadikan sebagai pilot project dimana masyarakat
mendapatkan informasi tentang peristiwa atau cerita perubahan yang sehingga
dapat menjadi stimulus untuk melakukan perubahan-perubahan lainnya di Kota
Bandung. Film yang dipilih adalah dokumenter televisi dengan judul Perubahan
Sosial Pemuda Blok Tempe. Dalam program televisi berjudul “MOTEKAR” yang
artinya menggambarkan kegigihan, kreatif dan banyak akal. Selain itu, Motekar
juga mengandung arti keinginan untuk bekerja keras, bermimpi, berkarya,
berkreatifitas, dan berusaha terus menerus untuk menjadi pribadi yang produktif
sehingga berguna bagi diri dan masyarkat. Program televisi ini berisikan konten-
konten inspiratif dari masyarakat Kota Bandung yang menceritakan perubahan-
perubahan yang terjadi di Kota Bandung.. Dimana perubahan Blok Tempe
merupakan episode satu yang kontennya lebih menekankan kepada bagaimana
perbahan itu dapat terjadi, bagaimana proses serta jatuh bangun yang ada
93
didalamnya. Dalam halnya disini audiens diajak untuk melihat lebih dekat tentang
suatu daerah yang awalnya kumuh, tidak aman, angker, kotor, sering terjadi banjir
berubah menjadi daerah asri nan bersih, aman dan nyaman yang ternyata
disebabkan oleh pemuda-pemuda yang notabene adalah “pelaku kriminal”.
Audiens diajak untuk peduli akan lingkungannya dan distimulus agar dapat
melakukan perubahan untuk memperbaiki hidupnya. Perihal kecil namun apabila
seluruh masyarakat mampu peduli kepada lingkungannya, maka Indonesia akan
menjadi lebih baik tentunya. Kontennya juga diisi dengan visual-visual yang
menggambarkan perubahan itu sendiri. Dalam film ini penulis ingin menggunakan
pendekatan emosional agar dapat menginspirasi masyarakat dengan tepat sasaran.
Pendekatan emosional dibangun selain dari visual, juga audio musik yang
mendukung serta konten yang inspiratif. Alur yang digunakan adalah alur
campuran sehingga tidak monoton ketika ditonton, mengingat kebanyakan film
dokumenter memiliki alur yang flat dan membosankan.
a. Pendekatan Verbal
b. Pendekatan Visual
94
penontonnya secara emosional, didukung juga dengan audio musik yang
sesuai.
4.2.2 Genre
4.2.3 Naratif
95
a. Pelaku Cerita
Pelaku cerita pada film ini adalah Ipong, Reggi, Pak RT serta
tiga pemuda lain yaitu Sandi, Iwan, dan Mulyono. Jalannya
cerita akan dibangun dengan dialog antar subjek, tanpa
menggunakan narator. Kekuatan karakter pada setiap
narasumber akan membuat jalan cerita lebih menarik dibanding
menggunakan narator. Audiens akan dibiarkan bebas untuk
menyaksikan dan menginterpretasi isi cerita tanpa harus
dibimbing dengan narator, sehingga pada akhirnya diharapkan
film ini akan menjadi bahan diskusi dan diteruskan kepada
audiens-audiens lainnya.
b. Permasalahan
Inti permasalahan dalam film lebih memfokuskan bagaimana
para pemuda ini dapat bertransformasi. Proses perubahan itulah
yang akan diangkat. Bagaaimana meraka jatuh bangun
menghadapi realita hidup dan tekan sehingga mereka mampu
melakukan perubahan terhadap diri mereka sendiri, hingga
berdampak pada lingkungan mereka. Lalu pada akhirnya
perubahan itu mampu mendorong mereka untuk bekerjasama
dalam merubah lingkungan menjadi lebih baik.
c. Tujuan
Tujuan naratif itu sendiri dibuat agar dapat mampu merangsang
penonton untuk dapat melakukan perubahan, serta bagaimana
mereka (para pemuda di Blok Tempe) yang telah mampu
merubah dirinya dan lingkungan menjadi lebih baik untuk
dapat membagi kisah inspiratif tersebut agar lebih banyak lagi
perubahan yang dapat terjadi dalam masyarakat lainnya.
96
4.2.4 Struktur Naratif
a. Tahap Pembukaan
Pada tahap ini sutradara akan menyisipkan bagian klimaks untuk dapat
merangsang minat penonton dalam menyaksikan film lebih lagi. Lalu
akan disusul dengan eksposisi kota Bandung, dilanjutkan dengan
eksposisi narasumber satu dalam halnya disini adalah Ipong. Masih
pada tahap eksposisi dilanjutkan dengan eksposisi daerah Babakan
Asih, Blok Tempe dan wawancara Pak Achmad Ruyani sebagai
pembuka.
b. Tahap Pertengahan
Selanjutnya adalah wawancara para pemuda dengan segala
pengalamannya saat berada di Blok tempe, bagaimana prosesnya dan
siapa saja yang terlibat. Begitupun wawancara pada Pak Achmad
Ruyani dan Ipong pada tahap ini. Keseluruhan tahap ini berisikan
bagaimana proses jatuh bangun pemuda Blok tempe dalam melakukan
perubahan dalam 3 sudut pandang yaitu pemuda, reggi sebagai
pembentuk dan warga sebagai orang ketiga yang memperhatikan dan
menggikuti perjalananpara pemuda ini. Bagaimana dampak
perbandingan sebelum dan sesudah berubah pada lingkungannya.
Ditambah dengan pendapat para pakar diantaranya pakar psikologi dan
Lembaga Perlindungan Anak Bandung.
c. Tahap Penutupan
Pada tahap ini merupakan tahap resolusi dimana para pemuda
berkeinginan untuk membagi kisah ini dan mempunyai harapan serta
pesan kepada para pelaku penyimpangan yang masih belum bisa
97
berubah sampai saat iini. Pada tahap inilah pemuda-pemuda ini akan
dipertemukan kembali pada silaturahmi yang akan diadakan di Blok
Tempe. Closing nya akan ditutup dengan keceriaan dan kebersamaan
yang hangat antar warga di Blok Tempe.
Eksposisi
Scene 1-5
Kontennya berisi pemaparan daerah Blok Tempe, pengenalan subjek atau
narasumber, dan pemaparan issue.
Komplikasi
Scene 6-13
98
Kontennya berisi permasalahan yang mulai muncul ketika subjek atau
narasumber menceritakan tentang pengalamannya serta proses jatuh
bangun perubahan mereka.
Klimaks
Scene 14
Kontennya berisi tensi tertinggi dimana titik emosional subjek ketika
menceritakan bahwa dirinya tidak diterima oleh masyarakat.
Resolusi
Scene 15-16
Kontennya berisi resolusi, anti-klimaks, pendapat para ahli, saran, serta
pemaparan warga Blok Tempe beserta pemuda sedang berkumpul sebagai
penutupan.
99
maupun lingkunganya. Manfaat program televisi ini adalah sebagai
ilmu pengetahuan.
c. Segmentasi Program
1. Bumper / Teaser
Durasi: 2 menit
Konten berisi bumper program acara dan teaser mengenai
program acara televisi. Dalam halnya disini bumpper berisikan
logo motekar dan teaser memaparkan perubahan Bandung dan
masyarakatnya secara visual.
2. Segmen 1
Durasi: 7 menit
Konten segmen satu memaparkan eksposisi objek, daerah atau
tempat yang akan diekspos, serta pengenalan narasumber satu
per satu.
3. Segmen 2
Durasi: 6 menit
Konten pada segmen dua berisikan komplikasi dimana
masalah-masalah mulai terbuka dan bagaimana narasumber
meresppon hal tersebut hingga mencapai emosi klimaks.
100
4. Segmen 3
Durasi: 5 menit
Konten segmen tiga diantaranya anti-klimaks, resolusi,
penyelesaian masalah, saran dan ditutup dengan closing.
5. Credit Title
Durasi: 1 menit
Berisikan keterangan program acara seperti produser, sutradara,
kameramen, editor, dan kru lainnya.
6. TVC (ads)
d. Deskripsi Program
101
berusaha terus menerus untuk menjadi pribadi yang produktif
sehingga berguna bagi diri sendiri dan masyarakat sekitarnya.
Target Pemirsa
- Jenis Kelamin:
Laki-laki dan Perempuan
- Usia:
Remaja hingga Dewasa (15 – 40 tahun)
- SES:
kelas B (menengah ke atas) dan kelas C (menengah
ke bawah)
a. Judul
b. Tema
102
lingkungan yang terjadi di Blok Tempe sebagai episode
pertamanya.
Tujuan pada film ini sangat jelas yaitu ingin memberikan informasi
yang edukatif juga inspiratif mengenai perubahan kehidupan sosial
pemuda mantan narapidana di Blok Tempe yang berdampak positif
bagi lingkungannya. Dengan adanya film dokumenter ini
diharapkan dapat menggugah, memicu, dan menstimulus siapa saja
yang menontonnya untuk dapat melakukan perubahan lebih baik
untuk dirinya sendiri dan juga lingkungannya. Dalam dokumenter
ini juga dipaparkan bagaimana seharusnya lingkungan menyikapi
anak-anak yang melakukan penyimpangan dan tindak kriminal.
Pesan yang ingin disampaikan adalah bagaimana perubahan itu
baik adanya untuk siapa saja yang berniat dan berkemauan keras,
juga kepedulian dari lingkungan sekitar juga menjadi salah satu
faktor yang berperan penting bagi pelaku penyimpangan dalam
melakukan perubahan.
d. Ide Dasar
103
Sehingga film yang dihasilkan memiliki kualitas gambar yang
bagus dan sesuai dengan format video program televisi pada
umumnya.
104
2 Biaya Transportasi dan Konsumsi
Transportasi - - - -
Bensin - 7 Rp 50.000,- Rp 350.000,-
Konsumsi 1 7 Rp 100.000,- Rp 700.000,-
3 Biaya Media Pendukung
Poster 5 - Rp 10.000,- Rp 50.000,-
Packaging + CD 5 - Rp 20.000,- Rp 100.000,-
4 Biaya Tak Terduga
Biaya tak terduga - - - Rp. 2.000.000
Biaya Total Rp 10.345.00,-
105
menambah kesan dari Kota Bandung itu sendiri. Salah satu kegiatan yang
dilakukan adalah berkesenian.
Pada wawancara tiga orang, sutradara mencoba untuk mengambil gambar yang
berbeda dengan dokumenter televisi pada umumnya. Mengambil master gambar
dengan lensa wide.
106
Untuk menggambarkan daerah Blok Tempe, sutradara berusaha mengambil
gambar sehari-hari kegiatan warga dari yang muda hingga yang tua, dan
memanfaatkan suara-suara ambient alami dari sekitar Blok Tempe.
107
4.5 Pra – Produksi
4.5.1 Treatment
TREATMENT
108
sayuran di teras rumahnya untuk segera dimasak. Ada pula orang-
orang yang berpapasan dengan motor di gang itu dan terpaksa harus
mengalah dan mempersilakan motor untuk jalan terlebih dahulu.
Sore terasa begitu besahaja, udara yang sejuk membuat betah berada
lama-lama di balai tersebut. Sambil duduk bersama, Pak Achmad
menceritakan sejarah Blok Tempe dengan segala haru biru yang ada
didalamnya. Pak Deden salah satu warga yang juga sudah cukup lama
berada di Blok Tempe juga bercerita perjalanan perjuangan pemuda-
pemuda dulunya. Pak Deden ini juga merasakan perubahan dan ikut
dalam proses perubahan tersebut.
109
medali yang ia dapatkan atas penghargaan terhadap keberhasilannya
mempin perubahan lingkungan di Blok Tempe.
110
Sandi laki-laki paruh baya dengan peringai cukup tampah, bersih,
kulitnya sawo matang, badan agak berisi memiliki harapan terhadap
generasi-generasi muda jaman sekarang.
111
Acara dimulai dengan syukuran berdoa, lalu makan tumpeng bersama.
Suasana yang sejak lama sudah dirindukan ini akhirnya bisa terjadi
lagi. Ipong, Sandi, Widi dan kawan-kawan tertawa bersenda gurau
mengenang masa-masa dulu, saling melepas rindu dan berbahagia.
Pemilihan narasumber bertujuan agar isi dan konten pada film ini tepat
sasaran. Dimana sebelum produksi, penulis melakukan observasi terjun
langsung melihat dan mencari tahu tentang apa, dimana, dan siapa saja
yang terlibat dalam proses perubahan tersebut. Setelah melakukan
observasi dan wawancara singkat, penulis memilih beberapa narasumber
penting diantaranya:
2. Achmad Ruyani
Merupakan mantan ketua RT yang saat itu menjabat ketika para
pemuda sedang menyimpang. Ia juga berperan penting dalam proses
perubahan mereka karena Pak Achmad Ruyani terjun langsung untuk
berbaur dan membantu merubah sikap dan pola pikir pemuda tsb.
3. Ipan Garniwa
Ipan Garniwa atau biasa disebut Ipong adalah salah satu pemuda
menyimpang mantan narapida yang paling banyak masuk ke dalam
penjara juga saat ini menjadi orang yang berarti untuk masyarakat di
Blok Tempe. Ia adalah ikon pemuda mantan kriminal di Blok Tempe.
112
4. Sandi, Mulyono dan Iwan
Ketiga orang ini merupakan perwakilan dari para pemuda menyimpang
lainnya selain Ipong, untuk mendapatkan persepsi lain dari pemuda
lainnya penulis memilih mereka karena sampai saat ini mereka masih
berada di Blok Tempe dan palingsering berkumpul bersama.
113
2 Pagi Hari Rumah -kang Ipong Canon 5D mark II Full Indoor
Pukul Kang dengan Frame, Lensa Canon &
10.30 – Ipong kesehariannya: L-series 24-70mm dan Outdoor
11.30 *memberi 50mm,tripod,zoom
WIB makan anjing
*mengajak
anjing jalan-
jalan
*menjemput
anak dan
istrinya
3 Siang Babakan -keseharian Canon 5D mark II full
Hari Asih, Blok kegiatan frame,24-
Pukul Tempe wargadi Blok 70mm,tripod,zoom
13.00 – Tempe
15.00 *gang-gang
WIB sempit
*motor dan
orang yang Outdoor
berpapasan di
gang-gang
sempit
*ibu-ibu
memotong
sayuran
didepan teras
rumahnya
*anak-anak
jajan, ada yang
berlarian satu
114
sama lain
*sungai,
lapangan bola,
dan sumur-
sumur resapan
*terlihat
bapak-bapak
sedang
berkumpul
mengobrol
bersama di
balai warga
4 Tentative Kediaman Ridwan Kamil Canon 5D mark II Full Indoor
Ridwan menjelaskan Frame, Lensa Canon
Kamil tentang Blok L-series 24-70mm dan
Tempe 50mm,tripod,zoom
(wawancara)
5 Sore Hari Rumah -kang Ipong Canon 5D mark II Full Indoor
Pukul Kang dengan Frame, Lensa Canon &
14.00 – Ipong kesehariannya: L-series 24-70mm dan Outdoor
16.00 *merawat 50mm,tripod,zoom
WIB anjing
*membersihkan
rumah,
menonton tv
6 Siang Lapas Tampak Canon 5D mark II Full
Hari Anak keseharian Frame, Lensa Canon
Pukul Arcamanik anak-anak L-series 24-70mm dan
13.00 – penghuni lapas 50mm,tripod Indoor
115
15.00 seperti: &
WIB Outdoor
*memberishkan
halaman
*makan
bersama
*bercanda-
gurau bersama
*beribadah
dan mendapat
pelajaran dari
lapas
7 Sore Hari Babakan Kegiatan warga Canon 5D mark II Full
Pukul Asih, Blok Blok Tempe Frame, Lensa Canon Indoor
15.00 – Tempe yang bekerja L-series 24-70mm dan &
17.00 setiap harinya 50mm,tripod,zoom Outdoor
WIB seperti
membuat
sample gorden,
dsb.
*Pemuda-
pemuda lainnya
berbagi cerita
mengenai Blok
Tempe tempo
dulu (Sandi,
Widi, dkk)
8 Tentative Kediaman Kang Reggi Canon 5D mark II Full
Kang menjelaskan Frame, Lensa Canon Outdoor
Reggi tentang Blok L-series 24-70mm dan
116
Tempe, 50mm,tripod,zoom
memotivasi
agar orang lain
mau dan
mampu
melakukan
perubahan ke
arah yang lebih
baik.
(wawancara)
9 Sore Hari Blok *matahari Canon 5D mark II Full
Pukul Tempe mulai terbenam Frame, Lensa Canon Outdoor
17.00 – *adzan L-series 24-70mm dan
18.00 maghrib 50mm,tripod
WIB berkumandang
*para warga
berbondong-
bondong
menuju masjid
10 Sore Hari Rumah *Ipong Canon 5D mark II Full Indoor
Pukul Kang bersiap-siap Frame, Lensa Canon &
15.00 – Ipong menuju Blok L-series Outdoor
16.00 Tempe untuk 50mm,beholder,zoom
WIB menghadiri
acara
silaturahmi
*Ipong
mengendarai
kendaraannya
11 Sore - Blok Warga Blok Canon 5D mark II Full
117
Malam Tempe Tempe Frame, Lensa Canon Outdoor
Hari menyambut L-series 24-70mm dan
Pukul Ipong dan 50mm,tripod,zoom
16.00 – makan bersama
20.00 di Blok Tempe
WIB
4.6 Produksi
a. Cahaya
Cahaya yang digunakan ketika proses produksi ada 2 yaitu cahaya indoor
dan outdoor. Cahaya indoor membutuhkan bantuan cahaya dimana menggunakan
lighting portable, dikhususkan pada wawancara didalam ruangan seperti saat
mewawancarai Ipong dirumahnya.
118
b. Audio
c. Pelaku / Narasumber
DAFTAR PERTANYAAN 1
IPAN GARNIWA
2. Kang Ipong sebagai salah satu pemuda yang dulu tinggal di Blok Tempe,
6. Berapa kali Kang Ipong masuk bui dan dengan tuduhan apa saja?
119
10. Lalu apa yang mendasari Ipong ingin berubah hinga menjadi seperti
sekarang?
16. Selama proses perubahan, adakah rasa ingin kembali seperti dulu lagi?
17. Bagaimana proses dilema yang Kang Ipong rasakan saat itu?
18. Bagaimana tanggapan keluarga Kang Ipong sendiri terhadap Kang Ipong?
20. Apakah teman-teman di Blok tempe sudah seperti keluarga Kang Ipong
sendiri?
21. Seberapa besar kedekatan Kang Ipong dan warga serta teman-teman di
Blok Tempe?
22. Adakah penyesalan terbesar yang Kang Ipong rasakan seumur hidup Kang
Ipong?
24. Apa arti cinta untuk Kang Ipong? Siapa yang paling Kang Ipong cintai?
25. Sekarang Kang Ipong sudah mempunyai keluarga, yaitu satu orang istri
dan dua orang anak. Adakah harapan Kang Ipong agar anak-anak Kang
Ipong tidak mengikuti jejak yang sama seperti kang Ipong dulunya?
120
26. Apa tindakan atau upaya Kang Ipong dalam mencegah hal tersebut?
27. Adakah harapan Kang Ipong untuk generasi muda saat ini dan yang akan
DAFTAR PERTANYAAN 2
3. Kang Reggi sebagai salah satu pemuda yang tidak melakukan tindak
bagaimana ceritanya?
4. Bagaimana awal mulanya timbul rasa peduli dan ingin membantu teman-
5. Apasaja tindakan atau upaya yang Kang Reggi lakukan dalam merubah
sikap dan perilaku teman-teman di Blok Tempe agar menjadi lebih baik?
7. Bagaimana cara Kang Reggi membuat masyarakat mau ikut turut serta
121
8. Adakah tindakan secara langsung Kang Reggi dalam membantu teman-
10. Adakah rasa lelah dan jenuh ketika proses perubahan tersebut?
(Pesimis/Optimis)
12. Jika ada teman-teman lain diluar sana yang masih bergelut didunia
13. Sebenarnya adakah atau apa hal paling mendasar yang terbukti dapat
sana yang masih banyak melakukan tindak kriminal? Apa pesan Kang
122
4.7 Pasca – Produksi
Pada tahap pasca produksi disini merupakan tahap akhir dari pembuatan
film dokumenter, dimana diantaranya terdapat editing, musik dan audio, serta
color grading yang dilakukan oleh editor.
4.7.1 Editing
Konsep audio dan musik sangat mempengaruhi jalannya cerita dan tensi
emosional yang akan dibangun. Scoring pada musik benar-benar menjadi fokus
sutradara dalam memilih. Editor menawarkan beberapa pilihan musik lalu
sutradara memilih dan meyesuaikan dengan konsep dan isi cerita. Musik dan
audio yang mendukung sangat penting karena harus menunjang konsep film yaitu
menginspirasi penonton secara emosional.
Konsep color grading yang digunakan sesuai dengan genre film yang
dipilih aitu nostalgia. Dimana dominan warna dan mood yang dipakai berwana
kuning oranye, tetapi tidak terlalu terlihat seperti vintage. Warna oranye
kekuningan ini juga memperlihatkan kehangatan dan kebersamaan.
123
4.5 Hasil Perancangan
Wawancara Ahmad
selaku mantan ketua RT
di blok tempe yang akan
menjelaskan tentang
sejarah blok tempe.
124
3
125
5
126
Wawancara Ipong selaku
mantan kriminal yang
akan menceritakan
tentang masa lalunya
yang sudah ia lewati pada
saat dulu dirinya yang
menjadi seorang preman.
Serta ipong juga akan
mengungkapkan
perasaannya bagaimana
pandangan orang atau
masyarakat terhadapnya.
127
8
128
10
11
129
12
13
130
14
15
131
16
132
BAB V
5.1 Kesimpulan
Telah didapatkan hasil wawancara bahwa ternyata sedikit yang peduli, dan
lebih banyak warga yang acuh bahkan mencibir para pemuda ini. Kasus ini
tentunya tidak terjadi hanya di Blok Tempe saja, banyak masyarakat yang di
lingkungannya terdapat pemuda-pemuda syarat kriminal, namun bukannya
merubah, kebanyakan dari mereka tidak menghiraukan apalagi memikirkan masa
depan anak-anak ini. Sehingga dapat disimpulkan hal terpenting dari perubahan
ini adalah adanya motivasi, serta dorongan kepada anak-anak ini agar mereka
mampu merubah pola pikir sehingga mereka mempunyai masa depan yang lebih
baik.
133
menarik. Plot atau treatment yang memiliki struktur dramatik tinggi di awal
menjadi salah satu strategi menarikdalam merangsang minat audiens untuk
menonton dokumenter ini. Dalam halnya disini, sutradara telah mampu membuat
sebuah dokumenter televisi yang merangkum dan memberikan informasi dari
perubahan yang terjadi di Blok Tempe untuk dapat disebarkan dan dijadikan
inspirasi oleh siapa saja yang menontonnya di televisi. Dokumenter televisi ini
tidak hanya memberikan informasi yang faktual, namun juga memberikan hiburan
bagi penonton televisi karena telah dikemas semenarik mungkin dengan visual,
audio, serta alur yang menarik. Dokumenter televisi ini diharapkan akan
memberikan dampak yang positif bagi penonton televisi Indonesia.
5.2 Saran
134