LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi
diantaranya:
depan. 26
25
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia 2010, h. 29.
26
Husein Umar, Desai Penelitian Manajemen Strategik, Jakarta: PT Grafindo Persada,
2010, h. 17.
18
19
27
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula,Syariah Marketing, Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2006, h. 25.
28
Ibid, h. 26.
29
Ibid.
20
menggunakan produk.
yang baik dapat mencegah dari reaksi yang tidak tanggap tehadap
(segmentasi Pasar).
(penempatan pasar).
pasar).
30
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia 2010, h. 119.
21
1. Product (produk)
melainkan jasa.32
2. Price (Harga)
31
Ibid, h. 120.
32
Herry Susanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, Bandung:
CV Pustaka Setia, 2013, h. 73.
33
Ibid.
22
tersebut.34
dukungan oleh tempat atau saluran distribusi yang baik pula, untuk
4. Promotion (Promosi)
menjual sebuah produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa akan
34
Ibid, h. 74.
35
Ibid.
36
Ibid.
23
berbisnis islam yang tertuang dalam kaidah fiqh yang mengatakan, “Al-
ayyadulla dalῖ lun „alâ tahrῖ mihâ” yang artinya pada dasarnya semua
1. Teitis (Rabbâniyah)
37
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2006, h. 26-27.
38
Ibid, h. 28.
24
ketika dia sedang melaksanakan segala macam bentuk bisnis. Dia pun
atas pelaksanaan syariat itu di hari kiamat. Hal ini sesuai dengan
firman Allah:39
Artinya:
“Barang siapa yang melakukan suatu kebaikan sebesar biji atom
sekalipun, maka Dia akan melihatnya.Dan barang siapa yang
mlakukan suatu kejahatan sebesar atom sekalipun, maka dia akan
melihatnya pula” (Qs. Al-Zalzalah 7-8).40
2. Etis (Akhlâqiyyah)
akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatanya. Sifat etis ini
agamanya, karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat
39
Ibid, h. 29.
40
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Jilid X, Jakarta: Lentera Abadi,
2010, h. 744.
41
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2006, h. 32-33.
25
mulia”. Karena itu sudah sepatutnya ini bisa menjadi panduan bagi
Artinya:
“sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucuikan dirinya” (Q.SAl-Baqara
222).
42
Ibid.
43
Ibid, h. 34.
26
3. Realistis (Al-Wâqi‟iyyah)
penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, apa pun model atau gaya
ras, adalah ajaran yang diberikan oleh Allah SWT dan dicontohkan
oleh Nabi untuk bisa bersikap lebih bersahabat, santun, dan simpatik
Artinya:
“wahai orang-orag yang beriman, jamganlah kalian menanyakan
(kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya
akan menyusahkanmu dan jika kamu menanyakan di waktu Al-Quran
diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan
(kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun” (Q.S Al-Ma’idah101)47
4. Humanistis (Al-Insâniyyah)
orang lain.48
46
Ibid, h. 36.
47
Kementerian Agama RI, Al Qur‟an dan Tafsirnya, Jilid III, Jakarta: Lentera Abadi,
2010, h. 45.
48
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2006, h. 38.
28
Artinya
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-
Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (Q.S
Al-Furqan 1).49
Al-Fatihah adalah:
Artinya:
“Segala Puji bagi AllahTuhan semesta alam”(Q.S Al-Fatihah 2).50
Artinya:
“Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan manusia.Raja
manusia.Sembahan manusia” (Q.S Al-Nas 1-3).51
49
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Jilid VI, Jakarta: Lentera Abadi,
2010, h. 650.
50
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Jilid 1, Jakarta: Lentera Abadi, 2010,
51
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Jilid X, Jakarta: Lentera Abadi,
2010, h. 825.
29
semua adalah anak dari seorang laki-laki dan anak seorang perempuan
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi
kepada para nasabah, bank Islam harus tetap berpedoman pada syariat
Islam (antara lain tidak mengandung unsur maisir, gharar, dan riba serta
52
Ibid, h. 39-40.
30
perolehan keuntungan baik bagi bank syariah maupun bagi nasabah bank
Islam.53
2. Tujuan Pembiayaan
yakni :54
a. Pemilik
tersebut.
b. Karyawan
c. Masyarakat
konsumif)
53
Veitzhzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep dan
Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 680-681.
54
Ibid, h. 682.
31
d. Pemerintah
e. Bank
3. Jenis–Jenis Pembiayaan
1) Pembiayaan Mudharabah
55
Ibid, h. 683.
56
Ibid, h. 686.
32
2) Pembiayaan Musyarakah
1) Pembiayaan Murabahah
2) Pembiayaan Salam
57
Ibid, h. 687.
58
Ibid.
59
Ibid.
33
3) Pembiayaan Istishna
penjual.60
1) Pembiayaan Ijarah
uang dan atau pasar modal, antara lain; wesel, obligasi Islam,
prinsip Islam.63
60
Ibid, h. 688.
61
Ibid.
62
Ibid.
63
Ibid.
34
4) Penyertaaan Modal
keuangan Islam.64
64
Ibid.
65
Ibid.
66
Ibid, h. 689.
35
prinsip wadiah.67
1. Pinjaman Qordh
4. Unsur–Unsur Pembiayaan
67
Ibid.
68
Ibid.
69
Ibid, h. 701.
36
menolong.
d. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari shahibul maal kepada
mudharib.
Pembiayaan terjadi karena ada unsur waktu, baik dilihat dari shahibul
C. Pembiayaan Murabahah
70
Ibid, h. 701-711.
37
sebagai menjual sesuatu yang dimiliki senilai harga barang itu dengan
pembeli.72
jual beli antara bank dan nasabah dimana bank Islam membeli barang
71
Herry Susanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, Bandung:
CV Pustaka Setia, 2013, h. 97-98.
72
Osmad Muthaher, Akutansi Perbankan Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 57.
73
Veitzhzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep dan
Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 687.
38
salah satu dari dua orang yang mengadakan akad. Kabul adalah apa yang
diucapkan kedua kali dari pembicaraan salah satu dari kedua belah pihak.
sedangkan menurut Jumhur ulama ada empat rukun yaitu: orang yang
b. Barang atau objek. Barang itu ada meskipun tidak di tempat. Akan
Barang itu milik sah penjual, barang yang diperjual belikan masih
74
Ibid, h. 58.
75
Muthaher, Akutansi …, h. 59.
76
Herry Susanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, Bandung:
CV Pustaka Setia, 2013, h. 188.
39
Artinya:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
b. Hadist
Majah).77
77
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umun, Jakarta: tazkia
Institute, 1999, h. 146.
40
ekonominya.78BMT terdiri dari dua istilah yaitu baitul maal dan baitul
penyaluran dana.79
78
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Bandung: CV Pustaka
Setia, 2013, h. 23.
79
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, h.
96
80
Ibid, h. 97.
41
Indonesia.82
menyalurkan dana dari, oleh, dan untuk masyarakat. Oleh karena itu,
3. Tujuan BMT
4. Produk–Produk BMT
perbankan Islam, oleh karena itu, usaha BMT dapat dibagi ke dalam
diantaranya 85 :
84
Ibid, h. 26.
85
Ibid, h. 27-28.
43
a. Pembiayaan mudharabah
b. Pembiayaan musyarakah
c. Pembiayaan murabahah
e. Al-Qardhul Hasan.
E. Kinerja BMT
1. Pengertian Kinerja
standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
86
Ibid.
87
Kaswan, Coaching dan Mentoring, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 7.
44
Penilaian Kinerja
BMT
manajemen, yang dapat dilihat adalah sejauh mana kinerja BMT dan
88
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Erlangga 2012, h. 231.
89
Jamal Lulaih Yunus, Manajemen Bank Syariah Mikro, Malang: UIN-Malang Press,
2009, h. 164.
45
merealisasikan visi dan misi BMT yang sudah ditetapkan, selain itu
prinsip-prinsip syariah.91
antara lain92 :
c. Pemeliharaan Sistem
lainnya. Salah satu subsistem yang tidak berfungsi dengan baik akan
93
Ibid, h. 233.
94
Ibid.
47
d. Dokumentasi
pengujian validitas.96
95
Ibid.
96
Ibid.