PENDAHULUAN
Latar Belakang
tanah dan anjuran pemupukan. Salah satu cara yang sering digunakan dalam
atau uji tanah. Terdapat lima parameter kesuburantanah yang digunakan dalam
penelitian ini untuk menilai status kesuburan tanah, yaitu KTK, KB, C-organik,
kadar P dan K total tanah sesuai petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah
tanaman yang dipanen. Maka disebut pula daya menghasilkan bahan panen atau
produktivitas. Ungkapan akhir kesuburan tanah ialah hasil panen, yang diukur
dengan bobot bahan kering yang dipungut per satuan luas (biasanya hektar) dan
per satuan waktu. Dengan menggunakan tahun sebagai satuan waktu untuk
perhitungan hasil panen, dapat dicakup akibat variasi keadaan habitat akar
menyediakan air bagi tanaman juga berperan dalam menyediakan unsur hara yang
Tanah ordo Ultisol merupakan salah satu jenis tanah yang dijumpai di
45.794.000 ha atau 25% dari luas wilayah daratan Indonesia. Tanah ini
dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain
yaitu dapat memperbaiki sifat – sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah,
porositastanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation – kation tanah.
Tujuan Percobaan
ultisol Tanjung Morawa dengan metode substraksi (missing element technic) pada
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Ultisol
Tanah Ultisol adalah ordo tanah yang memiliki bagian terluas dari lahan
kering di Indonesia. Tanah Ultisol dinyatakan oleh Munir (1996) sebagai tanah
yang kurang subur karena selain sifat kimia tanah yang rendah, sifat fisika
tanahnya pun juga buruk. Tanah Ultisol telah dinyatakan sebagai tanah yang
kurang subur, namun tanah ini tetap dimanfaatkan sebagai lahan pertanian
(Wijayanti, 2017).
bahan induk tufa masam, batu pasir dan sedimen kuarsa, sehingga tanahnya
bersifat masam dan miskin unsur hara, kejenuhan basa, kapasitas tukar kation dan
kendala tanpa menghiraukan yang lain justru dapat menimbulkan persoalan yang
lebih berat. Segala persoalan yan muncul dalam ultisol bersumber pada sejarah
tanah yang sangat intensif karena berlangsung dalam lingkungan iklim tropika dan
subtropika yang bersuhu panas dan bercurah hujan tinggi. Vegetasi klimaksnya
adalah porositas tanah, laju infiltrasi dan permeabilitas tanah rendah sampai
4
sangat rendah, kemantapan agregat dan kemampuan tanah menahan air yang
tanaman adalah pH yang rendah (masam) yaitu < 5,0 dengan kejenuhan Al tinggi
yaitu >42%, kandungan bahan organik rendah yaitu <1,15%, kandungan hara
rendah yaitu N berkisar 0,14%, P sebesar 5,80 ppm, kejenuhan basa rendah yaitu
29% dan KTK juga rendah yaitu sebesar 12,6 me/100 g (Alibasyah, 2016).
reaksi tanah yang masam karena mengalami pencucian basa-basa yang intensif,
kandungan unsur hara relatif rendah salah satunya unsur kalium (K), bahan
organik rendah, dan kapasitas tukar kation (KTK) rendah, sehingga tingkat
dibandingkan dengan pupuk nitrogen (N) dan fosfor (P) (Yunita, 2016).
Nitrogen (N)
merupakan bagian utuh dari struktur khlorofil, warna hijau pucat atau kekuningan
disebabkan kekahatan Nitrogen, sebagai bahan dasar DNA dan RNA. Bentuk
NH3 (amoniak) diserap oleh daun dari udara atau dilepas dari daun ke udara,
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama yang dibutuhkan seluruh
tanaman menjadi lebih lebar, berwarna lebih hijau dan lebih berkualitas. Untuk
mendapatkan hasil produksi yang baik, tidak hanya penting memakai dosis pupuk
yang tepat saja tetapi juga penting diketahui cara penggunaan pupuk, agar dicapai
Kekurangan unsur N akan terlihat pada warna daun, yaitu daun menjadi
peristiwa pengeringan daun tersebut yang dimulai dari bagian bawah terus ke
bagian atas. Unsur N sangat mobil dalam tanaman, kadar nitrogen rata-rata dalam
menghasilkan klorofil yang diserap oleh tanaman, selain itu berfungsi juga untuk
Fosfor (P)
(2) Fe, Al, Mn yang terlarut (3) tersedianya bahan organik (4) jumlah bahan
lamanya kontak antara akar dan tanah merupakan faktor yang menentukan juga
Pemberian pupuk P yang dicampur pada lapisan olah tanah lebih tersedia
dan dapat dicapai dengan mudah oleh akar tanaman. P yang diserap oleh akar
kemudian disebarkan ke daun, batang, tangkai dan biji. Fungsi unsur P yaitu
kekeringan, mempercepat masa panen dan menambah nilai gizi (Ginting, 2017).
6
Unsur fosfor berperan dalam proses fotosintesis, penggunaan gula dan pati, serta
transfer energy. Unsur fosfor diperlukan sebagai pentransfer energy ADP dan
Kalium (K)
nitrogen dan fosfor. Unsur ini diserap oleh tanaman dalam jumlah mendekati atau
bahkan kadang melebihi jumlah nitrogen meskipun kalium tersedia dalam tanah
hanya terdapat dalam jumlah terbatas. Unsur ini terlibat langsung dalam berbagai
translokasi gula dan aktivitas enzim Ketersediaan hara K perlu diketahui untuk
menentukan jumlah pupuk yang diberikan agar pemupukan efektif dan efisien
(Yunita, 2016).
menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium (Ghofur, 2017).
Defisiensi unsur hara K terjadi pada daun tua karena K di-angkut ke daun
muda. Gejala defisiensi unsur K timbul bercak transparan pada daun, lalu daun
Kalsium (Ca)
menetralisasi senyawa asam. Senyawa asam ini bila konsentrasinya terlalu tinggi,
sangat penting, bahwa kompleks adsorpsi ion-ion Ca2+ di dalam air tanah harus
tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh
maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur
vakuola, inti sel dan sebagainya dalam lingkungan pH rendah. Kalsium (Ca)
merupakan bagian dari enzim amilase, dan terdapat dalam bentuk kristal Ca-
Magnesium (Mg)
komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein
(Ghofur, 2017).
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Unsur ini merupakan salah satu hara yang
daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi
lemahd dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery
semakin beragam dengan berbagai produk, serta nama kemasan dan berbagai
Negara yang memproduksinya, dari segi unsure yang dikandungnya tetap saja
hanya dua golongan pupuk, yaitu pupuk makro dan pupuk mikro. Sebagai patokan
bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam
pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-
sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman
baik dari alam ataupun buatan yang ditambahkan ke tanah untuk memenuhi satu
atau lebih unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Hara yang
biasanya terkandung dalam pupuk antara lain hara makro yang terdiri dari
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan Sulfur
(S). Serta hara mikro yaitu Boron (B), Clorin (Cl), Tembaga (Cu), Besi (Fe),
dikarenakan jenis pupuk yang beredar di pasaran sudah sangat banyak. Secara
umum pupuk hanya dibagi dalam dua kelompok berdasarkan asalnya yaitu pupuk
anorganik sepert urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P), KCl (pupuk K), serta
pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau
(Khairunisa, 2015).
yang satu dengan jumlah pupuk yang lainnya. Pemberian pupuk yang berlebihan
tanaman indikator dimana satu pot diberikan pupuk dengan unsur hara yang
10
lengkap. Selanjutnya pada polybag yang lain diberi pupuk dengan mengurangi
satu atau dua unsur hara. Tanaman dipanen pada akhir masa vegetatif dengan cara
memotong bagian tanaman mulai dari batas permukaan tanah. Penetapan berat
ketersediaan hara dalam tanah; (2) menunjukkan tingkat keseriusan defisiensi atau
keracunan unsur suatu tanaman; (3) menyusun rekomendasi pemupukan; dan (4)
pemupukan berlebihan atau pencemaran limbah. Salah satu metode yang dapat
Teknik biologis yang lebih sederhana dan lebih cepat telah dikembangkan
yaitu dengan melibatkan tanaman dan jumlah tanah yang lebih sedikit dalam
element atau minus one test, ataupun plus one test. Pada minus one test ,
lainnya merupakan perlakuan lengkap dikurangi satu macam unsur hara secara
Percobaan pot dengan teknik minus one test dapat memberikan tiga
macam informasi, yaitu (1) unsur hara apa yang defisiensi, (2) kepentingan relatif
defisiensi, (3) laju penurunan kesuburan tanah pada panen yang berurutan kalau
tahapan yang dianggap masih lemah adalah penentuan dosis pupuk untuk
perlakuan lengkap. Kesalahan yang serius dapat terjadi kalau dosis ini ditetapkan
secara sembarangan. Oleh karena itu diperlukan uji tanah sebelum pelaksanaan
pertumbuhan tanaman adalah minus one test atau plus one test. Metode minus one
sedang, karena tanah tersebut diduga mengalami beberapa kahat hara sehingga
perlu diuji dengan perlakuan pemupukan lengkap terlebih dahulu. Metode plus
one test ditujukan untuk tanah dengan tingkat kesuburan sedang sampai tinggi,
karena tanah tersebut diduga cukup hara sehingga hanya perlu diuji hara pembatas
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah tanah Ultisol
pengamatan, polybag sebagai tempat tanah, air untuk menyiram tanaman, karung
sebagai tempat tanah, batu-bata sebagai alas polybag, kantong plastik untuk
tempat contoh tanah, plastik transparan sebagai tempat pupuk, karet untuk
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cangkul untuk
mencangkul tanah, gembor untuk menyiram air, ayakan untuk mengayak tanah,
timbangan sebagai alat untuk menimbang berat sampel tanah dan pupuk, oven
sebagai alat untuk mengeringkan tanah, cawan untuk tempat contoh tanah,
kalkulator sebagai alat hitung persentase berat tanah kering dan kebutuhan pupuk,
ukur panjang tanaman, jangka sorong sebagai alat ukur diameter batang, spidol
untuk menandai polybag, plank sebagai penada plot, pacak untuk tiang spanduk,
spanduk untuk memagari lahan, amplop untuk tempat berat kering tanaman,
kamera sebagai alat dokumentasi, dan alat tulis untuk menulis data.
13
Metode Percobaan
menggunakan tanaman indikator dimana satu polybag diberikan unsur hara yang
lengkap. Selanjutnya pada polybag lain diberi pupuk dengan mengurangi satu atau
dua unsure hara, dan ada yang tanpa diberi pupuk. Tanaman di panen pada akhir
masa vegetatif dengan cara memotong bagian tajuk tanaman mulai dari batas
permukaan tanah.
dalam pot percobaan. Penetapan berat kering tanaman baik bagian tajuk maupun
metode ini, diperoleh informasi mengenai unsure hara apa yang kahat, kekahatan
unsure hara apa yang relatif penting dan besarnya penurunan tingkat kesuburan
tanah.
Tabel 3. Jenis dan Dosis Pupuk yang diberikan untuk setiap perlakuan
No Perlakuan Urea SP-36 MOP CaCO3 Kieserit
(g/pot) (g/pot) (g/pot) (g/pot) (g/pot)
1 Kontrol - - - - -
2 Lengkap 2,2 4,7 1,09 1,33 4,3
3 -N - 4,7 1,09 1,33 4,3
4 -P 2,2 - 1,09 1,33 4,3
5 -K 2,2 4,7 - 1,33 4,3
6 -Ca 2,2 4,7 1,09 - 4,3
7 -Mg 2,2 4,7 1,09 1,33 -
8 -NP - - 1,09 1,33 4,3
9 -NK - 4,7 - 1,33 4,3
10 -NPK 2,2 - - 1,33 4,3
15
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Tanah diambil secara komposit dari lahan yang cukup luas di Tebing
Tinggi.Satu contoh tanah komposit terdiri dari 20-30 contoh tanah individual
dapat mewakili tanah seluas 10-15 ha. Hal tersebut tergantung keadaan setempat.
Makin homogen keadaan daerahnya makin sedikit jumlah contoh tanah individual
yang diperlukan sebaliknya makin heterogen akan makin banyak. Agar diperoleh
contoh tanah yang mewakili maka pengambilan tanah komposit dilakukan secara
zig zag.
Pada setiap titik, tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm setelah terlebih
boleh di tepi dijalan raya, dekat rumah, bekas timbunan dan bekas tumpukan
sampah. Bahan tanah yang diambil dari setiap titik dicampurkan secara merata
dan ditempatkan pada wadah atau karung yang bersih (bukan karung bekas pupuk
dan pestisida).
Contoh tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan
kering maka dilakukan pengayakan dengan ayakan 8 mesh (ayakan pasir). Karena
perhitungan kebutuhan pupuk didasarkan atas satuan ppm dan berat tanah dalam
satuan berat kering mutlak, maka perlu dihitung kadar airnya.Untuk itu diambil
sedikit contoh tanah dan dihitung kadar airnya di laboratorium. Tanah yang telah
kering udara (KA < 10%) dimasukkan ke pot (polybag) setara dengan 5 kg berat
Persiapan Lahan
Tanah yang telah diambil harus segera dikering udarakan dengan cara
maka dilakukan pengayakan dengan ayakan 8 mesh (ayakan pasir), setalah itu
tanah yang telah diayakan dimasukkan kedalam polybag (ukuran 5 kg) sebanyak
5 kg.
Adapun benih yang digunakan pada praktikum ini adalah benih jagung.
Benih tanaman jagung indikator ditanam tepat di tengah polybag sebanyak 2-3 biji
pada kedalaman 2-3 cm. Benih tanaman jagung direndam dalam aqua cap yang
Pemupukan
Aplikasi pupuk dilakukan sesuai dengan perlakuan dan dosis dari masing-
masing pupuk. Pada saat tanam, seluruh dosis pupuk ditaburkan secara merata di
17
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
tanaman tidak perlu disiram pada hari itu,karena tanaman sudah cukup air dan
Penyisipan
pada tanaman yang mati saja,penyisipan diambil dari tanaman yang lebih dari
Penjarangan
polybag terdapat 2 tanaman atau lebih, agar tanaman dapat tumbuh dangan
optimal.
Penyiangan
Panen
Panen dilakukan pada saat akhir masa vegetatif yang ditandai dengan
Parameter Pengamatan
dari 1 mst,diukur mulai dari dasar batang dpermukaan tanah hingga sampai titik
tumbuh tanaman jagung menggunakan rol (penggaris) dengan cara daun tanaman
di kuncupkan dari bawah keatas hingga didapat daun tanaman yang paling tinggi.
kita buat patok berupa stik eskrim yang ditanamkan dekat pada batang dan diberi
jagung dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah seutuhnya membuka
maka daun jagung sudah bisa dihitung dimulai 1 mst dan diamati setiap minggu.
1 mst menggunakan jangka sorong yang diukur pada bagian batang bawah
Gejala Defesiensi
defesiensi dimulai dari tanaman yang sudah tumbuh dan mencul daun dan dilihat
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mengukur kering akar adalah pada
19
awal setelah batang dipotong, maka akar yang tinggal didalam tanah dikeluarkan
dengan cara mencuci tanah dengan air dalam wadah hingga akar terlepas,
kemudian dicuci bersih, kemudian akar dimasukkan kedalam amplop yang telah
diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya dikeringkan oven
pada temperatur 70 C selama kurang lebih 2 malam hngga berat konstan lalu
ditimbang.
adalah pada umur 8 MST dilakukan pemotongan bagian atas tanaman pada
amplop yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan, selanjutnya
dikeringkan oven pada temperatur 70oC selama lebih kurang 2 malam hingga
beratnya konstan lalu ditimbang. Pada temperatur 70oC selama kurang lebih 2
Hasil
Tinggi Tanaman
dengan berikut :
Rataan 72.5 69.0 77.8 80.4 69.3 67.3 78.3 89.6 71.9 77.3
tanaman yaitu pada perlakuan -NP dengan rata-rata 89,6 cm dan data terendah
tinggi tanaman yaitu pada perlakuan -Ca dengan rata-rata yaitu 67,3 cm.
Rataan 73.2 36.0 78.8 88.5 71.5 48.1 71.9 79.7 70.9 72.5
21
tanaman yaitu pada perlakuan -P dengan rata-rata 88,5 cm dan data terendah
tinggi tanaman yaitu pada perlakuan lengkap dengan rata-rata yaitu 36 cm.
Jumlah daun
Rataan 4.3 4.7 4.5 5.3 4.8 4.2 5.2 5.2 4.2 5.0
daun yaitu pada perlakuan –P dengan rataan 5,3 helai dan data terendah jumlah
daun yaitu pada perlakuan –Ca dan -NK dengan rataan yaitu 4,2 helai.
Rataan 4.5 3.3 4.8 4.7 5.0 4.0 5.0 5.0 4.5 4.5
22
daun yaitu pada perlakuan –K, -Mg, -NP dengan rataan 5 helai dan data terendah
jumlah daun yaitu pada perlakuan lengkap dengan rataan yaitu 3,3 helai.
Diameter Batang
dengan berikut :
Rataan 1.0 0.7 0.9 1.0 0.9 0.6 0,95 1,06 0,95 1,14
batang yaitu pada perlakuan -NP dengan rataan 1,06 cm dan data terendah jumlah
daun yaitu pada perlakuan lengkap dengan rataan yaitu 0,7 cm.
Rataan 1.01 1.00 0.88 1.25 0.85 0.77 1,28 0,9 1,08 0,82
23
batang yaitu pada perlakuan -Mg dengan rataan 1,28 cm dan data terendah jumlah
daun yaitu pada perlakuan -Ca dengan rataan yaitu 0,77 cm.
Adapun percobaan yang dilakukan didapati data berat kering akar dan
Tabel 10. Berat Kering Akar dan Tajuk Tanaman Jagung (Zea mays L.)
- Batang kurus
- Daun tua mengering
- Daun menggulung
dan mati
- Daun tua mengering
- Daun berwarna hijau
dan mati
pucat
Lengkap - Daun berwarna hijau
- Pertumbuhan
pucat
tanaman sangat
- Terdapat bercak-
lambat
bercak putih di daun
Morawa yaitu tanah yang memiliki tingkat kemasaman kurang dari 4,5 sesuai
dengan sifat kimia, komponen kimia tanah yang berperan terbesar dalam
menentukan sifat dan ciri tanah umumnya pada kesuburan tanah. Hal ini sesuai
ciri memiliki penampang tanah yang dalam, reaksi tanah masam (pH<4,5),
sesuai dengan literatur Sutardi (2017) yang menyatakan bahwa dalam metode
merupakan tanaman indikator yang respon terhadap unsur haranya cepat dan
berumur pendek. Salah satu parameter yang diamati yaitu gejala defisiensi
contohnya pada unsur hara P yang jika kekurangan akan menyebabkan tanamman
kerdil. Hal ini sesuai dengan literatur Pradipta (2016) yang menyatakan bahwa
fosfor berperan dalam proses fotosintesis, penggunaan gula dan pati, serta transfer
energy.
Pada parameter tinggi tanaman didapat hasil bahwa data tinggi tanaman
tertinggi ulangan I adalah pada perlakuan –NP dengan rata-rata yaitu 89,6 dan
tanaman terendah ulangan I adalah pada perlakuan -Ca yaitu 67,3 cm dan ulangan
II adalah pada perlakuan lengkap yaitu 36 cm. Hal ini disebabkan tanah ultisol
memiliki masalah keasaman tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Alibasyah
(2016) yang menyatakan bahwa sifat kimia tanah Ultisol yang mengganggu
pertumbuhan tanaman adalah pH yang rendah (masam) yaitu < 5,0 dengan
Pada parameter diameter batang didapat hasil bahwa data diameter batang
tertinggi ulangan I adalah pada perlakuan –NP dengan rata-rata yaitu 1,06 dan
ulangan II adalah pada perlakuan –Mg yaitu 1,28 sedangkan rataan diameter
batang terendah ulangan I adalah pada perlakuan lengkap yaitu 0,7 dan ulangan II
adalah pada perlakuan -Ca yaitu 0,77. Hal ini disebabkan tanah ultisol miskin
unsur hara. Hal ini sesuai dengan literatur Wijayanti (2017) yang menyatakan
bahwa tanah ultisol tanah yang kurang subur karena selain sifat kimia tanah yang
Pada parameter jumlah daun didapat hasil bahwa data jumlah daun
tertinggi ulangan I adalah pada perlakuan -P dengan rata-rata yaitu 5,3 helai dan
ulangan II adalah pada perlakuan -K, -Mg dan -NP yaitu 5 helai sedangkan rataan
jumlah daun terendah ulangan I adalah pada perlakuan -Ca dan -NK yaitu 4,2
helai dan ulangan II adalah pada perlakuan lengkap yaitu 3,3 helai. Hal
disebabkan tanah ultisol miskin unsur hara. Hal ini sesuai dengan literatur Yunita
(2016) yang menyatakan bahwa ultisol memiliki keterbatasan yaitu reaksi tanah
unsur hara relatif rendah salah satunya unsur kalium (K), bahan organik rendah,
dan kapasitas tukar kation (KTK) rendah, sehingga tingkat kesuburan alami tanah
sangat rendah.
30
KESIMPULAN
Morawa.
2. Metode evaluasi kesuburan tanah yang digunakan pada percobaan ini adalah
3. Tanaman jagung digunakan karena respin terhadap unsur hara cepat terlihat
yaitu 89,6 cm dan ulangan II pada perlakuan –P yaitu 88, 5 cm dan data
terendah ulangan I pada perlakuan -Ca yaitu 67,3 cm dan ulangan II pada
yaitu 1,06 dan ulangan II pada perlakuan –Mg yaitu 1,28 dan data terendah
ulangan I pada perlakuan lengkap yaitu 0,7 dan ulangan II pada perlakuan
6. Pada parameter jumlah daun tertinggi ulangan I pada perlakuan –P yaitu 5,3
helai dan ulangan II pada perlakuan -K, -Mg dan -NP yaitu 5 helai dan data
terendah ulangan I pada perlakuan -Ca dan -NK yaitu 4,2 helai dan ulangan
DAFTAR PUSTAKA
Pradipta, N. 2016. Studi Kandungan Nitrogen (N) dan Fosfor (P) pada Sedimen
Mangrove di Wilayah Ekowisata Wonorejo Surabaya dan Pesisir Jenu
Kabupaten Tuban. Universitas Airlangga. Surabaya.
32
Ritonga, I. R. 2018. Analisa Kadar Kalsium (Ca) dan Magnesim (Mg) pada Daun
Kelapa Sawit dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) di
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Sulakhudin, Denah S., dan Sutarman G. 2015. Kajian Status Kesuburan pada
Lahan Sawah di Kecamatan Sunyai Kunyit Kabupaten Menpawah. Jurnal
Pedon Tropika Edisi 1 Vol 3 (106-114). UNTAN. Pontianak.
Sutardi. 2017. Kajian Minus One Test Dan Kesuburan Lahan Pasir Untuk
Budidaya Tanaman Bawang Merah. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian. Yogyakarta.
Tiwow V. M. A., Hafid I. W., dan Supriadi. 2016. Analisis Kadar Kalsium (Ca)
dan Fosporus (P) pada Limbah Sisik dan Sirip Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus) dari Danau Lindu Sulawesi Tengah. Universitas Tadulako.
Palu.
Wijayanti, W. 2017. Pergantian Tanaman Nanas, Rumput Raja dan Ubi Kayu
terhadap Kepadatan Tanah Ultisol. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Yunita, R. 2016. Studi Kolerasi K pada Bawang Merah di Tanah Ultisol Cipanas,
Lebak. IPB. Bogor.