Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Babi merupakan hewan ternak potensial untuk dikembangbiakan dengan tujuan


pemenuhan kebutuhan protein hewani di Indonesia. Sejak dahulu, ternak babi telah dijadikan
sumber penghidupan bagi masyarakat Indonesia (Sampurna et al., 2011). Babi merupakan
salah satu komoditi ternak yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena
memiliki keunggulan tersendiri antara lain laju pertumbuhan yang cepat, litter size yang
banyak dan cukup efisien dalam menggunakan ransum ( Sinaga et al., 2002).

Dalam usaha beternak babi, ada beberapa kendala yang sering dihadapi peternak, salah
satunya adalah penyebab utama kegagalan produksi dan reproduksi ternak babi yaitu,
serangan penyakit infeksi maupun non infeksi yang dapat menyerang ternak babi, terutama
pada bibitnya. Berbagai penyakit pada babi dapat mengancam produktivitas suatu peternakan,
apalagi bila babi yang terserang penyakit mengakibatkan kerugian ekonomis dalam
pengertian mortalitas, morbiditas, laju pertumbuhan, biaya pengobatan meningkat dan
gangguan keberlangsungan produksi. Adapun penyakit yang dapat menyerang babi
diantaranya Streptococcosis, Hog Cholera, Salmonellosis, maupun Colibasilosis (Artois
et.al, 2004).
The Center Food Safety and Public Health pada tahun 2006, menyatakan bahwa
Streptococcosis adalah nama umum penyakit yang disebabkan oleh kelompok bakteri
Streptococcus patogen. Beberapa bakteri ini merupakan flora normal yang hidup di dalam
tubuh manusia maupun hewan dan tidak menimbulkan penyakit. Sisanya dapat menyebabkan
penyakit (terkadang parah) baik pada hewan maupun manusia.

Streptococcus sp merupakan bakteri Gram-positif yang berbentuk coccus dan tersusun seperti
rantai. Bakteri ini memfermentasi karbohidrat, nonmotil, tidak

Anda mungkin juga menyukai